PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Norma adalah aturan aturan atau pedoman sosial yang khusus tingkahlaku ,
sikap dan perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan dilingkungan
kehidupan dari sudut pandang umum sampai seberapa jauh tekanan norma
diberlakukkan oleh masyarakat norma dapat dibedakkan menjadi lima yaitu :
1. Norma Sosial
2. Norma Hukum
3. Norma Sopan Santun
4. Norma Agama
5. Norma Moral
Kelima nya ini sangat bermakna dalam kehidupan kita sehari-hari dan juga
berperan penting dalam mengatur segala sesuatu perundang-undangan di
Indonesia .
B. Rumusan Pembahasan
1. Apa itu pengertian nilai menurut para ahli ?
2. Apa itu pengertian niai secara umum ?
3. Apa itu ciri-ciri nilai menurut para ahli ?
4. Apa itu ciri-ciri nilai secara umum ?
5. Apa itu ciri-ciri nilai dari seorang perawat?
6. Apa itu pengertian norma menurut para ahli ?
7. Apa itu pengertian norma secara umum ?
8. Apa itu ciri-ciri norma ?
9. Apa itu budaya menurut para ahli?
10. Apa itu budaya secara umum ?
11. Apa sajakah Unsur-unsur kebudayaan?
12. Apa itu agama menurut para ahli?
13. Apa praktik spiritual yang menangani asuhan keperawatan?
14. Mengapa perawat perlu mempelajari konsep budaya/kebudayaan ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian nilai menurut para ahli
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian niai secara umum
3. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang ciri-ciri nilai menurut para ahli
4. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang ciri-ciri nilai secara umum
5. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang ciri-ciri nilai dari seorang perawat
6. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian norma menurut para ahli
1
7. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian norma secara umum
8. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang ciri-ciri norma
9. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang budaya menurut para ahli
10. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang budaya secara umum
11. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Unsur-unsur kebudayaan
12. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang agama menurut para ahli
13. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang praktik spiritual yang menangani
asuhan keperawatan
14. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang perawat perlu mempelajari konsep
budaya/kebudayaan
D. Manfaat Materi
Sebagai acuan pembelajaran mahasiswa keperawatan mengenai aplikasi
nilai , norma , budaya dan agama dalam berhubungan dengan pasien ,
keluarga dan teman sejawat di pelayanan kesehatan .
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Nilai
2
nilai dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan masyarakat sesuai dengan
peranannya.
3
B. Konsep Norma
Ciri-Ciri Norma :
1. Berakaitan dengan tanggung jawab kita
Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia. Yang khusus
menandai nilai moral adalah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi
manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai moral mengakibatkan
bahwa seseorang bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung
jawab. Suatu nilai moral hanya dapat diwujudkan dalam perbuatan-
perbuatan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang yang
bersangkutan
2. Berkaitan dengan hati nurani
4
Semua nilai minta untuk diakui dan diwujudkan. Nilai selalu
mengandung semacam undangan atau imbauan. Salah satu ciri khas
nilai moral adalah bahwa hanya nilia ini menimbulkan suara dari
hati nurani yang menuduh kita bila mita meremehkan atau menentang
nilai-nilai moral dan memuji kita bila mewujudkan nilia-nilia moral.
3. Mewajibkan
Berhubungan erat dengan ciri bahwa nilai-nilai moral mewajibkan
kita secara absolut dan dengan tidak bisa ditawar-tawar. Dalam nilai
moral terkandung suatu imperatif kategoris, Sedangkan nilai-nilai
lainnya hanya berkaitan dengan imperatif hipotesis. Artinya, kalu kita
ingin merealisasikan nili-nilai lain kita harus menempuh jalan tertentu.
4. Bersifat formal
Nilai moral tidak merupakan sutau jenis nilai yang bisa
ditempatkan begitu saja disamping nilai-nilai jenis lainnya. Nilai-nilai
moral tidak membentuk suatu kawasan khusus yang terpisah dari
nilai-nilai lain. Nilai-nilia moral tidak memiliki isi tersendiri,
terpisah dari nilai-nilai lain. Tidak ada nilai-nilai moral yang murni,
terlepas dari nilai-nilai lain. Hal itulah yamg kita maksudakan dengan
mengatakan bahwa nilai moral bersifat formal.
5
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut pendapat Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi bahwa
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau
unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut :
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur
pokok, yaitu:
alat-alat teknologi
6
sistem ekonomi
keluarga
kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
1) sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara
para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
alam sekelilingnya
2) organisasi ekonomi
3) alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk
pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
4) organisasi kekuatan (politik)
D. Konsep Agama
7
Khalifah. Umat kristiani memiliki kitab suci Injil,umat Yahudi
memiliki kitab suci taurat dan tamud, dan umat muslim memiliki kitab
suci alquran, umat Hindu memiliki beberapa kitab suci, atau weda dan
umat Budda mengimani ajaran yang ada di Tripitaka. Naskah tersebut
secra umum menetapkan hukum-hukum keagamaan dalam bentuk
peringatan dan peraturan untuk hidup ( mis, 10 perintah Tuhan).
Hukum keagamaan tersebut dapat diinterpretasi dalam berbagai cara
oleh sub kelompok penganut agama dan dapat memengaruhi
keinginan klien untuk menerima anjuran penanganan; sebagai contoh
transfusi darah dilarang pada ajaran saksi Jahovah.
Individu sering kali mendapat kekuatan dan harapan asetelah
membaca buku-buku keagamaan/ kitab suci saat mereka sakit atau
saat mengalami krisis. Contoh cerita keagamaan yang dapat
memberikan kenyamanan bagi klien adalah penderitaan Nabi, baik
pada Kitab Suci Yahudi maupun Kristiani, dan penyembuhan yang
dilakukan Yesus pada orang-orang yang mengalami penyakit fisik atau
mental, dalam perjanjian baru.
2. Simbol sakral
Simbol sakral mencakup perhiasan, liontin, tasbih, lambang,
patung, atau ornamen tubuh (mis, tato) yang memiliki makna
keagamaan atau spiritual. Simbol tersebut dapat digunakan untuk
menunjukkan keyakinan seseorang, untuk mengingatkan pemakainya
akan keyakinannya, untuk memberikan perlindungan spiritual, atau
untuk menjadi sumber kenyamanan atau kekuatan, individu dapat
menggunakan liontin keagamaan sepanjang waktu, dan mereka
mungkin berharap untuk mengenakannyasaat menjalani studi
diagnostik, penanganan medis, atau pembedahan. Orang Katolik
Romadapat memekai Rosario untuk berdoa; umat muslim dapat
membawa tasbih.
3. Doa dan Meditasi
8
Individu dapat memakai lambang atau patung keagan\maan di
dalam rumah, di mobil, atau di tempat kerja sebagai pengingat pribadi
terhadap keyakinan mereka atau sebagai bagian tempat personal untuk
sembahyang dan meditasi. Klien yang dirawat inap atau yang
menjalani pengobatan di fasilitas perawtan jangka panjang mungkin
berharap untuk diperbolehkan membawa atau memajang simbol
spiritual berupa ( Gill, 1987, hlm, 489). Beberapa orang meragukan
defebisi tersebut karena menurut defenisi tersebut, doa mewajibkan
orang yang berdoa memiliki keyakinan pada Tuhan atau entitas
spiritual, padahal tidak semua orang yang berdoa memilikinya.
Sementara itu, beberapa orang menganggap doa sebagai fenomena
universal yang tidak mewajibkan keyakinan tersebut.
Beberapa agama memiliki doa-doa resmi dicetak dalam buku doa,
seperti Book of Common Prayer di gereja Anglikan/ Episkopal dan
Missal di geraja katolik. Beberapa doa keagamaan dikaitkan dengan
sumber keyakinan; sebagai contoh, Doa Bapa Kami untuk umat
Kristiani disampaikan kepada Yesus, dan manusia paling mulia bagi
umat muslim adalah Muhammad.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap pemberi pelayanan kesehatan yang berasal dari daaerah lain yang
berbeda kebudayaan harus bisa menyesuaikan dalam kehidupan bersosial dengan
budaya kelompok khusus. Setiap perawat memiliki nilai dan perilaku pribadi
masing-masing. Kode etik profesi membawa perubahan perilaku personal kepada
perilaku profesional dan menjadi pedoman bagi tanggung jawab perorangan
sebagai anggota profesi dan tanggung jawab sebagai warga negara. Sedangkan
norma, walaupun nilai moral biasanya menumpang pada nilai- nilai lain, namun ia
tampak seperti sebuah nilai baru, bahkan sebagai nilai yang paling tinggi.
B. Saran
Dalam kehidupan kita harus memiliki nilai norma dan kebudayaan,
termasuk dalam bekerja sebagai profesi harus mempunyai nilai norma dan budaya
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
10
Rudi Haryono.2013.Etika Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.Yogyakarta:
Gosyen Publishing
Dra.Hj.Mimin Emi Suhaemi.2002.Etika Keperawatan Aplikasi Pada
Praktik.Jakarta:EGC
Hj.Nila Ismani.2001.Etika Keperawatan.Jakarta:Widya Medika
http://blogwonox.blogspot.co.id/2012/05/konsep-nilai-norma-budaya-dan-
agama.html
http://h-tullah.blogspot.co.id/2013/03/konsep-tentang-nilainormabudaya-dan.html
11