Anda di halaman 1dari 18

LAB KOMP CRITICAL APPRAISAL

WAKTU:
HARI: Selasa -Kamis - Sabtu
TGL :
PERTEMUAN KE : 4, 5, 6
MATERI:
1. Critical appraisal : analisis Jurnal 1 : Judul -
Abstrak- Pendahuluan.
2. Critical appraisal : analisis Jurnal 2 : Metodologi
– Pembahasan – Hasil – Kesimpulan.
3. Critical appraisal : analisis Jurnal 3 : Etika
Penelitian dan kepustakaan.
LAB KOMP CRITICAL APPRAISAL
WAKTU:
HARI: Selasa – Kamis - Sabtu
TGL : 18, 21, 23
PERTEMUAN KE : 4, 5,6
MATERI:
1. Critical appraisal : analisis Jurnal 1 : Judul -
Abstrak- Pendahuluan.
2. Critical appraisal : analisis Jurnal 2 : Metodologi
– Pembahasan – Hasil – Kesimpulan.
3. Critical appraisal : analisis Jurnal 3 : Etika
Penelitian dan kepustakaan.
LAB KOMP CRITICAL APPRAISAL
WAKTU:
HARI: Selasa – Kamis - Sabtu
TGL : 18 Juni 2012
PERTEMUAN KE : 4,
MATERI:
1. Critical appraisal : analisis Jurnal 1 : Judul -
Abstrak- Pendahuluan.
DESKRIPSI BAB SKRIPSI
Skripsi disusun menggunakan format 5 bab :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Perumusan Masalah
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
BAB II. LANDASAN TEORI
1. Penelitian Terdahulu.
2. Tinjauan Pustaka
3. Kerangka Pemikiran.
4. Rumusan Hipotesis.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
2. Waktu dan tempat penelitian
3. Populasi dan sampel penelitian
4. Teknik Analisis.
DAFTAR PUSTAKA

Bab ini berisi peta perjalanan penguji bertamasya ke bab2,3,4 dan 5. sehingga ditulis setelah menulis bab 2, sambil menelaah bab 2, walau
draft harus dimulai dr bab 1 ini.
JADWAL COMMUNITY RESEARCH PROGRAM (CRP) 6 (Blok GUS)
Waktu : 3 Minggu
CRITICAL APPRAISAL
Kuliah Pakar : Sabtu, 2 Juni 2010 Jam 07.00 – 08.00 WIB
Dosen : Dra HENI NASTITI , MM

Materi Pertemuan 1 dan 2


1. Syarat sampel yang mewakili (representatif) dalam
penelitian kesehatan. Perhitungan besar sampel jika
populasi diketahui.
2. Perhitungan besar sampel jika populasi tidak diketahui.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1.Parameter yang ditetapkan peneliti
Zα : deviasi baku alfa
d : presisi
2.Parameter dari kepustkaan
P : proporsi kategori variabel yang diteliti
Q : 1-P
3. Apabila P tidak diketahui , maka P = 0,5 =50% diperoleh
karena PxQ , akan maksimal
4. Standar deviasi (s) variabel yang diteliti tidak diketahui
maka dilakukan penelitian pendahuluan yang diambil 10
responden sehingga akan diperoleh rata-rata dan standar
deviasi .
TUGAS

1. Seorang peneliti ingin mengetahui prevalensi penderita katarak senilis di


kabupaten A . Diketahui bahwa prevalensi dari penelitian sebelumnya
adalah 12%. . Apa rumus yang digunakan dan berapa besar sampel yang
digunakan?
2. Seorang peneliti ingin mengetahui rerata kadar hemoglobin pada remaja
putri SMU di Jakarta Pusat . Berdasarkan penelitian sebelumnya , rerata dan
standar deviasi kadar hemoglobin adalah 11± 2 g/dl . Apa rumus yang
digunakan dan berapa besar sampel yang diperlukan?
3. Seorang peneliti ingin mengetahui apakah perbedaan kesembuhan antara
obat A(standar) dengan obat B . Untuk menentukan besar sampel , peneliti
menetapkan bahwa proporsi kesembuhan obat A dengan obat B dianggap
bermakna jika selisihnya 10%. Berdasarkan tiga peneliti sebelumnya
diketehui bahwa kesembuhan obat A adalah 70%,75% dan 80%. Bila
ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan tipe II 20% dengan
hipotesis satu arah berapa sampel yang diperlukan?
4. Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara
riwayat pemakaian kontrasipsi IUD dengan kehamilan ektopiki. Peneliti
menggunakan disain kasus kontrol . Untuk menentukan besar sampel ,
peneliti menetapkan bahwa perbedaan proporsi pajanan antara
kelompok kasus dan kelompok kontrol 20%. Diketahui bahwa proporsi
pajanan pada kelompok kontrol sebesar 5% bila ditetapkan kesalahan
tipe I sebesar 5% , kesalahan tipe II 20 %, dengan hipotesis satu arah ,
berapa besar sampel yang diperlukan?
5. Seorang peneliti ingin mengetahi hubungan antara riwayat pemakaian
kontrasipsi IUD dengan kehamilan ektopiki. Peneliti menggunakan disain
kasus kontrol . Untuk menentukan besar sampel , peneliti menetapkan
bahwa OR minimal yang dianggap bermakna adalah 2 . Diketahui
bahwa proporsi pajanan pada kelompok kontrol sebesar 5% bila
ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5% , kesalahan tipe II 20 %, dengan
hipotesis satu arah , berapa besar sampel yang diperlukan?
Jawaban Tugas Penghitungan Sampel
1. Deskriptif kategorik
Kasus :
Seorang peneliti ingin mengetahui prevalensi penderita katarak senilis di kabupaten A . Diketahui
bahwa prevalensi dari penelitian sebelumnya adalah 12%. . Apa rumus yang digunakan dan
berapa besar sampel yang digunakan?

• Jawab:
 Menentukan rumus besar sampel
Tujuan penelitian penelitian deskriptif (prevalensi)
• Variabel keluaran variabel katagorik (Katarak Senilis), mk tujuan penelitian termasuk diskriptif
kategorik.
 Menghitung besar sampel.
rumus :

n = =

Sampel yang diperlukan n = 163 Benar bisa digunakankah ?


• Salah satu syarat besar sampel pada penelitian deskriptif kate gorik adalah PxN > 5
• Pada kasus ini bila prediksi peneliti benar maka peneliti akan memperoleh prevalensi sebesar 12%
± 5 % = 7% - 17% jika dihitung nilai PxN akan didapat minimal 7% x 163 = 11,41 dan maksimal
17%x163 = 27,71 keduanya >5 jadi sampel sebesar 163 boleh digunakan
 Membuat kesimpulan.
Jadi jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 163.
2.Deskriptif Numerik
Kasus :
Seorang peneliti ingin mengetahui rerata kadar hemoglobin pada remaja putri
SMU di Jakarta Pusat . Berdasarkan penelitian sebelumnya , rerata dan standar
deviasi kadar hemoglobin adalah 11± 2 g/dl . Apa rumus yang digunakan dan
berapa besar sampel yang diperlukan?
Jawab :
 Menentukan rumus besar sampel
Tujuan penelitian penelitian deskriptif (mencari rerata)
Variabel keluaran variabel numerik (kadar Hb), mk tujuan penelitian
termasuk diskriptif numerik.
 Menghitung besar sampel.
Rumus:
n=
Zα = 1,96
d=1
S=2
Rumus n =
Besar Sampel n = 16
 Membuat Kesimpulan.
Jadi jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 16
Parameter Kepustakaan Ada dengan
prevalensi kecil (< 20%)
Kasus :
Seorang peneliti ingin mengetahui prevalensi
kebutaan di kabupaten A . Dari kepustakaan
diperoleh prevalensi kebutaan adalah 5% .
Apa rumus yang digunakan dan berapa besar
sampel yang diperlukan untuk meneliti
prevalensi kebutaan tsb?
Jawaban Tugas Penghitungan Sampel
1. Deskriptif kategorik
Kasus :
Seorang peneliti ingin mengetahui prevalensi kebutaan di kabupaten A . Diketahui bahwa prevalensi
dari penelitian sebelumnya adalah 5%. . Apa rumus yang digunakan dan berapa besar sampel
yang digunakan?

• Jawab:
 Menentukan rumus besar sampel
Tujuan penelitian penelitian deskriptif (prevalensi)
• Variabel keluaran variabel katagorik (kebutaan ), mk tujuan penelitian termasuk diskriptif
kategorik.
 Menghitung besar sampel.
rumus :

n = =

Sampel yang diperlukan n = 114 Benar bisa digunakankah ?


• Salah satu syarat besar sampel pada penelitian deskriptif kate gorik adalah PxN > 5
• Pada kasus ini bila prediksi peneliti benar maka peneliti akan memperoleh prevalensi sebesar 5% ±
4 % = 1% - 9 % jika dihitung nilai PxN akan didapat minimal 1 % x 114= 1,14 dan maksimal 9%x114
= 10,26 keduanya >5 jadi sampel sebesar 114 boleh digunakan
 Membuat kesimpulan.
Jadi jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 114
Parameter Kepustakaan Ada dengan
prevalensi Tidak diketahui
• Seorang peneliti ingin mengetahui prevalensi
status gizi buruk di kabupaten A . Apa rumus
yang digunakan dan berapa besar sampel
yang diperlukan untuk meneliti prevalensi
status gizi buruk di kabupaten A bila belum
diketahui data sebelumnya ?
Jawaban Tugas Penghitungan Sampel
1. Deskriptif kategorik
Kasus :
Seorang peneliti ingin mengetahui prevalensi status gizi buruk di kabupaten A . Apa rumus yang
digunakan dan berapa besar sampel yang digunakan?

• Jawab:
 Menentukan rumus besar sampel
Tujuan penelitian penelitian deskriptif (prevalensi)
• Variabel keluaran variabel katagorik (gizi buruk ), mk tujuan penelitian termasuk diskriptif
kategorik.
 Menghitung besar sampel.
rumus :

n = =

Sampel yang diperlukan n = 97 Benar bisa digunakankah ?


• Salah satu syarat besar sampel pada penelitian deskriptif kate gorik adalah PxN > 5
• Pada kasus ini bila prediksi peneliti benar maka peneliti akan memperoleh prevalensi sebesar 50%
± 10% = 40% = 58,2 keduanya >5 jadi sampel sebesar 97 boleh digunakan
 Membuat kesimpulan.
Jadi jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 97
3. Penelitian analitik kategoriks tidak berpasangan
Kasus 1.
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah perbedaan kesembuhan antara obat A(standar) dengan obat B . Untuk menentukan besar sampel ,
peneliti menetapkan bahwa proporsi kesembuhan obat A dengan obat B dianggap bermakna jika selisihnya 10%. Berdasarkan tiga peneliti
sebelumnya diketehui bahwa kesembuhan obat A adalah 70%,75% dan 80%. Bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%, kesalahan tipe II 20%
dengan hipotesis satu arah berapa sampel yang diperlukan?

Jawab :
 Menentukan rumus besar sampel
Tujuan penelitian analitik kategorik tidak berpasangan.
 Menghitung besar sampel.
Rumus:
n1=n2 =

Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5% , hipotesis satu arah , sehingga Za = 1,64


Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20% ,maka Zβ =0,84 P2 =angka kesembuhan pada obat standar. Berdasarkan kepustakaan , angka kesembuhan
obat standar adalah 0,7. Q2= 1 -0,75=0,25
P1-P2 = selisih minimal proporsi kesembuhan antara obat A dan obat B yang dianggap bermakna . Peneliti menetapkan nilai P 1-P2 sebesar 0,1
Dengan demikian
P1 = P2 + 0,1 = 0,75 + 0,1 = 0,85
Q1 = 1- P1 = 1- 0,85 = 0,15
P = ( P1+P2)/2 = (0,75 +0,85)/2 = 0,8
Q = 1-P = 1-0,8 = 0,2
Jadi : n1=n2 =

= 204,3698
 Membuat kesimpulan
Jadi jumlah sampel untuk setiap kelompok sebanyak 205
LAB KOMP CRITICAL APPRAISAL
WAKTU:
HARI: Kamis
TGL : 21 Juni 2012
PERTEMUAN KE : 5
MATERI:
Critical appraisal : analisis Jurnal 2 : Metodologi
– Pembahasan – Hasil – Kesimpulan.
LAB KOMP CRITICAL APPRAISAL
WAKTU:
HARI: Selasa – Kamis - Sabtu
TGL : 23 Juni 2012
PERTEMUAN KE : 6
MATERI: Critical appraisal : analisis Jurnal 3 :
Etika Penelitian dan kepustakaan.

Anda mungkin juga menyukai