Anda di halaman 1dari 3

Materi KD 3.

3 ANALYTICAL EXPOSITION
Definisi Analytical Exposition
Dalam definisi Bahasa Inggris, analytical exposition adalah “a text that
elaborates the writer‘s idea about the phenomenon surrounding.

Its social function is to persuade the reader that the idea is an important
matter.”

Jika diartikan dalam Bahasa Indonesia, teks ini merupakan sebuah


tulisan yang menunjukkan opini penulis mengenai hal-hal yang mereka
pedulikan atau yang sedang terjadi di sekitarnya, misalnya seperti
kejadian, benda, ataupun tempat.

Fungsi dari tulisan ini adalah meyakinkan para pembaca bahwa topik
yang diutarakan merupakan hal penting yang dapat diperdebatkan atau
dibahas bersama-sama.

Tak heran jika dalam sebuah tulisan banyak pertanyaan seperti “do you
agree with this?” atau “what do you think?” yang bertujuan untuk
membangun reaksi para pembaca.

Namun, perlu diingat bahwa teks tidak berusaha untuk mengubah sudut
pandang para pembaca karena narasi murni berisi opini dari penulisnya
saja.

Struktur Analytical Exposition


Apakah kamu mulai tertarik untuk mencoba membuat analytical
exposition-mu sendiri?

Nah, kamu harus perhatikan terlebih dahulu struktur dalam


penulisannya. Apa saja itu?

Thesis

Awal mula untuk menulis analytical exposition adalah dengan


bagian thesis. Bagian ini merupakan topik utama yang ingin kamu
utarakan.

Kamu juga bisa menulis berbagai alasan yang melatar belakangi


permasalahan. Thesis selalu mulai di paragraf pertama dan
tanpa thesis yang jelas, sebuah opini akan terbaca kurang kuat.

Kamu tidak bisa mengubah atau melewati bagian ini.

Arguments
Bagian arguments adalah bagian di mana seorang penulis akan bebas
mengekspresikan pendapat mengenai topik yang dibahas.

Biasanya, sebuah analytical exposition memiliki lebih dari satu argumen


atau pendapat.

Hal ini bertujuan agar lebih meyakinkan pembaca bahwa topik yang
dibicarakan amatlah penting dan perlu ditilik lebih lanjut.

Pastikan agar argumenmu juga nyambung dengan paragraf-paragraf


sebelumnya atau bagian thesis.

Hindari untuk menulis opini yang terlalu luas dan akan membuat
argumen melenceng dari topik yang dibahas.

Reiteration/Conclusion

Penutup analytical exposition merupakan conclusion atau reiteration.

Paragraf ini berisi mengenai penegasan kembali posisi dan pendapat


penulis terhadap topik utama.

Selain itu, paragraf terakhir ini juga bisa berisi kesimpulan dari argumen
yang kamu tulis di atas.

Hal ini juga bisa bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam


memahami isi dari opini yang sudah kamu tulis.

Rumus Analytical Exposition


Ada beberapa ciri-ciri atau rumusan saat kamu ingin menulis opini:

 Grammar yang digunakan dalam analytical


exposition adalah simple present tense sehingga kamu harus
menulis opini dengan kata kerja verb 1.
 Dalam menuliskan opini, kamu perlu menggunakan kata-kata yang
mengekspresikan pikiran atau perasaan, misalnya experience,
feel, know, realize, sense, think, dan lainnya. Hal ini bertujuan agar
tulisanmu menjadi lebih personal dan pembaca akan merasakan
tulisan yang lebih emosional karena kedekatan penulis dengan
topik yang ditulis.mo
 Menggunakan internal conjunction yang menghubungkan argumen
di antara dua klausula. Internal conjunctions dapat dibagi menjadi
empat kategori, yaitu:
o Addition (penambahan). Contoh: besides, in addition,
furthermore.
o Comparisons (perbandingan). Contoh: but, vice versa,
meanwhile, on the other hand.
o Time (waktu). Contoh: second, then, next
o Cause-effect (akibat). Contoh: consequence, as a result, and
so.
 Terakhir, kamu bisa menulis analytical exposition dengan causal
conjunctions (reason–why) atau sebab-akibat. Misalnya seperti
menggunakan kata: as a result, because, by, consequently,
despite, due to, for that reason, dan lainnya. Hal ini berfungsi untuk
memperkuat argumen kamu yang akan dipahami oleh pembaca.
Tanpa menuliskan sebab dan akibat, kemungkinan besar opini
bisa bersifat bias atau blunder.

Contoh Analytical Exposition


Masih bingung bagaimana menulis analytical exposition text? Cek
contohnya di bawah ini:

How do you study when the test is coming? Do you start preparing for
the test weeks or months before the test or leave things to the last hour?
If you start studying weeks or months before the test, it is great.
However, if you study all the material in the last hour or minute, it is not
good for you. This is called cramming.

Cramming is when students stay up all night until morning to study


before a test or finish an assignment. This habit can lead to negative
impacts, the first being that disruptions in the regular sleep cycle can
cause temporary intellectual lapses. For most students, less sleep can
make them could not focus on the class. Additionally, cramming can
leave us with memory lapses as well.

Each person has a different sleeping schedule, so some of them often


use a stimulant for cramming. An example stimulant, and the most
common, is coffee. While delicious and beneficial, it causes many
problems in the long-term such as Caffeine Intoxication Syndrome,
anxiety, panic, and headaches.

To sum up, cramming is not recommended because it disturbs a


person’s sleep cycle which causes temporary intellectual lapses, and
using stimulants for cramming gives them a bad effect on their health.

Anda mungkin juga menyukai