Bening Irhamna
1102013057
Pasien, Ny. T 60 tahun datang ke Poli Geriatri di Puskesmas Kecamatan Gambir pada
tanggal 5 Februari 2018 dengan keluhan buang air besar sebanyak 5 kali perhari. Keluhan
dirasakan sejak 2 hari sebelum datang ke puskesmas. Buang air besar pertama kali
sebanyak 3 kali sehari, tetapi kemudian frekuensi menjadi semakin sering. Buang air besar
dengan konsistensi cair bercampur lendir, tetapi tidak disertai darah. Keluhan disertai
dengan mual dan nyeri perut, tetapi tidak muntah maupun demam. Pasien mengatakan
keluhan bermula setelah pasien mengonsumsi bakso rusuk dengan sambal yang banyak.
Pasien juga memiliki riwayat sakit maag yang keluhannya muncul apabila pasien
mengonsumsi makanan yang terlalu pedas dan terlalu asam. Pada pemeriksaan fisik
tampak mukosa lidah tidak kering, turgor kulit baik, terdapat nyeri tekan epigastrium dan
bising usus meningkat. Pasien didiagnosis diare akut dengan gastritis. Dokter mengetahui
bahwa pemberian suplemen zinc terbukti bermanfaat untuk pengobatan diare akut pada
anak, tetapi pemberian suplemen zinc pada pasien dewasa belum diketahui keefektifannya,
kemudian dokter melakukan EBM untuk menentukan efektifitas pemberian suplementasi
zinc dalam mengurangi durasi diare dan gejala penyerta diare yang dialami pasien.
Pertanyaan: Apakah pemberian suplementasi zinc efektif
dalam mengurangi durasi diare dan gejala penyerta diare
yang dialami pasien?
Population : Pasien dengan diare akut
Intervention : Zinc
Comparison : Placebo
Outcome :Pemberian suplemen zinc mengurangi
durasi diare dan perbaikan terhadap gejala penyerta pada
diare akut
PENCARIAN BUKTI ILMIAH
Keyword : adult patient AND zinc supplementation AND placebo AND acute diarrhea
Source : https://ina-jghe.com
Limitation : Desember 2000 – Agustus 2017
Result :
1. Koestermans, Deskian., Simadibrata, Marcellus., Hasan, Irsan., et al. The Effect of Zinc
Supplementation in Adult Patients with Acute Diarrhea. The Indonesian Journal of
Gastroenterology, Hepatology and Digestive Endoscopy. Vol 12 No 2 (2014), August 2014.
2. Arsita, Elli., Fauzi, Achmad. Role of Proton Pump Inhibitor in the Management of Acid-
Related Disorders. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology and Digestive
Endoscopy. Vol 15, No 1 (2014), April 2014.
Artikel yang dipilih:
Koestermans, Deskian., Simadibrata, Marcellus., Hasan, Irsan., et al. The Effect of Zinc
Supplementation in Adult Patients with Acute Diarrhea. The Indonesian Journal of
Gastroenterology, Hepatology and Digestive Endoscopy. Vol 12 No 2 (2014), August 2014.
Lampiran artikel yang dipilih: 5 halaman
REVIEW JURNAL
Latar Belakang
Diare akut adalah masalah umum di negara berkembang seperti Indonesia dengan angka morbiditas dan mortalitas
yang cukup tinggi. Pada beberapa rumah sakit di Jakarta ditemukan bahwa pasien diare akut dewasa mengalami
defisiensi kadar seng sebesar 69,3%. Pemberian seng terbukti bermanfaat untuk pengobatan diare akut pada anak.
Namun, efek suplementasi seng pada pasien dewasa belum diketahui sepenuhnya. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui dampak suplementasi seng sebagai terapi alternatif/ adjuvant untuk pengobatan diare akut pada
pasien dewasa.
Metode
Double blind randomized controlled trial diterapkan pada penelitian ini untuk mengetahui efek suplementasi seng
terhadap durasi dan gejala gastrointestinal pada pasien diare akut rawat inap di Rumah Sakit Pusat Pertamina,
Jakarta selama periode Januari hingga Desember 2013. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square
untuk perbandingan durasi diare dan uji model linear umum untuk menilai tren perubahan gejala penyerta diare.
Hasil
Analisis data dari 84 pasien yang dikelola, yaitu 30 pasien laki-laki (seng 19, plasebo 11) dan 54 pasien
perempuan (seng 23, plasebo 31) dengan p = 0.111 memperlihatkan pemberian suplementasi seng bermakna
mengurangi durasi diare akut (p = 0.027) dan bermakna mengurangi gejala mual (p = 0.032). Selain itu ada tren
perbaikan pada sebagian gejala penyerta diare akut.
Kesimpulan
Pemberian suplementasi seng bermakna mengurangi durasi diare dan gejala mual, serta perbaikan pada sebagian
gejala gastrointestinal.
1.3 Apakah pasien, petugas kesehatan dan staf peneliti dibutakan terhadap terapi?
1.4 Apakah pada awal penelitian kedua kelompok sama?
1.5 Disamping intervensi eksperimen, apakah kedua kelompok mendapat
perlakuan yang sama?
Tidak ada perbedaan perlakuan pada kedua kelompok selain perlakuan eksperimen.
II. IMPORTANCE
2.1 Berapa besar efek terapi?
Besar efek terapi (CER, EER, RRR, ARR/ARI,NNT) tidak dapat ditentukan
karena dalam penelitian ini efek terapi berupa poin follow up selama 7 hari.