Anda di halaman 1dari 65

TANDA DAN GEJALA

KLINIS PSIKIATRI
Coass Unpatti
KESADARAN DAN
KOGNISI
Kesadaran
Kesadaran/sensorium : kondisi kesigapan mental individu
dalam menaggapi rangsang dari luar maupun dari dalam
diri.
Kompos mentis

Apatis

Somnolensi

Sopor

Koma

Kesadaran berkabut

Delirium

Kesadaran seperti mimpi

Twilight states
Kompos mentis
• Suatu derajat optimal dari kesigapan mental individu.
• Individu mampu memahami apa yang terjadi serta
bereaksi secara memadai
Apatis
• Suatu derajat penurunan kesadaran
• Individu berespon lambat terhadap stimulus dari luar

• Tampak tak acuh terhadap situasi disekitarnya


Somnolensi
• Keadaan kesadaran menurun yang cenderung tidur
• Tampak selalu mengantuk
• Bereaksi lambat
Sopor
• Derajat penurunan kesadaran berat
• Nyaris tidak berespons
• Hanya memberikan respons minimal terhadap
rangsangan kuat
Koma
• Derajat kesadaran paling berat
• Tidak dapat bereaksi terhadap rangsangan dari luar,
sekuat apapun rangsangan yang diberikan
Kesadaran Berkabut
• Perubahan kualitas kesadaran
• Individu tidak mampu berpikir jernih
• Seringkali tampak bingung
• Sulit memusatkan perhatian
• Disorientasi
Delirium
• Perubahan kualitas kesadaran disertai gangguan fungsi
kognitif yang luas
• Perilaku sangat berfluktuasi
• Sering disertai gangguan persepsi
• Sulit memusatkan, mempertahankan, mengalihkan
perhatian
Kesadaran Seperti Mimpi
• Gangguan kualitas kesadaran pada serangan epilepsi
psikomotor.
• Individu tidak menyadari apa yang dilakukannya meski
tampak seperti aktivitas normal
Twilight States
• Perubahan kualitas kesadaran disertai halusinasi
• Sering terjadi pada gangguan kesadaran oleh gangguan
organik

• Penderita seperti dalam keadaan separuh sadar


• Respon lingkungan terbatas
• Emosi labil dan tak terduga
KOGNISI
• Kemampuan mengenal atau mengetahui
benda/keadaan/situasi yang dikaitkan dengan
pengalaman pembelajaran dan kapasitas intelegensi
seseorang.
MEMORI/DAYA
INGAT
Memori/daya ingat adalah proses pengelolaan informasi meliputi
perekaman – penyimpanan – dan pemanggilan kembali. Terdapat
beberapa jenis gangguan memori/daya ingat, yaitu:
1. Amnesia
Amnesia adalah ketidakmampuan untuk mengingat sebagian atau
seluruh pengalaman masa lalu. Amnesia dapat disebabkan oleh
gangguan organik di otak, misalnya; pada kontusio serebri,
namun dapat juga disebabkan oleh faktor psikologik misalnya
pada gangguan stress pasca trauma, individu dapat kehilangan
memori dari peristiwa yang sangat traumatis.
Berdasarkan waktu kejadian, amnesia dibedakan menjadi:

a. Amnesia anterograd, yaitu apabila hilangnya memori terhadap


pengalaman/informasi setelah titik waktu kejadian, misalnya;
seorang pengendara motor yang mengalami kecelakaan, tidak
mampu mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah
kecelakaan.
b. Amnesia retrograde, yaitu hilangnya memori terhadap
pengalaman/informasi sebelum titik waktu kejadian. Misalnya,
seorang gadis yang terjatuh dari atap dan mengalami trauma
kepala, tidak mampu mengingat berbagai peristiwa yang terjadi
sebelum kecelakaan tersebut
2. Paramnesia
Paramnesia sering disebut juga ingatan palsu, yakni terjadinya
distorsi ingatan dari informasi/pengalaman yang sesungguhnya.
Dapat disebabkan oleh faktor organik di otak misalnya demensia,
namun dapat juga disebabkan oleh faktor psikologi misalnya
gangguan disosiasi.
Beberapa jenis paramnesia, antara lain:

a. Konfabulasi : ingatan palsu yang muncul untuk mengisi

kekosongan memori. Biasa terjadi pada orang dengan

demensia.

b. Deja Vu : suatu ingatan palsu terhadap pengalaman baru.

Individu merasa sangat mengenali suatu situasi baru yang

sesungguhnya belum pernah dikenalnya.

c. Jamais Vu : kebalikan dari Deja Vu, yaitu merasa asing terhadap

situasi yang justru pernah dialaminya.


Beberapa jenis paramnesia, antara lain:

d. Hiperamnesia: ingatan yang mendalam dan berlebihan terhadap


suatu pengalaman.

e. Screen memory: secara sadar menutupi ingatan akan


pengalaman yang menyakitkan atau traumatis dengan ingatan
yang lebih dapat ditoleransi.

f. Letologika: ketidakmampuan yang bersifat sementara dalam


menemukan kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan
pengalamannya. Lazim terjadi pada proses penuaan atau pada
stadium awal dari demensia
Berdasarkan rentang waktu individu kehilangan daya ingatnya,
dibedakan menjadi:

Memori segera (immediate memory): kemampuan


mengingat peristiwa yang baru saja terjadi, yakni
rentang waktu beberapa detik sampai beberapa menit.

Memori baru (recent memory): ingatan terhadap


pengalaman/informasi yang terjadi dalam beberapa
hari terakhir.
Berdasarkan rentang waktu individu kehilangan daya ingatnya,
dibedakan menjadi:

Memori jangka menengah (recent past memory): ingatan


terhadap peristiwa yang terjadi selama beberapa bulan
yang lalu.

Memori jangka panjang adalah ingatan terhadap peristiwa


yang sudah lama terjadi (bertahun-tahun yang lalu).
PROSES PIKIR DAN ISI
PIKIR
PROSES PIKIR

Asosiasi longgar: Ide-ide yang


PROSES PIKIR berpindah tidak berhubungan sama
sekali.

Proses pikir primer:


pikiran yang dereistic, tidak logis, magis; Inkoherensia: pikiran atau kata keluar
secara normal ditemukan pada mimpi, bersama-sama tanpa hubungan yang
tidak normal seperti pada psikosis. logis (hasil disorganisasi pikir)

Flight of Ideas/lompat gagasan:


Perpindahan yang konstan dari satu ide
ke ide lainnya
PROSES PIKIR

Proses pikir Sirkumstansial: lambat


mencapai point yang
diharapkan, tetapi mencapai
pointnya.

Tangensial: ketidakmampuan
untuk mencapai tujuan/tidak
mencapai point.
ISI PIKIR

Gangguan isi pikir:


Di sini yang terganggu adalah buah pikirannya/keyakinannya dan
bukan cara penyampaiannya.
Dapat berupa miskin isi pikir, waham, obsesi, fobia, dan lain-lain
ISI PIKIR
Kemiskinan isi pikir
A.pikiran yang hanya
menghasilkan sedikit
informasi dikarenakan
ketidakjelasan,
pengulangan yang
kosong, atau frase yang
tidak dikenal

Waham/delusi

satu perasaan keyakinan


atau kepercayaan yang
keliru, tentang kenyataan
eksternal,
Jenis-jenis waham:

waham
• sistematik • perasaan yang keliru
• Keyakinan yang bahwa diri dan
keliru, mustahil dan • keyakinan yang keliru lingkungannya atau
aneh atau keyakinan yang dunia tidak ada atau
tergabung dengan menuju kiamat
satu tema/kejadian

waham waham
bizarre nihilistik
Jenis-jenis waham:
waham somatik

4.keyakinan yang keliru


melibatkan fungsi tubuh
(contoh: yakin otaknya
meleleh)

waham paranoid

waham kebesaran
waham kejaran (persekutorik)
waham rujukan (delusion of
reference)
waham dikendalikan

waham cemburu
pasangan yang tidak setia
Erotomania
seseorang sangat mencintainya
Jenis-jenis waham:

waham kejaran
waham kebesaran: (persekutorik):
orang yang sangat kuat, satu delusi yang
sangat berkuasa atau menandai seorang
sangat besar paranoid, korban dari
usaha untuk melukainya,

waham rujukan
(delusion of reference): waham dikendalikan
memfitnah, dikendalikan oleh
membahayakan, atau kekuatan dari luar
akan menjahati dirinya
Jenis waham dikendalikan

thought withdrawal: thought insertion:


waham bahwa waham bahwa
pikirannya ditarik oleh pikirannya disisipi
orang lain atau oleh orang lain atau
kekuatan lain kekuatan lain

thought broadcasting: thought control:


waham bahwa
waham bahwa pikirannya
pikirannya dapat dikendalikan oleh
diketahui oleh orang orang lain atau
lain, tersiar di udara kekuatan lain
ISI PIKIR

Obsesi: satu ide yang


kuat, menetap dan
seringkali tidak rasional.

Kompulsi: kebutuhan
dan tindakan
Fobia: ketakutan
patologis untuk
patologis yang
melaksanakan suatu
persisten, irasional,
impuls, jika ditahan
berlebihan
akan menimbulkan
kecemasan
Jenis fobia

Fobia spesifik: ketakutan yang terbatas


pada obyek atau situasi khusus (contoh
takut pada laba-laba atau ular

Fobia sosial: ketakutan dipermalukan di


depan publik seperti rasa takut untuk
berbicara, tampil, atau makan di depan
umum

Akrofobia: ketakutan berada di tempat


yang tinggi

Agorafobia: ketakutan berada di tempat


yang terbuka
ISI PIKIR

• Klaustrofobia: ketakutan
berada di tempat yang
sempit
• Ailurofobia: ketakutan pada
kucing
• Zoofobia: ketakutan pada
binatang
• Xenofobia: ketakutan pada
orang asing
• Fobia jarum: ketakutan
yang berlebihan menerima
suntikan
EMOSI DAN AFEK
EMOSI
• Emosi adalah suasana perasaan yg dihayati secara sadar, bersifat

kompleks, melibatkan pikiran, persepsi & perilaku individu.

• Secara deskriptif emosi dibedakan antara mood dan afek.

• Mood adalah suasana perasaan yg bersifat pervasif & bertahan lama,

yg mewarnai persepsi seseorang terhadap kehidupannya


1. Mood eutimia: ad/ suasana perasaan dalam rentang normal, yakni
individu mempunyai penghayatan perasaan yg luas & serasi
dengan irama hidupnya.

2. Mood hipotimia: ad/ suasana perasaan yg secara pervasif diwarnai


dengan kesedihan & kemurungan.
a) Individu secara subyektif mengeluhkan tentang kesedihan &
kehilangan semangat.

b) Secara obyektif tampak dari sikap murung & perilakunya yg lamban.


3. Mood disforia: menggambarkan suasana perasaan yg tidak
menyenangkan. Seringkali diungkapkan sebagai perasaan jenuh,
jengkel,/bosan.

4. Mood hipertimia: suasana perasaan yg secara perfasif


memperlihatkan semangat & kegairahan yg berlebihan terhadap
berbagai aktivitas kehidupan. Perilakunya menjadi hiperaktif &
tampak energik secara berlebihan.

5. Mood eforia: suasana perasaan gembira & sejahtera secara


berlebihan.
6. Mood ekstasia: suasana perasaan yg diwarnai dengan kegairahan
yg meluap luap. Sering terjadi pada orang  zat psikostimulansia

7. Aleksitimia: ad/ suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk


menghayati suasana perasaannya.  sulit untuk mengungkapkan
perasaannya.

8. Anhedonia: ad/ suatu suasana perasaan yg diwarnai dengan


kehilangan minat & kesenangan terhadap berbagai aktivitas
kehidupan.
9. Mood kosong: ad/ kehidupan emosi yg sangat dangkal, tidak atau
sangat sedikit memiliki penghayatan suasana perasaan.

- Nyaris kehilangan keterlibatan emosinya dengan kehidupan

disekitarnya.

- Pasien skizofrenia kronis.

10. Mood labil: suasana perasaan yg berubah ubah dari waktu ke

waktu. Pergantian perasaan dari sedih, cemas, marah, eforia,


muncul bergantian & tak terduga.  gangguan psikosis akut.

11. Mood iritabel: suasana perasaan yg sensitif, mudah tersinggung,

mudah marah & seringkali bereaksi berlebihan terhadap situasi yg


tidak disenanginya.
Afek
• adalah respons emosional saat sekarang, yg dapat dinilai lewat

ekspresi wajah, pembicaraan, sikap & gerak gerik tubuhnya (bahasa


tubuh). Afek mencerminkan situasi emosi sesaat.

1. Afek luas: ad/ afek pada rentang normal, yaitu ekspresi emosi yg
luas dengan sejumlah variasi yg beragam dalam ekspresi wajah,
irama suara maupun gerakan tubuh, serasi dengan suasana yg
dihayatinya.
2. Afek menyempit: menggambarkan nuansa ekspresi emosi yg
terbatas. Intensitas & keluasan dari ekspresi emosinya berkurang,
yg dapat dilihat dari ekspresi wajah & bahasa tubuh yg kurang
bervariasi.

3. Afek menumpul: merupakan penurunan serius dari kemampuan


ekspresi emosi yg tampak dari tatapan mata kosong, irama suara
monoton & bahasa tubuh yg sangat kurang.
4. Afek mendatar: ad/ suatu hendaya afektif berat lebih parah dari
afek menumpul. Pada keadaan ini dapat dikatakan individu
kehilangan kemampuan ekspresi emosi. Ekspresi wajah datar,
pandangan mata kosong, sikap tubuh yg kaku, gerakan gerakan
sangat minimal, & irama suara datar seperti ’robot’.

5. Afek serasi: menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi


yg terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi & suasana yang
dihayatinya.
6. Afek tidak serasi: kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yg tidak
cocok dengan suasana yg dihayati. Misalnya seseorang yg
menceritakan suasana duka cita tapi dengan wajah riang & tertawa
tawa.

7. Afek labil: Menggambarkan perubahan irama perasaan yg cepat &


tiba tiba, yg tidak berhubungan dengan stimulus eksternal.
PERILAKU MOTORIK
Tanda & gejala psikiatri
definisi

Perilaku
• Respons total individu terhadap situasi
kehidupan
Perilaku motorik
• Ekspresi perilaku individu  ragam aktivitas
motorik
Ragam perilaku motorik

Stupor Furor
katatonia katatonia

Katalepsia
Flexibitas
cerea

Akinesia Bradikinesia
stupor katatonia
Furor katatonia

Agitasi motorik
Tanpa motif yg
yg ekstrim, tidak
jelas
bertujuan

Stupor kat.
≠ stimulus
eksternal
Furor kat.
katalepsia

Keadaan
mempertaha Contoh:
n-kan sikap berdiri Skizofrenia
tubuh dalam diatas satu katatonik
waktu yg kaki
lama
Flexibilitas cerea
akinesia
bradikinesia

Gerakan Tidak ada Parkinsonism


1

3
kaku (lambat) respons
spontan
PERSEPSI
PERSEPSI
Adalah proses mental yang merupakan pengiriman
stimulus fisik menjadi informasi psikologis sehingga
stimulus sensorik dapat diterima secara sadar.
Contoh Gangguan Persepsi
1. Depersonalisasi  kondisi patologis yang muncul sebagai akibat
dari perasaan subyektif dengan gambaran seseorang
mengalami/merasakan disi sendiri sebagai tidak nyata atau khayal
(asing)

2. Derealisasi  perasaan subyektif bahwa lingkungannya menjadi


asing, tidak nyata

3. Ilusi  persepsi yang keliru/menyimpang dari stimulus eksternal


yang nyata
Contoh Gangguan Persepsi

• Halusinasi  persepsi/tanggapan palsu, tidak


berhubungan dengan stimulus eksternal yang nyata;
menghayati gejala-gejala yang dikhayalkan sebagai hal
yang nyata.
Jenis-jenis Halusinasi
• Halusinasi hipnagogik: Persepsi sensorik keliru yang

terjadi ketika mulai jatuh tertidur.

• Halusinasi hipnapompik: Persepsi sensorik keliru yang

terjadi ketika seseorang mulai terbangun.

• Halusinasi auditorik: persepsi suara yang keliru, biasanya

berupa suara orang meski dapat saja berupa suara lain


seperti musik.
Jenis-jenis Halusinasi
• Halusinasi visual: persepsi penglihatan keliru, yang dapat

berupa bentuk jelas (orang) atau pun bentuk tidak jelas


(kilatan cahaya).

• Halusinasi penciuman: persepsi penghidu keliru.

• Halusinasi pengecapan: persepsi pengecapan keliru


seperti rasa tidak enak sebagai gejala awal kejang.
Jenis-jenis Halusinasi
• Halusinasi taktil: persepsi perabaan keliru seperti phantom libs

(sensasi anggota tubuh teramputasi) atau formikasi (sensasi merayap


di bawah kulit).

• Halusinasi somatik: sensasi keliru yang terjadi pada atau di dalam

tubuhnya, lebih sering menyangkut organ dalam (juga dikenal


sebagai cenesthesic hallucination).

• Halusinasi liliput: persepsi keliru yang mengakibatkan obyek terlihat

lebih kecil (micropsia).


REALITY TESTING of ABILITY (RTA)
• Kemampuan seseorang untuk menilai realitas.
Kemampuan ini akan menentukan persepsi, respon
emosi dan perilaku dalam berelasi dengan realitas
kehidupan.
• Kekacauan perilaku, waham dan halusinasi merupakan
contoh penggambaran gangguan berat dalam
kemampuan menilai realitas.
DAYA NILAI
Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak.

1. Daya Nilai Sosial


Kemampuan seseorang untuk menilai secara benar dan bertindak
sesuai dengan situasi tersebut dengan memperhatikan kaidah
sosial yang berlaku di dalam kehidupan sosial budayanya. Pada
gangguan jiwa berat atau kepribadian antisosial maka daya nilai
sosialnya sering terganggu.

2. Uji Daya Nilai


Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang
sesuai dalam situasi imajiner yang diberikan.
TILIKAN
Kemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan
arti dari suatu situasi. Dalam arti sempit merupakan pemahaman
pasien terhadap penyakitnya. Jenis-jenis tilikan:

• Tilikan derajat 1: penyangkalan total terhadap penyakitnya.

• Tilikan derajat 2: ambivalensi terhadap penyakitnya.

• Tilikan derajat 3: menyalahkan faktor lain sebagai penyebab


penyakitnya.
TILIKAN
• Tilikan derajat 4: menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun

tidak memahami penyebab penyakitnya.

• Tilikan derajat 5: menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang

berhubungan namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya.

• Tilikan derajat 6 (sehat): menyedari sepenuhnya tentang situasi

dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai