Anda di halaman 1dari 13

APLIKASI TEKNIK 3M PLUS PADA

KELUARGA DENGAN PENYAKIT DEMAM


BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS CIHERANG DESA KARANG
TENGAH

Oleh :
Ferry Muhamad Taufik
NIM. 34403515049
A. Latar Belakang

Kejadian DBD dipengaruhi Menurut Badan Kesehatan


oleh banyak faktor. Salah Dunia (WHO)
satu yang dapat Tahun 2014, tercatat penderita
mempengaruhi peningkatan WHO memperkirakan
jumlah yang beresiko DBD di 34 provinsi di
angka kesakitan serta Indonesia sebanyak 71.668 orang,
kematian akibat penyakit ini terkena infeksi
DBD lebih dari 2,5 milyar dan 641 diantaranya meninggal
adalah perilaku masyarakat dunia. Angka tersebut lebih
dalam melaksanakan dan orang terutama penduduk
yang tinggal rendah dibandingkan tahun
menjaga kebersihan sebelumnya, yakni tahun 2013
lingkungan. Hal ini terjadi di daerah tropis dan
subtropis dengan perkiraan dengan jumlah penderita
karena kurangnya sebanyak
pengetahuan masyarakat 500.000 orang
memerlukan rawat inap 112.511 orang dan jumlah kasus
tentang DBD dan kurangnya meninggal sebanyak 871
praktik atau peran serta setiap tahunnya dan 90%
dari penderitanya penderita (Kemenkes RI, 2015)
masyarakat dalam menjaga
kebersihan lingkungan adalah anakurang dari 15
sekitar. tahun
Lanjutan…
C. Tujuan Penelitian :
1. Tujuan umum
B. Rumusan Masalah :
2. Tujuan khusus (mampu
Bagaimana aplikasi teknik 3M plus melakukan pengkajian, membuat
pada keluarga untuk pencegahan diagnosa keperawatan, menyusun
Demam Berdarah Dengue? rencana, mengimplementasikan,
mengevaluasi dan menganalisis
tindakan senam lansia)

D. Manfaat Penelitian :
1. Teoritis (untuk penelitian
lanjutan)
2. Praktis (Instansi kesehatan,
Pasien dan Pendidik)
Konsep Penyakit DBD

Pengertian Klasifikasi
Derajat I (Ringan): terdapat demam
mendadak selama 2-7 hari disertai gejala
Demam berdarah dengue/DBD adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
klinis lain dengan manifestasi perdarahan
demam, nyeri otot/nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, ringan: uji Touniket +.
limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik
(Sudoyo,
2007, hal 1709).
Derajat II: ditemukan pula perdarahan kulit dan
manifestasi perdarahan lain.
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan Derajat III: ditemukan tanda-tanda dini renjatan
penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegyptidan Aedes
Albopictus(Widyanto & Triwibowo, 2013, hal 94-95)

DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Derajat IV: termasuk DSS(Dengue
dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes Shock Syndrom) dengan nadi dan
albopictus, ditandai dengan demam 2-7 hari disertai dengan
manifestasi perdarahan, penurunan jumlah trombosit tekanan darah yang tidak terukur.
<100.000/mm3, adanya kebocoran plasma ditandai peningkatan
hematokrit >20% dari nilai normal (Kemenkes RI, 2013).
Etiologi Manifestasi Klinis

Virus dengue tergolong


Masa inkubasi dari dengue antara 3-
dalam family / suku / grup 15 hari namun rata-rata 5-7 hari.
flaviviridae dan dikenal ada Tanda dini infeksi dengue, adalah:
empat serotipe. a. Demam tinggi
Dengue I dan II ditemukan di b. Facial flushing
Irian ketika berlangsungnya c. Tidak ada tanda-tanda ISPA
perang dunia ke-II, sedangkan d. Tidak tampak fokal infeksi
dengue III dan IV ditemukan pada e. Uji tourniket positif
f. Trombositopenia
saat wabah di Filipina tahun
g. Hematokrit meningkat
1953-1954. Virus dengue Indikator fase syok:
berbentuk batang, bersifat a. Hari sakit ke 4-5
sensitif terhadap inaktivasi oleh b. Suhu turun
dietileter dan natrium c. Nadi cepat tanpa demam
dioksikolat, stabil pada suhu d. Tekanan darah
70°C. turun/hipotensi
e. Leukopenia (< 5000/mm¬3)
Konsep Lansia

Keluarga adalah perkumpulan dua atau


lebih individu yangdiikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dantiap
tiap anggotan keluarga selalu berinteraksi
satu sama lain (Mubarak dkk, 2011, hal 67)

Fungsi keluarga
1. Fungsi biologis
2. Fungsi psikologis
3. Fungsi sosialisasi
4. Fungsi ekonomi
5. Fungsi pendidikan
PENKES

Pengertian Tujuan

Pendidkan kesehatan pada dasarnya


untuk meningkatkan derajat kesehatan;
menurunkan ketergantungan; dan
memberikan kesempatan pada individu,
keluarga, kelompok, dan komunitas
untuk mengaktualisasikan dirinya dalam Mengendalikan
mempertahankan keadaan sehat yang
optimal. Tujuan pendidikan kesehatan populasi nyamuk
adalah meningkatkan perilaku sehat aedes aegepty
individu maupun masyarakat, sehingga penularan
pengetahuan yang relevan dengan DBD dapat dicegah
intervensi dan strategi pemeliharaan
derajat kesehatan, pencegahan atau dikurangi
penyakit, serta mengelola (memberikan
perawatan) di rumah
Nursalam& Efendi,(2012 hal 193-194)
Metodologi Penelitian

Subjek Penelitian /
Desain Penelitian : Partisipan:
Metode Pengumpulan Data:

Pendekatan penelitian yang dipakai Pasien keluarga dengan


Observasi partisifatif, wawancara,
adalah pendekatan penelitian penyakit demam berdarah
study pustaka dan dokumentasi
kualitatif dengue didesa ciherang
kec.karangtengah

Etika Penelitian:

Metode Uji Keabsahan Data: Metode Analisis Data: Prinsip Manfaat, Prinsip
Menghargai Hak Asasi Manusia
Menghasilkan data dengan Menggunakan analisis berbasis (Respect Human Dignity), Prinsip
validitas tinggi PICOT Keadilan (Right To Justice)
Hasil Penelitian

• Pengkajian ( 05 April 2018, An.M saat dikaji mengelu demam, terdapat bintik-bintik merah,dan klien mengatakan sering
haus, Tn. R mengatakan cemas dan penyakit DBD .
• Diagnosa ( dari data yang didapat memunculkan 3 masalah yaitu Hipertermia pada An.M keluarga Tn.R berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga dengan tanda-tanda DHF, defisit volume cairan
pada An.M keluarga Tn.R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga dengan
Demam Berdarah Dengue, ansietas pada keluarga dikeluarga Tn.R dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah anggota keluarga dengan Demam Berdarah Dengue.
• Intervensi ( untuk dx hipertermi : Pantau suhu tubuh pasien(derajat dan pola) : perhatikan menggigil, Pantau suhu
lingkungan,batsai/tambahan linen tempat tidur, Berikan kompres hangat pada lipatan paha dan aksila. Hindari
Kasu penggunaan alkohol, Tingkatkan intake cairan dan nutrisi.Untuk dx defisit volume cairan : Obsevasi vital sign tiap 3
jam/lebih sering, Observasi intake dan output. Catat warna urine /konsentrasi, Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml
sI /hari, Kolaborasi: Pemberian cairan intravena. Untuk dx ansietas: Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakitnya, Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang, Anjurkan keluarga
untuk memperhatikan perawatan diri dan lingkungan bagi anggota keluarga yang sakit. Lakukan/demonstrasikan teknik
perawatan diri dan lingkungan klien, Minta klien/keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.
• Implementasi (implementasi dilakukan selama 3 hari dengan tindakan yang sama tanggal 05-07 April 2018)
• Evaluasi ( Dx hipertermi : tgl 05 badan masih panas, tgl 06 suhu tubuh mulai berkurang dan tgl 07 suhu tubuh 37,3ºC. Dx
defisit volume cairan: tgl 05 badan masih lemas , tgl 06 lemas mulai berkurang dan tgl 07 lemas mulai hilang. Dx ansitas:
tgl 05 cemas dengan penyakitnya tgl 06 sedikit tenang dan tgl 07 cemas mulai hilang.
• Pengkajian ( 10 April 2018, An. A menderita panas yang tinggi selama 2 hari dan terdapat bintik-bintik.klien mengatakan
sering haus,Tn. R mengatakan cemas dan penyakit DBD
• Diagnosa ( dari data yang didapat memunculkan 3 masalah yaitu Hipertermia pada An.M keluarga Tn.R berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga dengan tanda-tanda DHF, defisit volume cairan
pada An.A keluarga Tn.R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga dengan
Demam Berdarah Dengue, ansietas pada keluarga dikeluarga Tn.R dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah anggota keluarga dengan Demam Berdarah Dengue.
• Intervensi ( untuk dx hipertermi : Pantau suhu tubuh pasien(derajat dan pola) : perhatikan menggigil, Pantau suhu
lingkungan,batsai/tambahan linen tempat tidur, Berikan kompres hangat pada lipatan paha dan aksila. Hindari

Kasus penggunaan alkohol, Tingkatkan intake cairan dan nutrisi.Untuk dx defisit volume cairan : Obsevasi vital sign tiap 3
jam/lebih sering, Observasi intake dan output. Catat warna urine /konsentrasi, Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml
/hari, Kolaborasi: Pemberian cairan intravena. Untuk dx ansietas: Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
II penyakitnya, Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang, Anjurkan keluarga
untuk memperhatikan perawatan diri dan lingkungan bagi anggota keluarga yang sakit. Lakukan/demonstrasikan teknik
perawatan diri dan lingkungan klien, Minta klien/keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan.
• Implementasi (implementasi dilakukan selama 3 hari dengan tindakan yang sama tanggal 10-12 April 2018)
• Evaluasi ( Dx hipertermi : tgl 10 badan masih panas, tgl 11 suhu tubuh mulai berkurang dan tgl 12 suhu tubuh 37ºC. Dx
defisit volume cairan: tgl 10 badan masih lemas , tgl 11 lemas mulai berkurang dan tgl 12 lemas mulai hilang. Dx Dx
ansitas: tgl 10 cemas dengan penyakitnya tgl 11 sedikit tenang dan tgl 12 cemas mulai hilang.
Lanjutan… Analisis PICOT
P:

Aplikasi tindakan utama Kasus I (An.M usia 10 thn hipertermi


suhu tubuh 38,5ºC , terdapat bintik-
bintik
I:
Kasus I dan Kasus II diberikan tindakan
Kasus II (An,A usia 8 thn hipertermi dan
• Kasus yang pertama yaitu pada An.M Hari PENKES.
suhu tubuh 38 ºC , terdapat bintik-
bintik.
pertama 05 April 2018 kecemasan keluarga
klien hari pertama pengkajian 15(sedang).
Hari kedua tanggal 06 April 2018
mengalami penurunan kecemasan O:
kecemasan keluarga klien 12(sedang). Hari Kasus I (sebelum diberikan tindakan
ketiga tanggal 07 April 2018 mengalami C: tingkat kecemasan 15(sedang) evaluasi
penurunan kecemasan menjadi 8(rendah). Kasus I (diberikan tindakan 3 hari hari ketiga tingkat kecemasan menjadi
tingkat kecemasannya 8(rendah). 8(ringan).
• Kasus yang kedua yaitu pada An.A Hari Kasus II (diberikan tindakan 3 hari Kasus II sebelum diberikan tindakan
pertama tanggal 10 April kecemasan tingkat kecemasannya 7(rendah). tingkat kecemasan 15(sedang) evaluasi
hari ketiga tingkat kecemasan menjadi
keluarga klien hari pertama pengkajian 7(ringan)
15(sedang). Hari kedua tanggal 11 April
2018 mengalami penurunan kecemasan
11(sedang). Hari ketiga tanggal 12 April
T : pada teori dalam jurnal penelitian terlampir,
2018 mengalami penurunan kecemasan penurunan tingkat kecemasan keluarga klien dilakukan
senilai 7(ringan). intervensi selama 3 hari berturut-turut.
Kasus I (Penkes dilakukan selama 3 hari Penurunan
kecemasan keluarga klien 15(sedang) menjadi 8(rendah).
Kasus I (Penkes dilakukan selama 3 hari Penurunan
kecemasan keluarga klien 15(sedang) menjadi 7(ringan).
Kesimpulan…

Terjadi kesenjangan antara


Adanya kesesuaian beberapa Adanya kesesuaian beberapa
teori dan hasil pengkajian pada
diagnosa keperawatan kasus I intervensi keperawatan kasus I
riwayat penyakit sekarang dan
dan kasus II dengan teori. dan kasus II dengan teori
pola kebiasaan sehari-hari.

Penkes terjadi kesenjangan


antara teori dan kasus I kasus II
Tidak ada kesenjangan dalam
Adanya kesesuaian dimana dalam teori penurunan
evaluasi keperawatan karena
implementasi keperawatan pada kecemasan didapatkan terjadi
kasus I dan kasus II sesuai
kasus I dan kasus II dengan teori penurunan tingkat kecemasan
dengan teori
keluarga klien setelah dilakukan
penkes.

Tindakan penkes terbukti efektif untuk penurunan tingkat kecemasan klien pada keluarga.
TERIMAKASIH....

Anda mungkin juga menyukai