Squad, pernah membaca kalimat atau tulisan yang berisi tentang opini (pendapat)?
Misalnya seperti kalimat berikut: “Do you agree that music is important in our life? Yes I
do, music has certain role completing our day to day activities.” Dalam bahasa Inggris,
kalimat itu termasuk sebagai analytical exposition. Nah, untuk tahu apa itu
pengertiannya dan bagaimana penggunaannya, langsung aja kita bahas di bawah ini.
Dari pengertian di atas, kita bisa tahu kalau analytical exposition text berisi pemikiran penulis tentang
hal-hal yang terjadi di sekitarnya, baik benda, kejadian, ataupun tempat. Teks ini termasuk dalam
argumentative text karena menunjukkan suatu pendapat (argumen) terhadap sesuatu. Fungsi sosialnya
adalah untuk meyakinkan pembaca bahwa topik yang dihadirkan adalah topik yang penting untuk
dibahas. Kamu perlu ingat, kalau analytical exposition text tidak “berusaha” untuk mengubah sudut
pandang pembacanya, ya, Squad. Teks ini murni hanya berisi pendapat penulis.
“Terus, kalau aku mau buat analytical exposition text, gimana caranya?”
Tenang, Squad. Sekarang kita akan membahas bagian apa saja yang membentuk analytical exposition
text. Analytical exposition text terdiri dari:
1. Thesis
2. Arguments
Bagian ini selalu terletak di akhir teks dan menjadi paragraf penutup
tulisan. Reiteration berisi penegasan kembali posisi dan pendapat penulis terhadap topik utama.
Agar kamu semakin paham, coba kamu lihat contoh analytical exposition text di bawah ini:
Kaidah Kebahasaan
Selain struktur, kamu juga harus tahu tentang language features dalam penulisan analytical exposition
text, Squad. Kaidah kebahasaannya adalah berikut ini: