Anda di halaman 1dari 29

‘’PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR

DENGAN MENGGUNAKAN RUANG


UDARA BERTEKANAN TINGGI
(RUBT)/HYPERBARIC CHAMBER’’

Hetri D. P. Wulandari (NIM. 2016-84-011)


Wistanova Refialy (NIM. 2016-84-017)
Jeams Trysky Manuputty (NIM. 2016-84-036)
BAB I
PENDAHULUAN
• Luka bakar adalah cedera pada kulit atau jaringan organik lainnya yang
disebabkan oleh panas atau termasuk radiasi, radioaktif, listrik, atau kontak
dengan bahan kimia.

• Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan


mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus dari sejak awal
sampai fase lanjut.

• Menurut National Institutes of General Medical Sciences, diperkirakan 1,1


juta luka bakar memerlukan perhatian medis setiap tahun di Amerika
Serikat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
• Defenisi

Luka bakar adalah kerusakan kulit tubuh yang


disebabkan oleh api, atau oleh penyebab lain
seperti oleh air panas, listrik, bahan kimia, dan
radiasi.
Epidemiologi
• Lebih dari 2 juta kejadian luka bakar per tahun terjadi.

• Setiap tahun hampir 1,25 juta orang yang mengalami


luka bakar di amerika serikat.

• Di Indonesia, data dari Unit Luka Bakar RSCM pada


periode Januari 2011-Desember 2012, tercatat 275
pasien dirawat akibat luka bakar.

• 203 diantaranya usia dewasa dengan angka mortalitas


27,6%.
Etiologi

Luka bakar akibat kontak


Luka bakar akibat api Luka bakar akibat cairan dengan benda padat yang
Luka bakar api dibagi menjadi panas panas
dua bagian, luka bakar api cairan kental yang panas, Luka bakar kontak terjadi dari
ledakan dan luka bakar api akibat cairan encer yang kontak dengan tungku api,
bukan ledakan. panas, serta akibat uap panas logam panas, plastik, atau
batu bara

Luka bakar kimia


Luka bakar listrik Luka bakar radiasi
Luka bakar kimia biasanya Luka bakar radiasi dapat
terjadi akibat kecelakaan Luka bakar listrik disebabkan disebabkan oleh sinar
dalam industri tetapi dapat oleh konversi energi listrik
juga disebabkan oleh produk menjadi panas, matahari
kimia sehari-hari di rumah.
Klasifikasi luka bakar

• Luka bakar derajat I


Luka bakar derajat satu terbatas hanya pada bagian
epidermis. Luka bakar ini terasa sangat nyeri, eritem,
memucat saat disentuh, dengan pembatas epidermis yang
intak, tanpa bullae.
• Luka bakar derajat II
• Semua luka bakar derajat dua telah mengenai struktur
dermal, dan pembagiannya berdasarkan kedalaman luka
yang terjadi pada struktur ini.
• ciri-ciri: eritem, sangat nyeri, basah, memucat saat
disentuh, dan sering menimbulkan bullae.
• Luka bakar derajat III
Luka bakar derajat tiga adalah luka bakar dengan
ketebalan total melewati dermis dan memiliki ciri sebagai
eskar yang kuat dan kasar serta tidak sakit, dan dapat
berwarna hitam, putih, atau merah terang.

Tidak ada epidermis atau dermis yang tersisa.


• Luka bakar derajat IV

Luka bakar derajat empat meliputi organ lain


dibawah kulit, seperti otot, tendon, dan tulang.
Klasifikasi kedalaman luka bakar
BERAT DAN LUAS LUKA BAKAR

METODE LUND DAN


RULES OF NINE BROWDER
KRITERIA BERAT RINGANNYA
(AMERICAN BURN ASSOCIATION)

1. LUKA BAKAR RINGAN


 LUKA BAKAR DERAJAT II dengan luas < 15% ==> dewasa
 LUKA BAKAR DERAJAT II dengan luas < 10% ==> pd anak dan usia
lanjut
 LUKA BAKAR DERAJAT III dengan luas < 2% ==> pd segala usia ( tdk
mengenai muka, tangan dan kaki)

2. LUKA BAKAR SEDANG


 LUKA BAKAR DERAJAT II dgn luas 15-25% PADA ORANG DEWASA
 LUKA BAKAR DERAJAT II 10-20% PADA ANAK-ANAK
 LUKA BAKAR DERAJAT III < 10% ==> pd segala usia ( tdk mengenai muka,
tangan dan kaki)
3. LUKA BAKAR BERAT

- LB. DERAJAT II 25% ATAU LEBIH PADA ORANG DEWASA

- LB. DERAJAT II 20% ATAU LEBIH PADA ANAK-ANAK


- LB. DERAJAT III 10% ATAU LEBIH
- LB. MENGENAI TANGAN, WAJAH, TELINGA, MATA, KAKI
DAN GENETALIA/PERINEUM.
- LB. DENGAN CEDERA INHALASI, LISTRIK, DISERTAI
TRAUMA LAIN
PATOFISIOLOGI
• PD yg terpajan suhu tinggi akan rusak& permeabilitas↑  sel
darah rusak  anemia
• Permeabilitas↑  edema  bula yang mengandung banyak
elektrolit  volume cairan intravaskuler ↓
• Kerusakan kulit akibat luka bakar  cairan ↓ akibat
penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula yang
terbentuk pada luka bakar derajat II, dan pengeluaran cairan
dari keropeng luka bakar derajat III.
Kontak Edema mukosa Obstruksi Gejala
dengan agen orofaring & (jarang berupa suara
kausal laring s/d dijumpai, serak/stridor,
membran terjadi 8 jam sulit bernafas,
alveoli pasca cedera) gelisah
(hipoksik)
Inflamasi
mukosa,
hipersekresi

Disrupsi, silia Terbentuk fibrin


dan atau Obstruksi lumen
mukosa (lebih sering
nekrosis + partikel karbon
bereaksi dijumpai, terjadi
kemudian pada hari ke-2
lepas dengan sekret
membentuk cast s/d 4 pasca
(sloughing cedera)
mucosa) (mucus plug)
FASE PADA LUKA BAKAR

Fase Awal, • gangguan pada saluran nafas yaitu gangguan mekanisme


bernafas, hal ini dikarenakan adanya eskar melingkar di dada
Fase Akut, atau trauma multipel di rongga toraks; dan
• gangguan sirkulasi seperti keseimbangan cairan elektrolit,
Fase Syok syok hipovolemia.

Fase Setelah • Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan


Syok Berakhir, Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan
sepsis.
Fase Sub Akut

• Fase ini berlangsung setelah penutupan luka sampai


Fase Lanjut terjadinya maturasi jaringan
Pembagian zona kerusakan jaringan

• Mengalami kerusakan (koagulasi protein) akibat pengaruh cedera


termis,
Zona koagulasi,
zona nekrosis
• Mengalami nekrosis

• Kerusakan endotel pembuluh darah disertai kerusakan trombosit dan


leukosit, sehingga terjadi gangguam perfusi (no flow phenomena),
diikuti perubahan permeabilitas kapilar dan respon inflamasi lokal.
Zona statis
• 12-24 jam pasca cedera

• Vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi selular


• Zona ketiga dapat mengalami penyembuhan spontan
Zona hiperemi
TATALAKSANA

Hentikan Proses Luka Bakar

Circulation
• Rehidrasi : 4cc/kgBB/%luka bakar/hari

Airway

Breathing
Obat-obatan Suportif
Antibiotik Tinggi protein

Analgetik Tinggi kalori

Anti tetanus

Antasida
Terapi Adjuvan dengan
Terapi Oksigen Hiperbarik
• Luka bakar derajat dua atau tiga
• Luas luka bakar 20-80%
• Terapi dalam 6 jam setelah
terjadinya luka bakar
Penelitian oleh Cianci et al.
• Mencegah iskemik pada kulit,
• Mengurangi edema,
• Memodulasi zona stasis,
• Mencegah penambahan kerusakan derajat luka
bakar,
• Memelihara metabolisme selular, dan memicu
penyembuhan.
Penelitian yang dilakukan di
indonesia
Menilai adanya pengaruh TOHB terhadap proses penyembuhan luka pada luka
bakar derajat dua dalam dengan menggunakan parameter jumlah sel radang,
angiogenesis, dan epitelialisasi.

perbedaan Kelompok
bermakna pd dengan TOHB
jumlah sel secara histologik
radang antara memperlihatkan
kedua kelompok jumlah sel
(P = 0,025) radang (rerata
340) lebih sedikit
dibandingkan
kelompok kontrol
(rerata 516,67)
Cont..

Menurunkan pembentukan edema

Thom et al. yang


menjelaskan bahwa
TOHB pada 2,8
Sehingga mikro sirkulasi serta perfusi
atau 3,0 ATA dapat
di tingkat seluler tetap terjaga menghambat beta
2 integrin
dependent yang
terikat dengan
netrofil.
Kerusakan jaringan akibat iskemi
yang disebabkan oleh netrofil
sebagai agen utama oksidan dan
cedera sel dalam mekanisme iskemik
seluler dapat ditekan.
• Pada proses epitelialisasi didapatkan adanya
perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan
TOHB dan kelompok kontrol (P = 0,024).

proses epitelialisasi
pada tiap luka dengan
perlakuan TOHB
mencapai 28,61%, pada kontrol hanya
14,17%
Cont..

• Meminimalkan pengaruh merusak setelah luka bakar


dan membiarkan jaringan hidup untuk membentuk
permukaan luka,
• Meningkatkan kecepatan mitotik sel sub epitelial atau
dapat mempercepat migrasi sel epitel sehingga
mempercepat penyembuhan.
Penelitian dilakukan oleh Korn et al.13

Menjelaskan bahwa
jaringan epitel dapat Oksigen yang cukup di
bertahan tanpa oksigen,
tetapi sel tidak dapat dalam jaringan, membuat
membelah atau bermigrasi. sel epitel dapat bermigrasi
dan membelah merupakan
hal yang sangat penting
untuk penyembuhan luka.
• Infeksi
• Curling’s ulcer
Komplikasi • Gangguan jalan napas
• Konvulsi
Prognosis
• Luas luka bakar
• Derajat luka bakar
• Usia
• Lokasi luka bakar
• Lambatnya pertologan
• Fasilitas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai