Anda di halaman 1dari 29

JADWAL COMMUNITY RESEARCH PROGRAM (CRP) 6

(Blok GUS)
Waktu : 3 Minggu
CRITICAL APPRAISAL
Kuliah Pakar : Sabtu, 2 Juni 2010 Jam 07.00 08.00
WIB
Dosen : Dra HENI NASTITI , MM
Materi Pertemuan 1 dan 2
1. Syarat sampel yang mewakili (representatif)
dalam penelitian kesehatan. Perhitungan besar
sampel jika populasi diketahui.
2. Perhitungan besar sampel jika populasi tidak
diketahui.

Referensi
1. Besar Sampel , Cara Pengambilan
Sampel. Dalam penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Oleh : M. Sopiyudin Dahlan. Edisi
5 . Penerbit Salemba Medika
2. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan
Oleh : M. Sopiyudin Dahlan. Edisi 2 .
Penerbit Salemba Medika
3. Membuat Proposal Penelitian
Oleh : M. Sopiyudin Dahlan.. CV . Sagung
Seto

PENENTUAN BESAR SAMPEL


Penentukan Besar Sampel dan cara mengambil
sampel merupakan hal penting dalam melakukan
penelitian:
1. Supaya sampel yang diambil mewakili
(representatif)
bisa melakukan generalisasi hasil penelitian.
2. Supaya penelitian efisien : biaya, waktu dan
SDM.
2. Supaya penelitian menjadi etis dilaksanakan.

PRINSIP DASAR GENERALISASI SAMPEL KE


POPULASI

Populasi

Populasi
Terjangkau
Sampel Yang
diinginkan
Sampel yang
diperoleh

Validitas
Eksterna
II

Validitas
Eksterna
I

Validitas
interna

Konsep Generalisasi Hasil Penelitian


Dalam gambar terdapat beberapa kata
kunci yang terdiri dari :
1. Subyek yang diteliti.
2. Subyek yang diinginkan.
3. Populasi terjangkau.
4. Populasi target.
5. Validitas interna.
6. Validitas eksterna I
7. Validitas eksterna II

Syarat Hasil Sampel Dapat


Digeneralisasi Pada Populasi.
1. Validitas Interna.
Sampel yang diperoleh mewakili sampel yang
diinginkan, diuji dengan uji statistik atau
meminimalisasi DO.
2. Validitas eksterna I.
Sampel yang diperoleh mewakili populasi
terjangkau.
Besar sampel cukup dan cara pengambilan
sampel dengan probabilitas.
3. Validitas eksterna II.
Populasi terjangkau mewakili populasi target
logika akademis

Penelit
i
Melakukan
Penelitian

Ingin
mengetah
ui gizi
anak balita
Didapat
kan Jml
sampel
sebanya
k :280

Kecamata
n A (3
desa)

Contoh 1:
Jawab:
1. Subyek yang diteliti = 280 balita
2. Subyek yang diinginkan = 300 balita
3. Populasi terjangkau=balita di 3 desa di
Kec. A.
4. Populasi target = balita di Kec. A

Subyek :
300
balita
1. Subyek yg
diteliti
2. Subyek yg
diinginkan
3. Populasi
terjangkau
4. Populasi
target

Contoh
Kasus 2
Peneliti uji
klinis

Jumlah
sampel 200

Tujuan
membandi
ngkan
keberhasila
n
pengobata
n diare
berat
Rumah
Sakit 1
Rumah
Sakit 2

Obat
standar
Obat baru

Dilakukan
penelitian

Didapatkan
: 200
subyek

Jawab:
1.Subyek yang diteliti = anak yg menderita diare berat =200
2.Subyek yang diinginkan = Subyek yang diteliti = 200
3. Populasi terjangkau= anak yg mengalami diare berat di 2 RS
4. Populasi target = anak yang menderita diare berat.

PENENTUAN BESAR SAMPEL


Penentuan Besar Sampel dipengaruhi
oleh komponenkomponen dalam
penentuan Jenis pertanyaan
penelitian a.l.:
1.
2.
3.
4.

Desain khusus non desain khusus.


Deskriptif Analitis
Katrgorik Numerik
Berpasangan tidak berpasangan.

Rumus Besar Sampel Berdasarkan Masalah Penelitian Secara


Statistik
No

JENIS MASALAH

Deskriptif Kategorik

Deskriptif numerik

Analitik Komparatif kategoriks


tidak berpa-sangan

Analitik Komparatif kategoriks


berpa-sangan

Analitik Komparatif numerik


Tidak berpasangan 2 Kelompok

Analitik Komparatif numerik


Tidak berpasangan >2 Kelompok

RUMUS BESAR SAMPEL

Analitik Komparatif numerik


berpasangan
2 Kelompok

Analitik Komparatif numerik


berpasangan> 2 Kelompok

Korelatif

10

Multivariate

11

Diagnostik

12

Survival

F(VI.ES)

Hal-Hal Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Menentukan Besar Sampel

1. Perkiraan proporsi variabel penting penelitian.


Misal : Penelitian prevalensi penyakit TBC didaerah tertentu
diambil sampel 50%.
2. Derajat kecermatan yang digunakan .
Besar perbedaan hasil sampel dan populasi : 5% - 10%. Makin
tinggi tingkat kecermatan yang diambil maka makin besar
sampel yang diambil.
3. Tentukan derajat kepercayaan yang diinginkan.
Derajat kepercayaan merupakan besar kepercayaan terhadap
hasil pengamatan pada sampel. Biasanya digunakan : 95% 99%.
4. Besarnya populasi.
Bila populasi besar (> 10.000), ketepatan jumlah sampel tidak
merupakan masalah, apabila < 10.000, maka harus dinyatakan
dengan tepat, karena dianggap populasi terbatas sehingga
jumlah sampel < dari populasi tak terhingga.

Tabel Tentang Nilai Z dan , dan 1-


untuk berbagai nilai

Z satu arah

Z dua arah

0,1
0,05
0,025
0,01

1,282
1,645
1,960
2,326

1,645
1,960
2,240
2,580

1-

0,50
0,60
0,70
0,80
0,85
0,90
0,95
0,975
0,99

0,00
0,25
0,53
0,84
1,03
1,282
1,645
1,960
2,436

Rambu-Rambu Dasar Untuk Perhitungan Besar


Sampel

1. Pilih rumus besar sampel yang tepat


2. Gunakan rumus besar sampel dengan benar
3. Jika dalam satu penelitian terdapat lebih dari
satu pertanyaan, maka hitunglah besar sampel
untuk setiap pertanyaan penelitian karena untuk
menjawab setiap pertanyaan memerluka besar
sampel yang berbeda.
4. Jika dalam satu penelitian terdapat lebih dari
satu desain, maka hitunglah untuk setiap desain
karena untuk menjawab setiap pertanyaan
dalam setiap ebesar sampel yang berbeda.

Contoh Penghitungan Sampel


1. Deskriptif kategorik
Kasus :
Seorang peneliti ingin mengetahui prevalensi diare di desa A . Diketahui bahwa prevalensi
diare dari penelitian sebelumnya adalah 20 %. Apa rumus yang digunakan dan berapa besar
sampel yang diperlukan untuk meneliti prevalensi di desa A tersebut?

Jawab:
Menentukan rumus besar sampel
Tujuan penelitian
penelitian deskriptif (prevalensi)
variabel katagorik (diare), mk tujuan penelitian termasuk diskriptif
Variabel keluaran
kategorik.
Menghitung besar sampel.
rumus :
n

Sampel yang diperlukan n = (1,962) = 246


Benar bisa digunakankah ?
Salah satu syarat besar sampel pada penelitian deskriptif kate gorik adalah PxN > 5
Pada kasus ini bila prediksi peneliti benar maka peneliti akan memperoleh prevalensi sebesar
20% 5 % = 15% - 25% jika dihitung nilai PxN akan didapat minimal 15% x 246 = 36,9 dan
maksimal 25%x246 = 61,5 keduanya >5 jadi sampel sebesar 246 boleh digunakan
Membuat kesimpulan.
Jadi jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 246.

2.Deskriptif Numerik
Kasus :
Seorang peneliti ingin mengetahui rerata kadar hemoglobin pada ibu
hamil di Kabupaten A . Berdasarkan penelitian sebelumnya, rerata
dan standar deviasi kadar hemoglobin adalah 10 4 g/dl . Apa rumus
yang digunakan dan berapa besar sampel yang diperlukan ?
Jawab :
Menentukan rumus besar sampel
Tujuan penelitian
penelitian deskriptif (mencari rerata)
Variabel keluaran
variabel numerik (kadar Hb), mk tujuan
penelitian termasuk diskriptif numerik.
Menghitung besar sampel.
Rumus:
n=
Z = 1,96
d=1
S=4
Rumus n =
Besar Sampel n =
Membuat Kesimpulan.
Jadi jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 62.

3. Penelitian analitik kategoriks tidak berpasangan


Kasus 1.
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan kesembuhan antara obat A (standar)
dengan obat B . untuk menentukan besar sampel , peneliti menetapkan bahwa proporsi kesembuhan obat
A dengan obat B bermakna jika selisihnya 20%. Diketahui bahwa kesembuhan pada obat A adalah 70% .
Bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5 % kesalah tipe II 20% dengan hipotesis satu arah . Berapa besar
sampel yang diperlukan?
Jawab :
Menentukan rumus besar sampel
Tujuan penelitian analitik kategorik tidak berpasangan.
Menghitung besar sampel.
Rumus:
n1=n2 =
Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5% , hipotesis satu arah , sehingga Z a = 1,64
Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20% ,maka Z =0,84 P2 =angka kesembuhan pada obat standar.
Berdasarkan kepustakaan , angka kesembuhan obat standar adalah 0,7. Q 2= 1 -0,7 =0,3
P1-P2 = selisih minimal proporsi kesembuhan antara obat A dan obat B yang dianggap bermakna . Peneliti
menetapkan nilai P1-P2 sebesar 0,2
Dengan demikian
P1 = P2 + 0,2 = 0,7 + 0,2 = 0,9
Q1 = 1- P1 = 1- 0,9 = 0,1
P = ( P1+P2)/2 = (0,7 +0,9)/2 = 0,8
Q = 1-P = 1-0,8 = 0,2
Jadi : n1=n2 =
= 49.
Membuat kesimpulan
Jadi jumlah sampel untuk setiap kelompok sebanyak 49.

Kasus 2 (kohort)
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara pajanan bisisng dengan tuli . peneliti
menggunakan disain kohort. Untuk menetukan besar sampel , peneliti menetapkan bahwa perbedaan
minimal proporsi tuli antara yang terpajan dengan yang tidak terpajan yang dianggap bermakna adalah 10 %.
Diketahui bahwa proporsi tuli pada kelompok yang tidak terpajan sebesar 10 % . Bila ditetapkan kesalahan
tipe I sebesar 5% , kesalahan Tipe II 20 % , dengan hipotesis satu arah, berapakah besar sampel yang
diperlukan?.
Jawaban :
Menentukan rumus besar sampel.
Tujuan penelitian analitik kategorikal tidak berpasangan.
Menghitung besar sampel.
Rumus :
n1=n2 =
2. Menghitung besar sampel
Diketahui :
Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah , sehingga = 1,64
Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka = 0,84
P2 proporsi tuli pada kelompok tanpa resiko sebesar 0,1 (kepustakaan)
Q2 = 1-0,1 = 0,9
P1-P2 = Selisih proposi tuli minimal yang dianggap bermakna ditetapkan sebesar 0,1
P1 = P2 + 0,1 = 0,1 + 0,1 = 0,2
Q1 = 1 P1 = 1 0,2 = 0,8
P = ( P1 + P2) /2 = (0,2 + 0,1 ) /2 = 0,15
Q = 1-P = 1-0,15 = 0,85
Dengan memasukkan nilai nilai di atas pada rumus , diperoleh :
n1=n2 =

= 156
Membuat kesimpulan.
Jadi besar sampel yang diperlukan untuk setiap kelompok sebanyak 156.

Kasus 3 . (kontrol)
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara pajanan terhadap bising
dengan tuli . Peneliti menggunakan disain kasus kontrol . untuk menentukan besar sampel .
peneliti menetapkan bahwa perbedaan proporsi pajanan minimal antara kelompok kasus dan
kelomppok kontrol adalah 20% diketahui bahwa proporsi pajanan pada kelompok kontrol sebesar
10% bila ditetapkan kesalahan Tipe I sebesar 5% dan kesalahan tipe II sebesar 20% , dengan
hipotesis satu arah berapakah besar sampel yang diperlukan?
Jawab:
Menentukan rumus besar sampel.
Rumus : n1=n2 =
Menghitung besar sampel :
Dari kasus diketahui bahwa :
Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5% hipotesis satu arah sehingga = 1,64, kesalahan tipe II
ditetapkan sebesar 20% maka Z = 0,84 . = 1-0,1 = 0,9
P2 = proporsi pajanan pada kelompok kontrol sebesa 0,1 ( kepustakaan)
Q2 = 1 0,1 = 0,9
P1-P2 = selisih proporsi pajanan minimal yang dianggap bermakna, dtetapkan sebesar 0,2
Pi = P2 + 0,20 = 0,1 + 0,2 = 0,3
Q1 = 1- P1 = 1-0,3 = 0,7
P = ( P1 + P2) /2 = (0,3 + 0,1 ) /2 = 0,2
Q = 1-P = 1-0,2 = 0,8
Dengan memasukkan nilai nilai di atas pada rumus didapat :
n1=n2 =
= 49
Membuat kesimpulan.
Jadi jumlah sampel yang diperlukan tiap kelompok sebanyak 49.

Analitik kategorik berpasangan.


Kasus
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara pajanan terhadap
bising dengan tuli . Peneliti menggunakan disain kasus kontrol berpasangan . Untuk
menentukan besar sampel , peneliti menetapkan bahwa OR minimal adalah 2 , denga proporsi
diskodran = 0,30 .Bila ditetapkan kesalahan Tipe I sebesar 5% dan kesalahan tipe II sebesar
20% , dengan hipotesis dua arah berapakah besar sampel yang diperlukan?
Jawab:
Menentukan rumus besar sampel
Menghitung besar sampel.
Rumus:
n1 = n 2 =

Perhitungan sampel :
Dari kasus diketahui bahwa : Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5 %, hipotesis dua arah,
sehingga = 1,96. Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, = 0,84 .OR = 2. = 0,3
Dengan memasukkan rumus diperoleh :
n1 = n 2 =

n1 = n 2 =
= 209
Membuat kesimpulan.
Dengan demikian besa r sampel tiap kelompok adalah 209

5. Analitik Numerik Tidak berpasangan.


Kasus:
Seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan kadar placenta growth factor (PGF) antara ibu hamil normal
dan ibu hamil yang mengalami preeklampsia . diketahui bahwa rerata PGF pada wanita hamil adalah
110 40 mg/ml . Peneliti menetapkan kesalahan Tipe I sebesar 5% dan kesalahan tipe II sebesar 90% ,
dengan hipotesis satu arah dan perbedaan rerata minimal yang dianggap bermakna adalah 20. Rumus
besar sampel yang mana yang digunakan dan berapakah besar sampel yang diperlukan?
Jawab :
Menentukan rumus besar sampel.
Penelitian di atas adalah penelitian analitik numerik tidak berpasangan. Dengan demikian rumus besar
sampel yang dipilih adalah :
Menghitung besar sampel .
Rumus:
n1=n2=

Menghitung besar sampel


Kesalah tipe I ditetapkan sebesar 5 % , maka = 1,64
Kesalah tipe II ditetapkan sebesar 10 % , maka = 1,28
Selisih minimal yang dianggap bermakna (X1-X2 ) = 20
Standar deviasi = 40 ( diasumsikan standar deviasi 40 merupakan standae deviasi gabungan wanita hamil
dan preeklampsia)
n1=n2=
=

= 69
Membuat kesimpulan.
Dengan demikian besar sampel minimal masing-masing kelompok adalah 69 (kelompok kehamilan normal
sebanyak 69 kelompok preeklampsia sebanyak 69 )

6. Penelitian Analitik Numerik Berpasangan.


Kasus:
Seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan kadar hemoglobin sebelum dan sesudah dua minggu
suplementasi Fe pada ibu hamil tri semester 2. Diketahui bahwa kadar hemoglobin ibu hamil 10 2 g/dl.
Peneliti menetapkan kesalahan Tipe I sebesar 5% hipotesis satu arah dan kesalahan tipe II sebesar 90% ,
dan perbedaan rerata minimal yang dianggap bermakna antara sebelum dan sesudah suplementasi Fe
yang dianggap bermakna adalah 2g/dl.Standar deviasi perbedaan rerata antara sebelum dan sesudah
suplementasi berdasarkan kepustakaan adalah 4 mg/dl . Rumus besar sampel yang mana yang digunakan
dan berapakah besar sampel yang diperlukan?
Jawab :
Menentukan rumus besar sampel
Penelitian di atas adalah penelitian analitik denga skala pengukuran numerik antar dua kelompok
berpasangan. Dikatakan berpasangan karena data diukur dua kali pada indifidu yang sama, dengan
demikian rumus besar sampel yang dipilih adalah
Menghitung besar sampel.
Rumus:
n1=n2=
Menghitung besar sampel
Kesalah tipe I ditetapkan sebesar 5 % , hipotesis satu arah maka = 1,64
Kesalah tipe II ditetapkan sebesar 10 % , maka = 1,28
Selisih minimal yang dianggap bermakna (X1-X2 ) = 2
Standar deviasi = 4 (kepustakaan)
n1=n2=

= 35
Membuat kesimpulan
Dengan demikian besar sampel minimal masing-masing kelompok adalah 35

7. Penelitian Analitik Korelatif.


Kasus:
Seorang peneliti ingin mengetahui korelasi kadar vitamin D dengan densitas tulang.
Diketahui dari penelitian sebelumnya bahwa korelasi antara vitamin D dengan densitas
tulang adalah 0,4 . dengan kesalahan tipe I sebesar 5%, hipotesis satu arah , dan kesalahan
tipe II sebesar 10 % . berapa sampel yang diperlukan?
Jawab:
Menentukan rumus besar sampel
Penelitian di atas adalah penelitian analitik korelatif.
Menghitung besar sampel
Dengan demikian rumus besar sampel yang digunakan adalah :
n =
Perhitungan besar sampel
Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah, sehingga = 1,64
Kesalah tipe II ditetapkan sebesar 10 % , maka = 1,28
r = 4 (kepustakaan)
Dengan demikian :
n =
n = = 54
Membuat Kesimpulan.
Dengan demikian besar sampel minimal adalah 54

8. Uji Diagnotis Dengan Keluaran Sensitifitas.


Kasus:
Ingin diketahui nilai diagnostik papsmear untuk mendiagnosis kanker serviks dibanding denga
pemeriksaan histopatologi. Diharapkan , sensitifitas papsmear adalah 75 % . Penelitian dilakukan
denga basis populasi masyarakat dimana diketahui prevalensi kanker serviks adalah sebesar 0,2
% . Jika tingkat kepercayaan ditetapkan 95 % dan presisi 10 % , berapa besar sampel yang
diperlukan?
Catatan ; angka 0,2% artinya dar 1000 subyek yang diduga mengalami kanker serviks , terdapat
2 yang memang menderita kanker serviks.
Jawab:
Menentukan rumus besar sampel
Pertanyaan penelitian ini termasuk kedalam pertanyaan uji diagnostik sehingga rumus besar
sampel yang dipilih adalah
Menghitung besar sampel.
Rumus:
n=
Perhitungan besar sampel
n = besar sampel
= sensitifita alat yang diinginkan , ditetapkan sebesar 75%
d = presisi penelitian ditetapkan 10%
= tingkat kesalahan ditetapkan sebesar 5% sehingga Z = 1,96
P = 0,2 % (kepustakaan)
n=
= 35.000 subyek
Membuat kesimpulan.
Jadi jumlah sampel yang diperlukan sebanyak 35.000 subyek.

9. Penelitian Kesintasan (Survival analysis)


Kasus:
Seorang peneliti ingin mengetahui perbandingan kesintasan antara pasien kanker payudara stadium lanjut
yang diobati denga standar dibandingkan pasien yang mendapat terapi obat baru. Diketahui bahwa
median survival obat standar adalah 18 bulan . bila kesalahan tipe I sebesar 5% kesalahan Tipe II sebesar
10 % dan perbedaan median survival minimal yang dianggap bermakna adalah 6 bulan. Berapa
rdpengamatan setiap subyek maksimal 36 bulan?
Jawab:
Menentukan rumus besar sampel
Menghitung besar sampel.
Rumus :
Darim kasus di atas diketahui
Media survival kelompok kontrol adalah 18 bulan.
c = hazarad kelompok kontrol = -ln (0,5)/24 = 0,029
c- i = selisih hazard antara kelompok kontrol dan intervensi yang dianggap bermakna = 0,039 0,029 =
0,01
Kesalahan tipe I = 5%, = 1,96
Kesalahan tipe I I = 10 %, = 1,28

Rumus yang digunakan

n=
Terlebih dahulu kita harus menghitung nilai untuk kelompok kontrol dan kelompok interpensi denga rumus :
=
=
= 0,002
=
= 0,001

n=

n = 350
Mengambil kesimpulan
Jadi jumlah sampel yang diperlukan tiap kelompok 350.

10. Besar Sampel Untuk Analisis Mulitivariat.


Kasus:
Seorang peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa
saja yang berhubungan denga variabel bebas yang
diteliti adalah A,B, C , D da E . Berapakah besar sampel
yang diperlukan untuk meneliti hal ini ?
Jawab :
Terdapat beberapa pendekatan untuk menghitung besar
sampel penelitian ini . Besar sampel untuk masing
masing
pendekatan
adalah sebagai
berikut .
N
Cara perhitungan
Rumus
o
1

Role of thumb (untuk regresi


logistic dan linier)

N=5 50 kali jumlah variabel bebas


yang diteliti . Karena jumlah
variabel bebas yang diteliti ada lima
, maka besar sampel adalah 25-250

Role of thumb dengan faktor


koreksi (untuk regresi logistic
)

N=10 kali jumlah variabel bebas


yang diteliti/ insidens
N = 10 x5 / 0,2 = 250

Pendekatan Yamane :

Penentuan Besar Sampel Apabila


Jumlah Populasi Diketahui
Didasarkan atas rumus statistik tertentu menurut,
pendekatan Taro Yamane dengan rumus :
Rumus :
N
n =
1 + Nd2
Dimana :
n = jumlah sampel
N= jumlah populasi yang diketahui
d = presisi yang ditetapkan atau presentasi
kelonggaran

Contoh
ketidak telitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat
ditolerir atau diinginkan misalnya 5 %.
Misalnya Populasi = 1.000, d = 5 % maka
besarnya sampel adalah
1000
n =
1 + 1000(0,05)2
n

= 286

TUGAS
1.

2.

3.

Seorang peneliti ingin mengetahui prevalensi penderita katarak


senilis di kabupaten A . Diketahui bahwa prevalensi dari penelitian
sebelumnya adalah 12%. . Apa rumus yang digunakan dan berapa
besar sampel yang digunakan?
Seorang peneliti ingin mengetahui rerata kadar hemoglobin pada
remaja putri SMU di Jakarta Pusat . Berdasarkan penelitian sebelumnya
, rerata dan standar deviasi kadar hemoglobin adalah 11 2 g/dl . Apa
rumus yang digunakan dan berapa besar sampel yang diperlukan?
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah perbedaan kesembuhan
antara obat A(standar) dengan obat B . Untuk menentukan besar
sampel , peneliti menetapkan bahwa proporsi kesembuhan obat A
dengan obat B dianggap bermakna jika selisihnya 10%. Berdasarkan
tiga peneliti sebelumnya diketehui bahwa kesembuhan obat A adalah
70%,75% dan 80%. Bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5%,
kesalahan tipe II 20% dengan hipotesis satu arah berapa sampel yang
diperlukan?

4.

5.

Seorang peneliti ingin mengetahui


apakah terdapat
hubungan
antara riwayat pemakaian kontrasipsi IUD
dengan kehamilan ektopiki. Peneliti menggunakan disain
kasus kontrol . Untuk menentukan besar sampel , peneliti
menetapkan bahwa perbedaan proporsi pajanan antara
kelompok kasus dan kelompok kontrol 20%. Diketahui
bahwa proporsi pajanan pada kelompok kontrol sebesar
5%
bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5% ,
kesalahan tipe II 20 %, dengan hipotesis satu arah ,
berapa besar sampel yang diperlukan?
Seorang
peneliti
ingin mengetahi hubungan antara
riwayat pemakaian kontrasipsi IUD dengan kehamilan
ektopiki. Peneliti menggunakan disain kasus kontrol .
Untuk menentukan besar sampel , peneliti menetapkan
bahwa OR minimal yang dianggap bermakna adalah 2 .
Diketahui bahwa proporsi pajanan pada kelompok kontrol
sebesar 5% bila ditetapkan kesalahan tipe I sebesar 5% ,
kesalahan tipe II 20 %, dengan hipotesis satu arah ,
berapa besar sampel yang diperlukan?

Anda mungkin juga menyukai