Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 1, Hal 20 - 28, April 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ISSN 2549-8134 (Online)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
ABSTRAK
Koordinasi keperawatan didasarkan pada layanan kesehatan yang berkualitas, dapat menjadi kunci
untuk memperbaiki pengalaman perawatan individu, memperbaiki kesehatan masyarakat, dan
mengurangi biaya perawatan bagi masyarakat. Penelitian ini menggunakan Systematic review
terhadap beberapa study literature. Artikel dicari melalui penelusuran Ebscohost dengan menggunakan
CINAHL Complete, MEDLINE, MEDLINE Complete periode tahun 2009 sampai 2017, didapatkan
29 artikel. Penelusuran dengan Proquest terdapat 537 artikel pada periode 2010-2018. Penelusuran
dengan Scopus ditemukan 20 artikel pada periode 2001–2017, penelusuran dengan Google Scholar
terdapat 16.800 artikel. Koordinasi keperawatan berfokus pada pasien (patient centre care) didasarkan
pada tujuan reformasi keperawatan untuk meningkatkan kualitas keperawatan bagi individu dan
masyarakat melalui penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif. Peningkatan kompleksitas
keperawatan, meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit kronis, dan biaya perawatan kesehatan
yang meningkat akan meningkatkan kebutuhan akan integrasi perawatan yang lebih baik tanpa
peningkatan pengeluaran. Perawat preoperatif dalam melakukan evaluasi kegiatan dan hasil
koordinasi koordinasi keperawatan dengan para pemberi asuhan lain yang berfokus pada pelayanan
pasien, dengan mengimplementasikan Care Coordination Measurement Tool (CCMT) pada pasien pre
operatif.
ABSTRACT
Nursing coordination is based on quality healthcare, can be key to improving individual care
experiences, improving public health, and reducing community care costs. This research used a
systematic review of several study literature. The Articles has been searched through Ebscohost
search using CINAHL Complete, MEDLINE, MEDLINE Complete period of 2009 to 2017, got 29
articles. Searched with Proquest period 2010-2018, there are found 537 articles. Search with Scopus
found 20 articles to the period 2001-2017, search with Google Scholar there are 16,800 articles.
Patient care coordination is based on the objectives of health care reform to improve the quality of
care for individuals and populations through the efficient and effective use of resources. Increased
maintenance complexity, increased number of patients with chronic disease, and increased health
care costs will increase the need for better integration of care without increased spending.
Preoperative nurses evaluate the activities and outcomes of coordinating nursing care coordination
with other caregivers which focus on patient care, by implementing the Care Coordination
Measurement Tool (CCMT) in preoperative patients.
20
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 1, Hal 20 - 28, April 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
21
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 1, Hal 20 - 28, April 2018 ISSN 2089-0834 (Cetak)
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 1, Hal 20 - 28, April 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ISSN 2549-8134 (Online)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
reseach dari beberapa database untuk fulltext periode 2010-2018. Artikel yang
mendapatkan evidence yang relevan dengan relevan tidak ditemukan pada Portal Garuda.
beberapa kriteria dan kata kunci. Artikel dicari Penelusuran dengan Scopus ditemukan 20
melalui Ebscohost, Proquest, Portal garuda, artikel, terdapat 2 artikel yang memiliki
dan Scopus. Penelusuran menggunakan relevansi dengan periode 2001–2017,
Ebscohost dengan menggunakan CINAHL penelusuran dengan Google Scholar terdapat
Complete, MEDLINE Complete periode tahun 16.800 artikel, sebanyak 2 artikel yang fulltext
2009 sampai 2017,didapatkan 29 artikel, dan relevan. Adapun metode systematic review
terdapat 4 artikel yang relevan dan terdapat 2 yang dilakukan dengan penelusuran beberapa
artikel yang fulltext. study literature dapat dipersingkat dengan
tabel 1 di bawah ini.
Penelusuran dengan Proquest terdapat 537
artikel yang memiliki relevansi 1 artikel yang
Tabel 1.
Strategi Pencarian Literatur
Mesin pencari Ebsco Host Proquest Portal Garuda Scopus Google
Scholar
Hasil penelusuran 29 537 Tdk ditemukan 20 16.800
Full-text pdf, 2009-2017 dan relevan 2 1 Tdk ditemukan 2 -
Full-text pdf, 2001-2017 dan relevan - - Tdk ditemukan - 2
Judul yang sama 1 1 Tdk ditemukan 1 1
kebutuhan pasien berdasarkan keakuratan dan Pelayanan Keperawatan pasien terpadu harus
kompleksitas masalah kesehatan. CCMT dapat dikoordinasikan pada seluruh profesional,
mengakomodasi koordinasi kegiatan yang fasilitas, dan sistem pendukung; kelebihan
spesifik dan hasil dari subspesialisasi, primer, waktu yang berkelanjutan dan kunjungan
atau sistem perawatan kesehatan berbasis disesuaikan dengan kebutuhan pasien/keluarga
prosedur. dan preferensi; dan berdasarkan tanggung
jawab bersama antara pasien / keluarga dan
Peeneeliti menguji kelayakan untuk pengasuh untuk optimalisasi kesehatan.7
mengadaptasi CCMT ke populasi anak-anak Forum Mutu Nasional telah mendukung
yg akan dilakukan pembedahan di Rumah koordinasi perawatan sebagai "fungsi yang
Sakit khusus Anak Boston. Alat ini digunakan membantu memastikan pasien kebutuhan dan
untuk pengkajian kegiatan koordinasi preferensi untuk layanan kesehatan dan
keperawatan praoperasi. Aktivitas koordinasi informasi berbagi diseluruh orang, fungsi, dan
keperawatan ditelusuri selama interval dari situs dipenuhi waktu. Kerangka konseptual
tanggal pasien dijadwalkan untuk prosedur National Quality Forum untuk menilai/
pembedahan atau prosedur intervensi hingga mengkaji Koordinasi Keperawatan mencakup
pelaksanaan pembedahan. 5 domain: perawatan kesehatan di rumah;
rencana proaktif perawatan dan tindak lanjut;
Pertemuan koordinasi perawatan didefinisikan komunikasi antar anggota tim; informasi yang
sebagai tugas apa pun, apakah tatap muka atau mendukung sistem dan keperawatan transisi
tidak, mendukung pengembangan atau yang terstruktur (yaitu, handoffer).
implementasi rencana perawatan. Data yang
dikumpulkan dan yang dapat dianalisis Koordinasi beberapa Layanan untuk Pasien
sejumlah 5675 pertemuan koordinasi dengan Lymphedema yang parah pada
keperawatan. Koordinasi yang mendukung Extremitas bagian bawah (Mary Beth Sylvia,
keperawatan diberikan kepada 3406 pasien RN, MS, FNP-BC et al (2011), menjelaskan
dengan kasus bedah. Hasil koordinasi bahwa pembedahan reseksi pada ekstremitas
perawatan yang didokumentasikan oleh kanan bawah pada orang dewasa dengan tumor
perawat praoperasi, berupa penjabaran rencana getah edema getah bening yang parah - edema
perawatan melalui fokus komunikasi antara ekstremitas membutuhkan koordinasi intensif
pasien dengan dokter spesialis, tim beberapa layanan dan spesialis karena
perioperatif, dan dokter perawatan primer kompleksitas aspek pembedahan medis dan
sebanyak 80,5% kasus. Waktu rata-rata yang kondisi pasien, ukuran tungkai besar, dan
dihabiskan untuk kegiatan koordinasi lokasi operasinya berada di rumah sakit khusus
keperawatan meningkat secara bertahap anak-anak.
dengan 30 menit untuk setiap pertemuan
koordinasi keperawatan pada kasus bedah. Perencanaan awal dan jangka panjang
mutlak diperlukan untuk mengantisipasi
Kasus pembedahan dengan sekali pertemuan masalah dan memberikan perawatan yang
koordinasi keperawatan rata-rata menjalani optimal. Tujuan dari tindakan pembedahan
waktu 35,7 menit koordinasi perawatan adalah pasien berhasil dioperasi tanpa
praoperasi, sedangkan yang ≥4 pertemuan komplikasi, perbaikan kondisi komorbiditas
koordinasi keperawatan dilaporkan dengan medis pascaoperasi, dan peningkatan kualitas
waktu rata-rata 121,6 menit. Kami berhasil hidup. Sehingga upaya koordinasi perawatan
menyesuaikan dan menerapkan CCMT untuk ini dapat menjadi panduan pada pasien dengan
populasi bedah anak dan diukur nonface-to- kondisi kompleks yang perawatannya
face dan nonbillable yang diukur/dilakukan membutuhkan perencanaan yang panjang dan
oleh perawat perioperatif. Melakukan kegiatan melibatkan banyak layanan dan spesialis.
dan hasil koordinasi keperawatan untuk
keperawatan praoperasi dengan kerangka Adapun upaya koordinasi keperawatan untuk
kerja untuk peningkatan kualitas dan kasus pasien dengan Lymphedema yang parah
memungkinkan dokumentasi nilai perioperatif pada extremitas bagian bawah yaitu :
nonface-to-face pertemuan keperawatan a). Mengembangan Rencana Perawatan
dengan kompromi koordinasi keperawatan.
23
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 1, Hal 20 - 28, April 2018 ISSN 2089-0834 (Cetak)
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 1, Hal 20 - 28, April 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ISSN 2549-8134 (Online)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Perencanaan interdisipliner untuk rawat inap potensi komplikasi pembedahan yang mungkin
pasien di Children’s Hospital Boston (CHB) terjadi dan pemulihannya. Adapun peserta
dimulai setelah tanggal operasi yang pertemuannya termasuk ahli bedah, ahli
dijadwalkan diketahui. Perencanaan secara anestesi, perawat, asisten klinis, perwakilan
holistik/ keseluruhan dikoordinasikan oleh dari industri produk kesehatan dan spesialis
seorang praktisi perawat di Vascular lainnya yang terlibat dalam proses perioperatif.
Anomalies Center (VAC) at Children’s
Hospital Boston. Pada awal Desember 2006, c). Merencanakan Perawatan Luka
semuanya layanan dan penyedia layanan yang Praktisi perawat untuk perawatan luka
terlibat dalam perawatan pasien dihubungi. berkolaborasi dengan perawat
Pertemuan interdisipliner dijadwalkan pada di (Vascular Anomalies Center/ VAC) dalam
awal Januari 2007 dengan agenda rapat melakukan kunjungan rumah (home visit)
pertama mendiskusikan secara terpusat pada untuk pengkajian permasalahan kulit pasien
pengujian praoperasi, evaluasi, dan konsultasi. secara rinci terkait dengan kasus
Potensi kebutuhan intraoperatif juga Lymphedema yang parah pada extremitas
dipertimbangkan, termasuk jenis operasi bagian bawah. Dengan kemungkinan
khusus, peralatan, staf dan perawatan defisit perawatan luka yang komplek setelah/ post
cairan yang signifikan terkait dengan ukuran operasi Lymphedenectomy pada ekstremitas
dan kondisi komorbid pasien, termasuk edema bawah. Kemungkinan dapat terjadi luka
paru, kardiomegali, anemia, dan atrium terbuka berdarah dan keluar cairan getah
fibrilasi. Termasuk antisipasi kebutuhan bening pada area permukaan ekstremitas kanan
pascaoperasi, serta fase rehabilitasi. bawah, pantat, perineum dan selangkangan
yang berafus tebal dengan banyak lipatan.
Praktisi perawatan luka menghubungi keluarga
pasien di rumah untuk mendapatkan foto yang Sehubungan dengan Lymphedema yang parah
lebih detail dari kulit pasien. Sehingga teknik pada ekstremitas bagian bawah maka kondisi
perawatan luka yang tepat bisa dimulai dari ini menjadi tantangan yang besar dan sulit
rumah pasien untuk mengoptimalkan kondisi dalam perawatan luka. Pasien sulit bergerak
kulitnya sebelum masuk ke Children’s terutama pada ekstremitas kanan bawah dan
Hospital Boston (CHB). daerah pantat yang bila tersentuh sangat
menyakitkan bagi pasien. Situasi ini
b). Merencanakan Layanan Perioperatif menciptakan tantangan khusus dalam merawat
Pemberian asuhan keperawatan untuk pasien luka dan menentukan jenis wound dressing/
bedah di lingkungan perioperatif di CHB pembalutnya.
didasarkan pada proses standar, praktik
keperawatan dan panduan yang dianjurkan Potensi penyembuhan luka pasien dipengaruhi
dari Asosiasi Perawat Kamar Operasi. Praktik oleh status gizinya, anemia, gagal jantung
keperawatan Perioperatif meliputi pengkajian kongestif, gangguan pernafasan dan
pasien praoperasi dan keluarga pasien, imobilitasnya. Keadaan luka yang sangat luas
perencanaan perawatan, implementasi asuhan serta paling banyak ditutupi oleh eschar
keperawatan intraoperatif dan evaluasi mencair dan kemungkinan dapat terinfeksi
keperawatan. Pelayanan yang berpusat pada dengan berbagai organisme, termasuk
pasien digunakan sebagai kerangka kerja. Peptostreptococcus, Bacteroides,fragilis,
Komunikasi dan kolaborasi antar semua Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas
anggota tim perlu menjamin pelayanan yang aeruginosa.
aman, serta perawatan pasien yg berkualitas.
d). Merencanakan di ICU
Register Nurse perioperatif yang tergabung Selama perencanaan awal rawat inap pasien,
dalam tim bedah memberikan informasi penyedia perawatan menyadari bahwa karena
tentang kondisi medis pasien yang kompleks status jantungnya yang buruk, maka tim
kepada para pemberi asuhan. Pertemuan perawatan akan merencanakan kebutuhan
multidisipliner banyak diadakan sebelum layanan rawat inap post operatif memerlukan
operasi dilaksanakan, tujuannya untuk perawatan intensif care (ICU) sebelum
membahas kondisi medis bersama pasien serta prosedur operasi. Tim ICU mengadakan rapat
24
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 1, Hal 20 - 28, April 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
awal pada bulan Januari 2007 dengan anggota koordinasi perawatan dan perawatan
tim bedah, spesialis perawatan luka, spesialis transisional. Selain itu, IOM
perawat klinis ICU, dan anggota tim mengidentifikasikan bahwa koordinasi
keperawatan ICU. Spesialis perawat perawatan sebagai kekuatan dalam
klinis bekerja dengan perawat perawatan luka keperawatan.
untuk menyiapkan tempat tidur bariatrik.
Tim perawat melakukan pemesanan yang PEMBAHASAN
sesuai untuk menunjang ketebalan kaki pasien Xuehong Chen et all (2014) menjelaskan
yang sakit, termasuk produk perawatan kulit tentang bagaimana keterampilan keperawatan
dan mendukung mobilitas pasien. dan koordinasi keperawatan yang efektif pada
pasien diabetic retinopati yang akan dilakukan
Jenis tempat tidur yang dipesan adalah KCI Vitrectomy yang meliputi tahapan persiapan
Bariatrik (KCI Medical Ltd, Langford Locks, preoperatif, kerjasama intraoperatif dan
Kidlington, Inggris), karena dapat keperawatan post operatif:
mempermudah pasien berpindah ke posisi
kursi dan dianggap lebih nyaman untuk pasien Pada pra operasi, perawat di ruang operasi
High absorbency dengan bantalan luka bakar bertanggung jawab untuk memahami tingkat
untuk ditempatkan di bawah kaki yang terkena keparahan penyakit pasien, melakukan
dampak kelembaban sumbu. Selain itu, 12x12 pemeriksaan jantung, paru-paru, dan ginjal.
lembaran antimikroba yang diimpregnasi perak Pasien dengan komplikasi seperti hipertensi,
digunakan untuk gaun kaki kronis penderita jantung koroner, penyakit insufisiensi ginjal
luka tersebut. Salah satu keterbatasan yang harus menjalani operasi setelah stabil keadaan
dicatat oleh Tim ICU yaitu kurang adaptif penyakitnya. Perawat harus memonitor dengan
perangkat yang tersedia di ICU, sehingga ketat dan mengontrol tekanan darah pasien
memerlukan sistem transfer lateral yang hipertensi dengan hasil di bawah 160/90
digunakan untuk memfasilitasi transfer masuk mmHg dan memberikan terapi sesuai advis
dan dari tempat tidur untuk banyak prosedur medis untuk pengurangan tekanan darah,
praoperasi yang direncanakan perawat ICU. menjaga stabilitas emosi pasien dan
memastikan pasien cukup beristirahat.
Julie Alban, MSN, MPH, RN-BC, et all, Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan
(2015) menjelaskan bahwa : koordinasi perdarahan intraokular intraoperatif dan pasca
keperawatan dan manajemen transisi/ care operasi.
coordination and transition management
(CCTM) telah menjadi bagian dari asuhan Meredakan rasa takut dan ketegangan pada
keperawatan selama beberapa dekade, nilai sebagian besar pasien terhadap operasi,
dari CCTM dalam meningkatkan kualitas, perawat harus memberikan pengantar yang
mengurangi biaya perawatan kesehatan, dan jelas untuk ruang operasi, informasi ahli
peningkatan akses ke perawatan diakui oleh bedah, tujuan dan metode operasi, metode
organisasi profesional nasional dan pimpinan anathesia, kerjasama intraoperatif, dan
dalam industri pelayanan kesehatan. tindakan pencegahan intra-operatif, yang
bertujuan untuk mengurangi tekanan
Menurut American Nurses Association (ANA, psikologis, untuk menstabilkan emosi pasien
2012), “ Care coordination” mempromosikan dan untuk meningkatkan kerja sama tim bedah.
kualitas, keamanan, dan efisiensi yang lebih
baik dalam perawatan, menghasilkan Perawat harus dengan hangat menerima pasien
peningkatan hasil perawatan kesehatan dan di ruang operasi, menetesi cairan mata pada
konsisten dengan keperawatan yang holistik, kantung konjungtiva pasien, menyelesaikan
pada konsep patient centre care (PCC). pertanyaan mereka mengenai kerja sama
Sebagai hasil dari Affordable Care Act (ACA) bedah, dan memberikan bimbingan yang
tahun 2010, Institute of Medicine (IOM,2011) sesuai. Selain itu, pasien harus diberitahu
menunjukkan terjadi pergeseran dalam sistem untuk membuat persiapan penuh untuk waktu
pelayanan kesehatan di Amerika Serikat terjadi operasi vitrektomi yang relatif lama dan untuk
jauh dari perawatan akut dan perawatan khusus menjaga kandung kemih mereka tetap kosong.
menuju kondisi kronis, perawatan primer, dan
25
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 1, Hal 20 - 28, April 2018 ISSN 2089-0834 (Cetak)
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 1, Hal 20 - 28, April 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ISSN 2549-8134 (Online)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Pasien harus diberitahu untuk berbaring di Perawat melakukan monitoring glukosa darah
tempat tidur operasi dalam posisi terlentang intra operasi: level dari glukosa darah diukur
dan dikenakan fiksasi yang tepat. Para perawat setiap jam intra operasi, dengan rentang 4,4 –
harus memvalidasi nama pasien, mata yang 8,3 mmol/L. Perawat harus memonitor gelaja
akan dioperasikan, dan pendekatan dengan klinik secara ketat yang meliputi hipoglikemia,
dokter bedah. Kemudian, tetes mata alcain keringat dingin, hipo tensi, pusing, palpitasi
(1%) harus diberikan, 1-2 tetes tiga kali. dan mual. Perawat melakukan komunikasi
terkait dengan ketidaknyamanan pasien dan
Pada tahap selanjutnya yaitu kerjasama hasil monitoring hemodinamik kepada dokter
ntraoperatif antara lain: (1)Para perawat harus spesialis mata. Perawat melakukan pencegahan
membuat persiapan yang lengkap untuk terhadap kejadian perdarahan vitreous pada
operasi, menunggu pasien di ruang operasi, pasien dengan retinophaty diabetes, yang
teliti dan sabar menjelaskan prosedur bedah dilakukan Vitrectomy. Karena jaringan
kepada pasien untuk menghidupkan kembali membran vitreous dan proliferatif perifer yang
ketegangan mereka. (2)Perawat harus melekat erat pada retina menjadi sangat rentan
membantu pasien untuk memposisikan pasien terhadap perdarahan karena perubahan
di meja operasi, memposisikan tangan mereka patologis.
sepanjang sisi tubuhnya, dan memeriksa ulang
data pasien, yang meliputi kode tempat tidur, Adapun Keperawatan Post operatif diantaranya
nama, riwayat alergi obat mata dan nama (1) Perawat bertanggungjawab dalam asistensi
operasi, dll. hasil pemeriksaan pra operasi( dokter spesialis mata dalam pemberian
pemeriksaan laboratorium, X-Ray, dan Tobraycin ointment ke dalam kantung
pemeriksaan penunjang lain harus ditinjau dan konjungtiva mata yang dioperasikan,
dianalisis kembali. (3)Kebanyakan kasus memfiksasi perban pada mata dengan plester
vitrektomi dilakukan dengan anestesi topikal. senyaman mungkin.(2)Tindakan pembedahan
Pasien dapat menjadi gugup dan mengeluh dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah
tidak nyaman pada daerah dada dan akhirnya dan glukosa darah, hal itu dapat menyebabkan
terjadi kesulitan bernapas pada saat awal tertundanya proses penyembuan luka,
operasi. Konsekuensinya kerjasama perdarahan dan infeksi. Perawat bertugas
intraoperatif dari pasien harus diperkuat. memonitor level tekanan darah dan glukosa
Perawat harus memberikan kenyamanan dan dalam darah dalam batas normal. (3)Perawat
dorongan untuk meringankan tekanan mental membantu pasien untuk duduk di kursi roda
pasien. bagi mereka yang tidak dapat dengan nyaman serta melakukan serah terima
berkolaborasi, tanggal operasi harus pasien kepada perawat ruangan terkait
dijadwalkan kembali dan operasi harus informasi, therapi serta penatalaksanaan post
dilakukan di bawah anestesi umum. operatif.
Perawat bekerja sama dengan dokter spesialis Stacey Chappell, et al (2015) menjelaskan
Mata pada saat pemberian anestesi topikal bahwa Perawat menjadi Pemimpin dalam
yang dilanjutkan dengan injeksi retrobulbar Koordinasi Keperawatan dan Manajemen
2% lignocaine dan naropin. Melakukan dan Transisi di seluruh Pelayanan Kesehatan secara
memastikan desinfeksi area kantung menyeluruh. Terdapat enam prinsip dasar
konjungtiva secara menyeluruh dengan untuk membangun koordinasi keperawatan
menggunakan 0,25% larutan povidone iodine. melalui proses kolaboratif dan informasi yang
Perawat pada awal operasi, bertanggung melibatkan semua pemberi asuhan dalam
jawab dalam melakukan prosedur steril, rangkaian pelayanan kesehatan: (1) Mengenali
menyalakan mikroskop dan menyesuaikan karakteristik pasiennya, apa kebutuhan dan
parameter mikroskop termasuk perbesaran, sumber daya mereka melalui sistem pelayanan
fokus, dan kecerahan. Pengaturan parameter kesehatan. (2)Mengetahui dan memahami infr
untuk mesin vitrektomi adalah: frekuensi astruktur transisi pasien serta bagaimana
pemotongan 1500 cpm, daya hisap/ suction: menjadi pemimpin tim interprofessional dalam
150-200 mmHg, tekanan pertukaran cairan dan berkomunikasi efektif. (3)Melakukan penilaian
gas 40-50 mmHg, pencahayaan intraokular individu khususnya perawat dalam
80% serta energi elektrokoagulasi 50%. memberikan koordinasi keperawatan dan
26
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 1, Hal 20 - 28, April 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
27
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 1, Hal 20 - 28, April 2018 ISSN 2089-0834 (Cetak)
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 8 No 1, Hal 20 - 28, April 2018
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ISSN 2549-8134 (Online)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Chen Xuehong et. All, (2014) Sylvia, Mary Beth RN, MS, FNP-BC et. All,
DOI:10.3969/j.issn.10004432.2014.01.0 2011. doi: 10.4037/ccn2011222,
11Coordination Skills during Coordination of Multiple Services for a
Vitrectomy in Treatment of Proliferative Patient With Severe Lymphedema of the
Diabetic Retinopaty. right Lower Extremity.
Ferrari Lynne R., MD et al, 2015, doi: Young J. M. et. all (2013)
10.1213/XAA.0000000000000246.Perio doi:10.1111/codi.12399Identifying
perative Care Coordination indicators of colorectal cancer care
coordination: a Delphi study.
28