Anda di halaman 1dari 19

ACADEMIC WRITING RESEARCH

PENULISAN ILMIAH DAN KETERAMPILAN PRESENTASI

KELOMPOK 2

QINCHARA INDRA DEVINTA (1171003014)

NUR AINA SAZRI (1171003040)

LINTANG AMBAR WATI (1171003038)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

2017
CHAPTER 3A
RESOURCES

Academic writing

Penulisan berbasis penelitian yang dimaksudkan untuk sekelompok pembaca yang mencari
fakta, informasi objektif mengenai topik tertentu.

Researching resources for writing

Sumber daya penelitian dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Interviews: Pertemuan yang sudah diatur sebelumnya dengan seseorang yang


mengajukan pertanyaan tertentu diminta pada topik untuk mengumpulkan informasi
langsung tentang topik itu.

2. Print sources: Majalah, surat kabar, buku, pamflet, ensiklopedi, kamus, dan lain-
lain. Ensiklopedi memberikan informasi tentang berbagai topik. Berdasarkan topik
kamu bisa pilih ensiklopedia umum seperti Encyclopedia Britannica atau
ensiklopedia khusus seperti Encyclopedia of Psychology atau Encyclopedia of
Science.

3. Electronic sources: Kita dapat mengakses informasi dari sumber elektronik


seperti T.V, komputer, internet dll. Ada sejumlah database terkomputerisasi yang
memberikan informasi tentang sejumlah topik.

Using Net sources

Saat menggunakan sumber Net, kita harus mempertimbangkan hal berikut:

 Credibility: kita harus melihat apakah informasi tersebut diberikan oleh sumber
terpercaya dan kredensial penulis.
 Accuracy: memilih informasi yang up to date, faktual, rinci, tepat dan komprehensif.
 Reasonableness: mencari informasi yang adil, seimbang, objektif dan beralasan
tanpa konflik minat atau kesalahan.
 Support: sumber yang terdaftar didukung dengan benar oleh informasi kontak,
klaim terbukti dan dokumentasi. Selalu pilih sumber yang memberikan bukti
meyakinkan untuk klaim tersebut dibuat, sumber yang bisa Anda temukan
setidaknya dua sumber pendukung lainnya.
Using the library

By getting to know the library you intend to use the most, you will:

 Feel more at home there


 Be able to locate the books you want
 Be able to settle quickly to your work

Finding the book you want

1. Pada kunjungan pertama Anda tanyakan bagaimana sistem bekerja


 Apakah itu beroperasi pada sistem indeks kartu atau apakah itu
komputerisasi?
 Jangan terlalu angkuh untuk mencari pertolongan terutama jika program
komputer yang digunakan adalah asing; Banyak waktu bisa terbuang di
depan layar.
2. Buku akan dibagi menjadi beberapa bagian dan kemudian disusun dalam urutan
numerik di rak
3. Katalogisasi buku dilakukan dengan tiga cara utama
 The Subject Index memberi tahu Anda di mana mencarinya di perpustakaan
namun tidak mencantumkan buku misalnya. Ekonomi 330
 The Author Catalogue memberitahu Anda nomor buku jika Anda mengenal
pengarangnya, misisalnya. Anderton, A.G. 330.2
 The Classified Catalogue memberitahu Anda apa buku itu jika Anda tahu
nomornya misalnya. 330.2 Ekonomi Anderton, A.G.

While using the library, you must :

 Miliki tujuan untuk mencapainya.


 Pangkas target Anda pada waktu yang tersedia bagi Anda - 30 menit atau
sepanjang sore.
 Jangan terlalu ambisius, lebih baik menyelesaikan tugas yang lebih pendek
daripada membiarkan perpustakaan frustrasi.
 Cobalah untuk menemukan tempat kerja yang Anda sukai, mungkin masuk
akal untuk duduk dekat dengan bagian subjek Anda.
 Hindari duduk bersama teman, atur untuk bertemu mereka pada waktu
tertentu nanti untuk istirahat dan ngobrol.
 Biasakan untuk menggunakan perpustakaan sejak awal dalam kursus Anda.
Reading for Writing

Berikut adalah beberapa strategi untuk membaca aktif:

1. Preview the reading: Melihat sekilas berbagai bagian dari buku. Dalam hal
ini kita tidak membaca keseluruhan teks atau artikel secara mendetail, tapi
sebenarnya kita membaca isi buku ini untuk mendapatkan gambaran umum
tentang buku atau artikelnya.
2. Use dictionary definitions and contextual definitions: penggunaan kamus
yang bagus akan membantu meningkatkan pemahaman buku.
3. Annotate the text
Annotating the text can be done by:
 Menggarisbawahi bagian penting
 Mengajukan pertanyaan
 Menambahkan definisi
 Membuat catatan di margin
 Mengekspresikan kesepakatan atau ketidaksepakatan dengan
penulis.
4. Summarize: Tulis ringkasan dari apa yang telah Anda baca. Ringkasan yang
bagus menunjukkan pemahaman teks yang lebih baik.
5. Use critical thinking to evaluate: Setelah membaca gunakan kemampuan
berpikir kritis Anda untuk mengevaluasi apa yang telah kamu baca. Cobalah
membaca di antara baris untuk memahami apa yang dikatakan secara tidak
langsung
BAB 5

PENGEMBANGAN PARAGRAF

A. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan istilah lain dari alinea. Kadang-kadang paragraf hanya
terdapat satu kalimat, tetapi jumlah kalimat tidak menjadi ukuran dalam penyebutan
paragraf. Istilah paragraf hanya ada pada ragam bahasa tulis.
Paragraf adalah sebagai suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam
rangkaian beberapa kalimat (Mustakim,1994:112). Menurut Kuntarto (2008:153),
paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang
berkaitan utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran. Dalam KBBI,
paragraf didefinisikan sebagai bagian bab dalam suatu karangan (biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis bantu).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah
rangkaian dari beberapa kalimat dan harus memiliki kesatuan gagasan yang
diungkapkannya sehingga pembaca mudah memahami maksud dari tulisan atau
informasi yang ada. Ini menandakan dalam sebuah paragraf hanya ada satu ide pokok
dan beberapa ide penjelas. Bila ide pokok dituangkan dalam bentuk tulisa, menjadi
kalimat topic. Demikian pula dengan ide-ide penjelas apabila dituangkan dalam bentuk
tulisan akan menjadi kalimat-kalimat penjelas atau pengembang.

B. Syarat Paragraf yang Baik


Menurut Kuntarto (2008:154-158), paragraf yang baik harus memenuhi tiga
kriteria, yaitu:
1. Kepaduan paragraf, untuk mencapai kepaduan paragraf harus mampu
merangkai kalimat sehingga bertalian secara logis dan padu.
2. Kesatuan paragraf, tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang
diwujudkan dalam kalimat utama.
3. Kelengkapan paragraf, berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh,
dan lain-lain.

Menurut Mustakim (1994:115-116) menuliskan syarat paragraf yang baik


hendaknya memenuhi dua kriteria, yaitu:

1. Kesatuan (kohesi), sebuah paragraf hendaknya mengandung satu gagasan


utama diikuti oleh beberapa gagasan pengembang atau penjelas.
2. Kepaduan (koheren), sebagai suatu bentuk pengungkapan gagasan, sebuah
paragraf juga harus memperlihatkan kepaduan hubungan antarkalimat yang
terjalin di dalamnya.

Fuad, dkk. (2009:117-130) mengatakan bahwa syarat paragraf yang baik harus
memiliki unsur pertama, kepaduan bentuk gramatikal (Cohesion in Form) seperti
penggunaan kata transisi, penggunaan pronominal, repetisi, sinonimi, dan
elipsasi. Unsur kedua yaitu kepaduan makna (Coherence in Meaning) seperti
kekokohan kalimat penjelas, kelogisan urutan peristiwa, waktu, ruang, dan
proses. Dalman (2010:48) menjelaskan bahwa persyaratan paragraf mencakup:

1. Persyaratan kesatuan dan keutuhan


2. Persyaratan pengembangan
3. Persyaratan kepaduan atau koherensi
4. Persyaratan kekompakan atau kohesi.

Dari beberapa pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa syarat paragraf
yang baik adalah dalam sebuah paragraf hendaknya memenuhi syarat kesatuan
(kohesi) dan kepaduan (koheren).

C. Pengembangan Paragraf
Pola pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yaitu: (1)
kemampuan merinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas,
(2) kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas ke dalam gagasan
penjelas. Berikut dijelaskan beberapa cara/teknik/metode dalam pengembangan
paragraf menurut beberapa tokoh.
1. Cara Pertentangan
Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan ini biasanya menggunakan
ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan,
akan tetapi, lain halnya dengan, dan bertolak belakang dari. Berikut contoh
paragraf yang dikembangkan dengan pertentangan (Kuntarto, 2008:158).

2. Cara Perbandingan
Pengenmbangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan
ungkapan seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan,
sementara itu, dan sejalan dengan (Kuntarto, 2008:159).
3. Cara Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek
lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan (Kuntarto, 2008:160). Sedangkan
menurut Mustakim (1994:124) analogi adalah suatu bentuk perbandingan
dengan cara menyamakan dua hal yang berbeda.
Pengembangan secara analogi bertujuan untuk memperjelas gagasan yang akan
diungkapkan, dan biasanya menggunakan kata-kata, yaitu ibaratnya, seperti, dan
bagaikan. Cara analogi biasanya digunakan untuk memperjelas gagasan yang
belum begitu di kenal oleh masyarakat melalui gagasan atau pebandingan
dengan sesuatu yang sudah dikenal.

4. Cara Contoh
Dalam sebuah paragraf contoh dan ilustrasi selalu ditampilkan. Contoh-contoh
terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun
berbentuk alinea (Finoza, 2009:209).
Menurut Mustakim (1994:125) pengembangan paragraf dengan contoh
merupakan suatu jenis pengembangan paragraf yang dilakukan dengan cara
memberi beberapa contoh sebagai penjelas gagasan yang dikemukakan.
Sedangkan menurut Kuntarto (2008:160) dalam mengembangkan paragraf
dengan contoh diungkapkan dengan kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain-
lain.

5. Cara Sebab Akibat


Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jika menerangkan
suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat (Kuntarto,
2008:161). Ungkapan yang digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu,
dank arena. Sedangkan menurut Finoza (2009:209), metode sebab-akibat dan
akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat
yang ditimbulkannya atau sebaliknya. Dalam hal ini, juga harus
mempertimbangkan kejelasan dan kelogisan dari masalah yang akan di tulis
sehingga pembaca dapat memahami informasi dengan mudah.

6. Cara Definisi
Menurut Finoza (2009: 207), yang dimaksud dengan definisi adalah usaha
penulis untuk menerangkan pengertian/konsep istilah tertentu, sedangkan
Mustakim (1994: 124) mengatakan pengembangan paragraf dengan definisi
adalah suatu model pengembangan paragraf yang dilakukan dengan cara
memberikan definisi atau pengertian terhadap masalah yang sedang dibahas.
Berbeda dengan Tarigan (2008:70) definisi adalah sejenis penyingkapan yang
merupakan dasar bagi semua tulisan yang bertujuan untuk menjelaskan.
Dari beberapa pendapat diatas, disimpulkan bahwa definisi salah satu cara
pengembangan paragraf untuk menerangkan masalah apa yang dibahas. Dan
perlu diingat dalam membuat definisi tidak boleh mengulang kata atau istilah
yang akan di definisikan.

7. Cara Klasifikasi
Menurut Finoza (2009:211) bila akan mengelompokan benda-benda atau
nonbenda yang memiliki persamaan sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain maka
cara yang tepat adalah menggunakan metode klasifikasi. Menurut Kuntarto
(2008:161), cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui
pengelompokkan berdasar ciri tertentu. Sedangkan menurut Mustakim
(1994:123), pengembangan klasifikasi adalah pengembangan paragraf dengan
cara mengklasifikasikan atau mengelompokkan masalah yang dikemukakan.
Tarigan (2008:69) mengatakan bahwa klasifikasi merupakan prosedur
penyaringan yang memudahkan penulis berusaha mengatasi suatu pokok
pembicaraan yang luas dengan jalan membagi-baginya menjadi beberapa
bagian.
Dapat disimpulkan, bahwa pengembangan paragraf dengan klasifikasi adalah
pengembangan paragraf yang mengelompokkan masalah berdasar persamaan
masalah yang dibahas.

8. Cara Fakta
Pengembangan paragraf dengan fakta merupakan satu jenis pengembangan
paragraf yang dilakukan dengan cara menyertakan sejumlah fakta atau bukti-
bukti untuk memperkuat pendapat yang dikemukakan (Mustakim, 1994:126).
Pengembangan paragraf dengan cara ini hampir sama dengan ragam wacana
argumentasi, yang tidak hanya menyajikan pendapat, tetapi dilengkapi fakta-
fakta agar pembaca yakin terhadap apa yang disampaikan oleh penulis.

9. Cara Proses
Menurut Finoza (2009: 208), sebuah alinea atau paragraf dikatakan memakai
metode atau dengan cara proses apabila isi paragraf tersebut menguraikan suatu
proses. Proses disini merupakan urutan dari tindakan atau perbuatan untuk
menghasilkan sesuatu. Dalam pengembangan paragraf ini hendaknya tahap-
tahap kejadian berlangsung dalam waktu berbeda, penulis harus menyusun
bagaimana kronologis kejadian terjadi.
Pengembangan paragraf menurut Adelstein & Pival (dalam Tarigan, 2008: 97-
98), stuktur paragraf-paragraf JPU (Judul, Pembahasan, dan Uraian) sebagai
berikut.
Judul/Pokok : Pokok permasalahan umum, baik bagi paragraf maupun
tulisan / paper, dapat dinyatakan dalam suatu: kalimat judul dalam bentuk
generalisasi, pernyataan pendapat atau kesimpulan.
Pembahasan : Butir khas utama paragraf. Mungkin tercakup dalam kalimat
judul atau dinyatakan kembali dalam satu generalisasi, pernyataan pendapat,
atau kesimpulan.
Uraian : Bahan/sarana penunjang untuk mendemonstrasikan
kebenaran, kepercayaan atau validitas, antara lain: contoh-contoh lelcon,
statistic, penalaran, dan kutipan-kutipan.

Menurut Dalman (2010: 55-57), pengembangan paragraf adalah pengembangan


kalimat topik ke dalam kalimat-kalimat pengembang. Pengembangan paragraf
membutuhkan prasyarat, yaitu pengembangan gagasan dasar ke dalam gagasan
pengembang. Pengembangan paragraf terpenuhi jika kalimat topik sudah
dilengkapi kalimat-kalimat pengembang
Pengembangan paragraf dapat berupa pengembangan secara internal, yaitu
paragraf terjadi di dalam satu paragraf dalam bentuk pengembangan gagasan
dasar ke dalam gagasan pengembang dilanjutkan dengan pengembangan
kalimat topik ke dalam kalimat-kalimat pengembang. Sedangkan pengembangan
secara eksternal adalah pembentukan paragraf dalam teks dikaitkan dengan
paragraf yang lain. Hasilnya adalah untaian paragraf yang menunjukkan paragraf
yang cocok dengan paragraf lain.

D. Jenis-jenis Paragraf
Menurut Mustakim (1994: 120-122), paragraf pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi bermacam-macam jenis. Jika dilihat dari fungsinya paragraf dibedakan
menjadi tiga yaitu:
1. Paragraf Pengantar
Berfungsi untuk mengantarkan pembaca pada pokok-pokok persoalan yang akan
dikemukakan.
2. Paragraf Pengembang
Paragraf diantara paragraf pengantar dan penutup yang berfungsi untuk
mengembangkan pokok persoalan yang ditentukan.
3. Paragraf Penutup
Paragraf yang berfungsi mengakhiri karangan atau penutup karangan oleh
karena itu terletak di akhir karangan.
Paragraph dapat pula dibedakan berdasarkan struktur informasinya yaitu:
a. Paragraph Deduktif
Paragraph deduktif adalah paragraph yang kalimat topiknya terletak diawal
paragraph.
b. Paragraph Induktif
Paragraph induktif adalah paragraph yang kalimat topiknya terletak di akhir
paragraf.
c. Paragraf Deduktif-Induktif
Paragraf deduktif-induktif disebut juga dengan paragraf campuran yaitu
kalimat topiknya diletakkan di awal dan akhir dari paragraf itu. Tetapi kalimat
topiknya hanya satu yaitu terletak diawal paragraf dan yang terletak di akhir
paragraf hanya berfungsi sebagai penegasnya saja
d. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat topik dan
kalimat pengembang. Semua kalimat yang terdapat dalam paragraf
merupakan kalimat topik.
BAB 6

PERANCANGAN KARANGAN

A. Pengertian Kerangka Karangan

Perancangan karangan adalah suatu proses atau kegiatan menentukan gagasan


pokok dan gagasan pengembangan dalam sebuah kerangka kerangka. Perlu di ketahui
bahwa kegiatan mengarang merupakan kegiatan-kegiatan bertahap. Pada umum nya
pertama-tama harus membuat sebuah rencana kerja,yang setiap kali dapat mengalami
perbaikan dan penyempurnaan hingga dicapai bentuk yang lebih sempurna. Untuk membuat
perencaan semacam itu diperlukan sebuah metode yang teratur,sehingga pada waktu
menyusun bagian-bagian dari topic yang akan digarap itu dapat dilihat hubungan yang jelas
antara satu bagian dengan bagian lain,bagian mana yang sudah baik dan bagian mana
yang masih memerlukan penyempurnaan. Metode yang biasa dipakai untuk maksud
tersebut disebut kerangan atau outline.

Sebuah kerangka karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan-ketentuan


pokok bagamana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan,serta memungkinkan
seseorang penulis membedakan gagasan-gagasan utama dari gagasan tambahan.

Secara singkat dapat dikatakan kerngka karngan adalah suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap (Keraf,2006 :132). Oleh sebab itu,
kerangka karangan dapat dijadikan sebagai panduan dalam menulis karangan.

Berikut ini akan kita bahas cara merencanakan karangan langkah demi langkah.

1. Pemilihan Topik
Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika akan menulis suatu karangan ialah
menentukan topik. Hal ini berarti bahwa harus ditentukan apa yang harus dibahas
dalam tulisan. Akan tetapi dalam memiih topik perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas.
b. Topik itu cukup menarik terutama bagi penulis hal ini perlu diperhatiakan.
c. Topik itu dikenal baik pada bagian pendahuluan telah dikemukan bahwa agar
dapat menulis dengan baik tetang suatu topic,kita harus mempunyai
pengetahuan yang memadai tentang topik itu.
d. Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai.
e. Topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit ( Akhaidah,1999:7).
2. Pembatasan Topik
Setelah kita berhasil memilih topik yang memenuhi persyaratan diatas, maka
langkah-langkah yang kedua yang harus dilakukan adalah membatasi topk tersebut
(Akhaidah,1988:10). Dalam hal ini,tentu saja dapat dipikirkan secara langsung suatu
topik yang cukup tebatas untuk dibahas,misalnya cara belajar mahasiswa universitas
terbuka, penghijauan untuk mengurangi polusi dikota -kota besar, pemakaian bahasa
Indonesia,dalam cerita pendek dan sebagiannya. Cara lain untuk menemukan topic
yang terbatas ialah dengan jalan membuat diagram pohon.

3. Topik dan Judul


Setelah diperoleh topic yang sesuai,maka dalam pelaksanannya topik yang telah
dipilih itu harus dinyatakan dalam suatu judul karangan. Pernyatan topik mungkin
saja sama dengan dengan judul,tetapi mungkin juga tidak Dalam karangan fiktif
(rekaan) kerap kali judul karangan tidak menunjukkan topik. Dalam karangan formal
atau ilmiah judul karangan harus tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul
karangan harus tepat menunjukan topiknya. Penentuan judul tersebut harus
dipikirkan secara sungguh-sungguh dengan mengingat beberapa persyaratan
anatara lain :
a. Harus sesuai dnegan topic atau isi karangan beserta terjangkaunnya.
b. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa.
c. Judul karangan diusahakan sesingkat mungkin.
d. Judul harus dinyatakan secara jelas.
Dalam karangan fiksi biasanya judul karangan ditentukan kemudian. Ada kalanya
judul itu diubah dengan maksud untuk menarik perhatian pembaca. Untuk
karangan ilmiah seperti skripsi,tesis atau karya ilmiah lainnya di pengurusan
tinggi biasanya lebih dulu dibicarakan deengan pembimbing.
Berikut ini terdapat beberapa contoh topik yang cukup terbatas,yaitu :
a. Tanah kritis di Indonesia : cara mengatasinya
b. Pengaruhnya pembukaan Jalan Raya Terhadap Cara Hidup Rakyat di Desa
Maja
c. Kemungkinan Mekanisme Pertanian di Sumatra barat
d. Pemakaian Bahasa Inggris di Dalam Surat kabar di Indonesia (Akhaidah
1999:10)
4. Menentukan Tujuan dan Bentuk Karangan
Supaya karangan sungguh-sungguh mengenai sasarannya,efektif supaya pembaca
merasa puas,maka ada beberapa tujuan yang harus dilakukan. Tujuan –tujuan
mengarang dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Memberi tahu atau member informasi tentang karangan yang ditunjukkan kepada
pikiran untuk menambah pengetahuan dan mengajukan pendapat persoalan,
b. Menggerakkan hati, menggetarkan perasaan, mengharukan: karangan
ditunjukan untuk mengungah perasaan untuk memengaruhi, membangkitkan
simpati.
c. Campuran kedua diatas yaitu memberi tahu sekaligus memengaruhi. Setelah
menentukan tujuan karangan lalu menentukan bentuk karangan. Bila tujuannya
karangan lalu menentukkan bentuk karangan yang sesuai :studi,berita,laporan
bila tujuan nya mengerakkan perasaan pembaca ,gunakan bentuk yang sesuai
seperti :kisah,cerita pendek,drama,novel,dan roman. Bentuk karangan dapat
dibedaakan dalam beberapa jenis antara lain adalah :
a. Karangan deskripsi
b. Karangan argumentasi
c. Karangan eksposisi
d. Karangan narasi
e. Karangan persuasi ( atmazaki,2006: 15)
5. Membuat Kerangka Karangan
Langkah terakhir pada tahap penulisan adalah mengorganisasikan karangan. Dalam
hal ini tujuan penulisan serta bahan penulisan turut menentukan bentuk organisasi
karangan itu . penyusun kerangka karangan sangat dianjurkan karena akan
menghindarkan penulis dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu terjadi.kegunaan
kerangka karangan bagi penulis ialah :
a. Kerangka karangan dapat membaantu penulis menyusun karangan secara
teratu,
b. Sebuah kerangka karangan memperlihatkan kepada bagian pokok karangan
serta memberi kemungkinan bagi perluasaan bagian-bagian tersebut.
c. Sebuah kerangka karangan akan memperlihatkan kepada penulis bahan-bahan
atau materi apa yang diperlukan dalam pembahasan yang akan ditulis nanti
(Keraf,2006: 195).
B. Bentuk Kerangka Karangan
Sebuah karangan dapat dibedakan atas :
1. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat lebih bersifat resmi dan unsur-unsur tampil berupa kalimat
lengkap. Pemakaian kalimat lengkap diperlukan pemikiran yang lebih luas dan
lebih luas dan lebih rinci dari kerangka topik.tanda baca titik harus dipakai pada
akhir setiap kalimat untuk menuliskan judul bab dan subbab. Kerangka kalimat itu
dapat dipadatkan menjadi kerangka topik demi kepraktisan.perhatikan contoh
kerangka kalimat seperti dibawah ini !

Judul karangan : Pupuk Alam

Kerangka kalimat :

 pupuk alam dapat dikategorikan menjadi dua macam yakni


pupuk kandang dan pupuk daun
 Pupuk alam memiliki keuntungan
 Pupuk kandang lebih murah dari- pada pupuk buatan

2. Kerangka Topik
Kerangka topik terdiri atas kata,frasa,dan klausa yang ditandai dengan
kode yang sudah lazim untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda
baca akhir atau titik tidak diperlukan karena kalimat lengkap tidak dipakai
karangan topik. Contoh kerangka topik dapat dilihat seperti dibawah ini !
Judul : Proses Mengarang
Kerangka Topik : Kegiatan Prapenulisan
1. Penentuan Topik karangan
2. Penentuan Tujuan Karangan
3. Penyesunan kerangka kararangan
Kegiatan Penulisan
1. Penulisan Draf Bagian Karangan
2. Penuulisan Draf karangan utuh
Kegiatan Pascapenulisan
1. Pemeriksaan Kesalahan Draf
Karangan:
1. Revisi Draf Karangan
2. Penyuntingan Draf Karangan
3. Penerbitan Karangan (Suparno dan Yunus,
2008)

Angka arab juga dapat digabung dengan huruf kecil atau lawer case jika karangan
yang besar seperti yang besar seperti skripsi,tesis,disertasi,dan buku. Dalam mengarang
hendaknya selalu diingat tema yang hendak digunakan. Sejak paragraf pertama hendaknya
tema terus dapat ditangkap oleh pembaca dan berkembang dalam paragraf – paragraf
selanjutnya sampai saatnya kita mengakhiri cerita atau uraian (Finoza,208: 123)

C. Manfaat Kerangka Karangan

Metode ini sangat dianjurkan pada para penulis,terutama pada mereka yang
baru mulai menulis karena metode ini akan membantu setiap penulis untuk
menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu dilakukan.kerangka karangan
dapat membantu penulis dalam hal-hal sebagai berikut.

1. Menyusunkan karena secara teratur


2. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
3. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
4. Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu.

D. Penyusunan Kerangka Karangan

Suatu kerangka karangan yang baik tidak sekali dibuat penulis akan selalu
berusaha berusaha menyempurnakan bentuk yang pertama, sehingga bisa diperoleh
bentuk yang lebih baik,demikian seterusnya. Untuk itu dapat dikemukakan beberapa
langkah yanag perlu diikuti terutama bagi mereka yang baru mulai menulis. Langkah-
langkah ini tidak mutlak harus diikuti penulis-penulis yang sudah mahir. Namun,
seseorang yang baru menyusun sebuah kerangka ia memerlukan beberapa tuntunan
.tutunan tersebut adalah sebagai berikut.

 Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik yang jelas


berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik
tadi.
 Langkah yang kedua adalah mengadakan inventarisasi topik-topik
bawahan yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau
pengungkapan maksud tadi.
 Langkah yang letiga adalah penulis berusaha mengadakan evaluasi
semua topik yang tercatat pada langkah kedua diatas
 Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang sangat
terinci,masa langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang.

E. Pola Susunan Kerangka Karangan


Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur,biasanya
dipergunakan beberapa cara atau tipe susunan.

Pola susunan yang paling utama adalah :


1. Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unt-unit kerangka karangan
sesuai dengan keadaan yang nyata didalam susunan alamiah dapat dibagi
menjadi tiga bagian utama yaitu :
a. Urutan waktu
b. Urutan ruang
c. Topik yang ada
2. Pola Logis
Sering terdengar ucapan manusia adalah hewan yang berakal budi. Berarti
manusia mempunyai suatu kesanggupan lebih dari hewan-hewan lainnya,
yaitu sanggup menangaapi segala sesuatu yang berada dsekitarnya dengan
kemampuan akal budinya.
Macam-macam urutan logis yang dikenal adalah
a. klimaks dan Anti Klimaks
urutan ini timbul sebagai tanggapan penulisan yang berpendirian
bahwa posisi tertentu dari suatu rangakian merupakan posisi yang
paling tinggi kedudukannya atau berada pada akhir rangkaian,maka
urusan ini disebut Klimaks .urutan yang merupakan kebalikkan dari
Klimaks adalah Anti klimaks.
b. Urutan Kausal
Urutan kausal mencangkup dua pola, yaitu urutan dari sebab ke akibat
dan dari urutan akibat ke sebab yang pertama suatu masalah yang
dianggap sebagai sebab yang kemungkinan dilanjutkan dengan
perincian yang menelusuri akibat-akibat yang mungkin terjadi.
c. Urutan Pemecahan Masalah
Urutan pemecahan masalah dimulai dari suaru masalah tertentu,
kemudian bergerak menuju kesimpulan umum
Pemacahan masalah
d. Urutan Umum – Khusus
Urutan umum-khusus terdiri dari dua corak, yaitu dari umum ke khusus
atau dari khusus ke umum.urutan yang bergerak dari umum ke khusus
pertama-tama perkenalkan kelompok-kelompok yang paling besar atau
yang paling umum, kemudian menelusuri kelompok-kelompok khusus
atau kecil. Pertama-tama penulis melagi. menguraikan misalnya
bangsa kepada Indonesia.Keseluruhnnya kemudian turut kepada yang
lebih khusus yaitu kepada suku bangsa Indonesia seperti : suku
Batak,Aceh,Melayu, dan sebagainya dari uraian yang bersifat khusus
tadi penulis bisa melangkah kepad hal bersifat lebih khusus lagi
yaitu : perinci dari tiap suku bangsa tadi.
Urutan khusus –umum merupakan kebalikan dari urutan diatas
penulis mulai uraiannya mengenai hal-hal yang khusus kemudian
kelompok-kelompok. Urutan ini merupakan salah satu yang paling
dalam corak berfikir manusia. Dalam mengadakan pengelompokan-
pengelompokan terhada[p hewan –hewan secara maka ahli-ahli mulai
meneliti hewan-hewan secara individual,kemudian
mengambungkannya menjadi keluarga,spesies,dan sebagainya.
e. Urutan Familiaritas
Urutan familitiaritas dimulai dengan ngemukakan suatu hal yag sudah
dikenal ,kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal-hal yang
kurang dikenal atau belum dikenal.
f. Urutan Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan
akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah
dikenal atau tidak oleh pembaca. Maka urutan akseptabilitas
mempersoalkan apakah suatu gagasan diterima atau tidak oleh
pembaca,apakah suatu pendapat disetujui oleh pembaca atau tidak
oleh pembaca. Sebab itu sebelum menguraikan gagasan-gagasan
yang mungkin ditolak oleh pembaca, penulis harus mengemukan
gagasan-gagasan yang kiranya dapat di terima oleh pembaca.
F. Macam-macam Kerangka Karangan

Macam-macam kerangka karangan tergantung dari dua parameter yaitu :

1. Berdasarkan sifat perincian


Berdasarkan perincian yang dilakukan pada suatu kerangka karangan, maka
dapat dibedakan kerangka karangan sementara dan kerangka karangan
formal yaitu :
a. Kerangka Karangan Sementara
b. Kerangkan Karangan Formal
2. Berdasarkan Perumusan Teksnya
Sesuai sengan cara merumuskan teks dalam tiap unit dalam setiap karangan
kerangka maka dapat dibedakan kerangka karangan atas :
a. kerangka kalimat: mengunakan kalimat yang lengkap untuk
merumuskan tiap unit baik untuk merumuskan tesis ,maupun unit-
unit bawahannya.
b. kerangka topik : dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah
kalimat yang lengkap ,sesudah itu semua pokok baik pokok-pokok
utama maupun pokok-pokok bawahan dirumuskan dengan
mencantumkan topiknya saja.

G. Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik


Kerangka karangan adalah alat atau panduan untuk mengembangkan ide
atau gagasana menjadi sebuah karangan. Tiap kerangka yang baik harus memenuhi
persyaratan- persyaratan berikut :
1. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas
2. Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung secara logis.
3. Pokok – pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.
4. Harus mempergunakan pasangan simbol dan konsisten ( Kera, 2006 : 156)
Perlu ditegaskan kembali bahwa kerangka karangan adalah panduan untuk
menulis sebuah karangan yang utuh, kerangka karangan ini bertujuan untuk
mempermudah kita menjadi sebuah karangan yang utuh . Oleh sebab itu, kita
membuat keraangka karangan sebaiknya kita telah menyelesaikan separuh dari
kerangka karangan kita. Dalam hal ini ,kalau sudah ada kerangkanya ,kita tinggal
mengembangkan kerangka tersebut menjadi kkerangka karangka yang utuh.

Anda mungkin juga menyukai