Anda di halaman 1dari 41

HERPES ZOSTER

Oleh :

Guntur Shadi Putra


Melisa Habi Winata
Nurul Hidayati Syarah
Reni Karisma
Fajri Ijrian

Pembimbing :
dr. H. Yosse Rizal, Sp.KK
DEFINISI

Herpes zoster atau shingeles

Penyakit neurokutan dengan manifestasi erupsi vesikular berkelompok


dengan dasar eritematosa disertai nyeri radikular unilateral yang umum terbatas di
satu dermatom. Herpes zoster merupakan manifestasi reaktivasi infeksi laten
endogen virus varisela zoster di dalam neuron ganglion sensoris radiks dorsalis,
ganglion saraf kranialis atau ganglion saraf autonomik yang mnyebar ke jaringan
saraf dan kulit dengan segmen yang sama.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit herpes zoster terjadi sporadis sepanjang tahun tanpa mengenal musim.
2-3 kasus per 1000 orang/tahun
Lebih dari setengah jumlah keseluruhan kasus dilaporkan terjadi
pada usia lebih dari 60 tahun dan komplikasi terjadi hampir 50% di usia
tua

Jarang dijumpai pada usia dini (anak dan dewasa muda)


Bila terjadi kemungkinan dihubungkan dengan varisela maternal
saat kehamilan. Risiko penyakit meningkat dengan adanya keganasan,
dan atau transplantasi sumsum tulang/ginjal atau infeksi HIV.

Tidak terdapat predileksi gender


Penyakit ini bersifat menular namun daya tularnya kecil bila
dibandingkan dengan varisela.
Patofisiologi
Varicela

VVZ bereplikasi kurang lebih 2 minggu

kulit yang erupsi

VVZ menyebar dan menyerang


saraf secara retrograde

Retrograde untuk melibatkan


ganglion akar dorsalis di
mana ia menjadi laten
Virus berjalan sepanjang saraf
sensorik ke area kulit yang Latensi
dipersarafinya

Sifat latensi ini menandakan virus


dapat bertahan seumur hidup
menimbulkan vesikel hospes

saat masuk dalam fase reaktivasi


yang mampu sebagai media
Zoster terjadi dari reaktivasi dan transmisi penularan
replikasi VVZ pada ganglion akar
dorsal saraf sensorik.
Reaktivasi mungkin karena stres,
sakit immunosupresi, atau mungkin
terjadi secara spontan.

Virus kemudian menyebar ke saraf


gejala prodormal sensorik
Infeksi primer VVZ imunitas humoral dan
seluler

imunitas seluler lebih penting


pada herpes zoster

insidensi herpes zoster


meningkat pada pasien HIV
dengan jumlah CD4 menurun
KLASIFIKASI
Klasifikasi herpes zoster menurut lokasi lesinya dibagi atas :

Herpes zoster Infeksi virus herpes zoster yang


mengenai bagian ganglion gaseri
oftalmikus yang menerima serabut saraf dari
Infeksi virus herpes zoster yang cabang oftalmik dari saraf trigeminus
mengenai bagian ganglion gaseri Herpes zoster (N.V).
yang menerima serabut saraf
fasialis (N.VII).
fasialis

Herpes zoster Infeksi virus herpes


brachialis zoster yang mengenai
pleksus brachialis.
Infeksi virus herpes Your
Your Text
Text
Herpes zoster
zoster yang mengenai
pleksus thorakalis. thorakalisHere
Here

Herpes zoster Infeksi virus herpes


zoster yang mengenai
lumbalis pleksus lumbalis.
Infeksi virus herpes zoster yang Herpes zoster
mengenai pleksus sakralis.
sakralis
Herpes Zoster Sakralis Herpes Zoster Fasialis

Herpes Zoster Oftalmikus

Herpes Zoster Torakalis Herpes Zoster Brakialis


DERMATOM

Dermatom adalah area kulit yang dipersarafi terutama oleh


satu saraf spinalis. Masing masing saraf menyampaikan rangsangan
dari kulit yang dipersarafinya ke otak
Gejala • Nyeri otot lokal, nyeri tulang pegal,
parestesia sepanjang dermatom, gatal, rasa
prodromal terbakar dari ringan sampai berat

Gejala • Nyeri kepala , malaise dan demam


konstitusi
Gejala prodromal dapat berlangsung beberapa hari
(1-10hari, rata-rata 2 hari)
Berlangsung
selama 7-10
hari

Isi vesikel
menjadi
keruh dan
Berupa
Berkembang akhirnya
menjadi papul, pecah Erupsi kulit
makula
vesikel jernih menjadi mengalami involusi
kemerahan
berkelompok krusta setelah 2-4
selama 3-5 minggu. Sebagian
Timbul erupsi
hari kasus besar kasus
kulit yang
biasanya gatal herpes zoster,
atau nyeri erupsi kulitnya
terlokalisata menyembuhkan
secara spontan
tanpa gejala sisa
Pada penderita
imunokompromais Tersebar diseminata
Penyembuhan
dan dapat disertai
• Lesi kulit lebih dapar berlangsung
berat(terjadi bula dengan keterlibatan
lama
hemoragik, nekrotik organ dalam
dan sangat nyeri

Dikenal beberapa variasi klinis herpes zoster, antara lain


:
Herpes zoster abortif, bila
erupsi kulit hanya berupa
Zoster sine herpete, bila eritema dengan atau tanpa
Herpes zoster aberans,
terjadi nyeri segmental vesikel yang langsung
bila erupsi kulitnya melalui
yang tidak diikuti dengan mengalami resolusi
garis tengah.
erupsi kulit. sehingga perjalanan
penyakitnya berlangsung
singkat.
Bila virusnya menyerang nervus fasialis dan
nervis auditorius terjadi sindrom Ramsay-Hun

Erupsi kulit timbul diliang telinga luar atau membrane


timpani disertai paresis fasialis, gangguana
lakrimasi, gangguan pengecap 2/3 bagian depan
lidah, tinnitus, vertigo, dan tuli.

Terjadi herpes zoster oftalmikus bila virus


menyerang cabang pertama nervus
trigeminus. Bila mengenai anak cabang
nasosiliaris (timbul vesikel dipuncak hidung
yang dikenal sebagai tanda Hutchinson).
Diagnosis penyakit herpes zoster sangat jelas,
karena gambaran klinisnya memiliki karateristik
tersendiri. Untuk kasus-kasus yang tidak jelas, deteksi
antigen atau nucleic acid varicella zoster virus, isolasi
virus dari sediaan hapus lesi atau pemeriksaan antibody
IgM spesifik diperlukan. Pemeriksaan dengan teknik PCR
(Polymerase Chain Reaction) merupakan tes diagnostik

DIAGNOSIS yang paling sensitiv dan spesifik (dapat mendeteksi DNA


virus varisela zoster dari cairan vesikel).

Pemeriksaan kultur virus mempunyai


sensitifitas yang rendah karena virus herpes labil dan sulit
to recover dari cairan vesikel. Pemeriksaan direct
immunofluorecent antigen-staining lebih cepat serta
mempunyai sensitifitas yang lebih tinggi daripada kultur
dan dipakai sebagai tes diagnostik alternatif bila
pemeriksaan PCR tidak tersedia.
DIAGNOSIS BANDING

Dermatitis
kontak
Varisela
PENATALAKSANAAN

• Dosis antivirus famsiklovir 3x500 mg, valasiklovir 3x1000 mg, dan asiklovir
Obat Antivirus 5x800 mg diberikan sebelum 72 jam awitan lesi selama 7 hari.

• Prednisone yang digunakan bersama dengan asiklovir dapat mengurangi nyeri


Kortikosteroid akut.

• Pasien dengan nyeri akut ringan menunjukkan respons baik terhadap AINS untuk
Analgetik pasien dengan nyeri kronik hebat. Pernah dicoba pemakaian kombinasi
paracetamol dengan kodein 30-60 mg.

Antidepresan • Penelitian-penelitian terakhir menunjukkan bahwa kombinasi


dan terapi asiklovir dengan antidepresan trisiklik atau gabapentin
antikonvulsan sejak awal mengurangi prevalensi NPH.
TOPIKAL

Kompres

Antiinflamasi Anestetik
non steroid
(AINS) lokal

Kortikosteroid
Pemberian booster vaksin
varisela strain Oka terhadap
orang tua harus dipikirkan
untuk meningkatkan
PENCEGAHAN kekebalan spesifik terhadap
virus varisela zoster
sehingga dapat
memodifikasi perjalanan
penyakit herpes zoster.
KOMPLIKASI

Neuralgia Pasca Herpes


DEFINISI
Didefinisikan sebagai nyeri yang terus berlangsung selama 3
bulan setelah lesi herpes zoster sembuh, atau nyeri yang terus
berlangsung selama 120 hari sejak timbulnya lesi herpes zoster.
KLASIFIKASI
Menjadi neuralgia herpes akut (30
hari setelah timbulnya ruam pada
kulit).

Neuralgia herpes subakut (30-120


hari setelah timbulnya ruam pada
kulit).
PATOFISIOLOGI
Dapat berhubungan dengan erupsi akut herpes zoster yang
disebabkan oleh replikasi jumlah virus varicella zoster yang besar
dalam ganglia yang ditemukan selama masa laten.

Mengakibatkan inflamasi atau kerusakan pada serabut saraf sensoris yang


berkelanjutan, hilang dan rusaknya serabut-serabut saraf atau impuls
abnormal, serabut saraf berdiameter besar yang berfungsi sebagai inhibitor
hilang atau rusak dan mengalami kerusakan terparah.

Akibatnya, impuls nyeri ke medulla spinalis meningkat


sehingga pasien merasa nyeri yang hebat.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Bukittinggi
Status : Menikah
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Muncul bintik, gelembung, merah, berair disertai rasa nyeri
dipunggung dan dada kiri sejak 3 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


• Muncul bintik, gelembung, merah, berair disertai rasa
nyeri dipunggung dan dada kiri sejak 3 hari yang lalu.
• Awalnya berupa bintik merah dipunggung kiri, menjalar ke
dada kiri diikuti dengan munculnya gelembung.
• Pasien merasa badan pegal-pegal dan nyeri.
• Pasien juga merasakan demam dan kepala sakit.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah menderita penyakit ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak adak keluarga yang menderita penyakit yang sama
ataupun yang sedang menderita cacar air.

Riwayat Pengobatan
Tidak ada riwayat mengoleskan suatu zat di dada dan
punggung.
PEMERIKSAAN
FISIK
STATUS GENERALISATA

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Komposmentis cooperatif
Status gizi : Baik
Pemeriksaan thorax : Diharapkan dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen : Diharapkan dalam batas normal
STATUS DERMATOLOGIKUS

Lokasi : Dada kiri, punggung kiri


Distribusi : Unilateral, dermatom thorakal 2-5 kiri
Bentuk : Tidak khas
Susunan : Herpetiformis
Ukuran : Lentikuler - Plakat
Batas : Tegas
Efloresensi : Makula eritem, plak eritem, vesikel
berkelompok, bula, krusta kehitaman
STATUS VENEROLOGIKUS

Kelainan Selaput Lendir : Tidak terdapat kelainan


Kelainan Kuku : Tidak terdapat kelainan
Kelainan Rambut : Tidak terdapat kelainan
Kelainan Kelenjar Limfe : Tidak terdapat kelainan
DIAGNOSA KERA
Herpes zoster thorakalis setinggi Dermatom T2-T5

DIAGNOSA BANDING
•Dermatitis kontak
•Varisela

PEMERIKSAAN ANJURAN
Tidak dilakukan
PENATALAKSANAAN
• Memberikan edukasi tentang penyakit pasien, penyebab,
UMUM cara penularan dan terapi
• Edukasi kepada pasien agar minum obat secara rutin dan
tepat waktu

• Istirahat dan makan yang cukup


• Menjaga kebersihan lesi agar tidak terjadi infeksi
sekunder.

Dilarang menggaruk lesi karena garukan dapat


menyebabkan lesi lebih sulit untuk sembuh atau terbentuk
skar jaringan parut, serta berisiko terjadi infeksi sekunder.
KHUSUS
SISTEMIK TOPIKAL
Antivirus oral, Asiklovir Salisil talk 2%.
tablet 5 x 800 mg selama
7 hari.

Analgetik, Asam
Mefenamat tablet 3 x
500 mg selama 7 hari.
PROGNOSIS

Quo ad vitam : Dubia ad Bonam


Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
Qua ad Kosmetikum: Dubia ad Bonam
RESE RSUD Acmad Mochtar

P Ruangan/poliklinik: Kulit dan Kelamin


Dokter: dr. YR
SIP No: 208/SIP/2018

Bukittinggi, 10 Juli 2018

R/ Asyclovir tab 800 mg No. LXX


S5dd tab 2

R/ Asam mefenamat 500 mg No. XX


S3dd tab 1

R/Salisil Talk No. I


Sue

Pro : Tn. A
Umur : 40 tahun
Alamat : Bukittinggi
Thank you

Anda mungkin juga menyukai