Anda di halaman 1dari 48

SKP

Sasaran KESELAMATAN PASIEN


TIM POKJA AKREDITASI
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
RSIA ASRI PURWAKARTA

Ketua : Kiki Ahmad Baihaqi


Sekretaris : Lisnawati S.Farm,Apt
Anggota : dr.Rian Safirta, Sp.An
: dr. Resty Faujiah
: Dinar Andriyani, Amd.Keb
: Indri Sopiyani, S.Kep
PATIENT SAFETY ???????

Kegunaan / tujuan dilakukan pasien safety

Kita aman pasien nyaman  dapat mencegah KTD


(Kejadian Tidak Diharapkan/ Adverse event
6 ELEMEN PENILAIAN/ SASARAN
KESELAMATAN PASIEN (Patient Safety)
• Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran I
• Peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran II
• Peningkatan keamanan obat yang perlu
Sasaran III diwaspadai (high-alert)
• Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
Sasaran lV tepat-pasien operasi
• Pengurangan risiko infeksi terkait
Sasaran V pelayanan kesehatan
• Pengurangan risiko pasien jatuh
Sasaran VI
I
Dalam perkembangan RSIA Asri Purwakarta melakukan suatu
pendekatan untuk memperbaiki / meningkatkan

KETELITIAN IDENTIFIKASI
PASIEN
DENGAN CARA ?

Memberikan GELANG IDENTITAS


pada setiap PASIEN RAWAT INAP
• Bayi / • Bayi / • Alergi • Anak2 • Do Not
anak anak laki- (Obat / • Alkohol Resucitate
perempuan laki Makanan) • Pasca
• ibu Obat……..

Gelang Identitas Pasien RSIA ASRI


SIAPA YANG MEMASANG
Petugas pelayanan kesehatan (perawat atau bidan RSIA
ASRI PURWAKARTA)
– Biru dan atau pink : perawat IGD
– Merah, kuning, dan ungu : perawat/ bidan di ruang
perawatan rawat inap
SIAPA YANG MEMAKAI ?

Pasien
RANAP
SEBELUM MEMASANG PETUGAS
WAJIB UNTUK
 Mengenalkan Identitas petugas
 Identifikasi identitas pasien  dengan pertanyaan terbuka
– Nama pasien lengkap…
– Tanggal lahir pasien....
– Nomor Rekam Medis.....
*NOTE
Tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien
Identifikasi minimal menggunakan dua dari tiga identitas pasien
 Menjelaskan maksud dan tujuan pemasangan GELANG
IDENTITAS
 Bila dalam satu ruang terdapat pasien dengan nama sama,
pada cover luar folder rekam medik dan semua formulir
permintaan penunjang . harus diberi tanda “HATI HATI
PASIEN DENGAN NAMA SAMA”
Petugas Harus Melakukan Identifikasi Pasien Saat (Di Semua
Unit)
1. Pemberian obat
2. Pemberian darah / produk darah
3. Pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinik
4. Sebelum memberikan pengobatan
5. Sebelum memberikan tindakan atau prosedur

SPO Saat Pemasangan Gelang Oleh Petugas


1. Jelaskan manfaat gelang pasien
2. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang .dll
3. Minta pasien utuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan
atau memberi obat memberikan pengobatan tidak menkonfirmasi nama
dan mengecek ke gelang
Contoh Video Identifikasi Pasien
II
TUJUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

• Meningkatkan efektifitas komunikasi antar pemberi layanan


• Unsur-unsur Komunikasi :
– Pesan
– Penerima pesan
– Pemberi pesan
– Waktu

Dokumen terintegrasi
Komunikasi

Perintah diberikan secara lisan


Perintah diberikan secara telpon
Saat pelaporan kembali hasil
pemeriksaan kritis
Solusi

tulis lengkap
Baca ulang / eja untuk LASA
Konfirmasi lisan dan tanda
tangan
“Konfirm
“Saya Ulang Ya Dok/
Ya Dok” Betul Ya
Dok”

KEYWORD
CONTOH VIDEO KOMUNIKASI EFEKTIF
III
Kategori obat high alert

Elektrolit Narkotik dan


Anastesi umum
konsentrate Psikotropik

Obat – obatan
Penghambat Antidiabetik yang
neuromuskular Parenteral mempengaruhi
darah

High Cost LASA


Medicine (Look Alike Sound Alike)
Pengelolaan Obat High Alert
Penyimpanan

Penulisan

Penyiapan dan distribusi

Pemberian

Pemantauan pemberian
1. Penyimpanan (Gambar
penyimpanan yang benar dan
sesuai)
• Label High Alert
• Penyimpanan terpisah
• Hanya disimpan di farmasi, IGD,
ICU dan OK

2. Penulisan (Gambar resep


yang benar dan sesuai)
• Harus dengan resep dokter
• Singkatan sesuai standar HIGH
• Ditulis dengan jelas dan akurat LASA
ALERT
• Double checking
4. Pemberian
3. Penyiapan - Verifikasi “5 BENAR” 5. Pemantauan
- Pengenceran di Benar pasien - Adanya monitoring
Benar obat
ruang farmasi Benar dosis terhadap obat High
- Double checking Benar cara pemberian Alert oleh petugas
- Pelabelan high alert Benar waktu medis
- Double checking
IV
Tujuan

• Untuk meningkatkan keselamatan pasien selama


perawatan pelayanan kesehatan/pengobatan di Rumah
Sakit

• Time out Dilakukan di kamar operasi (bedah)


Sasaran Time Out
• Site marking (Identifikasi dan Penandaan)
– Dokter ahli  di ruang persiaoan operasi

• Pra-bedah / prosedur invasif


– Dokter ahli
– Dokter anastesi
– Perawat instrument (Time Out Check List)

• Selama bedah
– Dokter ahli
– Dokter anastesi
– Perawat instrumen
– Perawat anastesi
Penolakan pemberian tanda dari pasien

• Menjelaskan ulang indikasi pemberian tanda lokasi


• Dokumentasi  catatan terintegrasi “pasien menolak Site
Marking”
Penyebab Salah-lokasi, Salah-prosedur,
Salah Pasien Pada Operasi
 Komunikasi yg tidak efektif / tidak adekuat antara anggota tim
bedah.
 Kurang/tidak melibatkan pasien didalam penandaan lokasi ( site
marking)
 Tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi
 Asesmen pasien yang tidak Adekuat
 Penelaahan ulang catatan medis Tidak Adekuat.
 Budaya yang tidak mendukung komunikasi terbuka antar
anggota tim bedah.
 Tulisan perintah/Resep yang tidak terbaca (Illegible Handwriting)
 Pemakaian singkatan yang dilarang.
Kebijakan Penandaan Lokasi Operasi
 Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality),
multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multiple level (tulang
belakang).
 Perlu melibatkan pasien.
 Tidak mudah luntur terkena air / alkohol / betadine.
 Mudah dikenali
 Digunakan secara konsisten di RS
 Dibuat oleh operator / orang yang akan melakukan tindakan.
 Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan
harus terlihat sampai saat akan disayat.
Beberapa Prosedur Yang Tidak Memerlukan
Penandaan

Kasus organ tunggal


Kasus intervensi
( misalnya operasi
seperti kateter jantung
jantung, operasi caesar )

Prosedur yang melibatkan


bayi prematur dimana
Kasus yang melibatkan
penandaan akan
gigi
menyebabkan tato
permanen
Kebijakan Verifikasi Pra-operatif

• Verifikasi lokal, prosedur, dan pasien yang benar.


1

• Pastikan bahwa semua dokumen,foto, hasil pemeriksaan yang relevan


2 tersedia, diberi label dan dipampang dengan baik.

• Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant 2 implant yang


3 dibutuhkan.

• Tahap time out


• Memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan
• Dilakukan ditempat tindakan, tepat sebelum dimulai
4 • Melibatkan seluruh tim operasi

• Pakai surgical safety check-list (who.2009)


5
V
Tujuan

• Untuk mengurangi resiko infeksi yang terkait


pelayanan kesahatan

Hand Hygiene / Kebersihan Tangan


Sebelum menyentuh
pasien

Sebelum prosedur/
tindakan aseptik

Setelah prosedur /
terekspos cairan tubuh

Setelah menyentuh
pasien

Setelah menyentuh
lingkungan sekitar pasien
Tekhnik hand hygiene
*CONTOH VIDIO HAND HYGIENE
VI
Maksud dan Tujuan
• Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera pasien
rawat inap.
• Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil
tindakan untuk  mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh.
• Evaluasi :
– riwayat jatuh,
– obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol
– gaya jalan dan keseimbangan
– serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.

IGD
Rawat inap 
Gelang kuning
Assesment Ruang perawatan
dilakukan pada
Rawat jalan  pita Perawat poli Rawat
kuning Jalan
Elemen Penilaian

1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh


dan melakukan asesmen ulang bila diindikasikan terjadi perubahan
kondisi atau pengobatan dll.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi
mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan pengurangan
cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan
4. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah
sakit
Pengkajian Skala Resiko Jatuh Pasien Rawat Jalan Anak
Pengkajian Skala Resiko Jatuh Pasien Rawat Jalan Dewasa
“Morse Fall Scale”
Tatalaksana Pencegahan

No/low risk: <


High risk: > 45
45
Strategi proteksi dari jatuh:
Pencegahan jatuh akibat • Monitoring
kecelakaan • Proteksi jatuh dari tempat
tidur/kursi
• Proteksi dari lingkungan
berbahaya
• Proteksi dari cedera

Pastikan lingkungan aman


Strategi pencegahan jatuh
• Tranfer pasien dengan aman
• Cegah kencing yang urgen
• Evaluasi kemampuan
komunikasi
Edukasi pasien dan keluarga • Latihan /exercise keseimbangan
• Optimalisasi kondisi fisik
Pengkajian skala resiko jatuh pasien Rawat Inap Anak
“Humpyt Dumpty Scale”

KARS
Pengkajian Skala Resiko Jatuh Pasien Inap Dewasa
Tata Laksana Pencegahan Resiko Jatuh
Obat – obat yang dapat meningkatkan resiko jatuh

Anda mungkin juga menyukai