Sahara Sahden A.H (1150016021) Intan Yulia K (1150016023) Inez Puspita Dewi (1150016039) Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur (usia 60 tahun keatas) pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada kelompok yang di kategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut aging proses. Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum ataupun kejiwaan. Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang dibahas pada pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang merupakan bagian dari Gerontologi. Gerontologi yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-lain (Depkes.RI,1992) Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari masalah kesehatan jiwa pada lansia yang menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang menyertai kehidupan lansia. Ada 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien Geriatri dan Psikogeriatri, yaitu : 1.Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia 2.Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif 3.Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila : a.Ketergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain). b.Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai sebab, diantaranya setelah menajalani masa pensiun, setelah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup dan lain-lain. 4.Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis) sehingga membawa lansia kearah kerusakan / kemerosotan (deteriorisasi) yang progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif, apatis dan sebagainya. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial yang paling berat, misalnya kematian pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan dengan penegak hukum, atau trauma psikis. 1.Penurunan Kondisi Fisik Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, enerji menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain. 2.Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti : Gangguan jantung, gangguan metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis, baru selesai operasi : misalnya prostatektomi, kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti antihipertensi. Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain : a.Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia b.Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan budaya. c.Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya. d.Pasangan hidup telah meninggal. e.Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya misalnya cemas, depresi, pikun dan sebagainya. 3.Perubahan Aspek Psikososial Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. 4.Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. 5. Lingkungan Berkaitan dengan lingkungan sekitar, seperti keluarga dan teman. Lansia tidak jarak merasa emptiness (kesendirian, kehampaan) ketika keluarganya tidak ada yang memperhatikannya. Selain itu, ketika ada lansia lainnya yang meninggal maka muncul perasaan pada lansia kapan ia akan meninggal. Gangguan yang paling banyak diderita adalah gangguan depresi, demensia, fobia, dan gangguan terkait penggunaan alkohol. Lansia dengan usia di atas 75 tahun juga beresiko tinggi melakukan bunuh diri. Banyak gangguan mental pada lansia dapat dicegah, diperbaiki, bahkan dipulihkan. 1.Gangguan Demensia 2.Gangguan Depresi Terdapat 2 tipe depresi yaitu eksogen atau depresi reaktif dan deprsesi endogen. a.Depresi endogen mungkin akan terjadi pada awitan awal dalam hidupnya. Individu dengan depresi endogen betul-betul dapat mengalami gangguan mental bahkan mengalami delusi, dan sering kali mencoba bunuh diri. Bunuh diri adalah pengalaman yang biasa pada lansia, terutama laki-laki. b.Depresi eksogen biasanya mendapat dukungan yang cukup pada stuasi depresi, seperti setelah berduka karena kehilangan atau selama tinggal di rumah sakit. Kadang-kadang dapat dilakukan sesuatu terhadap penyebab depresi yang dialami lansia yang ketakutan untuk kembali ke rumah setelah tinggal dirumah sakit. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan memastikan bahwa mereka mendapat cukup dukungan di rumah. Perubahan Persepsi Sensori : halusinasi
Isolasi Sosial
Harga Diri Rendah
Gangguan Citra Tubuh
Dalam pendekatan pelayanan kesehatan pada kelompok lanjut usia sangat perlu ditekankan pendekatan yang dapat mencakup sehat fisik, psikologis, spiritual dan sosial. Hal tersebut karena pendekatan dari satu aspek saja tidak akan menunjang pelayanan kesehatan pada lanjut usia yang membutuhkan suatu pelayanan yang komprehensif. Pendekatan inilah yang dalam bidang kesehatan jiwa (mental health) disebut pendekatan eklektik holistik, yaitu suatu pendekatan yang tidak tertuju pada pasien semata-mata, akan tetapi juga mencakup aspek psikososial dan lingkungan yang menyertainya. 1.Pendekatan fisik 2.Pendekatan psikologis 3.Pendekatan spiritual 4.Pendekatan social Pengobatan bagi lansia dengan gangguan jiwa mempunyai tujuan antara lain : 1.Mengurangi penderitaan klien agar keluhannya menjadi minimal. 2.Memperbaiki perilakunya dan mengurangi perselisihan antara manusia agar keluhan lingkungannya mengenai perilakunya menjadi minimal. 3.Mempertinggi kemampuan, mencari dan mempertahankan teman kedua sex dan menunjukan perilaku seksual yang dapat terima oleh masyarakat. 4.Membangkitkan keinginan bertindak atau berbuat sesuatu agar ia produktif dan kreatif secara optimal.