Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

Kematian merupakan indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan

suatu negara. Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) adalah indikator dalam

bidang obstetri. Salah satu penyebab AKI di Indonesia adalah Perdarahan.

Perdarahan merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi dalam

kehamilan. Perdarahan terjadi saat kehamilan muda dan saat usia kehamilan

mencapai trimester III yang disebut dengan perdarahan antepartum. Sedangkan

untuk perdarahan pada kehamilan muda didefinisikan dengan berbagai istilah

sesuai dengan batasan-batasannya. Perdarahan akan mengakibatkan kegagalan

dalam suatu kehamilan (Prawirohardjo, 2012).

Perdarahan diklasifikasikan menjadi 3, yaitu perdarahan pada kehamilan

muda, perdarahan pada kehamilan lanjut dan persalinan serta perdarahan pasca

persalinan. Perdarahan pada kehamilan muda disebabkan oleh abortus, kehamilan

ektopik, kehamilan mola hidatidosa dan kehamilan anembrionik (anembryonic

pregnancy). Anembryonic pregnancy merupakan suatu kelainan pada kehamilan

yang baru terdeteksi setelah berkembangnya ultrasonografi, yang pada mulanya

diperkirakan sebagai abortus biasa (Prawirohardjo, 2012).

Kegagalan kehamilan di awal kehamilan adalah istilah yang digunakan

untuk menggambarkan kondisi kehamilan anembrionik/anembryonic pregnancy

dan kematian embrio, Keduanya dapat dengan jelas didiagnosis dengan cara USG

transvaginal. Kondisi ini merupakan komplikasi umum pada trimester awal

kehamilan, dan berdasarkan data pada jurnal obstetrik dan ginekologi fakultas

1
2

kedokteran Universitas Chulalongkom Bangkok, Thailand dilaporkan kejadian

hingga 44,5% dari pasien dengan perdarahan antepartum (Vaivanijkul et al.,

2002). Diperkirakan di seluruh dunia anembryonic pregnancy merupakan 50%

dari penyebab kasus keguguran, di ASEAN mencapai 51%, di Indonesia

ditemukan 37% dari setiap 100 kehamilan.

Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena

kualitas sperma atau ovum menjadi turun. Teori lain menunjukkan bahwa

anembryonic pregnancy disebabkan sel telur yang normal dibuahi sperma yang

abnormal. Penyebab terjadinya anembryonic pregnancy ini sulit dipisahkan

dengan penyebab abortus pada umumnya, karena faktor-faktor penyebab gagalnya

perkembangan hasil konsepsi ini dapat mengarah ke gagalnya mempertahankan

kehamilan (Schorge, et al., 2008; Porter, et al., 2009).

Pada kehamilan yang secara klinis diketahui, angka gagalnya kehamilan

sebesar 15% untuk usia gestasi 20 minggu dihitung dari hari pertama haid

terakhir. Anembryonic pregnancy dianggap merupakan kejadian kromosomal

random yang terjadi pada sekitar 1:5 hingga 1:10 kasus abortus (Wiknjosastro,

2009).

Anda mungkin juga menyukai

  • Skizofrenia Paranoid Kel 3
    Skizofrenia Paranoid Kel 3
    Dokumen38 halaman
    Skizofrenia Paranoid Kel 3
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Refarat
    BAB 1 Refarat
    Dokumen2 halaman
    BAB 1 Refarat
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • LAPKAS Radiologi
    LAPKAS Radiologi
    Dokumen6 halaman
    LAPKAS Radiologi
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen15 halaman
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen1 halaman
    Bab 4
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Vertigo
    Vertigo
    Dokumen30 halaman
    Vertigo
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen2 halaman
    Bab 4
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KASUS Skizofrenia Paranoid
    LAPORAN KASUS Skizofrenia Paranoid
    Dokumen18 halaman
    LAPORAN KASUS Skizofrenia Paranoid
    Garry
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen51 halaman
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen30 halaman
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen2 halaman
    Bab 4
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Mitigasi Manajemen Bencana
    Mitigasi Manajemen Bencana
    Dokumen25 halaman
    Mitigasi Manajemen Bencana
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Laporan Kasus
    Bab 2 Laporan Kasus
    Dokumen13 halaman
    Bab 2 Laporan Kasus
    Ahmad Muttaqim
    Belum ada peringkat
  • Fitofarmaka
    Fitofarmaka
    Dokumen26 halaman
    Fitofarmaka
    DebyAntatifaniRitonga
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Laporan Kasus
    Bab 2 Laporan Kasus
    Dokumen13 halaman
    Bab 2 Laporan Kasus
    Ahmad Muttaqim
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen4 halaman
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan
    Bab 1 Pendahuluan
    Dokumen3 halaman
    Bab 1 Pendahuluan
    ameliaintansaputri
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen15 halaman
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen4 halaman
    Bab 1
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Disentri Basiler
    Disentri Basiler
    Dokumen2 halaman
    Disentri Basiler
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen2 halaman
    Bab 1
    Rahmat Snd
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Tinjauan Pustaka
    Bab 3 Tinjauan Pustaka
    Dokumen15 halaman
    Bab 3 Tinjauan Pustaka
    ameliaintansaputri
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 2 Laporan Kasus
    Bab 2 Laporan Kasus
    Dokumen13 halaman
    Bab 2 Laporan Kasus
    Ahmad Muttaqim
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen13 halaman
    Bab 2
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen2 halaman
    Bab 1
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen1 halaman
    Bab 4
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat
  • PSMBB
    PSMBB
    Dokumen21 halaman
    PSMBB
    Muhammad Fajar
    Belum ada peringkat