Anda di halaman 1dari 34

Case report Session

Tinea Cruris

Oleh :
•Guntur Shadi Putra 1010070100187
•Melisa Habi Winata 1210070100021
•Nurul Hidayati Syarah 1210070100189
•Reni Karisma 1210070100191
•Fajri Ijrian 1310070100019
• Dermatofitosis pada lipat
Defenisi paha, daerah perineum dan
sekitar anus.

• Sering disebabkan
Epidermophyton floccosum,
dapat pula oleh Tricophyton
Etiologi rubrum dan Tricophyton
mentagrophytes. Ditularkan
secara langsung atau tidak
langsung.
Tinea kapitis

Tinea barbe

Tinea
manus
Tinea
corporis
Tinea
unguium Tinea
kruris
Tinea pedis
Epidemiologi
• Dapat diderita seumur hidup
• Lebih sering diderita orang dewasa dibanding anak
• Menyerang laki-laki tiga kali lebih sering dibanding wanita
• Penularan dapat melalui kontak langsung, baik dengan
manusia maupun binatang, dan dari serpihan jamur pada
pakaian, handuk, dan lain-lain
Patogenesa
1. Perlekatan ke keratinosit>>
melekat artrokonidia ke permukaan
jar. berkeratin

As. Lemak (fungistatik) dan


kompetisi dgn flora normal.

2 jam setelah terjadi kontak,


pertumbuhan dan invasi spora mulai
berlangsung.
2. Invasi spora ke lapisan yang lebih
dalam
Mannans
Sekresi
Trauma dan menghalangi
proteinase,
maserasi proliferasi dari
lipase dan
juga keratinosit dan
enzim
membantu respon imunitas
musinolitik
penetrasi seluler yang
yang menjadi
jamur ke memperlambat
nutrisi bagi
keratinosit penyembuhan
jamur
epidermis.
Hipersensitifit
as tipe 4

3. Perkembangan Sel
Limfokin respon imun langerhans
pejamu

Limfosit T
Faktor host
• Jenis kelamin
• Usia
• Obesitas
• Penggunaan kortikosteroid dan obat obat
imunosupresif
• Kelembaban kulit
• Penjalaran infeksi dari bagian tubuh yang
lain
• DM
Gejala Klinis
• Lesi yang khas berupa plak
eritematosa berbatas tegas
meluas dari lipat paha
hingga ke paha bagian
dalam dan seringkali
bilateral
• Skrotum biasanya jarang
terlibat. Lesi disertai
skuama selapis dengan tepi
yang meninggi
Gejala Klinis

• Gatal
• Nyeri
• Peradangan di bagian tepi lesi lebih terlihat dibandingkan
bagian tengah tampak seperti menyembuh (central healing)
• Tepi lesi dapat disertai vesikel, pustul, dan papul, terkadang
terlihat erosi disertai keluarnya serum akibat garukan.
• Lesi kronis dapat ditemukan adanya likenifikasi disertai
skuama dan hiperpigmentasi
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan elemen jamur
 Spesimen kerokan kulit diambil
di daerah pinggir lesi yang
meninggi atau aktif.
 Pemeriksaan mikroskopik secara
langsung dengan KOH 10-20%.
Positif bila didapatkan hifa
dengan atau tanpa artrospora
(deretan spora di ujung hifa)
Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan kultur

• Merupakan metode diagnostik yang lebih spesifik namun


membutuhkan waktu yang lebih lama
• Memiliki sensitivitas yang rendah
• Harga yang lebih mahal
• Digunakan pada kasus berat dan tidak berespon pada
pengobatan sistemik
• Dilakukan untuk mengetahui golongan ataupun spesies dari
jamur penyebab tinea kruris.
Morfologi dan gambaran mikroskopis jamur penyebab
tersering tinea kruris
Pemeriksaan Penunjang
3. Pemeriksaan histopatologi

• Tidak dilakukan pada gambaran lesi yang khas.


• Biopsi dilakukan untuk penegakan diagnosis yang
memerlukan terapi sistemik pada lesi yang luas
Diagnosis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
Diagnosis Banding
Candida albicans
– Lebih sering pada wanita
– Lesi lebih meradang dan lembab
– Disertai lesi satelit (makula dan pustul putih) yang
berukuran kecil dan banyak
Eritrasma
– lampu Wood : warna merah bata yang dihasilkan oleh
bakteri Corynebacterium minutissimum.
Dermatitis seboroik
– mengenai lipat paha, dan terkadang meluas ke daerah
yang banyak mengandung kelenjar sebasea, seperti dada
dan ketiak.
Penatalaksanaan
1. Tatalaksana umum
2. Tatalaksana khusus
a. Tatalaksana topikal
b. Tatalaksana sistemik
Tatalaksana umum
Edukasi
• Daerah terinfeksi dijaga agar tetap kering dan terhindar dari
sumber infeksi
• Mencegah pemakaian peralatan mandi bersama
• Pengurangan keringat dan penguapan dari daerah lipat paha
– Penggunaan pakaian yang menyerap keringat dan
longgar
– Daerah lipat paha harus benar-benar dikeringkan setelah
mandi dan diberikan bedak.
• Pencucian rutin pakaian, sprei, handuk yang terkontaminasi
• Penurunan berat badan pada seorang dengan obesitas
Tatalaksana Khusus
• Untuk lesi yang ringan dan tidak luas cukup diberikan terapi
topikal saja.
• Terapi sistemik diberikan untuk lesi yang lebih luas dan
meradang, sering kambuh dan tidak sembuh dengan obat
topikal yang sudah adekuat
Laporan kasus
Identitas Pasien

Nama : Tn. A
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pasaman
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
Anamnesa

Keluhan Utama

Timbul bercak merah kehitaman yang gatal di sela paha sejak 1 bulan

yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

• Timbul bercak merah gatal di sela paha sejak 1 bulan yang lalu.

• Awalnya muncul bintik merah, makin lama makin besar disertai gatal
terutama siang hari waktu berkeringat dan malam mau tidur.

• Pasien tinggal di daerah panas dan mempunyai kebiasaan mengganti


pakaian 1 kali sehari

• Pasien bekerja diladang dari pagi sampai sore setiap hari,


Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien tidak pernah menderita penyakit ini
sebelumnya

Riwayat Pengobatan
• Pasien pernah berobat kebidan dan diberi
salep 2 x sehari, ada perbaikan. Tapi bercak
merah muncul lagi.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Istri pasien menderita penyakit yang sama
Pemeriksaan Fisik

Status Generalisata

• Keadaan Umum : Sakit Sedang

• Kesadaran : Compos Mentis Cooperatif

• Staus Gizi : Sedang

• Berat Badan : 56 Kg

• Pemeriksaan Thoraks : Diharapkan dalam batas normal

• Pemeriksaan Abdomen : Diharapkan dalam batas normal


Status Dermatologikus

• Lokasi : Sela paha

• Distribusi : Bilateral, simetris

• Bentuk : Tidak khas

• Susunan : Polisiklik

• Batas : Tegas

• Ukuran : Plakat

• Efloresensi : Makula hiperpigmentasi, plak eritema, skuama,


berbatas tegas dengan tepi lebih aktif
• Gambar :Tinea Cruris (Makula hiperpigmentasi, plak eritema, skuama, berbatas
tegas dengan tepi lebih aktif)

Status Venereologikus

• Kelainan selaput lendir: Tidak ditemukan kelainan

• Kelainan rambut: Tidak ditemukan kelainan

• Kelainan kuku: Tidak ditemukan kelainan

• Kelenjar Limfa: Tidak ditemukan pembesaran KGB


Pemeriksaan Anjuran

• Dengan pemeriksaan KOH 10% diharapkan hasil positif, yaitu


ditemukan hifa panjang terbagi oleh septum-septum dan bercabang

• Kultur : diharapkan hasil positif, yaitu ditemukan hifa panjang terbagi


oleh septum-septum dan bercabang
Diagnosa Kerja

Tinea Cruris

Diagnosa Banding
• Psoariasis
• Dermatitis seboroik
• Ptiriasis rosea
Penatalaksanaan
Terapi Umum
• Menghindari penggunaan pakaian yang panas (karet, nylon)
disarankan untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
• Menghindari keringat berlebihan
• Meningkatkan kebersihan lingkungan
• Terapi Khusus

Sistemik
• Ketokonazol tab 200 mg 1 x 1 diberikan pada pagi hari setelah
makan
• Loratadine tab 10 mg 1 x 1
• Griseovulfin tab 500 mg 1 x sehari diberikan pada pagi hari

Topikal
• Miconazol cream 2% 2 x sehari pada lesi dan oleskan tipis
Prognosis
• Qua ad vitam: Bonam
• Qua ad kosmetikum: Dubia et bonam
• Qua ad sanationam: Bonam
• Qua ad functionam: Bonam
Resep

R/ Miconazol cream 2 % tube No. II


S2 dd applic loc dol
R/ Griseovulfin tab 500 mg No. XIV
S1 dd tab I
R/ Loratadine tab 10 mg No. XIV
S1 dd tab I

Pro: Tn. A
Umur: 40 tahun
Alamat: Pasaman
KESIMPULAN
Tinea kruris merupakan dermatofitosis yang sering
ditemuan pada kulit lipat paha, genitalia, daerah pubis,
perineum dan peranal. Sedangkan tinea fasialis
merupakan suatu dermatofitosis yang terbatas pada kulit
yang tidak berambut yang terjadi pada wajah. Penegakan
diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis tinea kruris
yang khas adalah gatal yang meningkat saat berkeringat,
dengan bentuk lesi polikistik atau bulat, berbatas
tegas,adanya central healing, efloresensi polimorfik, dan
tepi lebih aktif.
Terdapatnya hifa pada sediaan mikroskopis dengan
pemeriksaan potasium hidroksida (KOH). Pemeriksaan
metode kultur jamur dapat dilakukan namu membutuhkan
waktu yang lama. Penatalaksanaan infeksi dermatofita
dapat diobati dengan medikamentosa agen antifungal
topical dan sistemik, non medikamentosa seperti
menggunakan pakaian yang menyerap keringat,
mengeringkan tubuh setelah mandi atau berkeringat, dan
membersihkan pakaian secara teratur.Prognosis Tinea
kruris akan baik, asalkan kelembaban dan kebersihan kulit
selalu dijaga.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai