- Tumor terbanyak ke 4 di dunia - Kanker rektum merupakan 30-57% Colorectal dari kasus kanker kolorektal - Angka mortalitas di perkirakan cancer mencapai 50% per tahun - 5 years survival rate pada semua (CRC) stadium 70% - Di Brazil diperkirakan pada tahun 2016-2017 terdapat 34.000 kasus baru CRC Pendahuluan • Pada dekade terakhir terdapat penurunan angka mortalitas dan morbiditas pasien CRC, hal ini disebabkan karena adanya diagnosis yang lebih baik, perawatan pre dan post operasi, teknik staging, teknik operasi dan terapi neoadjuvan/adjuvan
• Angka survival dan disease-free survival pada CRC dipengaruhi
oleh: klinis, patologis molekuler, dan faktor genetik Pendahuluan • Evaluasi prognosis CRC: diagnosis dini, usia, lokasi tumor, jenis histopatologi, dalamnya invasi tumor, invasi KGB, nilai CEA dan ekspresi genetik • Teknik operasi: paling penting adalah dilakukannya Total Mesorectal Excision (TME) • Rekurensi terbanyak adalah rekurensi lokal (pelvis) >60% Metode penelitian • Data berasal dari database pasian kanker rektum di RS. dr. Mario Gatti, RS tersier di Campinas, Brazil • Kriteria inklusi: semua pasien kanker rektum primer yang dilakukan tindakan operasi kuratif. Tumor diidentifikasi 14 cm dari anal verge yang diukur menggunakan RT, proktoskopi, MRI. Pasien di follow up minimal 6 bulan setelah operasi Metodologi penelitian • Dari 134 pasien, 12 pasien dieksklusi karena merupakan kanker rektum sekunder • Penelitian dilakukan pada periode Juni 2003 sampai Juli 2016 • Variabel: usia saat operasi, jenis kelamin, waktu follow up, terapi neoadjuvan, adjuvan, jenis histopatologi, klasifikasi TNM, rekurensi dan waktu terjadi rekurensi setelah operasi. Hasil penelitian • Dari 122 pasien 68 (55,7%) wanita dan 54 (44,3%) pria • Kanker rektum terdapat pada usia 23-86 tahun dengan rata-rata usia 60,2 tahun Hasil penelitian , 122 total pasien
• Pasien yang dilakukan operasi T2 dan T3 • Setelah dilakukan operasi diberikan redioterapi dengan dosis total 4500cGy selama 5 minggu • Klasifikasi tumor dievalluasi dengan mengidentifikasi dalamnya invasi, KGB dan metastasis jauh (TNM ) • Semua pasien di follow up secara rutin, meliputi RT, CT scan thoraks dan abdomen, CT/MRI pelvis, CEA, kolonoskopi dan PET scan bila perlu. • Periode follow up minimal 6 bulan sampai 115 bulan dengan rata- rata 34,1 bulan • 70% rekurensi terjadi pada pasien T3, 14,8% pada pasien T2, 11% pada pasien T4 • 70% rekurensi terjadi pasien tanpa invasi KGB (N0), 29,6% pada pasien N1 • Pada pasien rekurensi terdapat 2 pasien yang batas sayatan tidak bebas massa tumor • 3 pasien dengan metastasis paru, 4 pasien dengan metastasis tulang, 2 pasien dengan metastasis paru dan hepar, • Rekurensi terjadi dari 5 bulan sampai 68 bulan. Diskusi • Mayoritas tindakan untuk kanker rektum adalah Low Anterior Resection (LAR) 64,7%. • Abdominoperineal resection jarang dilakukan, hal ini disebabkan adanya konsep pembedahan yang baru, teknik, peralatan dan terapi neoadjuvan • Kedalaman invasi tumor sangat berhubungan dengan prognosis. • Pada penelitian ini mayoritas pasien merupakan stadium lanjut • Invasi limfatik merupakan indikator prognostik yang penting pada kanker rektum • Adanya keterlibatan lymph node 3 kali meningkatkan resiko disease related-death • Penelitian di korea menyatakan bahwa walaupun tumor rekti T1 dan T2 namun lymph node (+) menghilangkan disease free survival • Sel yang sedikit berdiferensiasi pada kanker rekti prognosis lebih jelek. Juga merupakan faktor independent yang penting untuk prediksi rekurensi • Pada sekitar 50% kasus rekurensi lokal ditatalaksana secara surgical 20-30% 5 years survival rate • Kemoradiasi paliataif 10-17 bulan survival • Pada penelitian ini metastasis jauh paling banyak pada paru (33,3%) dibandingkan dengan metastasis hepar (14,8%) sebagian metastasis ekstra-peritoneal, drainase vena cava Kesimpulan • Sebagian besar hasil penelitian ini sesuai dengan literatur