Anda di halaman 1dari 30

Asuhan Keperawatan Hepatitis

KELOMPOK 5

SRI RAHAYU
SRI WAHYUNINGSIH
SUMARTINI
WINDA CITRA PUJI LESTARI
A. Defenisi

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang


dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-
obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).

Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi


terhadap virus, obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis


dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).
B. Etiologi

Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus.
Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan
oleh virus.

1. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :

a) Hepatitis A (HAV)

b) Hepatitis B (HBV)

c) Hepatitis C (HCV)

d) Hepatitis D (HDV)

e) Hepatitis E (HEV)

Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B
yang merupakan virus DNA
2. Hepatitis non virus yaitu :

a) Alkohol

Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.

b) Obat-obatan

Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik


dan hepatitis akut.

c) Bahan Beracun (Hepatotoksik)

d) Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)


C. Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit
fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai
darah sendiri.Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada
hepar terganggu.Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini
menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel
hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan
oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang
mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan
dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada
perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri
di ulu hati.
 Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah billirubin

yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena
adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi
kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati.Selain itu juga terjadi
kesulitan dalam hal konjugasi.Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan
melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi)
dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin
indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk).Jadi
ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam
pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
 Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat

(abolis).Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi
ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna
gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-
garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
D. Manifestasi klinik

Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama.
Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium.Adapun manifestasi dari
masing – amsing stadium adalah sebagai berikut.

a) Fase Inkubasi

merupakan waktu diantara saat masuknya virus dan saat timbulnyagejala atau
iktrus

b) Fase Prodromal (pra ikterik)

fase diantara timbulnya keluhan-keluhanpertama dan gejala timbulnya icterus

1. Permulaan ditandai dengan : malaise umum, mialgia, atralgia mudah


lelah, gejala saluran nafas dananoreksi.

2. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas


atau epigastrikum
c) Fase icterus

Muncul setelah 5-10 hr,tetapi dapatjuga munculbersamaan dengan


munculnyagejala.

d) Fase Konvalesen (penyembuhan)

1. Diawali dengan menghilangnya ikterus dankeluhan lain tetapihepatomegali


dan abnormalitas fungsi hati tetap ada

2. Ditandai dengan :

I. Munculnya perasaan lebih sehat

II. Kembalinya napsu makan

III. Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu

3. Pada 5% - 10% kasus hepatitis B perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit


ditangani hanya < 1% yang menjadi fulminan (menyeluruh)
E. Tanda dan Gejala

1. Masa tunas

Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)

Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)

Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)

2. Fase Pre Ikterik

Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus


berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea,
vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal
terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu
badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri
persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3. Fase Ikterik

Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu
badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus
meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14
hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas
capai dirasakan selama 1-2 minggu.

4. Fase penyembuhan

Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di


ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah
timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar
kembali, namun lemas dan lekas capai.
F. Penatalaksanaan medis

a) Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus istirahat penuh selama 1-2
bulan.

b) Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna.

c) Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar obat
akan di metabolisme di hati dan meningkatkan SGPT.

d) Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah sakit.

e) Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk memantau keadaan
penderita. Bila hasil pemeriksaan enzim tetap tinggi maka penderita dirujuk untuk
menentukan apakah perjalanan penyakit mengarah ke hepatitis kronik.

f) Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya dianjurkan bagi
orang-orang yang mengandung resiko terinfeksi.

g) Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.
G. Asuhan keperawatan hepatitis

1. Pengkajian

A. Identitas Pasien, Meliputi :Nama, Usia : bisa terjadi pada semua


usia,Alamat,Agama,Pekerjaan,Pendidikan.

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama : pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi


dan nyeri perut kanan atas

2. Riwayat penyakit sekarang : Gejala awal biasanya sakit kepala,


lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan
atas
3. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur
operasi dan perawatan rumah sakit.

4. Riwayat penyakit keluarga

Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular


khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.
2. Pemeriksaan Fisik

1. Review Of Sistem (ROS)

a. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai


kesakitan, konjungtiva anemis, Suhu badan 38,50 C

b. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris,


ada tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping
hidung, tidak terpasang O2, tidak ada ronchi, whezing, stridor.

c. Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada


pembesaran jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan.
d. Sistem urogenital : Urine berwarna gelap
e. Sistem muskuloskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi
(anoreksia)
f. Abdomen :
Inspeksi : abdomen ada benjolan
Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan
Palpasi : pada hepar teraba keras
Perkusi : hypertimpani
2. Pengkajian fungsional Gordon
a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika
ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan
kesehatan terdekat.
b) Pola nutrisi dan metabolik

Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3


sendok disebabkan Mual muntah .

Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc

c) Pola eliminasi

BAK : urine warna gelap,encer seperti teh

BAB : Diare feses warna tanah liat

d) Pola aktivitas dan latihan

Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena


pasien lemah terkulai di atas tempat tidur, lelah ,malaise dan
membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya,
e) Pola istirahat tidur : Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya
karena ada nyeri pada abdomen, mialgia, atralgia, sakit kepala dan puritus.

f) Pola persepsi sensori dan kognitif : Pasien sudah mengerti tentang


keadaanya dan merasa harus segera berobat

g) Pola hubungan dengan orang lain : Pasien dapat berhubungan dengan


orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya pasien malas untuk keluar
dan memilih untuk istirahat.

h) Pola reproduksi / seksual : pola hidup/perilaku meningkatkan risiko


terpejan (contoh homoseksual aktif/biseksual pada wanita).

i) Pola persepsi diri dan konsep diri : Pasien ingin cepat sembuh dan tidak
ingin mengalami penyakit seperti ini lagi
j) Pola mekanisme koping

Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan


meringis kesakitan

k) Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini
merupakan cobaan dari Allah SWT.
3. Pemeriksaan Penunjang
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak
menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim intra seluler yang terutama berada
dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada
kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau
mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Sedikit meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati
dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Kemungkinan memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang.
Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin
berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya
gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.
14. Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
15. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
16. Urinalisa
Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia
terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin
menimbulkan bilirubinuria.
4. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan


hepar.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.


5. Intervensi Keperawatan

DX 1 : Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan


hepar.

 Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 x 24 diharapkan pasien

nyeri hilang, dengan

 KH :

- TTV normal :(TD :110/70 – 120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-


100x/mnt, S : 36,5- 37,50.C ).

- Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang.

- Pasien mampu mengendalikan nyeri dengan teknik relaksasi dan distraksi.

- Skala nyeri 0-3

- Wajah pasien rileks


 Intervensi

1) Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan


untuk intensitas nyeri
R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena
terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu
yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif
mengurangi nyeri.
2) Observasi TTV
R/ Untuk mengetahui keadaan umum klien
3) Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan
bahwa ia mengalami nyeri.
4) Berikan informasi akurat dan : a) Jelaskan penyebab nyeri,
b) Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui

R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang
sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang
penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)

5) Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek


hepatotoksi

R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi
nyeri.
 DX 2 :Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Anoreksia

 Tujuan : Setelah dilakukan selama 5 x 24 jam diharapkan nutrisi klien terpenuhi,

dengan

 KH : - Nafsu makan pasien meningkat

- Porsi makan habis

- Pasien mampu mengungkapkan bagaimana cara mengatasi malas makan

- Pasien tidak lemas

- BB naik
4. Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permen berat sepanjang hari

R/ Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah dicerna / toleran bila
makanan lain ini

Kolaborasi

5. Konsul pada ahli gizi, dukung tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan
pasien, dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi

R/ Berguna dalam membuat program diet untuk memenuhi kebutuhan individu.


Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi dan pengeluaran empedu dan
perlunya masukan normal atau lebih protein akan membantu regenerasi hati

6. Berikan obat sesuai indikasi : Antiematik, contoh metalopramide (Reglan) ;


trimetobenzamid (Tigan)

R/ Diberikan ½ jam sebelum makan, dapat menurunkan mual dan meningkatkan toleransi
pada makanan.
 INTERVENSI

Mandiri

1. Awasi pemasukan diet / jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekuensi
sering dan tawarkan makan pagi paling besar

R/ Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksi. Anoreksi juga paling
buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada sore hari

2. Berikan perawatan mulut sebelum makan

R/ Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan

3. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak

R/ Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan nafsu makan
 TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai