Anda di halaman 1dari 21

Formulasi Gel Ekstrak

Temulawak (Curcuma
xanthorrizha) Sebagai
Cut Raihanah Anti Acne

Desi Erliani Mugita Sari

Gina Lestari

Nurul Mahyani
Introduction

Temulawak salah satu tumbuhan khas


Indonesia yang memiliki kandungan senyawa
xanthorizol yang mempunyai aktivitas antibakteri
terhadap P. Acne, yang merupakan bakteri
penyebab jerawat (Batubara et al, 2013)
Dimana, :
MIC= 0,5 mg/ml
MBC= 1 mg/ml
Toksisitas
Hasil uji toksisitas akut setelah pemberian ekstrak
etanol terhadap mencit jantan dan betina
menunjukkan bahwa sampai dosis 7500mg/kgbb
tidak ada kematian dan efek toksik yang bermakna
maka estrak etanol dari rimpang temulawak dapat
dinyatakan aman.
Parameter toksisitas :
• Bobot badan
• Bobot organ (Jantung, paru, hati, limpa, ginjal,
adrenal, testis, dan vesika seminalis)
Gel
Suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu disperse
yang tersusun baik dari partikel anorganik yang terkecil atau
molekul organik yang besar dan saling diresapi cairan

Kelebihan Gel
• Rasa dingin di kulit dengan adanya kandungan air yang
cukup tinggi sehingga nyaman digunakan
• Penampilan sediaan jernih dan elegan
• Pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film
tembus pandang elastis, midah dicuci, pelepasan obat baik,
kemampuan penyebarannya pada kulit baik.
– Bentuk sediaan gel lebih baik digunakan pada
pengobatan jerawat daripada bentuk sediaan krim
karena sediaan gel dengan pelarut yang polar lebih
mudah dibersihkan dari permukaan kulit setelah
pemakaian dan tidak mengandung minyak yang
dapat meningkatkan keparahan jerawat.
Pengolahan Simplisia

– Simplisia rimpang temulawak yang didapatkan dari pasar


bringharjo dibersihkan dari material yang masih
menempel pada simplisia kering dari serangga dan lain-
lain.Simplisia kering dan bersih kemudian dikurangi
ukurannya dengan cara dibuat serbuk. Serbuk simplisia
kemudian disimpan dalam wadah tertutup rapat pada
suhu kamar.
Ekstraksi • Masukkan sebagian serbuk kering simplisia dalam
maserator, tambahkan 10 bagian etanol 70%.
• Rendam selama 6 jam sambil sesekali diaduk
• Diamkan selama 18 jam
• Pisahkan maserat dengan cara filtrasi
• Ulangi proses penyarian sekurang-kurangnya 2
kali dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama
• Kumpulkan semua maserat kemudian uapkan
dengan penguap vakum atau penguap tekanan
rendah hingga diperoleh ekstrak kental
• Hitung rendemen yang diperoleh
Parameter Ekstrak

Non Spesifik Spesifik


• Kadar abu Organoleptik
• Susut pengeringan Uji Kandungan Kimia
Parameter spesifik
– Hasil pengujian organoleptis ekstrak : kuning kecoklatan,
bau khas
– Hasil pengujian skrining fitokimia ekstrak rimpang
N Jenis Pemeriksaan
temulawak Hasil
o
1. Alkaloid +
2. Flavonoid +
3. Saponin +
4. Steroid +
5. Glikosida +
6. Tanin -
Penetapan Kadar Abu

• Timbang seksama 2-3 gram bahan uji yang telah


dihaluskan kemudian masukkan ke dalam krus
silikat yang telah dipijar dan ditara
• Pijarkan perlahan lahan hingga arang habis
• Dinginkan dan timbang
• Kadar abu total dihitung terhadap berat bahan uji
dinyatakan dalam % b/b
Hasil Kadar Abu

Sebelum Pemijaran (g) Sesudah Pemijaran (g) Kadar Abu


Krus Ekstrak sebelum esikator sesudah esikator 1 jam (%)
I 21,1224 2,0308 21,1712 21,1717 2,41
II 21,2921 2,0272 21,3291 21,3292 1,82
III 24,2250 2,0355 24,2640 24,2642 1,92
Rata-rata= 2,05

Persyaratan kadar abu ekstrak temulawak → Tidak lebih


dari 7,8%

Jadi, hasil yang diperoleh memenuhi syarat.


Susut Pengeringan

Alat Moisture Analyzer dinyalakan selama 30 menit. Suhu


pengukuran yang diinginkan diatur pada alat dengan
memilih metode yang sesuai dengan menekan tombol ”Mode”.
Alas alumunium bersih diletakkan pada tempat alas dan alat
akan melakukan tare secara otomatis.
Sebanyak sekitar 1 gram sampel diratakan pada alas
alumunium, kemudian alat ditutup, maka alat akan
memanaskan sampel dengan pijaran halogennya dan
menimbang secara otomatis sampai berat bahan konstan dan
hasil akan tercetak pada alat pencetak.
Hasil susut pengeringan
= 11,66%

Persyaratan: Tidak lebih dari 13%

Ekstrak memenuhi syarat.


Formulasi Gel

Komposisi Formula (%)


Carbopol 1
TEA 0,05
Gliserin 2
Propilenglikol 1
Metil Paraben 0,03
Ekstrak Rimpang Temulawak 0,1
Aquades (g) Add 100
Cara Pembuatan

1. Carbopol dilarutkan dlam air panas, didiamkan sampai mengembang


2. Nipagin dilarutkan di dalam air
3. Ditambahkan ke dalam carbopol, gerus homogen
4. Tambahkan gliserin dan propilenglikol sedikit demi sedikit, gerus homogen
5. Tambahkan TEA, gerus homogen
6. Tambahkan sisa air
7. Terakhir tambahkan esktrak temulawak yang sudah digerus homogen
sebelumnya
Evaluasi Sediaan Gel

1. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan untuk melihat tampilan fisik sediaan
dengan cara melakukan pengamatan terhadap bentuk, warna dan
bau dari sediaan yang telah dibuat.

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah sediaan yang
telah dibuat homogen atau tidak. Caranya, gel dioleskan pada
kaca transparan. Homogenitas ditunjukkan dengan tidak adanya
butiran kasar.
3. Uji pH

Uji pH dilakukan untuk melihat tingkat keasaman sediaan gel


untuk menjamin sediaan gel tidak menyebabkan iritasi pada kulit.
pH sediaan gel diukur dengan menggunakan stik pH universal.
Stik pH universal dicelupkan ke dalam sampel gel yang telah
diencerkan, diamkan beberapa saat dan hasilnya disesuaikan
dengan standar pH universal. pH sediaan yang memenuhi kriteria
pH kulit yaitu dalam interval 4,5 – 6,5.
4. Uji Daya Sebar

Uji daya sebar dilakukan untuk menjamin pemerataan gel saat


diaplikasikan pada kulit yang dilakukan segera setelah gel dibuat.
Gel ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian diletakkan ditengah kaca
bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lain atau bahan
transparan lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan
pemberat 150 g, didiamkan 1 menit, kemudian dicatat diameter
penyebarannya. Daya sebar gel yang baik antara 5-7 cm.
Hasil Evaluasi Gel Temulawak
1. Organoleptik
Bentuk: Setengah padat
Warna: Kuning
Bau:
2. Homogenitas → Homogen
3. pH = 4,5 (memenuhi syarat)
4. Daya Sebar = 3,5 cm (tdk memenuhi
syarat)

Anda mungkin juga menyukai