Anda di halaman 1dari 30

Assalamu’alaikum wr.

wb

Disusun oleh kelompok 5 :

Dewi Hikmawati Rizka Yulandari


Haerun’nisa Setyowati Pradini Wijayanti
M. Rizki Setiawan Sisi Dwi Kartiwi
Maksupah Sri Fitriyani
Pengertian Istirahat dan Tidur

Kata ‘istirahat mempunyai arti yang sangat luas


meliputi bersantai menyegarkan diri, diam
menganggur setelah melakukan aktivitas, serta
melepas diri dari apapun yang
membosankan,menyulitkan, atau
menjengkelkan. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan
yang tenang,rileks, tanpa tekanan emosional
dan bebas dari kecemasan (ansietas).
Seseorang dapat benar-benar istirahat bila :

• Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan dibawah


kontrolnya.
• Merasa diterima eksistensinya baik ditemapt
tinggal,kantor, atau dimanapun. Juga termasuk ide-
idenya diterima oleh orang lain.
• Mengetahui apa yang terjadi.
• Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan.
• Memiliki kepuasan terhadap akivitas yang dilakukannya
• Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila
memerlukannya.
Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila
terdapat tanda-tanda sebagai berikut :

• Aktivitas fisik minimal.


• Tingkat kesadaran yang bervariasi.
• Terjadi perubahan-perubahan proses fisiologis
tubuh, dan
• Penurunan respons terhadap rangsangan dari
luar.
Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan
proses fisiologis perubahan tersebut, antara lain:

• Penurunan tekanan darah, denyut nadi.


• Dilatasi pembuluh darah perifer.
• Kadang-kadang terjadi peningkatan
aktivitas traktus gastrointestinal.
• Relaksasi otot-otot rangka.
• Basal metabolisme rate (BMR) menurun
10-30%
Anatomi Tidur

Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua


sistem pada batang otak, yaitu reticular
activating sistem (RAS) dan bulbar synchronizing
region (BSR). RAS di bagian atas batang otak
diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat
mempertahankan kewaspadaan dan proses
berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan
katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi
pelepasan serum serotonin dari BSR.
Fisiologi Tidur
Tidur terjadi dalam siklus yang di selingi periode
terjaga. Siklus tidur atau terjaga umunya
mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam
siklus siang atau malam. Kebanyakan orang
terjaga dan sibuk di siang hari dan tidur di
malam hari
Jenis-Jenis Tidur

1. Tidur REM

Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur


paradoksial. Hal ini tersebut berarti tidur REM ini bersiat
nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu, gerakan kedua bola
matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan
mimpi, otot-otot kendor, tekanan darah nertambah,
gerakan mata cepat, sekresi lambung meningkat, ereksi
penis pada laki-laki, gerakan otot tidak teratur, kecepatan
jantung, dan pernapasan tidak teratur sering lebih cepat,
serta suhu dan metabolisme meningkat.
2. Tidur NREM
Tidur NREM merupakan tidur nyaman dan
dalam. Pada tidur NREM gelombang otak lebih
lama dibandingkan pada orang sadar atau tidak
tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain :
mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan
darah turun, kecepatan pernapasan turun,
metabolisme turun, dan gerakan bola mata
lambat.
Sedangkan apabila seseorang kehilangan tidur kedua-
duanya, yakni tidur REM dan NREM, maka akan
menunjukan manifestasi sebagai berikut :
• Kemampuan memberikan keputusan menurun
atau pertimbangan menurun.
• Tidak mampu untuk berkonsentrasi
• Terlihat tanda-tanda keletihan seperti
penglihatan kabur, mual, dan pusing.
• Sulit melakukan aktivitas sehari-hari.
• Daya ingat berkurang, bingung, timbul
halusinasi, dan ilusi penglihatan atau
pendengaran.
Fungsi Istirahat dan Tidur
• Regenerasi sel-sel tubuh yang rusah menjadi baru.
• Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
• Memperlancar peroduksi hormon pertumbuhan tubuh.
• Memelihara fungsi jantung.
• Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktifitas
seharian.
• Menyimpan energi.
• Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan
penyakit.
• Menambah kosentrasi dan kemampuan fisik.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Tidur
1. Penyakit
2. Lingkungan
3. Motivasi
4. Kelelahan
5. Kecemasan
6. Alkohol
7. Obat – obatan
Macam – Macam Gangguan Tidur

1. Insomnia
2. Hipersomnia
3. Parasomnia
4. Narcolepsy
5. Apnoe tidur dan mendengkur
Asuhan Keperawatan Pada Ganguan Tidur “Insomnia”

Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
• Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan:
• Waktu tidur, jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami
kesulitan tidur, sering bangun pada saat tidur, apakah mengalami
mimpi yang mengancam.
• Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa
segar saat bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.
• Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur,
apakah menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur.
• Gangguan tidur/faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur,kapan
masalah itu terjadi.
2. Pemeriksaan fisik
• Observasi penampilan wajah, perilaku, dan
tingkat energi pasien.
• Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata
sayu, dan konjungtiva merah.
• Perilaku: iretabel, kurang perhatian, pergerakan
lambat, bicara lambat, postur tubuh tidak stabil,
tangan tremor, sering menguap, mata tampak
lengket, menarik diri, bingung, dan kurang
koordinasi
3. Pemeriksaan diagnostik
• Electroencephalogram (EEG)
• Electromyogram (EMG)
• Electroocologram (EOG)
Diagnosa keperawatan dan intervensi

1. Gangguan pola tidur


Definisi: kondisi di mana seseorang mengalami
gangguan dan perubahan waktu tidur yang
menyebabkan ketidaknyamanan dan
menggangu aktivitas sehari-hari.
Kemungkinan berhubungan dengan:
• Kerusakan neurologi.
• Tempat yang asing.
• Terpasangnya tube.
• Prosedur invasif.
• Nyeri
• Kecemasan
• Ketidaknormalan status fisiologi.
• Pengobatan.
Kemungkinan data yang ditemukan:
• Perubahaan penampilan dan perilaku.
• Iritabilitas/letargi.
• Sering menguap.
• Lingkaran hitam di sekitar mata.
• Perubahan tingkat aktivitas.
• Mata merah.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
• Kecemasan.
• Depresi.
• COPD/asma.
• Kondisi setelah operasi.
• Nyeri kronik.


Tujuan yang diharapkan:
• Pasien dapat tidur 6-8 jam setiap malam.
• Secara verbal mengatakan dapat lebih rileks
dan lebih segar.
Intervensi Rasional
1. Lakukan kajian masalah gangguan tidur pasien, karakteristik, 1. Memberikan informasi dasar dalam
dan penyebab kurang tidur menentukan rencana perawatan
2. Lakukan persiapan untuk tidur malam seperti pada jam 9 2. Mengatur pola tidur
malam sesuai dengan pola tidur pasien
3. Lakukan mandi air hangat sebelum tidur
•Intorelan Aktivitas
4. Anjurkan makan yang cukup satu jam sebelum tidur 3. Meningkatkan tidur
5. Berikan susu hangat sebelum tidur
6. Keadaan tempat tidur yang nyaman, bersih, dan bantal yang 4. Meningkatkan tidur
nyaman
7. Bunyi telepon, alarm dikecilkan 5. Meningkatkan tidur
8. Berikan pengobatan seperti analgetik dan sedatif setengah jam
6. Meningkatkan tidur
sebelum tidur
9. Lakukan masase pada daerah belakang, tutp jendela/pintu jika 7. Mengurangi gangguan tidur
perlu 8. Mengurangi gangguan tidur
10. Tingkatkan aktivitas sehai-hari dan kurangi aktivitas sebelum
9. Mengurangi gangguan tidur
tidur
11. Pengetahuan kesehatan: jadwal tidur mengurangi stres, cemas, 10. Mengurangi tidur
dan latihan relaksasi. 11. Meningkatkan tidur
Intorelan Aktivitas

Definisi : kondisi di mana seseorang mengalami penurunan energi


fisiologis dan psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Kemungkinan berhubungan dengan :


Kelemahan umum
Bed rest yang lama /imobilisasi
Motivasi yang kurang
Pembatasan pergerakan
Nyeri

Kemungkinan data yang ditemukan :


Verbal mengatakan adanya kelemahan.
Sesak nafas/ pucat
Kesulitan dalam pergerakan
Abnormal nadi, tekanan darah terhadap respon aktivitas
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
Anemia
Gagal ginjal kronis
Ganguan jantung
Kardiak aritmia
COPD
Ganguan metobolisme
Ganguan musculoskeletal

Tujuan yang diharapkan :


Kelemahan yang berkurang
Partisipasi dalam perawatan diri
Mempertahankan kemampuan aktivitas seoptimal mungkin
Intervensi Rasional
1. Monitor keterbatasan aktivitas, 1. Merencanakan intervensi dengan tepat.
kelemahan saat aktivitas. 2. Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri.
2. Bantu pasien dalam melakukan 3. Mengkaji sejauh mana perubahan peningkatan selama aktivitas
aktivitas. 4. Meningkatkan kerja sama tim dan perawatan holistic.
3. Catat tanda vital sebelum dan sesudah 5. Membantu mengembalikan energi.
aktivitas. 6. Metabolisme membutuhkan energi.
7. Meningkatkan pengetahuan dalam perawatan diri.
1. Kolaborasi dengan dokter dan
fisioterapi dalam latihan aktivitas.
2. Lakukan istirahat yang adekuat setelah
latihan dan aktivitas.
3. Berikan diet yang adekuat dengan
kolaborasi ahli diet.
4. Berikan pendidikan kesehatan tentang :
 Perubahan gaya hidup untuk
menyimpan energi.
 Penggunaan alat bantu pergerakan.
1. Monitor keterbatasan aktivitas, 1. Merencanakan intervensi dengan tepat.
kelemahan saat aktivitas. 2. Pasien dapat memilih dan merencanakannya
2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas. sendiri.
3. Catat tanda vital sebelum dan sesudah 3. Mengkaji sejauh mana perubahan peningkatan
aktivitas. selama aktivitas
4. Meningkatkan kerja sama tim dan perawatan
1. Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi holistic.
dalam latihan aktivitas. 5. Membantu mengembalikan energi.
2. Lakukan istirahat yang adekuat setelah 6. Metabolisme membutuhkan energi.
latihan dan aktivitas. 7. Meningkatkan pengetahuan dalam perawatan
3. Berikan diet yang adekuat dengan diri.
kolaborasi ahli diet.
4. Berikan pendidikan kesehatan tentang :
 Perubahan gaya hidup untuk menyimpan
energi.
 Penggunaan alat bantu pergerakan.
Keletihan
Definisi: kondisi di mana seseorang mengalami perasaan letih yang
berlebihan secara terus-menerus dan penurunan kapasitas kerja fisik
dan mental yang tidak dapat hilang dengan istirahat.

Kemungkinan berhubungan dengan:


Menurunnya produksi metabolisme.
Pembatasan diet.
Anemia.
Ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit

Kemungkinan data yang ditemukan


Kekurangan energi.
Ketidakmampuan melakukan aktifitas.
Menurunnya penampilan.
Lethargy
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
Anemia
Kanker
Depresi
Diabetes mellitus

Tujuan yang diharapkan:


Pasien mengatakan keletihan berkurang.
Meningkatkan tingkat energi.
Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuannya
secara bertahap.
Intervensi Rasional
1. Monitor keteratasan aktifitas, 1. Merencanakan intervensi dengan tepat
kelemahan saat aktivitas
1. Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
1. Bantu pasien dalam melakukan
aktivitas sendiri 1. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama
aktivitas
1. Catat tanda vital sebelum dan 2. Meningkatkan kerja sama tim dan perawatan holistik
sesudah aktivitas
1. Membantu mengembalikan energi
1. Kolaborasi dengan dokter dan
fisiotrapi dalam latihan aktivitas 1. Metabolisme membutuhkan energi

1. Lakukan istirahat yang adekuat 1. Meningkatkan pengetahuan dalam perawatan diri


setelah latihan dan aktivitas.

1. Berikan diet yang adekuat dengan


kolaborasi ahli diet.

1. Berikan pendidikan kesehatan tentang


:

 Perubahan gaya hidup untuk


menyimpan energi
 Penggunanan alat bantu pergerakan

Anda mungkin juga menyukai