2. Kemungkinan Masalah
Skala:
- Mudah 2
- Sebagian 1 2
- Tidak dapat 0
c. Ansietas pada Ny.M keluarga Tn.T berhubungan dengan ketidakmampuan luarga merawat
dan mengenal masalah anggota keluarga dengan emesis gravidarum
No. Kriteria Skor Bobot Pembenaran
1. Sifat Masalah
Skala:
- Aktual (Tidak/Kurang sehat) 3
- Ancaman kesehatan 2 1
- Keadaan Sejahtera 1
2. Kemungkinan Masalah
Skala:
- Mudah 2
- Sebagian 1 2
- Tidak dapat 0
Kasus II :
a. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu ketidakseimbangan nutrisi pada
Ny.S keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit, peneliti menyusun perencanaan antara lain anjurkan pola makan
dengan makanan yang mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi). anjurkan
makanan hangat sedikit tapi sering, uat pilihan menu yang adaizinkan klien untuk
mengontrol pilihan, verifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi, monitor
mual dan muntah klien.
b. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang kedua yaitu ansietas pada Ny.S keluarga
Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat dan mengenal masalah
anggota keluarga dengan emesis gravidarum, peneliti menysun perencanaan antara
lain kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga entang penyakit yang diderita klien,
berikan pendidikan kesehatan tentang penyakitnya, ciptakan lingkungan yang nyaman
untuk klien, berikan motivasi klien untuk belajar.
c. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu intoleransi aktivitas pada Ny.S
keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menganal masalah
anggota keuarga, peneliti menyususn perencanaan antara lain anjurkan klien
untukmembatasi aktivitas dengan istirhat cukup, anjurkan klien untuk menghindari
mengangkat berat, bantu klien beraktivitas secara bertahap jika muntah berkurang,
anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi, indikasikan klien untuk
memenuhi kebersihan diri seperti mandi, mengganti pakaian dan kebersihan mulut.
Tabel 4.1 Skoring Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi Ny.S keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
No. Kriteria Skor Bobot Pembenaran
1. Sifat Masalah
Skala:
- Aktual (Tidak/Kurang sehat) 3
- Ancaman kesehatan 2 1
- Keadaan Sejahtera 1
2. Kemungkinan Masalah
Skala:
- Mudah 2
- Sebagian 1 2
- Tidak dapat 0
2. Kemungkinan Masalah
Skala:
- Mudah 2
- Sebagian 1 2
- Tidak dapat 0
2. Kemungkinan Masalah
Skala:
- Mudah 2
- Sebagian 1 2
- Tidak dapat 0
4. Implementasi
Kasus I :
Berdasarkan masalah keperawatan tersebut peneliti melakukan implememntasi selama 3
hari sesuai dengan tujuan, kriteria, standard dan intervensi yang telaj dibuat sesuai
diagnose prioritas utama.
a. Nyeri pada Ny.M keluarga Tn.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah anggota keluarga dengan emesis gravidarum.
1) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawtan yang pertama pada tanggal
10 April 2018 yaitu mengkaji tingkat nyeri klien dengan skala 0-5, mengatur
posisi klien dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan,
mengalihkan perhatikan klien pada hal yang menyenangkan bila nyeri terasa,
menganjurkan klien untuk berisitirahat dengan cukup, memperhatikan
kebersihan lingkungan dan hindari atau kurangi rangsang bau yang mnyebabkan
klien mual dan mutah dan mengevaluasi hasil tindakan.
2) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan yang pertama pada tanggal
11 April yaitu kembali mengkaji tingkat nyeri klien dengan skala 0-5, mengatur
posisi klien dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan,
mengalihkan perhatikan klien pada hal yang menyenangkan bila nyeri terasa,
menganjurkan klien untuk berisitirahat dengan cukup, memperhatikan
kebersihan lingkungan dan hindari atau kurangi rangsang bau yang mnyebabkan
klien mual dan mutah dan mengevaluasi hasil tindakan.
3) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan yang pertama pada tanggal
12 April yaitu kembali mengkaji tingkat nyeri klien dengan skala 0-5, mengatur
posisi klien dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan,
mengalihkan perhatikan klien pada hal yang menyenangkan bila nyeri terasa,
menganjurkan klien untuk berisitirahat dengan cukup, memperhatikan
kebersihan lingkungan dan hindari atau kurangi rangsang bau yang mnyebabkan
klien mual dan mutah dan mengevaluasi hasil tindakan.
b. Ketidakseimbangan nutrisi Ny.M keluarga Tn.T berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
4) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 10 April
2018 yaitu menganjurkan pola makan dengan makanan yang mengandung
protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan hangat sedikit tapi
sering, membuat pilihan menu yang ada, izinkan klien untuk mengontrol pilihan,
memverifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi, memonitor mual
mintah dan mengevaluasi hasil tindakan.
5) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 11 April
2018 yaitu kembali menganjurkan pola makan dengan makanan yang
mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada, izinkan klien untuk
mengontrol pilihan, memverifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi,
memonitor mual mintah dan mengevaluasi hasil tindakan.
6) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 12 April
2018 yaitu kembali menganjurkan pola makan dengan makanan yang
mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada, izinkan klien untuk
mengontrol pilihan, memverifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi,
memonitor mual mintah dan mengevaluasi hasil tindakan.
c. Ansietas pada Ny.M keluarga Tn.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat dan mengenal masalah anggota keluarga dengan emesis gravidarum.
7) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan ketiga pada tanggal 10
April 2018 yaitu mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakit yang diderita klien, memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyaktinya, menciptakan lingkungan yang hyaman, meberikan motivasi klien
untuk belajar dan mengevaluasi hasil tindakan.
8) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan ketiga pada tanggal 11
April 2018 yaitu kembali mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit yang diderita klien, memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyaktinya, menciptakan lingkungan yang hyaman, meberikan motivasi klien
untuk belajar dan mengevaluasi hasil tindakan.
9) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan ketiga pada tanggal 12
April 2018 yaitu kembali mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit yang diderita klien, memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyaktinya, menciptakan lingkungan yang hyaman, meberikan motivasi klien
untuk belajar dan mengevaluasi hasil tindakan.
Kasus II :
Berdasarkan masalah keperawatan tersebut peneliti melakukan implementasi selama 3
hari sesuai dengan tujuan, kriteria, standard an intervensi yang telah dibuat sesuai
diagnosa prioritas utama.
a. Ketidakseimbangan nutrisi Ny.S keluarga Tn.S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
1) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama pada tanggal 5
April 2018 yaitu menganjurkan pola makan dengan makanan yang mengandung
protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan hangat sedikit tapi
sering, membuat pilihan menu yang ada, izinkan klien untuk mengontrol pilihan,
memverifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi, memonitor mual
mintah dan mengevaluasi hasil tindakan.
2) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama pada tanggal 6
April 2018 yaitu kembali menganjurkan pola makan dengan makanan yang
mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada, izinkan klien untuk
mengontrol pilihan, memverifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi,
memonitor mual mintah dan mengevaluasi hasil tindakan.
3) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama pada tanggal 7
April 2018 yaitu kembali menganjurkan pola makan dengan makanan yang
mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada, izinkan klien untuk
mengontrol pilihan, memverifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi,
memonitor mual mintah dan mengevaluasi hasil tindakan.
b. Ansietas pada Ny.S keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat dan mengenal maslaah anggota keluarga dengan emesis gravidarum.
1) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 5 April
2018 yaitu mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit
yang diderita klien, memberikan pendidikan kesehatan tentang penyaktinya,
menciptakan lingkungan yang hyaman, meberikan motivasi klien untuk belajar
dan mengevaluasi hasil tindakan.
2) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 6 April
2018 yaitu kembali mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakit yang diderita klien, memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyaktinya, menciptakan lingkungan yang hyaman, meberikan motivasi klien
untuk belajar dan mengevaluasi hasil tindakan.
3) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 7 April
2018 yaitu kembali mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakit yang diderita klien, memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyaktinya, menciptakan lingkungan yang hyaman, meberikan motivasi klien
untuk belajar dan mengevaluasi hasil tindakan.
c. Intoleransi aktivitas pada Ny.S keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga
1) Implemnetasi dilakukan pada diagnosa keperawatan ketiga pada tanggal 5 April
2018 yaitu menganjurkan klien untuk membatasi aktivitas dengan istirahat cukup,
menganjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat, membantu klien
beraktivitas sexara bertahap jika muntha berkurang, menganjurk tirah baring yang
dimodifikasi sesuai indikasi, mengindikasikan klien untuk memenuhi kebersihan
diri seperti mandi, mengganti pakaian dan kebersihan mulut dan mengevaluasi
hasil tindakan.
2) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan ketiga pada tanggal 6 April
2018 yaitu kembali menganjurkan klien untuk membatasi aktivitas dengan
istirahat cukup, menganjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat,
membantu klien beraktivitas sexara bertahap jika muntha berkurang, menganjurk
tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi, mengindikasikan klien untuk
memenuhi kebersihan diri seperti mandi, mengganti pakaian dan kebersihan mulut
dan mengevaluasi hasil tindakan.
3) Implemnetasi dilakukan pada diagnosa keperawatan ketiga pada tanggal 6 April
2018 yaitu kembali menganjurkan klien untuk membatasi aktivitas dengan
istirahat cukup, menganjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat,
membantu klien beraktivitas sexara bertahap jika muntha berkurang, menganjurk
tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi, mengindikasikan klien untuk
memenuhi kebersihan diri seperti mandi, mengganti pakaian dan kebersihan mulut
dan mengevaluasi hasil tindakan.
5. Evaluasi
Kasus I :
Berdasarkan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien, peneliti melakukan
evaluasi tindakan, pada tanggal 10 April 2018 jam 11:00 WIB dengan menggunakan
metode soap, S: Subjektif, O: Objektif, A: Analisis dan P: Planning atau rencana.
a. Nyeri pada Ny.M kaluarga Tn.T berhubungan dengan ketidakmampuan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah anggota keluarga dengan emesis
gravidarum.
1) Evaluasi dilakukan selama 3 hari pada diagnose pertama hari pertama, dengan
data subjektif klien mengatakan nyeri dan data objektif klien tampak lemas, klien
tampak meringis skala nyeri 3 (0-5). Analisa masalah belum teratasi. intervensi
dilanjutkan. Planning pada evaluasi mengkaji kembali tingkat nyeri, mengatur
posisi klien dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan,
mengalihkan perhatian klien pada hal yang menyenangkan, menganjurkan klien
untuk beristirahat, mempertahankan kebersihan lingkungan klien.
2) Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa pertama hari kedua, dengan data subjektif
klien mengatakan nyeri mulai berkurang dan data objektif wajah klien nampak
sedikit tenang skala nyeri berkurang menjadi 2 (0-5). Analisa masalah teratasi
sebagian. Intervensi dilanjutkan. Planning pada evaluasi mengatur posisi klien
dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan, mengalihkan perhatian
klien pada hal yang menyenangkan, menganjurkan klien untuk beristirahat.
3) Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa pertama hari ketiga, dengan data subjektif
klien mengatakan nyeri mulai hilang dan data objektif skala nyeri berkurang
menjadi 1 (0-5), wajah klien tampak tenang. Analisa masalah teratasi. Planning
pada evalusi anjurkan klien untuk beristirahat.
b. Ketidakseimbangan nutrisi Ny.M keluarga Tn.T berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
1) Evaluasi dilakukan selama 3 hari pada diagnosa kedua hari pertama, dengan data
subjektif klien mengatakan suilit untuk makan dan data objektif porsi makan
tidak habis, Ny.M nampak mual. Analisa masalah belum teratasi. Intervensi di
lanjutkan. Planning pada evaluasi menganjurkan pola makan dengan makanan
yang mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada,
memverifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi, memonitor mual dan
muntah.
2) Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa kedua hari kedua, dengan data subjektif
klien mengatakan mengerti tentang tentang kebutuhan nutrisinya dan mual
muntah dan data objektif Ny.M nampak bingung saat mendemonstrasikan cara
pemenuhan nutrisi. Analisa masalah teratasi sebagian. Intervensi dilanjutkan.
Planning pada evaluasi menganjurkan pola makan dengan makanan yang
mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada.
3) Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa kedua hari ketiga, dengan data subjektif
klien mengatakannafsu makan mulai meningkat dan data subjektif Ny.M tampak
senang dan Ny.M nampak bergairah. Analisa maslah teratasi, intervensi
dilanjutkan. Planning pada evaluasi anjurkan pasien makanan hangat sedikit tapi
sering.
c. Ansietas pada Ny.M keluarga Tn.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat dan mengenal masalah anggota keluarga dengan emesis gravidarum.
2) Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa ketiga hari pertama, dengan data subjektif
klien mengatakan masih bingung tentang penyakit yang dideritanya dan data
objektif Ny.M nampak bingung dan nampak cemas. Analisa masalah belum
teratasi. Intervensi dilanjutkan. Planning pada evaluasi mengkaji tingkat
pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit yang dideritanya, memberikan
penkes tentang penyakitnya, memberikan motivasi klien untuk belajar.
3) Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa ketiga hari kedua, dengan data subjektif
klien mengatakan mengerti tentang penkes yang diberikan dan data objektif Ny.M
nampak tenang dan antusias dengan penkes yang diberikan. Analisa masalah
teratasi. Intervensi dilanjutkan dengan memberikan penkes kembali tentang
penyakitnya.
4) Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa ketiga hari ketiga, dengan data subjektif
klien mengatakan sudah tidak cemas dan data objektif Ny.M nampak senang.
Analisa masalah teratasi. Intervensi dilanjutkan. Planning pada evaluasi
memberikan motivasi klien untuk belajar.
Kasus II :
Berdasarkan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien, peneliti melakukan
evaluasi tindakan, pada tanggal 5 April 2018 jam 12:00 WIB dengan menggunakan
metode SOAP, S: Subjektif, : Objektif, A: Analisis dan P: Planning atau rencana.
a. Ketidakseimbangan nutrisi Ny.s keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
1) Evaluasi dilakukan selama 3 hari pada diagnosa pertama hari pertama, dengan
data subjektif klien mengatakan sulit untuk makan dan data objektif klien nampak
bingung, porsi makan tidak habis, mual muntah pagi dan malam. Analisa maslah
belum teratasi. Planning pada evaluasi mengajarkan pola makan dengan makanan
yang mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada, memverifikasi
pemahaman klien tentang informasi nutrisi, memonitor mual muntah klien.
2) Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa pertama hari kedua, dengan data subjektif
klien mengatakan mengerti tentang mual muntah dan data objektif klien masih
bingung saat mendemonstrasikan cara pemenuhan nutrisi. Analisa maslah teratasi
sebagian. Planning pada evaluasi mengajarkan pola makan dengan makanan yang
mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada.
3) Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa pertama hari ketiga, dengan data subjektif
klien mengatakan nafsu makan mulai meningkat dan data objektif klien nampak
tenang dan tidak lemas. Analisa masalah teratasi. Planning pada evaluasi
menganjurkan makanan hangat sedikit tapi sering.
Kasus II:
Pada tanggal 05 April 2018, 06 April 2018 dan 07 April 2018 melakukan
penelitian pada Ny.S didapatkan bahwa Ny.S sudah mengalami mual muntah sejak
kehamilan 2 bulan dan Ny.S selalu memeriksakan kandungannya ke bidan setiap satu
bulan sekali. Ny.S akan dilakukan pendidikan kesehatan untuk pemenuhan nutrisi ibu
hamil dengan mual muntah.
Pada hari pertama dimulai sejak tanggal 05 April 2018, 06 April 2018 dan 07
April 2018 setelah diberikan implementasi pendidikan kesehatan didapatkan klien masih
sulit untuk makan sehingga kebutuhan nutrisinya belum dapat terpenuhi dengan baik, hari
kedua setelah diberikan pendidikan kesehatan kembali klien masih bingung dalam
memilih dan memilah makanan yang harus di makan namun klien dapat makan sedikit
tapi sering, hari ketiga setelah diberikan pendidikan kesehatan nafsu makan klien mulai
meningkat dan membaik.
Dengan hasil penelitian saya diatas diberikan implementasi pendidikan kesehatan
dalam pemenuhan nutrisi ibu hamil dengan mual muntah terbukti, oleh karena itu peneliti
menganjurkan klien untuk terus menerapkan pemenuhan nutrisi yang dianjurkan untuk
kedepannya.
B. Pembahasan
Pada BAB ini peneliti membahas proses telaah yang terjadi antara teori dan
kenyataan yang ada pada kasus nyata yang dilakukan pada tanggal 05 April 2018, 06 April
2018 & 07 April 2018 meliputi hasil implementasi dan evaluasi selama 3 hari, pengkajian,
perumusan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Prinsip dari
pembahasan ini memfokuskan pada pengkajian keluarga dengan masalah utama emesis
gravidarum atau morning sickness.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian yang akurat,
lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam merumuskan
suatu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan
respon individu sebagaimana yang telah ditentukan dalam standa praktik keperawatan
dari ANA (American Nurses Association) (Handayaningsih, 2007 as cited in Aziz,
2017, p.16).
Peneliti melaukan pengkajian pada klien morning sickness dan siaplikasikan
dalam proses pengkajian melalui proses wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.
Masalah yang sering timbul pada morning sickness adalah ketidakseimbangan nutrisi.
Dari hasil pengkajian Ny.M dan Ny.S ditemukan data klien mengeluh sulit untuk
makan, ketidakseimbangan nutrisi ini disebabkan karena mual muntah yang di alami ibu
pada pagi hari dan malam hari.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai pengalaman/respon
individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang aktual atau
potensial. Diagnosis keperawatan memberi dasar pemilihan intervensi keperawatan
untuk mencapai hasil akhir sehingga perawat menjadi akuntabel (NANDA (North
American Nursing Dianosis Association), 2012 as cited in Aziz, 2017, p.19-20).
Data diperoleh pada pengkajian pada tanggal 10 April 2018 didapatkan data
focus yang mengangkat masalah kesehatan klien adalah nyeri pada abdomen, klien
mengataka nyeri karena akibat dari mual muntah yang dialami oleh klien serta klien
mengatakan sulit untuk makan dan keadaan umum klien lemas, maka peneliti
menegakan diagnosa prioritas utama yaitu nyeri, ketidakseimbangan nutrisi dan
ansietas.
Data diperoleh pada pengkajian pada tanggal 05 April 2018 didapatkan data
focus yang mengangkat masalah kesehatan klien adalah ketakseimbangan nutrisi,
klien mengetakan sulit untuk makan, porsi makan klien tidak habis dan keadaan
umum klien lemas. berdasarkan data diatas peneliti dapat mengambil keputusan
bahwa dari beberapa analisa data, maka peneliti menegakkan diagnosa prioritas
utama yaitu ketidakseimbangan nutrisi, ansietas dan intoleransi aktivitas.
3. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan mengubah atau
memanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual. pelaksanaannya ditujukan
kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara luas, supaya stimulus
secara keseluruhan dapat terjadi pada klien. (Nursalam, 2016 hal.24). Unsur terpenting
dalam tahap perencanaan ini adalah memat prioritas urutan diagnosa keperawatan,
merumuskan tujuan, merumuskan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi
keperawatan.
Berdasarkan rencana keperawatan yang dilakukan pada tanggal 10 April 2018
pukul 11:00 WIB pada pasien yaitu dengan kriteria hasil skala nyeri berkurang, rasa
nyaman pada klien terpenuhi, memutuskan tindakan yang tepat bagi Ny.M adalah
sebagai berikut:
a. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang pertama yaitu nyeri epigastrium pada
Ny.M keluarga Tn.T berhubungan dengan ketidakmpuan keluarga mengenal
masalah anggota keluarga dengan emesis gravidarum, peneliti menyusun
perencanaan anatara lain kaji tingkat nyeri, atur posisi tidur klien dengan kepala
lebih tinggi selama 30 menit setelah makan, alihkan perhatian klien pada hal yang
menyenangkan, anjurkan klien untuk beristirahat, pertahankan kebersihan
lingkungan dan hindari atau kurangi rangsang bau.
b. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang kedua yaitu ketidakseimbangan nutrisi
Ny.M keluarga Tn.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit, peneliti menyusun perencanaan antara lain anjurkan
pola makan dengan makanan yang mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat
besi), anjurkan makanan hangat sedikit tapi sering, buat pilihan menu yang ada,
izinkan klien untuk mengontrol pilihan, verifikasi pemahaman klien tentang
informasi nutrisi, monitor mual dan muntah.
c. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu Ansietas pada Ny.M keluarga
Tn.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat dan mengenal
masalah anggota keluarga dengan emesis gravidarum, peneliti menyusun
perencanaan antara lain kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakit yang diderita klien, berikan pendidikan kesehatan tetang penyakitnya,
ciptakan lingkungan yang nyaman, berikan motivasi klien untuk belajar.
Lalu, berdasarkan rencana keperawatan yang dilakukan pada tanggal 05 April 2018
pukul 12:00 WIB pada pasien yaitu dengan keriteria hasil nutrisi klien dapat terpenuhi,
memutuskan tindakan yang tepat bagi Ny.S adalah sebgai berikut:
a. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang pertama yaitu ketidakseimbangan nutrisi
Ny.S keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit, peneliti menyusun perencanaan antara lain anjurkan
pola makan dengan makanan yang mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat
besi), anjurkan makanan hangat sedikit tapi sering, buat pilihan menu yang ada,
izinkan klien untuk mengontrol pilihan, verifikasi pemahaman klien tentang
informasi nutrisi, monitor mual dan muntah.
b. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang kedua yaitu Ansietas pada Ny.S keluarga
Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat dan mengenal
masalah anggota keluarga dengan emesis gravidarum, peneliti menyusun
perencanaan antara lain kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakit yang diderita klien, berikan pendidikan kesehatan tetang penyakitnya,
ciptakan lingkungan yang nyaman, berikan motivasi klien untuk belajar.
c. Berdasarkan diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu Intoleransi aktivitas pada
Ny.S keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga menegnal
masalah anggota keluarga, peneliti menyusun perencanaan antara lain anjurkan
klien untuk membatasi aktivitas dengan istirahay cukup, anjurkan klien untuk
menghindari mengangkat berat, bantu klien beraktivitas secara bertahap jika
muntah berkurang, anjurkan tiah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi,
indikasikan klien untuk memenuhi kebersiahn diri seperti mandi, mengganti
pakaian dan kebersihan mulut.
4. Implementasi
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan asuhan
keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat
pada tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan
untuk menciptakan hubungan saling percaya dan saling bantu, kemampuan
melakukan teknik psikomotor, kemampuan melakukan observasi sistematis,
kemampuan memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi, dan
kemampuan evaluasi (Asmadi, 2008 as cited in Aziz, 2017, p.25). Implementasi
adalah tahap ke empat dalam tahap proses keperawatan dalam melaksanakan
tindakan perawatan sesuai dengan rencana (Hidayat, 2004 as cited in Anggraini,
2016, p.12).
Pada kasus yang pertama. yakni pada klien Ny.M berdasarkan masalah
keperawan tersebut peneliti melakukan implementasi selama 3 hari sesduai dengan
tujuan, kriteria, standard dan intervensi yang telah dibuat sesuai diagnose priorita
utama.
a. Nyeri pada Ny.M keluarga Tn.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah anggota keluarga dengan emesis gravidarum.
1) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawtan yang pertama pada tanggal
10 April 2018 yaitu mengkaji tingkat nyeri klien dengan skala 0-5, mengatur
posisi klien dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah makan,
mengalihkan perhatikan klien pada hal yang menyenangkan bila nyeri terasa,
menganjurkan klien untuk berisitirahat dengan cukup, memperhatikan
kebersihan lingkungan dan hindari atau kurangi rangsang bau yang
mnyebabkan klien mual dan mutah dan mengevaluasi hasil tindakan.
2) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan yang pertama pada tanggal
11 April yaitu kembali mengkaji tingkat nyeri klien dengan skala 0-5,
mengatur posisi klien dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah
makan, mengalihkan perhatikan klien pada hal yang menyenangkan bila nyeri
terasa, menganjurkan klien untuk berisitirahat dengan cukup, memperhatikan
kebersihan lingkungan dan hindari atau kurangi rangsang bau yang
mnyebabkan klien mual dan mutah dan mengevaluasi hasil tindakan.
3) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan yang pertama pada tanggal
12 April yaitu kembali mengkaji tingkat nyeri klien dengan skala 0-5,
mengatur posisi klien dengan kepala lebih tinggi selama 30 menit setelah
makan, mengalihkan perhatikan klien pada hal yang menyenangkan bila nyeri
terasa, menganjurkan klien untuk berisitirahat dengan cukup, memperhatikan
kebersihan lingkungan dan hindari atau kurangi rangsang bau yang
mnyebabkan klien mual dan mutah dan mengevaluasi hasil tindakan.
b. Ketidakseimbangan nutrisi Ny.M keluarga Tn.T berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
1) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 10
April 2018 yaitu menganjurkan pola makan dengan makanan yang
mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada, izinkan klien untuk
mengontrol pilihan, memverifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi,
memonitor mual mintah dan mengevaluasi hasil tindakan.
2) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 11
April 2018 yaitu kembali menganjurkan pola makan dengan makanan yang
mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada, izinkan klien untuk
mengontrol pilihan, memverifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi,
memonitor mual mintah dan mengevaluasi hasil tindakan.
3) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 12
April 2018 yaitu kembali menganjurkan pola makan dengan makanan yang
mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada, izinkan klien untuk
mengontrol pilihan, memverifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi,
memonitor mual mintah dan mengevaluasi hasil tindakan.
c. Ansietas pada Ny.M keluarga Tn.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat dan mengenal masalah anggota keluarga dengan emesis gravidarum.
1) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan ketiga pada tanggal 10
April 2018 yaitu mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakit yang diderita klien, memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyaktinya, menciptakan lingkungan yang hyaman, meberikan motivasi klien
untuk belajar dan mengevaluasi hasil tindakan.
2) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan ketiga pada tanggal 11
April 2018 yaitu kembali mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit yang diderita klien, memberikan pendidikan kesehatan
tentang penyaktinya, menciptakan lingkungan yang hyaman, meberikan
motivasi klien untuk belajar dan mengevaluasi hasil tindakan.
3) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan ketiga pada tanggal 12
April 2018 yaitu kembali mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit yang diderita klien, memberikan pendidikan kesehatan
tentang penyaktinya, menciptakan lingkungan yang hyaman, meberikan
motivasi klien untuk belajar dan mengevaluasi hasil tindakan.
Lalu pada kasus yang kedua pada klien Ny.S Berdasarkan masalah keperawatan tersebut
peneliti melakukan implementasi selama 3 hari sesuai dengan tujuan, kriteria, standard
an intervensi yang telah dibuat sesuai diagnosa prioritas utama.
a. Ketidakseimbangan nutrisi Ny.S keluarga Tn.S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
1) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama pada tanggal 5
April 2018 yaitu menganjurkan pola makan dengan makanan yang
mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada, izinkan klien untuk
mengontrol pilihan, memverifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi,
memonitor mual mintah dan mengevaluasi hasil tindakan.
2) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama pada tanggal 6
April 2018 yaitu kembali menganjurkan pola makan dengan makanan yang
mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada, izinkan klien untuk
mengontrol pilihan, memverifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi,
memonitor mual mintah dan mengevaluasi hasil tindakan.
3) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan pertama pada tanggal 7
April 2018 yaitu kembali menganjurkan pola makan dengan makanan yang
mengandung protein, karbohidrat dan Fe (zat besi), menganjurkan makanan
hangat sedikit tapi sering, membuat pilihan menu yang ada, izinkan klien untuk
mengontrol pilihan, memverifikasi pemahaman klien tentang informasi nutrisi,
memonitor mual mintah dan mengevaluasi hasil tindakan.
b. Ansietas pada Ny.S keluarga Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat dan mengenal maslaah anggota keluarga dengan emesis gravidarum.
1) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 5
April 2018 yaitu mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakit yang diderita klien, memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyaktinya, menciptakan lingkungan yang hyaman, meberikan motivasi klien
untuk belajar dan mengevaluasi hasil tindakan.
2) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 6
April 2018 yaitu kembali mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit yang diderita klien, memberikan pendidikan kesehatan
tentang penyaktinya, menciptakan lingkungan yang hyaman, meberikan
motivasi klien untuk belajar dan mengevaluasi hasil tindakan.
3) Implementasi dilakukan pada diagnosa keperawatan kedua pada tanggal 7
April 2018 yaitu kembali mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
tentang penyakit yang diderita klien, memberikan pendidikan kesehatan
tentang penyaktinya, menciptakan lingkungan yang hyaman, meberikan
motivasi klien untuk belajar dan mengevaluasi hasil tindakan.
c. Intoleransi aktivitas pada Ny.S keluarga Tn.S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga
1) Implemnetasi dilakukan pada diagnosa keperawatan ketiga pada tanggal 5
April 2018 yaitu menganjurkan klien untuk membatasi aktivitas dengan
istirahat cukup, menganjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat,
membantu klien beraktivitas sexara bertahap jika muntha berkurang,
menganjurk tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi, mengindikasikan
klien untuk memenuhi kebersihan diri seperti mandi, mengganti pakaian dan
kebersihan mulut dan mengevaluasi hasil tindakan.
2) Implemnetasi dilakukan pada diagnosa keperawatan ketiga pada tanggal 6
April 2018 yaitu kembali menganjurkan klien untuk membatasi aktivitas
dengan istirahat cukup, menganjurkan klien untuk menghindari mengangkat
berat, membantu klien beraktivitas sexara bertahap jika muntha berkurang,
menganjurk tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi, mengindikasikan
klien untuk memenuhi kebersihan diri seperti mandi, mengganti pakaian dan
kebersihan mulut dan mengevaluasi hasil tindakan.
3) Implemnetasi dilakukan pada diagnosa keperawatan ketiga pada tanggal 6
April 2018 yaitu kembali menganjurkan klien untuk membatasi aktivitas
dengan istirahat cukup, menganjurkan klien untuk menghindari mengangkat
berat, membantu klien beraktivitas sexara bertahap jika muntha berkurang,
menganjurk tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi, mengindikasikan
klien untuk memenuhi kebersihan diri seperti mandi, mengganti pakaian dan
kebersihan mulut dan mengevaluasi hasil tindakan.
5. Evaluasi
Evaluasi dalam keperawatan adalah penilaian terakhir proses keperawatan
didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. penetapan keberhasilan suatu
asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah
ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu. (Nursalam, 2016 hal.25)
Tujuan dari evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Menentukan perkembangan klien
b. Menilai efektifitas, efisiensi dan produktifitas asuhan keperawatan yang telah
diberikan
c. Menilai asuhan keperawatan
d. Mendapatkan umpan balik
e. Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
Pada hari terakhir tanggal 10 April 2018 pukul 11:00 WIB, peneliti
menyimpulkan dari semua evaluasinya pada Ny.M adalah nyeri epigastrium pada
Ny.M keluarga Tn.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah anggota keluarga dengan emesis gravidarum atau morning sickness, evaluasi
yang dilakukan pada diagnosa pertama hari ketiga, dengan data subjektif klien
mengatakan nyeri mulai hilang dan data objektif skala nyeri berkurang menjadi 1 (0-
5), wajah klien tampak tenang. Analisa masalah teratasi. Planning pada evalusi
anjurkan klien untuk beristirahat. Lalu pada diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi Ny.M
keluarga Tn.T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit, evaluasi yang dilakukan pada diagnose kedua hari ketiga, dengan
data subjektif klien mengatakannafsu makan mulai meningkat dan data subjektif Ny.M
tampak senang dan Ny.M nampak bergairah. Analisa maslah teratasi, intervensi
dilanjutkan. Planning pada evaluasi anjurkan pasien makanan hangat sedikit tapi sering.
Evaluasi yang dilakukan pada diagnose ketiga hari ketiga, , dengan data subjektif klien
mengatakan sudah tidak cemas dan data objektif Ny.M nampak senang. Analisa
masalah teratasi. Intervensi dilanjutkan. Planning pada evaluasi memberikan motivasi
klien untuk belajar.
Lalu, evaluasi yang dilakukan pada Ny.S hari terakhir tanggal 07 April 2018
pukul 12:00 WIB, adalah diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi Ny.s keluarga Tn.S
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
evaluasi yang dilakukan pada diagnose pertama hari ketiga, dengan data subjektif klien
mengatakan nafsu makan mulai meningkat dan data objektif klien nampak tenang dan
tidak lemas. Analisa masalah teratasi. Planning pada evaluasi menganjurkan makanan
hangat sedikit tapi sering, evaluasi yang dilakukan pada diagnose kedua hari ketiga,
dengan data subjektif klien mengatakan mengerti danudah tidak bingung dan data
objektif nampak tenang dan senang. Analisa masalah teratasi. Planning pada evaluasi
memberikan motivasi klien untuk belajar. Evaluasi yang dilakukan pada diagnose
ketiga hari ketiga, dengan data subjektif klien mengatakan klien mengatakan dapat
beraktivitas dengan baik dan data objektif klien nampak tenang. Analisa masalah
teratasi. Planning pada evaluasi menganjurkan klien untuk membatasi aktivitas dengan
istirahat cukup, menganjurkan klien untuk mnghindari mengangkat berat.
6. Analisis PICOT
Intervensi keperawatan cara pemenuhan nutrisi pada ibu hamil trimester pertama dengan
pendidikan kesehatan tanggal 10 April 2018, 11 April 2018 dan 12 April 2018 & 05
April 2018, 06 April 2018 dan 07 April 2018.
Kasus Il Kasus II
P Ny.M (P/33 tahun) Ny.S (P/27 tahun)
1. morning sickness 1. Omorning sickness
2. Nutrisi : kurang 2. Nutrisi : kurang
3. Eliminasi : baik 3. Eliminasi : Baik
4. Mobilisasi : Baik 4. Mobilisasi : Baik
5. Personal Hygiene : Baik 5. Personal Hygiene : Baik
6. Istirahat dan tidur : Cukup 6. Istirahat dan tidur : Cukup
I Pendidikan kesehatan tentang Pendidikan kesehatan tentang
pemenuhan nutrisi ibu hamil pemenuhan nutrisi ibu hamil
dengan morning sickness dengan morning sickness
C Penkes dilakukan tanggal 10 Penkes tanggal 05 Maret 2018,
Maret 2018, 11 April 2018 & 12 06 April 2018 & 07 April 2018.
April 2018.
O Nafsu makan klien menjadi Nafsu makan klien menjadi
meningkat dan baik meningkat dan baik
T Pendidikan kesehatan dilakukan Pendidikan kesehatan dilakukan
dnegan menggunakan leaflet dan dnegan menggunakan leaflet dan
SAP yang berisikan tentang SAP yang berisikan tentang
pemenuhan nutrisi pada ibu pemenuhan nutrisi pada ibu
hamil trimester pertama dengan hamil trimester pertama dengan
morning sickness. Mckinney et morning sickness. Mckinney et
al. (2009) mengatakan bahwa al. (2009) mengatakan bahwa
pengaturan makan dengan pengaturan makan dengan
makan porsi sedikit tetapi sering, makan porsi sedikit tetapi sering,
menghindari makanan yang menghindari makanan yang
berminyak, lebih banyak berminyak, lebih banyak
mengkonsumsi protein mengkonsumsi protein
dibandingkan dengan dibandingkan dengan
karbohidrat dapat mengurangi karbohidrat dapat mengurangi
kejadian mual dan muntah kejadian mual dan muntah
selama kehamilan selama kehamilan
Pada kasus pertama yakni klien Ny.M dengan berjenis kelamin perempuan
berusia 33 tahun mengalami mual muntah atau disebut dengan morning sickness atau
emesis gravidarum, mengalami nutrisi kurang, eliminasi baik, lalu mobilisasi baik
dengan personal hygiene yang baik dan memiliki istirahat dan tidur yang cukup telah
dilakukan intervensi pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode leaflet dan
SAP pada tanggal 10 April 2018, 11 April 2018 dan 12 April 2018 ini telah menunjukan
hasil dengan peningkatan pemenuhan nutrisi pada Ny.M yang awalnya kurang menjadi
meningkat dan makanan sesuai yang dianjurkan oleh peneliti, hal ini sesuai dengan
penelitian Lutfatul Latifah tahun 2017 dalam Efektifitas Self Management Module
menyatakan bahawa self management module morning sickness dapat digunakan
untuk mengatasi morning sickness.
Selanjutnya, pada kasus kedua yakni klien Ny.S dengan berjenis kelamin
perempuan berusia 27 tahun mengalami mual muntah atau disebut dengan morning
sickness atau emesis gravidarum, mengalami nutrisi kurang, eliminasi baik, lalu
mobilisasi baik dengan personal hygiene yang baik dan memiliki istirahat dan tidur
yang cukup telah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan dengan menggunakan
metode leaflet dan SAP pada tanggal 10 April 2018, 11 April 2018 dan 12 April 2018 ini
telah menunjukan hasil dengan peningkatan pemenuhan nutrisi pada Ny.M yang
awalnya kurang menjadi meningkat dan makanan sesuai yang dianjurkan oleh peneliti,
hal ini sesuai dengan penelitian Lutfatul Latifah tahun 2017 dalam Efektifitas Self
Management Module menyatakan bahawa self management module morning sickness
dapat digunakan untuk mengatasi morning sickness.
Dengan hasil penelitian saya diatas bahwa diberikan implementasi pendidikan
kesehatan dalam pemenuhan nutrisi terbukti, oleh karena itu pneleiti menganjurkan
untuk terus menerapkan pola makan yang telah dianjurkan oleh peneliti.