Argumentasi adalah salah satu bentuk penulisan paragraf atau pendapat dalam
sebuah kalimat yang menerangkan sebuah penjelasan, alasan, pembuktian, pro,
dan kontra yang disertai alasan-alasan obyektif, fakta aktual, nyata, valid, dan kuat
terhadap paragrapnya yang bertujuan untuk meyakini si pembaca agar merasa
simpati, berpendapat yang sama dengan si pembaca, dan terpengaruhi.
Kata argumentasi sendiri berasal dari kata induknya yaitu Argumen yang artinya
menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia adalah sebuah sanggahan atau alasan yang
digunakan untuk menolak suatu pendapat, gagasan, pendirian, atau ide orang lain
dengan memberikan alasan yang rasional dan obyektif. Argument sendiri lebih
sederhana diartikan dengan istilah berdebat untuk mempertahankan gagasan
masing-masing.
Baca Juga :
Pengertian Bahasa – Sejarah, Perkembangan, Manfaat dan Fungsinya
Mungkin ketika membaca pengertiannya saja, sudah banyak yang bisa memahami
apa itu argumentasi. Namun tidak hanya memahami pengertiannya saja. Kalimat
argumentasi terdiri dari beberapa bagian yaitu ciri-ciri kalimat argumentasi yang
memudahkan untuk mengenal kalimat argumen itu sendiri. kemudian ada struktur,
pola, komposisi, dan bangunan dari kalimat argumentasi juga dapat memudahkan
dalam pembuatan kalimat.
– Pada abad 17 Masehi, seorang ekonom berkebangsaan Jerman bernama Karl Marx
untuk pertama kali melakukan pengamatan terhadap buruh-buruh Eropa pada saat
fenomena revolusi indutri di Eropa sedang gencarnya. Ia mengkritik bahwa upah
yang diterima oleh para buruh sangatlah tidak relevan dengan tenaga yang mereka
keluarkan. Hal tersebut dikarenakan adanya eksploitasi dari kaum Borjuis terhadap
Proletar.
– Kaum Borjuis yang terkenal sebagai kaum pemilik modal akan meminta kaum
proletar untuk bekerja dengan mereka, tentunya dengan upah yang minim pula.
Tingkat dependensi dimana kaum proletar yang membutuhkan uang menjadikan
mereka tidak memiliki pilihan selain selain bekerja keras dengan upah minim yang
mereka peroleh.
– Kondisi perburuhan Eropa pada abad 17 Masehi tersebut kini masih kita saksikan
di Indonesia. Mirisnya, kendati pemerintah mengetahui eksploitasi besar-besaran
yang dilakukan para pemilik modal tersebut, namun tetap saja tidak ada tindakan
lebih untuk mensejahterakan para buruh lokal dikarenakan memang pemerintah
tidak memiliki wewenang dalam mengontrol perusahaan asing tersebut. Indonesia
masih berpatok pada ideologi transisi menuju kapitalis sehingga memang control
pemerintah terhadap perusahaan asing sangat sulit.
Baca Juga :