Anda di halaman 1dari 17

selamat datang

Peserta Pertemuan
Koordinasi Program DBD
Permasalahan Program
1. SDM
- Kuantitas
- Kualitas
2. Penegakan Diagnosa
- Klinis
- Laboratorium
3. Pelaporan (Laporan Kasus, Laporan Mingguan dan
Bulanan)
4. PE (Sumber Penularan, Potensi Penularan)
5. Penanggulangan Focus

“KERESAHAN MASYARAKAT”
DEFINISI DBD
Adalah penyakit yang ditandai dengan:
1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yg jelas,
berlangsung terus menerus 2-7 hari, tutrun pada hari
ke 3 yang kemudian naik loagi, pada hari ke 6 atau ke 7
panas mendadak turun;
2. Manifestasi perdarahan (ptekie, purpura, perdarahan
konjungtiva, epistaksis, ekimosis, perdarahan mukosa,
perdarahan gusi, hematemesis, melena, hematuri)
termasuk uji Tourniquet (Rumple Leede) positif;
3. Trombositopeni (Jumlah Trombosit ≤100.000/μl);
4. Hemokonsentrasi (peningkatan Hematokrit ≥20%);
5. Disertai dengan atau tanpa pembesaran hati
(hepatomegali).
Keterangan :
Ptekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk
membedakannya: regangkan kulit, jika hilang maka bukan ptekie;

Uji Tourniquet dinyatakan positif jika terdapat 10 atau lebih ptekie


pada bidang seluas 1 inchi persegi (2,5 x 2,5 cm) di lengan bawah
bagian depan (volar) dekat lipat siku (fossa cubiti), menggunakan
manset tensimeter;

Jumlah trombosit ≤100.000/μl biasanya ditemukan antara hari ke


3-7 sakit, dimana pemeriksaan harus diulang tiap hari sampai suhu
turun sampai terbukti bahwa trombosit dalam batas normal atau
menurun;

Peningkatan Hematokrit selalu dijumpai pada kasus DBD, sebagai


indikator peka telah terjadinya perembesan plasma dan
peningkatan permeabilitas kapiler. Sehingga hematokrit juga harus
diperiksa secara berkala.
Gejala Klinik penyerta:
Nyeri otot, anoreksia, lemah, mual,
muntah, sakit perut, diare atau
konstipasi,dan kejang.

Karena adanya gejala klinik lain sebagai penyerta,


sehingga penemuan kasus secara klinis dini bukanlah
hal mudah, karena pada gejala awal perjalanan
penyakit gejala dan tandanya tidak spesifik, sehingga
sulit dibedakan dengan penyakit lain.

Pemeriksaan Labor Trombosit dan


Hematokrit wajib dilakukan
DIAGNOSA DBD

Ditegakkan berdasarkan kriteria


dignosis menurut WHO, yaitu
Kriteria Klinis dan Laboratoris.
Seseorang dinyatakan tersangka DBD apabila
mengalami demam tinggi mendadak tanpa sebab yang
jelas , berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari
disertai manifestasi perdarahan (sekurang-kurangnya
uji tourniquet positif dan atau trombositopenia).
DBD disebabkan oleh virus dengue,
biasanya sering menyerang anak-anak.

Ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, walau dapat


juga ditularkan oleh Aedes Albopictus.

Dengan masa inkubasi berkisar antara 4 – 7 hari.

Nyamuk Aedes dapat ditemukan hampir di seluruh


pelosok Indonesia, kecuali di daerah dengan
ketinggian diatas 1000 M di permukaan laut.
Pelaporan………
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGIS
(PE)
Adalah kegiatan pencarian pederita DBD atau
tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk
penular DBD di tempat tinggal penderita dan
rumah/baangunan sekitar, termasuk tempat-tempat
umum dalam radius minimal 100 meter.
Tujuan PE
Umum:
Mengetahui sumber penularan, potensi penularan,
dan penyebaran lebih lanjut serta tindakan
penanggulangan yang harus dilakukan.

Khusus:
a. Mengetahui adanya penderita DBD yang lain;
b. Mengetahui ada tidaknya jentik nyamuk penular
DBD;
c. Menentukan jenis tindakan (penanggulangan
fokus) yang harus dilakukan.
PERSIAPAN PELAKSANAAN PE
• Setelah menemukan/menerima laporan adanya
penderita DBD, petugas Puskesmas/Koordinator DBD
segera mencatat dalam Buku Catatan Harian Penderita
DBD;
• Menyiapkan peralatan survei; tensimeter, senter,
formulir PE, surat tugas;
• Berkoordinasi/memberitahu Kades/Lurah dan Ketua
RT/RW setempat bahwa di wilayahnya ada penderita
DBD dan akan dilaksanakan PE untuk menentukan
tindakan dan jadwal penanggulangan selanjutnya;
• Masyarakat sekitar tempat tinggal penderita
membantu pelaksanaan PE.
PELAKSANAAN PE
• Petugas Puskesmas memperkenalkan diri, wawancara dgn keluarga
untuk mengetahui ada tidaknya penderita DBD lain dan penderita
demam saat itu dalam kurun waktu 1 minggu sebelumnya;
• Bila ditemukan penderita demam, lakukan pemeriksaan kulit dan uji
tourniquet;
• Lakukan pemeriksaan jentik di tempat penampungan air dan
tempat lain yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk baik di
dalam maupun di luar bangunan dalam radius 100 meter;
• Bila penderita adalah siswa sekolah, maka PE dilanjutkan ke
lingkungan sekolah yang bersangkutan;
• Hasil pemeriksaan dicatat dalam formulir PE (Lampiran 1), hasilnya
dilaporkan ke Kepala Dinas Kesehatan. Untuk tindaklanjut lapangan
dikoordinasikan dengan kades/kadus setempat;
• BERDASARKAN HASIL PE DILAKUKAN PENANGGULANGAN FOKUS.
FORMULIR PE
PENANGGULANGAN FOKUS

Adalah kegiatan pemberantasan nyamuk


penular DBD yang dilakukan dengan
pemberantasan sarang nyamuk demam
berdarah (PSN-DBD), larvasidasi, penyuluhan,
dan penyemprotan (pengasapan) dengan
insektisida sesuai dengan kriteria.
TUJUAN PENANGGULANGAN FOKUS

Untuk membatasi penularan DBD dan mencegah


terjadinya KLB di lokasi tempat tinggal
penderita DBD, rumah/bangunan sekitarnya
serta tempat-tempat umum yang berpotensi
menjadi sumber penularan lebih lanjut.
KEGIATAN PENANGGGULANGAN
FOKUS
Tindaklanjut hasil PE adalah sebagai berikut:
1. Bila ditemukan penderita DBD lainnya (1 atau lebih) atau
ditemukan 3 atau lebih tersangka DBD dan ditemukan jentik (≥5%)
dari rumah/bangunan yang diperiksa, maka dilakukan
penggerakan masyarakat dalam PSN-DBD, larvasidasi, penyuluhan,
dan pengasapan berinsektisida di rumah penderita DBD dan
rumah/bangunan sekitar dalam radius 200 meter, 2 siklus dengan
interval 1 minggu;
2. Bila tidak ditemukan pendeita lain seperti disebutkan diatas, tapi
ditemukan jentik, maka dilakukan penggerakan masyarakat dalam
PSN-DBD, larvasidasi dan penyuluhan;
3. Bila tidak ditemukan penderita lainnya seperti disebutkan diatas
dan tidak ditemukan jentik, maka dilakukan penyuluhan kepada
masyarakat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai