Anda di halaman 1dari 2

analytical exposition text berisi pemikiran penulis tentang hal-hal yang terjadi di sekitarnya, baik benda,

kejadian, ataupun tempat. Teks ini termasuk dalam argumentative text karena menunjukkan suatu
pendapat (argumen) terhadap sesuatu. Fungsi sosialnya adalah untuk meyakinkan pembaca bahwa
topik yang dihadirkan adalah topik yang penting untuk dibahas. Kamu perlu ingat, kalau analytical
exposition text tidak “berusaha” untuk mengubah sudut pandang pembacanya, ya, Squad. Teks ini
murni hanya berisi pendapat penulis.

Struktur analytical exposition text

“Terus, kalau aku mau buat analytical exposition text, gimana caranya?”

Tenang, Squad. Sekarang kita akan membahas bagian apa saja yang membentuk analytical exposition
text. Analytical exposition text terdiri dari:

1. Thesis

Pada bagian thesis ini, penulis harus memberitahu pembaca tentang topik utama yang akan ditulisnya.
Thesis selalu bisa kamu temukan di paragraf pertama teks. Di bagian ini, pembaca juga bisa melihat
mengapa penulis memberikan pendapat terhadap hal yang menjadi topiknya.

2. Arguments

Di paragraf selanjutnya, kamu bisa menemukan bagian arguments. Penulis akan menuliskan pendapat
untuk mendukung topik utama yang telah disampaikan sebelumnya. Biasanya dalam analytical
exposition terdapat lebih dari dua argumen. Semakin banyak argumen yang ditampilkan, pembaca akan
semakin percaya bahwa topik yang dibahas adalah topik yang penting atau membutuhkan perhatian.

3. Reiteration/Conclusion

Bagian ini selalu terletak di akhir teks dan menjadi paragraf penutup tulisan. Reiteration berisi
penegasan kembali posisi dan pendapat penulis terhadap topik utama.

Agar kamu semakin paham, coba kamu lihat contoh analytical exposition text di bawah ini:

Kaidah Kebahasaan
Selain struktur, kamu juga harus tahu tentang language features dalam penulisan analytical exposition
text, Squad. Kaidah kebahasaannya adalah berikut ini:

Penulisan analytical exposition text menggunakan simple present tense.

Menggunakan kata-kata yang mengekspresikan pikiran atau perasaan penulis, contohnya: experience,
feel, know, realize, sense, think, dll.

Menggunakan internal conjunction yaitu kata penghubung yang menghubungkan argumen di antara dua
klausula. Internal conjunctions dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu (1) addition (penambahan)
Contohnya besides, in addition, further. (2) Comparisons (perbandingan), seperti but, vice versa,
meanwhile, on the other hand. (3) Time (waktu), misalnya kata second, then, then, next. (4) Cause-effect
(akibat). Contoh katanya antara lain consequence, as a result, so, the result.

Menggunakan causal conjunctions (reason–why) atau sebab-akibat. Misalnya kata as a result, because,
by, consequently, despite, due to, for that reason, dll.

Anda mungkin juga menyukai