Anda di halaman 1dari 31

PELATIHAN

DOKTER KECIL

UKS Puskesmas Karangmoncol


Kebersihan Perorangan
MANDI YANG BENAR
1.Memilih sabun yang tepat
2.Menyabuni sampai ke semua lipatan dan
sela-sela kulit, liang hidung, liang telinga
3.Mengeringkan sampai ke bagian yang
paling pelosok tubuh
4.Cara menyeka bagian bawah pada anak
perempuan
Aneka Bibit Penyakit di Kuku Kotor
KERAMAS YANG BENAR
• Dilakukan berkala
sekurang-kurangnya
tiga kali seminggu
• Memilih shampo yang
tepat
• Caranya: rambut dan
kulit kepala terkena
shampo
Mencuci Tangan yang Benar
• Tangan yang kotor sumber bibit penyakit
• Tak cukup sekadar basah
• Diperlukan sabun
• Seluruh permukaan kulit tangan tidak
boleh ada bagian yang terluput dari
pembasuhan dengan air mengalir
• Gunakan kran berlengan panjang dan lap
harus bersih
Kalau Mencuci Tangan Tidak Benar
Sistematika Mencuci Tangan yang Benar
Kebiasaan Buruk Pada Diri Sendiri
• Memasukkan jemari ke mulut - menggigit
jari - mencungkil gigi dengan kuku atau
tusuk gigi - bertelekan dagu
• Memasukkan jemari ke liang hidung
• Memasukkan jemari ke liang telinga
• Mengucek-ucek mata
• Menggaruk terlampau keras
Menggosok Gigi
• Sehari sedikitnya 2 kali sehabis makan
• Seluruh permukaan gigi segala sisi tidak
ada yang terluput dari penyikatan gigi
• Sikat pula bagian gusi
• Berkumur sampai jernih
• Tidak memakai serbuk batu bata
• Jenis sikat giginya tidak terlalu keras
Cara Menggosok Gigi yang Benar
Kesehatan Lingkungan
• Lingkungan rumah sendiri: kamar tidur - ruang
keluarga - ruang tamu – beranda - pekarangan
• Lingkungan publik: WC Umum - bak sampah –
sungai – parit – comberan – danau – empang -
sumber air bersih (mata air)
• Bahaya sampah limbah: pada air – tanah - dan
udara: sumber penyakit (kuman – virus -
parasit), kimiawi - fisis
• Air bersih: untuk mandi + rumah tangga dan
untuk minum
• Jarak sumur 6 meter dari cubluk/septic tank
Bibit Penyakit dan Pembawa
Penyakit di Lingkungan
• Udara, tanah, dan air berpotensi tercemar bibit
penyakit
• Lingkungan yang kotor dan tercemar 
mencemari Tubuh Kita (Lewat jemari, bahan
makanan-minuman, kulit, gigitan serangga,
hewan tikus, anjing)
• Comberan, selokan, air jernih tergenang, bak
sampah tak bertutup
• Udara dan lingkungan puskesmas, rumah sakit,
limbah rumah sakit, pasien di rumah
Berat Badan dan Tinggi Badan
• Untuk mengetahui kecukupan gizi
• Cara menilainya dengan formula 8 + (2 X umur)
Kg. Lebih tepat dengan Indeks Masa Tubuh
(Body Mass Index) = berat badan (Kg) dibagi
pangkat dua tinggi badan (M). Indeks idealnya
19-25
• Tubuh yang sehat = tidak gemuk, tidak kurus.
Tumbuh jasmaninya (Berat badan dan tinggi
badan ideal), berkembang rohaninya
(kecerdasan sesuai dengan umur kalender)
• Kuncinya: “menu seimbang”
Yang Sehat Itu
Tidak Gemuk – Tidak Kurus
Mengenal Gizi
• “Menu Seimbang” = cukup porsi (kalori) + lengkap
seluruh zat gizinya (40 jenis zat gizi) memadai porsi
masing-masing gizi utamanya (macronutrient)  3/5
porsi nasi – ¼ porsi lemak – 1/6 porsi ikan/telur/daging +
tahu/tempe/oncom + 4 porsi sayur-mayur dan buah
• Makan berlebihan kalori  gemuk
• Makan kekurangan kalori  kurus
• Jumlah kalori yang dimakan = jumlah kalori yang dipakai
 berat badan stabil
• Berat badan ideal “kurang gizi” apabila menu tidak
lengkap kurang bervariasi  lesu-letih-lemah - gondok
anemia – tumbuh-kembang abnormal
Kekurangan Gizi
• Kurus – anemia – tingkat kecerdasan di bawah
rata-rata – tidak bugar
• Gangguan gondok  cebol + dungu
• Kekurangan protein  gangguan tumbuh-
kembang – “gelas kecerdasan” tak terisi penuh
– Tidak mungkin dikoreksi
• Kekurangan vitamin A  berakibat kebutaan
• Menu bergizi tidak harus berharga tinggi (daun
singkong, kangkung, belut, lele, telur puyuh,
tahu, tempe, oncom, pepaya, jambu biji,
belimbing)
Kasus Kekurangan Gizi
Kebutaan
Sebab Kekurangan Vitamin A

• Rabun senja
• Masih mungkin dicegah dengan kapsul
vitamin A dosis tinggi
• Wortel, daun singkong, bebuahan, minyak
kelapa sawit, minyak ikan
Kebutaan Kekuangan Vitamin A
Pencegahan Kecelakaan
• Penyebab kecelakaan terbesar sebab
faktor manusia
• Mendahulukan keamanan (safety first) di
rumah, sekolah, di tempat umum, jalan
raya, lapangan bola, ruang terbuka
• Jenis cedera: memar, luka (lecet, sayat,
tusuk, tembak, parut,belah, bakar, listrik,
petir), terkilir, keseleo, urat putus, patah
tulang
Pertolongan P3K
• Merawat luka: prinsipnya membersihkan
(sterilisasi) – merapatkan luka – menutup luka –
menatalaksana patah tulang - membidai tulang
patah - mencegah risiko terkena tetanus
• Mengenal tetanus: demam - otot badan jadi
kaku, kejang – mulut tak dapat menganga
• Suntikan tetanus: Toxoid atau ATS
• P3K keracunan dengan membangkitkan muntah
• P3K muntaber dengan pemberian minum oralit
• P3K kasus pingsan
Tentang Cedera
Obat Sederhana
• Memahami makna dan jenis obat-obatan
• Mengenal obat, alat, pembalut, antisepsis
wajib di lemari obat P3K
• Memahami pemakaian obat di lemari obat
• Mengenal makna keluhan, tanda penyakit,
gejala penyakit
Lemari Obat P3K
Warung Sekolah
• Mengutamakan sarapan pagi
• Membawa bekal dari rumah lebih
menyehatkan
• Meningkatkan gizi jajanan di warung
sekolah
• Memelihara kebersihan warung sekolah
• Menjaga keamanan jajanan warung
sekolah (food safety)
Ketajaman Penglihatan dan
Ketahanan Mata
• Mengenal kelainan mata: rabun senja, rabun
jauh, infeksi mata, kecelakaan mata, iritasi mata
• Meguasai pemeriksaan visus mata
• Memelihara kesehatan bolamata  tidak
menyentuh bolamata - tidak mengucek-ucek
mata - melindungi dari cedera
tusukan/pasir/kotoran/air kolam renang/air kotor
- cahaya keras (matahari, lampu sorot, layar
monitor/televisi)
• Manfaat Vitamin A dan Cara Membaca yang
benar
Pemeriksaan Visus dengan Snellen
Kebersihan Gigi
• Mengenal 20 buah Gigi Sulung/Susu (6 bln-3
th); Gigi Peralihan (5 th-12 th); 32 buah Gigi
Tetap (6 th-20 th)
• Perawatan gigi dengan mengosok gigi secara
benar – berkumur setiap habis makan manis –
tidak mencungkil dengan sembarang tusuk gigi
• Kecukupan mineral untuk gizi (kalsium)
• Pemeriksaan gigi berkala 1 tahun/sekali
• Menambal gigi secara dini
• Memilih mengunyah buah keras
Mengamati Permukaan Gigi
Imunisasi
• Rutin berkala sejak bayi: DPT - Polio –
BCG – Campak - Hepatitis B
• Imunisasi aktif dan imunisasi pasif
• Beda Vaksin (bibit penyakit dilemahkan,
dimatikan untuk merangsang tubuh agar
memproduksi zat anti) dengan Serum
(sudah berisi zat anti/kekebalan jadi)
DOKTER KECIL

Anda mungkin juga menyukai