Anda di halaman 1dari 45

REFLEKSI KASUS

Manajemen Anestesi Umum dengan Teknik


Intubasi (LMA : Laryngeal Mask Airway)
pada Pasien Tumor Mammae
Oleh :
Dayanara Rebecca (N 111 16 059)

Pembimbing :
dr. Ajutor Donny Tandiarrang, Sp.An
PENDAHULUAN
Anestesi secara umum adalah suatu tindakan menghilangkan
rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur
lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.

Komponen anestesi yang ideal (trias anestesi) terdiri dari :


hipnotik, analgesia dan relaksasi otot

Mayoritas dari lesi yang terjadi pada mammae adalah benigna.


Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di
payudara dengan puncak kejadian usia diantara 15-25 tahun
ANASTESI UMUM
Anestesi umum adalah tindakan untuk
menghilangkan nyeri secara sentral disertai
dengan hilangnya kesadaran dan bersifat pulih
kembali atau reversible.
Hipnotik/sedasi

TUJUAN
ANASTESI Analgesia

Muscle relaxant
PILIHAN CARA ANASTESI
Berdasarkan:
• Umur
• Status fisik
• Posisi pembedahan
• Keterampilan dan kebutuhan dokter pembedah
• Keterampilan dan pengalaman dokter
anestesiologi
• Keinginan pasien
• Bahaya kebakaran dan ledakan
TAHAPAN TINDAKAN ANASTESI UMUM

Penilaian dan persiapan pra anestesia


Sebelum pasien dibedah sebaiknya
dilakukan kunjungan pasien terlebih dahulu
sehingga pada waktu pasien dibedah pasien
dalam keadaan bugar
Penilaian pra bedah
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium
• Kebugaran untuk anestesia
• Klasifikasi status fisik
• Masukan oral
Premedikasi
• Menimbulkan rasa nyaman bagi pasien
a. Menghilangkan rasa khawatir
b. Memberikan ketenangan (sedative)
a. Membuat amnesia
b. Mengurangi rasa sakit (analgesic
non/narkotik)
c. Mencegah mual dan muntah
• Memudahkan atau memperlancar induksi
• Mengurangi jumlah obat-obat anestesi
• Menekan refleks-refleks yang tidak diinginkan
(muntah/liur)
• Mengurangi sekresi kelenjar saliva dan
lambung
• Mengurangi rasa sakit
Obat yang sering digunakan
• Analgesik narkotik (Petidin, morfin, Fentanyl)
• Hipnotik (Ketamin, Pentotal)
• Sedatif (Diazepam, midazolam)

Induksi anastesi:
Tindakan untuk membuat pasien dari sadar
menjadi tidak sadar, sehingga memungkinkan
dimulainya anestesi dan pembedahan
PERSIAPAN INDUKSI
S • Scope : stetoskop, laryngoskop

T • Tube : Pipa trakea

A • Airway : Oropharyngeal tube, Nasopharyngeal Tube

T • Tape : plester untuk fiksasi

I • Introducer/stilet

C • Connector

S • Suction
Induksi
Induksi intravena
• Paling banyak dikerjakan dan digemari
• Obat induksi bolus disuntikan dalam
kecepatan antara 30-60 detik
• Selama induksi anestesi, pernapasan pasien,
nadi dan tekanan darah harus diawasi dan
selalu diberikan oksigen
Obat-obatan induksi intravena:
• Tiopental (pentotal, tiopenton) amp 500 mg atau 1000 mg,
dosis 3-7 mg/kg
• Propofol (diprivan, recofol) 1ml = 1o mg, Dosis bolus untuk
induksi 2-2,5 mg/kg
• Ketamin (ketalar) Dosis bolus 1-2 mg/kg dan untuk
intramuscular 3-10 mg. ketamin dikemas dalam cairan bening
kepekatan 1% (1ml = 10mg), 5% (1 ml = 50 mg), 10% ( 1ml =
100 mg)
• Opioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil) Fentanil dosis
20-50 mg/kg dilanjutkan dosis rumatan 0,3-1 mg/kg/menit
Induksi
Induksi intramuscular
Ketamin (ketalar) : dosis 5-7 mg/kgBB

Induksi inhalasi
• N2O
• Halotan (fluotan)
• Enfluran (etran, aliran)
• Isofluran (foran, aeran)
• Desfluran (suprane)
• Sevofluran (ultane)
Induksi
Induksi per rectal : menggunakan thiopental atau
midazolam

Induksi mencuri
Dilakukan pada anak atau bayi yang sedang tidur,
menggunakan sungkup

Pelumpuh otot nondepolarisasi  Tracurium 20


mg (Antracurium)
Maintenance anastesi
• Rumatan intravena biasanya menggunakan opioid
dosis tinggi, fentanil 10-50 µg/kgBB
• Rumatan intravena dapat juga menggunakan
opioid dosis biasa, tetapi pasien ditidurkan
dengan infuse propofol 4-12 mg/kgBB/jam
• Rumatan inhalasi biasanya menggunakan
campuran N2O dan O2 dengan perbandingan 3:1
ditambah halotan 0,5-2 vol% atau enfluran 2-4%
atau isofluran 2-4 vol% atau sevofluran 2-4%
Pemulihan
Tatalaksana Jalan Napas
Manuver tripel jalan napas
• Kepala ekstensi pada sendi atlanto-oksipital.
• Mandibula didorong ke depan pada kedua
angulus mandibula
• Mulut dibuka

Jalan napas faring (oro-pharyngeal airway,


naso-pharyngeal airway)
Sungkup muka : Mengantar udara / gas anestesi
dari alat resusitasi atau system anestesi ke jalan
napas pasien
Sungkup laring (Laryngeal mask) : Merupakan
alat jalan napas berbentuk sendok terdiri dari
pipa besar berlubang dengan ujung menyerupai
sendok yang pinggirnya dapat dikembang-
kempiskan seperti balon pada pipa trakea
Pipa trakea (endotracheal tube)
Intubasi

Intubasi trakea ialah tindakan memasukkan pipa


trakea ke dalam trakea melalui rima glottis,
sehingga ujung distalnya berada kira-kira
dipertengahan trakea antara pita suara dan
bifurkasio trakea
Ekstubasi
• Ekstubasi dikerjakan pada umumnya pada
anestesi sudah ringan dengan catatan tak akan
terjadi spasme laring.
• Sebelum ekstubasi bersihkan rongga mulut
laring faring dari sekret dan cairan lainnya.
Tumor Mammae
• Tumor payudara adalah benjolan tidak normal
akibat pertumbuhan sel yang terjadi secara terus
menerus
• Semakin muda seorang wanita, semakin besar
kemungkinan bahwa benjolan payudara adalah
jinak
• Yang paling umum benjolan payudara jinak
fibroadenoma dan gabungan antara fibrosis dan
kista yang kadang-kadang disebut fibrokistik
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
• Nama : Nn. VS
• Umur : 16 Tahun (7 Desember 2002)
• Jenis Kelamin : Perempuan
• BB : 45 kg
• Agama : Islam
• Alamat : Jl. Munif Rahman
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Benjolan pada payudara
• Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang dengan
keluhan terdapat benjolan di payudara kanan yang
sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Benjolan
awalnya berukuran kecil, lama kelamaan ukuran
benjolan semakin membesar. Benjolan kadang terasa
nyeri, tetapi sekarang tidak nyeri dan bisa digerakkan.
Tidak ada cairan yang keluar dari benjolan, tidak
terdapat benjolan di tempat lain. Pasien tidak merasa
pusing, demam (-), sesak (-), mual (-), muntah (-), nyeri
pada tulang (-), BAB dan BAK lancar. Pasien mengaku
belum menikah. Haid teratur, lama haid 1 minggu.
Sedang tidak haid saat diperiksa.
Riwayat AMPLE
• A (Alergy) : Tidak didapatkan Alergi terhadap
obat, asma (-)
• M (Medication) : tidak sedang menggunakan
pengobatan tertentu
• P (Past History of Medication) : Riwayat DM(-),
Icterus (-), HT (-)
• L (Last Meal) : Pasien terakhir makan pukul
01.00 pagi sebelum operasi, mual (-), muntah
(-)
• E (Elicit History) : Benjolan pada payudara
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda – tanda vital
• Tekanan darah : 100/700 mmHg
• Nadi : 80 x/menit
• Pernapasan : 20 x/mnit
• Suhu : 36,5 ºC
• Skala nyeri (VAS) : 0
Pemeriksaan fisik umum
• GCS : 15 (E4V5M6)
• BB : 43 kg
• TB : 155 cm
Kepala – leher :
• Konjuctiva : anemis (-/-)
• Sclera : ikterik (-/-)
• Edema palpebral : (-/-)
• Pembesaran KGB : (-/-)
• Pembesaran kel. Tiroid : (-/-)
Thoraks
• I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-)
• P : Nyeri tekan (-), massa tumor (-)
• P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada
area jantung, batas paru
• hepar SIC VII, batas jantung DBN
• A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-. Bunyi jantung I/II murni, regular.
Abdomen
• I : Tampak datar
• A: Peristaltik (+) kesan normal
• P : Timpani
• P : Nyeri tekan (-)

Ekstremitas atas – bawah


• Atas: Edema (-/-), akral hangat (+/+)
• Bawah: Edema (-/-), akral hangat (+/+)

Status lokalis : Mammae sinistra


• Inspeksi : simetris, massa tidak terlihat
• Palpasi : teraba benjolan sebesar kelereng dibawah papilla
mammae sinistra, kenyal, tidak berbenjol-benjol, mobile (+)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13 L: 14-18, P: 12-16 g/dl
Leukosit 16.1 4.000-12.000 /mm3
Eritrosit 4,4 L: 4.5-6.5 P: 3.9-5.6 Juta/ul
Hematokrit 35,6 L: 40-46 P: 35-47 %
Trombosit 415 150.000-450.000 /mm3

Waktu pembekuan/CT 7.30 4-12 menit m.det

Waktu perdarahan/BT 2.30 1-4 menit m.det


KESIMPULAN
PS. ASA II : Pasien dengan penyakit sistemik
ringan atau sedang

PENATALAKSANAAN
• Pasang iv line RL 24 tpm
• Informed consent ke keluarga untuk dilakukan
tindakan operasi Eksisi tumor
LAPORAN ANESTESI PASIEN
• Diagnosis pra-bedah : Tumor mammae sinistra
• Diagnosis post-bedah : Post Operasi eksisi tumor
mammae Sinistra
• Jenis pembedahan : Eksisi Tumor
• Persiapan anestesi : Informed consent Puasa ± 8 jam
sebelum operasi
• Jenis anestesi : General Anestesi
• Teknik anestesi : Laryngeal Mask Airway (LMA)
• Pre Medikasi : Dexamethason 10 mg, Midazolam
1 mg, fentanyl 60 mcg
• Pemeliharaan anestesi :-
• Respirasi : Spontan
• Status Fisik : ASA II
• Induksi mulai : 11.45 WITA
• Operasi mulai : 12.00 WITA
• Lama operasi : 45 menit
• Lama puasa : 8 jam
Tekanan darah dan frekuensi nadi
selama operasi
Pukul (WITA) Tekanan Darah (mmHg) Nadi (kali/menit)
12.00 105/58 98
12.05 100/57 88
12.10 110/58 95
12.15 115/60 78
12.20 98/57 76
12.25 98/58 78
12.30 100/58 78
12.35 98/56 80
12.40 96/58 76
12.45 98/56 78
CAIRAN
Pemberian Cairan:
Cairan masuk :
• Durante operatif : Kristaloid RL 1000 cc
• Total input cairan : 1000 cc
Cairan keluar :
• Perdarahan : kasa 4x4 (5 buah) 10 x 5 = 50 cc
• Urin : -
• Total output cairan : Perdarahan 50 cc
POST OPERATIF
• Nadi, pernapasan, aktivitas motorik
• Memasang O2 2 L/menit nasal kanul
• Analgetik

TANDA VITAL
Nadi : 88 x/menit
RR: 22 x/menit
TD: 130/90
VAS Score: 0
Alderete Score
PEMBAHASAN
• Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang pasien
didiagnosis Tumor Mammae Sinistra dengan
ASA II (Pasien dengan penyakit sistemik ringan
atau sedang)
• Pasien sudah dipuasakan selama kurang lebih
dari 8 jam. Jenis anestesi yang dilakukan yaitu
anestesi general dengan teknik LMA
• Pada kasus ini jenis anestesi yang dipilih
adalah anastesi umum. Anastesi umum adalah
suatu tindakan medis dimana tujuan
utamanya adalah menghilangkan nyeri
• Anastesi umum yang dipilih pada kasus ini
adalah dengan intubasi. Intubasi adalah
memasukkan suatu pipa melalui mulut atau
melalui hidung, dengan sasaran jalan napas
bagian atas atau trachea
• Setelah LMA terfiksasi dilaksanakan
pembedahan yang diikuti dengan pemberian
cairan parenteral yaitu kristaloid untuk
mensubtitusi, darah dan cairan yang keluar
selama pembedahan
• Banyaknya cairan yang harus diberikan per
infus disesuaikan dengan banyaknya cairan
yang hilang. Terapi cairan intravena terdiri dari
cairan kristaloid, koloid, atau suatu kombinasi
kedua-duanya
Kebutuhan cairan maintenance
Berat badan Kebutuhan

10 kg pertama 4 ml/kg/jam

10-20 kg kedua 2 ml/kg/jam

masing-masing kg > 20 kg 1 ml/kg/jam

Pada kasus didapatkan berat badan pasien 45 kg


sehingga kebutuhan cairan pemeliharaannya
(4x10) + (2x10) + (1x25) = 85 ml/jam
Cairan pengganti Operasi

Pada kasus ini dilakukan pembedahan jenis eksisi tumor,


dimana operasi eksisi tumor ini merupakan operasi yang kecil
Sehingga, pada pasien ini didapatkan 0-2 ml/kg = (0-2 ml) x 45
kg = 0 sampai 90 ml
Pengganti Perdarahan

EBV = 65 ml/kg x BB kg MABL = 1.023,26 ml


= 65 ml/kg x 45 kg
= 2.925 ml
Total kebutuhan cairan selama 45
menit operasi
Kebutuhan cairan operasi
= M + Defisit Cairan Selama Puasa + Stress
Operasi + Urin
= 63,75 + 680 + 50 + 0
= 793,75 ml
Keseimbangan kebutuhan:
Cairan masuk – Cairan dibutuhkan =
1000 ml – 793.75 ml = 206,25 ml
Skor pemulihan pasca anastesi :
Aldrette score

Anda mungkin juga menyukai