Anda di halaman 1dari 3

STRUKTUR, KAIDAH KEBAHASAAN, DAN POLA PENYAJIAN ARTIKEL

1. Struktur Artikel
Artikel kebanyakan disampaikan melalui opini yang diperkuat oleh fakta. Oleh karena
itu, strukturnya akan banyak memuat unsur-unsur yang terdapat pada teks eksposisi. Struktur
artikel setidaknya akan memuat beberapa bagian di bawah ini.

Tesis
Merupakan pendapat dan opini umum yang meliputi pengenalan isu, masalah,
ataupun pandangan penulis secara umum mengenai topik yang akan dibahas dalam artikel.
Rangkaian argumen
Berupa sejumlah pendapat, opini, atau argumen penulis sebagai penjelasan atas tesis
yang telah dikemukakan. Bagian ini juga biasanya diperkuat oleh fakta dan data yang
digunakan untuk memvalidasi argumen.

Penegasan ulang
Merupakan perumusan kembali secara ringkas mengenai tesis dan fakta yang telah
disampaikan. Bagian ini juga dapat memuat rekomendasi berupa solusi konkret dari penulis.

2. Unsur Kebahasaan Artikel


Unsur kebahasaan yang terdapat dalam artikel dan karya ilmiah memiliki persamaan
karena penyajian isinya berdasarkan fakta yang dibeberkan melalui opini, bukan fiksi atau
imajinasi. Berikut adalah unsur kebahasaan yang harus dicermati (Tim Kemdikbud, 2017,
hlm. 156).

Adverbia
Merupakan satuan bahasa yang dapat mengekspresikan sikap eksposisi. Agar artikel dapat
lebih meyakinkan pembaca, diperlukan ekspresi kepastian, yang dapat dipertegas dengan
penggunaan kata keterangan atau adverbia frekuentatif, seperti: selalu, sering, kadang-
kadang, biasanya, sebagian besar, dan jarang.

Konjungsi
Konjungsi atau kata sambung adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan
bahasa yang sederajat, yaitu kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta
kalimat dengan kalimat. Jenis konjungsi yang digunakan haruslah tepat untuk memperkuat
kebahasaan yang digunakan dalam artikel.
Berikut beberapa jenis konjungsi yang sering dijumpai pada artikel.
- konjungsi untuk menata argumentasi, meliputi: pertama, kedua, berikutnya;
- konjungsi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi, selain itu, misalnya, seperti,
padahal, justru, sebagai contoh;
- konjungsi yang menyatakan hubungan sebab-akibat, seperti: sejak, sebelumnya, dan
sebagainya;
- konjungsi yang menyatakan harapan, contohnya: supaya, dan sebagainya.
Kosakata
Kosakata yang dimaksud adalah perbendaharaan kata. Agar teks artikel mampu menarik
perhatian pembaca, diperlukan kosakata yang luas dan menarik. Biasanya konten teks yang
menarik akan mencakup dan mempertimbangkan hal-hal berikut ini.
- Aktual, topik yang dibahas sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau baru saja
terjadi.
- Fenomenal, yakni megah, besar, luar biasa, hebat, dan dapat dirasakan pancaindra.
- Imajinasi, memberikan dan memancing daya pikir untuk membayangkan suatu peristiwa
terhadap pembacanya.
- Modalitas, cara pembicara atau penulis menyatakan sikap terhadap suatu imajinasi dalam
komunikasi antarpribadi dibuat berkarakter atau menarik. (barangkali, harus, dan
sebagainya).
- Nukilan, kutipan atau tulisan yang dicantumkan pada suatu benda.
- Tajuk rencana, karangan pokok dalam suatu kumpulan berita dan konten surat kabar.
- Teks opini, yang berarti teks yang menjadi wadah untuk mengemukakan berbagai
pendapat atau pikiran.
- Keterangan aposisi, keterangan yang memberi penjelasan kata benda. Jika ditulis,
keterangan ini diapit tanda koma atau tanda pisah atau tanda kurung

3. Kaidah Kebahasaan Artikel


Selain unsur kebahasaan yang harus diperhatikan, teks artikel juga memiliki kaidah
kebahasaan penanda yang menjadikan suatu teks menjadi artikel.

Ciri-ciri kebahasaan tersebut meliputi beberapa poin di bawah ini :

- Menggunakan kata-kata denotatif, yakni kata yang bermakna sebenarnya. Kata itu tidak
bermakna hal lain ataupun dilebihkan maknanya seperti kata konotatif. Namun sebagian
artikel juga akan menggunakan kata konotatif untuk memperindah dan mempopulerkan
tulisannya.
- Menggunakan kata peristilahan atau kata teknis yang berkenaan dengan topik
pembahasan. Contohnya, jika topik yang dibawakan mengenai kesehatan maka istilah
teknis yang digunakan adalah: virus, bakteri, pola makan, suhu tubuh, dsb.
- Banyak menggunakan konjungsi yang menunjukkan hubungan argumentasi atau
kausalitas. contohnya: sebab, karena, jika, dengan demikian, oleh karena itu, akibatnya.
Dapat pula menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan keterangan waktu atau
kronologis, seperti: sebelum itu, kemudian, pada akhirnya.
Dalam artikel pola perbandingan, banyak memuat konjungsi yang menyatakan
perbandingan/pertentangan seperti: sebaliknya, berbeda halnya, namun.
- Menggunakan kata-kata kerja mental (mental verba), seperti: diharapkan, memperkirakan,
memprihatinkan, menduga, menyimpulkan, berpendapat, berasumsi, dan mengagumkan.
- Banyak menggunakan kata-kata perujukan: menurut pendapat, berdasarkan data, merujuk
pada pendapat.
- Menggunakan kata-kata persuasif, seperti: sebaiknya, hendaklah, sebaiknya, harus, perlu.
Selain itu.

-
4. Pola Penyajian Artikel
Menurut tim Kemdikbud (2017, hlm. 181) terdapat beberapa pola penyajian artikel yang
dapat disesuaikan dengan kebutuhan penulisan artikel, yakni:

- Pola pemecahan topik


Artikel memecah topik yang masih berada dalam lingkup pembicaraan yang
ditemakan menjadi beberapa subbagian atau subtopik yang lebih mengerucut agar dapat
dianalisis dengan lebih fokus terhadap masing-masing bagian yang telah dipecah.
- Pola masalah dan pemecahannya
Pola ini lebih dahulu mengemukakan masalah yang di bahas, baik itu masalah pokok
maupun beberapa masalah turunannya yang masih berada dalam lingkup pokok bahasan
utama. Selanjutnya, penulis akan menganalisis sesuai dengan pendapat ahli atau pakar terkait
dengan bidang ilmu yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
- Pola kronologi
Pola kronologi akan menyajikan artikel sesuai dengan urutan waktu, kejadian,
kebersinambungan, keberlanjutan bagaimana sesuatu itu terjadi yang dipaparkan secara runut
dan runtut.
- Pola pendapat dan alasan pemikiran
Pola ini baru dipakai jika penulis artikel ingin menyampaikan pendapat, gagasannya
sendiri. Argumen langsung disampaikan dengan jelas dan bila perlu dapat ditambahkan
perbandingan, atau bukti yang menguatkannya.
- Pola pembandingan
Pembanding atau gaya penulisan komparatif membandingkan dua aspek atau lebih dari satu
topik untuk menunjukkan persamaan atau perbedaannya, sehingga dapat menarik kesimpulan
untuk suatu solusi atau gambaran yang lebih baik dari hal yang dibahas.

Anda mungkin juga menyukai