pasien sangat dipengaruhi oleh kualitas kerja dari perawat. Salah satu hal yang dapat • dilakukan untuk meningkatkan kualitas kinerja perawat adalah dengan adanya penerapan Metode • Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP). • Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari sistem kesehatan di sebuah rumah • sakit. Untuk mempertahankan eksistensi suatu rumah sakit dalam persaingan bebas ini • adalah dengan cara meningkatkan kepuasan pelanggan dalam hal ini pasien dan keluarga • (Hartanto, 2009). • Kepuasan pasien tersebut bisa dicapai salah satunya dengan meningkatkan kinerja perawat • Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kinerja SDM keperawatan adalah dengan adanya penerapan Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP). MAKP menekankan • pada kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada nilai profesionalisme antara lain melalui penetapan dan fungsi setiap jenjang tenaga keperawatan, sistem pengambilan keputusan, sistem penugasan dan sistem penghargaan yang memadai • belum ada pembagian yang jelas mengenai ketua tim, staf perawat dan job description yang harus dilakukan. Perawat melakukan tugas berdasarkan pembagian yang dilakukan oleh kepala ruang. • Pada pelaksanaan MAKP berdasarkan observasi perawat melakukan asuhan keperawatan berdasarkan rutinitas misalnya perawat yang mengerjakan injeksi, perawatan luka dan sebagainya. • Prosentase ini dinilai kurang jika menggunakan standar kinerja bersadarkan Pareto yang menetapka kinerja dianggap baik jika bernilai di atas 80 % . Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan instrumen A standar Depkes yaitu mengobservasi dokumentasi keperawatan mulai dari pengkajian, penegakan diagnosa, perencanaan, tindakan, evaluasi dan catatan asuhan keperawatan. Penilaian kepuasan pasien tahun 2010 dengan menggunakan instrumen B standar Depkes menunjukkan bahwa 84, 4% pasien puas. Tetapi berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti masih ada keluhan pasien mengenai prosedur yang lama dan informasi tentang perawatan yang akan dilakukan kepada pasien tidak adekuat (Laporan Tahunan RSUD Dr. Soegiri Lamongan, 2010) • Kinerja perawat merupakan tolok ukur dari kualitas pelayanan suatu rumah sakit. Kinerja dipengaruhi oleh variabel individu, variabel psikologis dan variabel organisasi. Variabel individu meliputi kemampuan dan ketrampilan, variabel psikologis terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian dan motivasi. Variabel organisasi diantaranya adalah sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan (Ilyas, 2002). • Masalah yang dihadapi saat ini adalah • belum terbentuknya layanan keperawatan • professional sehingga layanan yang diberikan belum sesuai dengan tuntutan standar profesi.Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan sistem pemberian asuhan keperawatan, melalui pengembangan Metode Asuhan Keperawatan Profesional. • Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penerapan MAKP yaitu merefresh pengetahuan perawat tentang MAKP Tim yang bisa dilakukan melalui pelatihan • Faktor – faktor yang berhubungan dalam perubahan MAKP : • Kualitas pelayanan keperawatan • Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan selalu berbicara mengenai kualitas. Kualitas amat diperlukan untuk : • Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien/konsumen • Menghasilkan keuntungan (pendapatan) istitusi • Mempertahankan eksistensi institusi • Meningkatkan kepuasan kerja • Meningkatkan kepercayaan konsumen/ pelanggan • Menjalankan kegiatan sesuai aturan/standar • Pada pembahasan praktik keperawatan akan dijabarkan tentang model praktik, metode praktik, dan standar. • • Standar praktik keperawatan • Standar praktik keperawatan di Indonesia disusun oleh Depkes RI (1995) terdiri atas beberapa standar. Menurut JCHO : Joint Commission on Accreditattion of Health Care Organisation (1999: 1;4: 249-54) terdapat delapan standar asuhan keperawatan yang meliputi (Novuluri, 1; 4: 249-54) : • Menghargai hak – hak pasien • Penerimaan sewaktu pasien masuk rumah sakit (SPMRS) • Observasi keadaan pasien • Pemenuhan kebutuhan nutrisi • Asuhan pada tindakan nonoperatif dan adminstratif • Asuahn pada tindakan operasi dan prosedur invasif • Pendidikan pada pasien dan keluarga • Pemberian asuhan secara terus menerus dan berkesinambungan • Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup tindkan keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia (14 Kebutuhan Dasar Manusia dari Henderson), meliputi : • Oksigen • Cairan dan elektrolit • Eliminasi • Keamanan • Kebersihan dan kenyamanan fisik • Istirahat dan tidur • Aktivitas dan gerak • Spiritual • Emosional • Komunikasi • Mencegah dan mengatasi resiko psikologis • Pengobatan dan membantu proses penyembuhan • Penyuluhan • Rehabilitasi • Keberhasilan suatu asuhan keperawatan pada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien. • Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Metode Asuhan Keperawatan (MAKP) • Sesuai dengan visi dan misi institusi • Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus didasarkan pada visi dan misi rumah sakit. • Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan • Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap kesinambungan asuhan keperawatan kepada pasien. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan. • Efisien dan efektif dalam penggunaan biaya • Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan efektivitas dalam kelancaran pelaksanaannya. Bagaimana pun baiknya suatu model, tanpa ditunjang oleh biaya memadai, maka tidak akan dapat hasil yang sempurna. • Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat • Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang baik adalah model asuhan keperawatan yang dapat menunjang kepuasan pelanggan. • Kepuasan dan kinerja perawat • Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan kinerja perawat. Model yang dipilih harus dapat meningkatkan kepuasan perawat, bukan justru menambah beban kerja dan frustasi dalam pelaksanaanya. • Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya • Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya. • Jenis Model Asuhan Keperawatan (MAKP) • Tabel : jenis model asuhan keperawatan menurut Grant dan Massey (1997) dan marquis & Huston 1998 (doc.)