(SNSE)
Ukar W. Soelistijo
Kebutuhan Dasar
Investasi (I=S)
Distribusi Pendapatan
Permintaan Akhir Konsumsi Pemerintah Rumah Tangga
Y=C+I+G+E-M (CG)
Ekspor, Impor
dan Neraca Pembayaran Pemerintah
(E, M, BOP) (G)
- Adh yang berlaku yaitu penilaian pada transaksi pembelian menurut harga pasar ytang
berlaku pada satu waktu tertentu.
= Berarti bahwa pembelian berbagai barang dan jasa yang akan dikonsumsi serta
balas jasa FP dinilai dengan memperhitungkan pengaruh perubahan harga (inflasi)
di dalamnya. Penilaian atas pembelian menurut harga pasar berlaku bagi produk
atau komoditas impor yang dikonsumsi di wilayah domestik.
= Penghitungan nilai transaksi pada masing-masing submatriks atau sel
matriksdengan pendekatan berbeda-beda.
> Data utama dari Tabel I-O tentangdistribusi NT yang dihasilkan oleh SP.
> Sumaber data pokok lain dari Susenas, neraca keuangan pemerintah, neraca
pembayaran LN, ensus penduduk, dan survei angkata kerja nasional (Sakernas).
> Berbagai survai khusus.
= Proses penyusunan:
> Tahap pertama, menetapkan klasifikasi atau penggolongan utama atas berbagai
kegiatan atau transaksi yang trdiri dari kalsifikasi lapangan usaha, klasifikasi FP,
klasifikasi RT, dan klasifikasi TK.
> Kedua, melakukan estimasi nilai transaksi pada masing-masing sel/submatriks.
>Ketiga, kompilasi dan restrukturisai data lain misalmya data TK, penduduk, dan RT.
8.2.6. Metode estimasi dan sumber data
8.2.6.1 Klasifikasi
- Jumlah sektor 24 (sebelumnya 23) oleh adanya
pemisahan sektor perdagangan besar dan
eceran, jasa penunjang angkutan menjadi
sektor perdagangan dan sektor jasa
penunjang angkutan dan perdagangan.
- Cakupan kegiatan usaha, usaha pemotongan
hewan dan pengeringan ikan masing-masing
ke dalam sektor peternakan dan hasil-
hasilnya dan sektor perikanan ke dalam
sektor industri makanan, minuman dan
tembakau.
8.2.6. Metode estimasi dan sumber data
8.2.6.4 Transfer
- Pengeluaran konsumsi akhir (RT) adalah pembelian berbagai jenis produk seperti
sandang, pangan dan papan (tidak termasuk pengeluaran untuk tarsnfer).
= Termasuk pembelian barang dan jasa hasil dari produksi DNun impor oleh RT,
pemerintah serta unit usaha untuk tujuan konsumsi akhir.
= Pengeluaran konsumsi RT mencakyup pula pengeluaran oleh lembaga nir laba
(Sumber data dari Tabel I-O kode 301) plus survei lainnya.
- Pengeluaran konsumsi akhir pemerintah adalah pengeluaran pemerintah untuk barang
dan jasa, misalnya UG, pembelian alat kantor dsb, tidak termasuk pengeluaran
untuk transfer.
= Komposisi pengeluaran konsumsi pemerintah = Tabel I-O kode 302, walau terdapat
sedikit perbedaan pengertian mengenai pengeluaran pemerintah khususnya tentang
subsidi kesehatan dan pendidikan.
= Mencakup pengeluaran oleh unit pemerintah pusat (berbagai departemen, lembaga
nondepartemen, lembaga tinggi negara dan lembaga pemerintah lainnya di daerah,
termasuk Pemda tingkat provinsi, kabupaten/kota dan pemerintah desa).
= Pengeluaran BUMN (Perum, Perjan dan Persero) dan BUMD bukan merupakan
bagian dari pengeluaran konsumsi pemerintah tetapi digabungkan dengan sektor
industri sesuai denga golongan lapangan usahanya masing-masing.
8.2.6. Metode estimasi dan sumber data
8.2.6.6 Pengeluaran konsumsi antara
- Konsumsi (input) antara (selain input primer) mencakup pembelian dan penggunaan berbagai
produk barang dan jasa yang berasal dari hasil produksi domestik dan impor.
- Inputa antara dan biaya produksi perusahaan diolah dari Tabel I-O.
- Nilai marjin perdagangan dan pengangkutan untuk komoditas domestik dan impor diperoleh
dari Tabel I-O.
8.2.6.9 Tabungan
- Merupakan bagian dari pendapatan/penerimaan yang dtidak dikonsumsi oleh masyarakat.
- Data diperoleh dari Susenas dan SKTIR untuk tabungan RT, hasil survei industri serta survei-
survei khusus lainnya untuk lretained earnings perusahaan, neraca keuangan pemerintah.
- Beberapa transaksi tabungan diperlukan sebagai komponen residual (penyeimbang).
8.2.6. Metode estimasi dan sumber data
Perusahaan atau produsen sebagai pengguna berbagai faktor produksi dan sebagai
pemiliknya, khususnya bukan TK.
Tabel 8.13:
= Penerimaan perusahaan terbesar berasal dari kompensasi faktor produksi bukan
TK sebesar Rp 819.048,39 milir atau 79,15% total.
= Sumber lain dari perusahaan lain di wilayah domestik, RT, pemerintah dan LN
sebesar Rp 215.815,09 miliar.
= Penerim,aan perusahaan dari LN jauh lebih kecil daripada pembayaran yang sama
ke LN.
= Dari sisi penggunaan bahwa pembayaran pajak merupakan pengeluaran terbesar
Rp 313.112,48 miliar atau 30,26% dari total.
= Retained earnings sebagai sumber internal Rp 506.253,51 miliar atau 48,92%
total.
= Pengeluaran perusahaan sebagai transfer ke RT Rp 63.355,12 miliar dan ke
perusahaan domestik Rp 106.496,40 miliar.
= Transaksi dengan LN melalui pembayaran faktor produksi bukan TK Rp
45.645,97 miliar.
8.3.3 Neraca-neraca pokok dalam SNSE
- Tabel 8.23 menampilkan jumlah penduduk, jumlah RT dan rata-rata penduduk per RT
pada masing-masing golongan RT.
Pada tahun 2005., jumlah RT Indonesia adalah 55.119.000 unit dan jumlah penduduk
218.869.000 orang. Rata-rata anggota RT per RT adalah 3,97 orang. RT pertanian
23.084.373 unit (41,88 %), RT bukan pertanian 32.034.627 unit (58,12 %).
Sebagian besar RT golongan petani gurem 9.787.498 unit dengan penduduk
38.729.997 atau 3,96 orang per RT.
RT bukan pertanian golongan atas memiliki rata-rata 4,16 penduduk per RT.
RT bukan angkata kerja di desa 3,36 penduduk per RT.
- Tabel 8.24: distribusi pendapatan menurut golongan RT.
=Pendapatan adalah pendapatan setelah pajak , dikurangi dengan penerimaan
tarnsfer dari RT lain.
= Rata-rata pendapatan per kapita Rp 9.329,66 ribu.
= Golongan RT berpendapatan terendah golongan RT buruh tani Rp 4.359,17 ribu.
= Pendapatan rata-rata tertinggi adalah golonganRT bukan pertanian golongan atas di
kota Rp 21.612,25 ribu.
= RT termiskin adalah golongan RT buruh tani, dan selalu terendah kecuali tahun
1985; sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih dalam rangka pengentasan
kemiskinan.
8.3.5 Pendapatan dan pengeluaran rumah tangga.
MPL Upah
S1
S2
V1 W1
V2 W2
L1 L2 L1 L2
Tabel 8.1 Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia, 2005 (13 x 13) (Rp Miliar)
Penerimaan I.Ft.produksi II.Institusi III IV V Komoditas VI VII Pajak VIII Jumla
Pengeluaran tak h
langsung
(PTL)
dan subsidi
Tenaga Bukan Ruma Perus Pemerin Sktor Marjin Domesti Impo Nerac PTL Subsi Nerac
kerja (TK) TK h a- perdagangan k r a di a
- produks
Tangg haan & kapita Luar
a (RT) tah i pengangkuta l Neger
n i
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
I.Faktor TK 1 1486178, 1199, 148737
produksi 61 00 7,61
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
II.Institu RT 3 Alkspen Aks pend. Transf Trnsf Trnsf & Trnsf LN Penrm
- d FP bk. er perus subs pmrt ke RT RT
si FP TK TK ke RT antar h ke RT
ke RT RT ke RT
V.Komo Dome 8 Penge Pengel Inpt atr MDBA Inv br Eksp br Pnrm PD
- stik l RT PH kom prod dom mdl js (FOB) adh
ditas (K) (D) KD dom dom pembeli
Lapangan usaha Balas Jasa Tenaga Kerja Balas Jasa Pajak Tak Langsung Subsidi Jumlah
No Kapital NilaiTamba
Dibayar Tidak Jumlah Komoditi Komoditi Domestik Impor
h
dibayar domestik impor
Jumlah 882217,99 603960,63 1486178,61 1344474,90 112164,41 62263,02 65926,29 42209,69 2896944,96
Tabel 8.4 Beberapa Agregat Makro Berdasarkan SNSE Indonesia 1975-2005 (Rp Miliar)
Catatan: Surplus usaha menurun sebagai sumber retained earnings atau investable surplus.
Tabungan menurun kemudian meningkat pada tahun 2005, perlu didorong untuk tahun
selanjutnya sebagai sumber investasi.
Tabel 8.6 Perbandingan PDB Indonesia dan Komponen-komponennya, 1975-2005, (Rp Miliar)
Catatan: Porsi TK meningkat, kapital menurun. Pertanda porsi investasi menurun. PTL fluktuasi,
namun perlu ditingkatkan porsinya untuk meningkatkan pendapatan pemerintah.
Tabel 8.7 Distribusi Pendapatan Upah dan Gaji Menurut Klasifikasi Tenaga Kerja, 1975-2005 (RP Miliar)
Produksi, operator alat angkut, manual 786,68 3016,62 6675,73 21402,04 58007,85 142000,27 332433,72
penerima UG
Produksi, operator alat angkut, manual 362,7 1551,04 3018,87 4320,42 19576,37 40969,77 145635,83
bukan penerima UG
Tata usaha,penjualan & jasa penerima 622,23 2769,70 8415,09 21548,27 65687,41 136698,69 316555,93
UG
Tata usaha,penjualan & jasa bukan 641,24 3309,54 6779,52 13919,23 37618,81 99644,86 224946,33
penerima UG
Profesi, teknisi, manajer, militer 904,89 2435,23 5247,25 6612,92 22518,50 70477,49 156739,55
penerima UG
Profesi, teknisi, manajer, militer bukan 157,54 96,58 390,60 313,41 2143,42 6560,12 25519,15
penerima UG
Total bukan penerima UG 2392,57 9043,95 19537,45 37049,21 98982,78 244495,46 603960,63
Produksi, operator alat angkut, 15,00 16,28 15,73 23,07 22,11 22,12 22,37
manual penerima UG
Produksi, operator alat angkut, 6,92 8,37 7,11 4,66 7,46 6,38 9,80
manual bukan penerima UG
Tata usaha,penjualan & jasa 11,86 14,94 19,83 23,22 25,04 21,29 21,30
penerima UG
Tata usaha,penjualan & jasa bukan 12,22 17,86 15,97 15,00 14,34 15,52 15,14
penerima UG
Profesi, teknisi, manajer, militer 17,25 13,14 12,36 7,13 8,58 10,98 10,55
penerima UG
Profesi, teknisi, manajer, militer bukan 3,00 0,52 0,92 0,34 0,82 0,102 1,72
penerima UG
Total bukan penerima UG 45,61 48,79 46,03 39,93 37,73 38,08 40,64
Catatan: Orang Indonesia lebih senang menerima upah gaji daripada usaha mandiri.
Tabel 8.9 Banyaknya Ekivalen Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi Tenaga Kerja, 1975-2005 (Ribuan ETK)
Produksi, operator alat angkut, manual 5151,50 7537,40 9020,91 14440,99 14657,05 16709,30 15780,53
penerima UG
Produksi, operator alat angkut, manual 3214,60 5489,30 6913,64 8151,46 9030,81 8970,71 11690,13
bukan penerima UG
Tata usaha,penjualan & jasa penerima UG 4009,00 4483,60 7165,18 5980,24 10404,12 13596,80 12385,64
Tata usaha,penjualan & jasa bukan 7081,30 9814,80 11102,18 11148,28 14285,04 15940,20 17636,25
penerima UG
Profesi, teknisi, manajer, militer penerima 2039,20 2228,10 2776,31 1146,46 3148,59 5023,81 4244,65
UG
Profesi, teknisi, manajer, militer bukan 690,40 128,40 403,18 135,00 354,66 707,41 1005,34
penerima UG
Total bukan penerima UG 28156,10 36946,60 42364,26 44114,16 48040,21 49131,50 56483,67
Produksi, operator alat angkut, 149,21 400,22 740,03 1482,03 3957,68 8498,28 21066,07
manual penerima UG
Produksi, operator alat angkut, 112,84 282,56 436,65 530,02 2167,73 4567,06 12458,02
manual bukan penerima UG
Tata usaha,penjualan & jasa penerima 155,21 617,74 1174,44 3602,25 6313,60 10053,74 25558,30
UG
Tata usaha,penjualan & jasa bukan 90,55 337,20 610,65 1248,55 2633,44 6251,17 12754,77
penerima UG
Profesi, teknisi, manajer, militer 443,75 1092,96 1890,01 5768,12 7151,93 14028,69 36926,38
penerima UG
Profesi, teknisi, manajer, militer bukan 228,19 752,18 968,80 2321,56 6043,52 9273,49 25383,50
penerima UG
Total bukan penerima UG 84,90 244,78 462.,02 839,85 2060,42 4976,35 10692,66
Balas jasa FP bukan TK ke: 435954,19 Balas jasa FP bukan TK: 1344474,90
- RT 819048,39 (>>) - Domestik 1979,37
- Perusahaan 91451,69 - Dari LN
- LN
No Tenaga Kerja (Ribuan TK) ETK Rata-rata jam kerja per minggu
Lapangan usaha
Dibayar Jumlah
Jumlah 36505,03 58958,82 95463,85 40539,73 56483,67 97023,40 44,42 38,32 40,65
Tabel 8.17
Jumlah ETK, Balas Jasa TK (UG) dan Rata-rata UG per ETK Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha SNSE Indonesia,2005
Lapangan usaha ETK UG (Miliar Rp) Rata-rata UG per ETK (Ribuan RP)
No
Dibayar Tidak dibayar Jumlah TK Dibayar Tidak dibayar Jumlah Dibayar Tidak dibayar Jumlah
Jumlah 40539,73 56483,67 97023,40 882217,99 603960,63 1486178,61 21761,81 10692,66 15317,73
Tabel 8.18
Jumlah TK, Balas Jasa TK (UG) dan Rata-rata UG per TK Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha SNSE Indonesia, 2005
Lapangan TK UG (Miliar Rp) Rata-rata UG per TK (Ribuan RP)
N usaha Dibayar Tidak Jumlah TK Dibayar Tidak Jumlah Dibayar Tidak Jumlah
o dibayar dibayar dibayar
Jumlah 36505,03 58958,82 95463,85 882217,99 603960,63 1486178,61 24167,03 10243,77 15567,97
Tabel 8.20
Total Pendapatan dan Pengeluaran Menurut Golongan RT, 2005 (Rp miliar)
Jumlah 218.869
penduduk .000
(jiwa) 55119.0
Jumlah RT 00
(RT) 148402
1. Upag dan 3,61
gaji 435954,
2. Pendapatan 19
kapital 10355,8
3. Penerimaan 0
transfer dari: 63355,1
- RT 2
- Perusahaan 140391,
- Pemerintah 00
- LN 57229,0
4. Jumlah 0
pendapatan 219130
5. 8,73
Pembayaran 67199,4
PL 6
6. Pendapatan 212410
RT setelah 9,26
pajak 10355,8
7. 0
Pembayaran 46289,8
transfer kr: 5
- RT 11700,9
- Perushaan 9
- LN 205576
8. Pendapatan 2,62
disposable 186954
9. 0,95
Pengeluaran 186221,
konsumsi 67
10. Tabungan
Tabel 8.21
Rata-rata Pendapatan dan Pengeluaran Per KApita Menurut Golongan RT, 2004 (Rp Ribu)
0-0,5 Ha 0,501 -1 Ha > 1 Ha RT gol. Bukan AK RT gol. atas RT gol. Bukan AK RT gol. atas
rendah rendah
Jumlah 218.869.
penduduk (jiwa) 000
Jumlah RT (RT) 55119.00
1. Upah dan gaji 0
2. Pendapatan 6780,42
kapital 1991,85
3. Penerimaan 47,32
transfer dari: 289,47
- RT 641,44
- Perusahaan 261,48
- Pemerintah 10011,96
- LN 307,03
4. Jumlah 9704,93
pendapatan 47,32
5. Pembayaran 211,50
PL 53,46
6. Pendapatan 9392,66
RT setelah 8541,83
pajak 850,84
7. Pembayaran
transfer kr:
- RT
- Perushaan
- LN
8. Pendapatan
disposable
9. Pengeluaran
konsumsi
10. Tabungan
Tabel 8.22
Persentase Pendapatan dan Pengeluaran Terhadap Total Pendapatan Menurut Golongan RT, 2005 (Persen)
0-0,5 Ha 0,501 -1 Ha > 1 Ha RT gol. Bukan AK RT gol. atas RT gol. Bukan AK RT gol. atas
rendah rendah
Jumlah 218.869.
penduduk (jiwa) 000
Jumlah RT (RT) 55119.0
1. Upah dan 00
gaji 67,72
2. Pendapatan 19,89
kapital 0,47
3. Penerimaan 2,89
transfer dari: 6,41
- RT 2,61
- Perusahaan 100,00
- Pemerintah 3,07
- LN 96,93
4. Jumlah 0,47
pendapatan 2,11
5. Pembayaran 0,53
PL 93,81
6. Pendapatan 85,32
RT setelah 8,50
pajak
7. Pembayaran
transfer kr:
- RT
- Perushaan
- LN
8. Pendapatan
disposable
9. Pengeluaran
konsumsi
10. Tabungan
Tabel 8.25
Distribusi Pendapatan RT Menurut Sumbr Pendapatan, 2005 (Rp miliar)
Gol RT Sumber Pendapatan Total
Pendapatan
UG (termasuk Pendapatan Transfer dari
Imputsai UG kapital
RT Perusahaan Pemerintah LN
1 2 3 4 5 6 7 8
Pertanian Buruh 18
Total 49855,0 266154,66 81011,99 143934,34 30306,42 116332,81 7444,59 18074,56 1484023,6
Tabel 8.27
Distribusi Transfer Antar RT, 2005 (Rp miliar)
Golongan RT Pertanian Bukan Pertanian Total
2731,36
Pedesaan Perkotaan
Buruh Pengusa Pengusa Pengusa RT gol. Bukan RT gol. RT gol. Bukan RT gol.
baru ha ha ha rendah AK atas rendah AK atas
memiliki memiliki memiliki
lahan lahan lahan
0-0,5 Ha 0,501-1 > 1 Ha
Ha
Pertanian Buruh 1 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
8
Pengusaha 1 1653,13
berlahan 0-0,5 9
Ha
Pengusaha 2 478,78
berlahan 0,501- 0
1 Ha
Pengusaha 2 169,92
berlahan > 1 Ha 1
Pengusaha 2 416,26
bebas gol atas 4
Pengusaha 2 274,64
bebas gol atas 7
Total 642,56 1024,76 522,67 553,38 1279,51 163,63 1723,74 1822,27 281,50 2341,78 10355,8
Tabel 8.28
Pendapatan Disposable Menurut Golongan RT di Indonesia, 1975-2005 (Rp miliar)
3.RT pengusaha pertanian (berlahan 898,55 2383.86 4473,44 7561,91 16557,59 47859,98 109803,5
0,501-1 Ha) 7
4.RT pengusaha pertanian (berlahan 1489,80 4380,85 8772,28 11980,87 18814,10 50904,36 105679,4
> 1 Ha) 7
5. RT buka pertanian gol rendah di 1018,47 4382,64 6650,10 10083,70 50666,08 105625,28 283438,4
desa 5
7. RT bukan pertanian gol atas di 1162,56 1914,71 7012,42 23220,10 52352,92 95439,68 230245,0
desa 4
8. RT buka pertanian gol rendah di 1142.,73 4979,52 11173,44 18014,38 77076,17 164022,74 365657,1
desa 8
9. RT bukan angkatan kerja di kota 210,47 1104,69 3422,09 4399,64 21172,07 70252,53 127202,1
2
10. RT bukan pertanian gol atas di 1980,22 4379,01 12265,66 39124,43 101117,48 169018,18 418064,5
kota 2
3.RT pengusaha pertanian 57,23 154,80 341,48 675,17 1200,15 3641,39 7578,3
(berlahan 0,501-1 Ha) 4
4.RT pengusaha pertanian 82,77 199,13 551,72 1032,83 1758,81 5108,57 10469,
(berlahan > 1 Ha) 91
5. RT buka pertanian gol 52,77 200,12 303,66 622,45 1765,25 3516,33 8209,5
rendah di desa 6
7. RT bukan pertanian gol 149,05 335,91 523,31 979,75 3428,94 7172,97 15275,
atas di desa 23
8. RT buka pertanian gol 94,44 287,83 539,78 793,59 2278,00 5377,36 10445,
rendah di desa 43
9. RT bukan angkatan kerja 110,77 240,15 543,19 936,09 2076,20 6644,74 10829,
di kota 82
10. RT bukan pertanian gol 247,53 540,62 888,82 1819,74 5218,53 9640,58 21612,
atas di kota (>>>) 25
3.RT pengusaha pertanian 1,43 1,51 1,50 1,57 1,95 1,72 1,74
(berlahan 0,501-1 Ha)
4.RT pengusaha pertanian 2,07 1,95 2,42 2,40 2,85 2,41 2,40
(berlahan > 1 Ha)
5. RT buka pertanian gol 1,32 1,96 1,33 1,45 2,86 1,66 1,88
rendah di desa
7. RT bukan pertanian gol 3,73 3,28 2,29 2,28 5,56 3,38 3,50
atas di desa
8. RT buka pertanian gol 2,37 2,81 2,37 1,85 3,69 2,54 2,40
rendah di desa
9. RT bukan angkatan kerja di 2,77 2,35 2,38 2,18 3,37 3,13 2,48
kota
10. RT bukan pertanian gol 6,20 5,29 3,89 4,23 8,46 4,55 4,96
atas di kota
3.RT pengusaha pertanian 11,98 10,50 7,98 6,23 7,08 6,39 6,62
(berlahan 0,501-1 Ha)
4.RT pengusaha pertanian 13,73 15,00 9,69 6,45 5,49 4,84 4,61
(berlahan > 1 Ha)
5. RT buka pertanian gol 14,72 14,93 13,35 9,01 14,74 14,59 15,77
rendah di desa
7. RT bukan pertanian gol 5,95 3,89 8,17 13,18 7,84 6,46 6,89
atas di desa
8. RT buka pertanian gol 9,23 11,79 12,61 12,63 17,37 14,82 15,99
rendah di desa
9. RT bukan angkatan kerja 1,45 3,14 3,84 2,61 5,24 5,14 5,37
di kota
10. RT bukan pertanian gol 6,10 5,52 8,41 11,96 9,59 8,52 8,84
atas di kota
3.RT pengusaha pertanian (berlahan 8,95 7,93 6,59 4,99 4,17 5,24 5,34
0,501-1 Ha)
4.RT pengusaha pertanian (berlahan 14,84 14,58 12,93 7,91 4,74 5,57 5,14
> 1 Ha)
5. RT buka pertanian gol rendah di 10,14 14,58 9,80 6,66 12,76 11,57 13,79
desa
7. RT bukan pertanian gol atas di desa 5,46 6,37 10,33 15,34 13,19 10,45 11,20
8. RT buka pertanian gol rendah di 11,38 16,57 16,47 11,90 19,41 17,96 17,79
desa
9. RT bukan angkatan kerja di kota 2,10 3,68 5,04 2,91 5,33 7,69 6,19
10. RT bukan pertanian gol atas di 19,72 14,57 18,07 25,84 25,47 18,51 20,34
kota
2.RT petani berlahan 0,501-1 Ha 57,69 115,96 348,13 683,29 1205,58 3884,59 7831,20
- Pendapatan keseluruhan 44,66 100,49 211,46 413,19 627,07 1273,78 7033,54
- Dari usaha tani (77,41) (64,43) (60,74) (60,47) (52,01) (32,79) (89,81)
-Persentase usaha tani (22,59) (35,57) (39,26) (39,53) (47,99) (67,21) (10,19)
-Persentase di luar usaha tani
2.RT petani berlahan >1 Ha 84,83 201,54 567,93 1053,42 1765,34 5449,05 10971,14
- Pendapatan keseluruhan 75,44 174,03 484,62 562,46 792,28 1751,46 10090,85
- Dari usaha tani (88,93) (86,35) (85,33) (53,39) (44,88) (32,14) (91,98)
-Persentase usaha tani (11,07) (13,65) (14,67) (46,61) (55,12) (67,86) (8,02)
-Persentase di luar usaha tani
Tabel 8.34
Pengeluaran Konsumsi R Dirinci Menurut Golongan RT di Insonesia, 2005
10. RT bukan pertanian gol atas di kota 19.343.868 361.730,35 >> 18.700,00 >>
Pengusaha 19 205435,83
berlahan 0-0,5 Ha
Pengusaha 20 116075,91
berlahan 0,501- 1
Ha
Pengusaha 21 113850,74
berlahan > 1 Ha
Pengusaha 24 250123,78
bebas gol atas
Pengusaha 27 447269,79
bebas gol atas
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Jumlah 1144 168561,58 83929,04 73412,42 253828,49 72899,19 168531,17 326888,98 94111,30 302888,52 1659533,3
82,6 1
1
Tabel 8.37
Pengeluaran Konsumsi Komoditas Impor Menurut Golongan Rumah Tangga, 2005 (Rp miliar)
Bukan Pertanian Jumlah
Pertanian
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Jumlah 6488 9650,33 15793,81 20168,27 14132,54 14866,76 31279,19 17022,06 21764,01 58841,83 210007,
Tabel 8.38
Pengeluaran Konsumsi Domestik dan Impor Menurut Golongan RT, 2005 (Rp miliar)
Bukan Pertanian Jumlah
Pertanian
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Jumlah 120971, 178211,9 99722,85 93580,69 267961,0 87765,95 199810,3 343911,0 115875,3 361730,3 1869540,
46 1 2 6 4 1 5 95
Tabel 8.39
Pengeluaran Konsumsi Komoditas Per Kapita Menurut Golongan RT, 2005 (Rp miliar)
Bukan Pertanian Jumlah
Pertanian
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Jumlah 3886,94 4352,22 5792,55 7273,14 7351,93 7003,64 11180,93 9337,97 8012,51 15658,12 7582,31
Tabel 8.40
Pengeluaran Konsumsi Komoditas Impor Per Kapita Golongan RT, 2005 (Rp miliar)
Bukan Pertanian Jumlah
Pertanian
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Jumlah 220,31 249,17 1090,05 1998,12 409,34 1428,29 2075,17 486,26 1852,96 3041,89 959,51
Tabel 8.41
Pengeluaran Konsumsi KOmoditas Domestik dan IMpor Per KApita Menurut Golongan RT, 2005 (Rp miliar)
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Jumlah 4107,25 4601,39 6882,60 9271,26 7761,27 8431,93 13256,09 9824,23 9865,47 18700,00 8541,83
Tabel 8.34
Pengeluaran Konsumsi R Dirinci Menurut Golongan RT di Insonesia, 2005
10. RT bukan pertanian gol atas di kota 19.343.868 361.730,35 >> 18.700,00 >>
PP
PP2 PP1
&
Q
Q3
PP3
Q2 Q1
Waktu
c. Pemanfaatan Zone Ekonomi Eksklusif (dari luas sekitar 3 juta ha menjadi 5 juta
ha); wilayah kerjasama ekonomi subregional.
e. Kebijakan penting:
- transformasi struktural,
- pengelolaan tata ruang,
- pembanguan berwawasan lingkungan,
- sistem pengembangan SDA (sub-subsistem pemeritah, produksi/industri-
konsumsi, kewilayahan, Iptek/litbang, internasional).
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh