Anda di halaman 1dari 22

SISTEM POLITIK DI

INDONESIA
STEFANY ENJELIA
DIAN PUTRI SYAHENDRA
NATASYA AVRILIA
AGNES CAROLINE
Konsep Sistem Politik
Sistem politik dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari unsur, elemen, dan
bagian yang terikat dalam suatu unit dalam keadaan kait mengait dan fungsional tentang
asosiasi manusia yang dibatasi aturan, wewenang, dan kekuasaan.

Pengertian Sistem Politik menurut para ahli :

Robert Dahl adalah sistem politik diartikan sebagai pola yang tetap dari hubungan antar
manusia yang melibatkan sesuatu yang luas yang berkaitan dengan wewenang.

Alcott Person, sistem politik adalah interaksi antaraktor dimana proses interaktif dalam
sistem sosial yang terlibat dalam pluralistik dalam fenomena yang komplementer.
Partisipasi aktif dalam sistem interaktif yang mempola merupakan minat yang terpenting
dalam sistem sosial.

Gabriel Almond, sistem politik adalah sistem interaktf dalam masyarakat yang merdeka
yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi baik kedalam maupun keluar masyarakat
yang menggunakan ancaman fisik.
Ciri-Ciri Sistem Politik Indonesia

• Semua sistem politik pasti mempunyai


badan/lembaga/struktur yang menjalankan fungsi.
• Semua sistem politik modern atau primitif akan
menjalankan fungsi yang sama.
• Semua lembaga, badan dan struktur politik betapa pun
terspesialisasikan selalu bersifat multifungsional walau
beda derajat dalam sistem politik yang berlainan.
• Semua sistem politik dipandang dari sudut yang
berbeda selalu merupakan suatu sistem yang bersifat
campuran walaupun modern atau primitif dan nasional
atau internasional.
Fungsi Sistem Politik

 Kapabilitas, adalah kemampuan sistem politik dalam


menjalankan fungsinya (eksistensi) di lingkungan
yang lebih luas.
 Konversi, menggambarkan kegiatan pengolahan input
menjadi ouput mulai dari penyampaian tuntutan,
perangkuman tuntutan menjadi tindakan pembuatan
aturan, pelaksanaan peraturan, menghakimi, dan
komunikasi.
 Adaptif, yaitu menyangkut sosialisasi dan rekruitmen
yang bertujuan memantapkan bangunan struktur
politik dari sistem politik.
Peranan Dalam Sistem Politik

Peran merupakan bagian-bagian yang terorganisasikan yang


ada dalam pandangan aktor yang menentukan partisipasinya
dalam proses interaksi. Di dalam sistem politik ada aktor
dan peranannya. Jika dilihat dalam sisitem politik selalu ada
berbagai fenomena, kemudian ada lensa yang melihat
kejadian tersebut dan ada gambaran berupa persepsi yang
akan menimbulkan gejolak dalam masyarakat.
Dua Pendekatan dalam Sistem Politik

1. Sistem Politik Indonesia


2. Sistem Politik di Indonesia

Perbedaan di antara keduanya adalah sistem politik Indonesia


berlaku pada mimbar-mimbar yang bebas, dalam arti
untuk mahasiswa dan lainnya. Sedangkan sistem politik
di Indonesia berlaku pada strategi pertahanan keamanan
atau teritorial.
Prinsip – Prinsip Sistem Politik

A. Sistem Politik Demokrasi :


1. Adanya pembagian kekuasaan.
2. Pemerintahan konstitusional atau berdasarkan hukum.
3. Pemerintahan mayoritas.
4. Pemilu bebas dan demokratis.
5. Parpol lebih dari satu.
6. Perlindungan terhadap HAM dan adanya jaminan hak minoritas.
7. Peradilan bebas tidak memihak.
8. Pers bebas.
9. Managemen pemerintahan terbuka.
10.Konstitusi atau UUD yang demokratis.
B. Sistem Politik Keditatoran :
1. Pemusatan kekuasaan pada satu dan sekelompok orang.
2. Pemerintahan tidak berdasarkan konstitusional.
3. Negara berdasarkan kekuasaan.
4. Pembentukan pemerintahan tidak beradasar musyawarah, tetapi
melalui dekrit (Poil sistem)
5. Pemilu tidak demokratis , pemilu dijalankan hanya untuk
memperkuat keabsahan penguasa atau pemerintahan negara.
6. Sistem satu partai politik atau ada beberapa partai politik tapi
hanya ada satu partai politik yang memonopoli kekuasaan.
7. Managemen pemerintahan tertutup.
8. Pers tidak bebas dan sangat dibatasi.
9. Tidak ada perlindungan HAM, hak monoritas ditindas.
10.Badan peradilan tidak bebas dan bisa diintervensi oleh
penguasa.
Dalam sistem politik Indonesia terdiri dari 2 lingkungan, yaitu

1.Domestik.
2.Internasional.
Tujuan sistem politik adalah mengkonversi keinginan masyarakat.

Sistem Politik Dikaitkan dengan Kehidupan Kenegaraan

Sistem politik terkait dengan Trias Politica :


Ekskutif berwenang untuk menjalankan pemerintahan.
Eksekutif merumuskan kebijakan berupa rancangan anggaran
dan rancangan perundangan yang akan disetujui oleh
Legilslatif.
Yudikatif adalah kekuasaan untuk menindak pelanggaran dalam
peraturan perundangan yang dibuat oleh Legislatif dan
Eksekutif. Di Indonesia kekuasaan Yudikatif dipegang oleh
Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.Mahkamah
Konstitusi juga berwenang menentukan apakah presiden atau
wakil presiden melakukan pelanggaran yang membuatnya layak
diberhentikan, dengan usulan DPR

Legislatif adalah lembaga yang berperan untuk membuat


peraturan undang-undang. Legislatif juga berwenang melakukan
pengawasan terhadap jalanya pemerintahan oleh eksekutif. Di
Indonesia, Lembaga legislatif adalah DPR (Dewan Perwakilan
Rakyat) bersama dengan DPD (Dewan Perwakilan
Daerah).Anggota lembaga legislatif dipilih oleh rakyat di daerah
pemilihan (untuk DPR) dan provinsi (untuk DPD) melalui
pemilihan umum.
Sistem Politik Indonesia Sebelum Dan Sesudah Amademen

1.Sistem Politik Indonesia


Sistem politik politik Indonesia yang harus dijalankan sesuai
dengan UUD 1945 adalah sisitem politik demokrasi berdasarkan
hukum. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ayat (2) dan ayat (3)
UUD 1945 yang menytakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut UUD dan negara Indonesia adalah negara
hukum. Dengan demikian tatanan dan kelembagaan plitik, baik pada
wilayah suprastruktur dan infrastuktur harus dijalankan berdaarkan
aturan hukum yang demokratis.
2. Sistem politik Indonesia sebelum Amendemen UUD 1945
Perkembangan politik di Indonesia setelah kemerdekaan dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga periode.

a) Periode Demokrasi Liberal (1945–1959)


Masa ini ditandai dengan adanya kebebasan untuk mendirikan
partai politik. Peranan partai-partai politik sangat dominan dalam
menentukan arah tujuan negara melalui badan perwakilan. Masa ini
berakhir dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
b) Periode Demokrasi Terpimpin (1959–1966)
Masa ini ditandai dengan adanya persaingan (rivalitas)
tiga kutub, yaitu antara Soekarno (Presiden RI) yang didukung
oleh partai-partai berhaluan nasionalis, PKI yang didukung oleh
partai-partai berhaluan sosialis, dan pihak militer yang
dimotori oleh TNI AD. Saat itu, partai politik memiliki posisi
tawar (bargaining position) yang lemah sehingga kurang
menunjukkan aset yang berarti dalam pencaturan politik di
Indonesia. Puncak periode ini adalah terjadinya
Pemberontakan G-30-S/PKI tanggal 30 September 1965
c) Periode Orde Baru (1966–1998)
Inilah masa pemerintahan Soeharto yang melakukan
“pembenahan” dalam sistem politik, antara lain, mengenai jumlah partai
politik, yaitu melalui penyederhanaan partai politik (fusi) menjadi tiga,
yaitu:
– PPP (Partai Persatuan Pembangunan) yang berdasarkan
ideologi Islam.
– Golkar (Golongan Karya) yang berdasarkan asas kekaryaan dan
keadilan sosial.
– PDI (Partai Demokrasi Indonesia) yang berdasarkan
demokrasi, nasionalisme, dan keadilan, merupakan fusi dari
Parkindo, Partai Katolik, PNI, dan Murba .
Terlepas dari pasang surutnya peran partai politik dalam
menentukan perkembangan sistem politik Indonesia.

Sistem Politik Demokrasi Pancasila yang dikehendaki UUD 1945


sebelum terjadi amendemen sebagai berikut :

 Bentuk negara adalah kesatuan dan bentuk pemerintahan republik.


 MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) merupakan lembaga
tertinggi negara yang memiliki wewenang dan tugas menjalankan
kedaulatan rakyat, menetapkan UUD, memilih Presiden dan Wakil
Presiden, dan mengadakan sidang istimewa untuk meminta
pertanggungjawaban Presiden bila Presiden melanggar UUD.
 DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) merupakan lembaga
tinggi negara yang bertugas menetapkan UU, menetapkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan
memberikan persetujuan kepada Presiden atas pernyataan
perang, membuat perdamaian,dan perjanjian dengan negara
lain.
 Presiden merupakan lembaga tinggi negara yang
berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan.Wewenang dan tugas presiden adalah
menetapkan peraturan pemerintah; mensahkan atau menolak
untuk mengesahkan RUU yang telah disetujui oleh DPR
mencabut peraturan pemerintah yang tidak disetujui oleh
DPR.
 DPA (Dewan Pertimbangan Agung) merupakan lembaga tinggi
negara yang memiliki kewajiban untuk memberi jawaban atas
pertanyaan Presiden dan memiliki hak untuk mengajukan usul
kepada pemerintah. Usul atau nasihat DPA hanya mengikat
Presiden secara moral dan tidak secara konstitusional, oleh sebab
itu, nasihat atau usul tersebut boleh diperhatikan dan dijalankan
ataupun sebaliknya. Karena tidak memiliki hak memaksa,
kedudukan DPA lemah.
 BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan) merupakan lembaga tinggi
negara yang berperan atau bertugas memeriksa jalannya keuangan
negara. BPK merupakan lembaga negara yang memiliki kekuasaan
terlepas dari pengaruh pemerintah, namun tidak berarti kedudukan
BPK diatas pemerintah.
 MA (MahkamahAgung) merupakan lembaga tinggi negara dan
memegang kekuasan yudikatif. MA dan badan peradilan di
bawahnya memegang kekuasaan kehakiman yang merdeka, terlepas
dari pengaruh kekuasaan pemerintah.
Sistem politik Indonesia setelah Amandemen UUD 1945

Sistem politik hasil amandemen UUD 1945 tidak mengenal


adanya lembaga tertinggi negara. Semua lembaga berada pada
posisi yang sebanding. Selain itu, ada lembaga negara yang
dihapuskan, yaitu DPA (Dewan Pertimbangan Agung), dan ada
pula beberapa lembaga negara yang baru, yaitu DPD (Dewan
Perwakilan Daerah), MK (Mahkamah Konstitusi), dan KY
(Komisi Yudisial).

Sistem politik setelah Amendemen UUD 1945 sebagai


berikut :

 Bentuk negara adalah kesatuan dan bentuk pemerintah


adalah republik yang terdiri dari 34 provinsi dengan asas
desentralisasi sehingga terdapat pemerintahan daerah dan
pemeri ntahan pusat.
 Parlemen terdiri dari dua kamar (sistem bikameral), yaitu
Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah.
Anggota DPR dipilih oleh rakyat melalui pemilu dan merupakan
perwakilan dari rakyat,sedangkan anggota DPD adalah
perwakilan provinsi yang anggotanya dipilih oleh rakyat di
daerah yang bersangkutan melalui pemilu. Masa jabatannya
adalah lima tahun. DPR memiliki kekuasaan membuat undang-
undang, menetapkan APBN, dan mengawasi jalannya
pemerintahan.

 Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah lembaga negara


yang berwenang melantik Presiden dan Wakil Presiden,
memberhentikan presiden dan wakilpresiden, serta mengubah
dan menetapkan UUD. Anggota MPR adalah anggota DPR dan
anggota DPD yang memiliki masa jabatan lima tahun.
 Kekuasaan Eksekutif dipegang dan dijalankan oleh Presiden
yang berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan. Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara
langsung oleh rakyat melalui pemilu untuk masa jabatan lima
tahun dan dapat dipilih kembali satu kali dalam jabatan yang
sama. Presiden sebagai kepala pemerintahan membentuk
kabinet yang terdiri dari menteri-menteri. Menteri-menteri
bertanggung jawab kepada presiden. Presiden tidak dapat
membubarkan parlemen dan tidak bertanggungjawab kepada
parlemen.

• Kekuasaan yudikatif dipegang dan dijalankan oleh


Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya bersama
Mahkamah Konstitusi. Adapun Komisi Yudisial berwenang
memberikan usulan mengenai pengangkatan HakimAgung.
 Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR dan DPD,
juga memilih Presiden danWakil Presiden dalam satu paket.

 Sistem kepartaian adalah multipartai. Jumlah partai yang


mengikuti Pemilu pada tahun 2004 adalah 24 partai dan pada
tahun 2009 adalah 34 partai politik.

 BPK merupakan badan yang memiliki kekuasaan untuk


memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan
negara. Hasil pemeriksaan diserahkan kepada DPR. Anggota
BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dipilih oleh DPR dengan
memerhatikan pertimbangan dari DPD dan selanjutnya
diresmikan oleh Presiden.
KAMI DARI KELOMPOK 5
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai