Gangguan Fisiologis
F50 Gangguan Makan
F50.0 Anoreksia nervosa
F50.1 Anoreksia nervosa tak khas
F50.2 Bulimia nervosa
F50.3 Bulimia nervosa tak khas
F50.4 Makan berlebihan yang berhubungan dengan
psikologis lainnya
F50.5 Muntah yang berhubungan dengan gangguan
lainnya
F50.8 Gangguan makan lainnya
F50.9 Gangguan makan YTT
F50.0 Anoreksia nervosa
BB tetap dipertahankan 15% di bawah seharusnya/BMI
< 17,5
Berkurangnya BB dilakukan oleh diri sendiri melalui:
Menghindari makanan berlemak
Merangsang muntah sendiri
Menggunakan pencahar
Olahraga berlebihan
Memakai obat penekan nafsu makan/diuretika
Distorsi “body-image”
Adanya gangguan endokrin yang
dru
F50.1 Anoreksia nervosa tak khas
Diagnosis ini digunakan untuk penderita yang tidak
menunjukkan 1/> gambaran utama anoreksia nervosa
(F50.0) seperti amenore, kehilangan BB, tetapi masih
ada gambaran klinis yang agak khas
Penderita yang menunjukkan semua gejala utama,
tetapi derajat ringan
F50.2 Bulimia nervosa
Terdapat preokupasi yang menetap untuk makan dan
ketagihan (craving) terhadap makanan yang tidak bisa
ditahan
Pasien mencoba melawan efek kegemukan dengan cara :
merangsang muntah sendiri
menggunakan pencahar berlebihan
puasa berkala
memakai obat-obatan
Adanya ketakutan yang luar biasa akan kegemukan dan
penderita mengatur sendiri batasan yang ketat terhadap
ambang BB nya.
Harus dibedakan dg gg. Depresif, walaupun penderita
bulimia sering mengalami gejala-gejala depresif
F50.3 Bulimia nervosa tak khas
Diagnosis ini digunakan untuk penderita yang tidak
menunjukkan 1/> gambaran utama dari bulimia
nervosa (F50.2), tetapi masih ada gambaran klinis
yang agak khas
Umumya ditujukan pada orang yang mempunyai BB
normal/berlebihan, tetapi memiliki periode khas
kebanyakan makan yang diikuti dengan muntah atau
memakai pencahar
F50.4 Makan berlebihan yang
berhubungan dengan psikologis
lainnya
Makan yang berlebihan sebagai reaksi terhdp hal2 yg
membuat stress, sehingga menimbulkan “obesitas
reaktif”, terutama pada individu dg predisposisi utk
bertambah BB
Obesitas sbg penyebab timbulnya berbagai gangguan.
Psikologis tidak termasuk disini
Obesitas sebagai efek samping penggunaan obat2an
tidak termasuk
F50.5 Muntah yang berhubungan
dengan gangguan lainnya
Selain merangsang muntah oleh diri sendiri pada
bulimia nervosa, muntah berulang dpt jg terjadi pd
Gg. Disosiatif (F.44.-), gg. Hipokondrik (F45.2) dimana
muntah merupakan salah satu dari beberapa gejala
fisik. Ini didiagnosis sesuai dg gg. Utamanya.
Diagnosis ini termasuk: hiperemis gravidarum
psikogenik, muntah psikogenik
F50.8 Gangguan makan lainnya
Termasuk: pica non-organik masa dewasa, kehilangan
nafsu makan psikogenik
F50.9 Gangguan makan YTT
Etiologi Anoreksia Nervosa
Faktor biologis,
sosial dan
psikologis terkait sebagai penyebab anoreksia.
Terapi Anoreksia Nervosa
Rawat Inap di Rumah Sakit mengembalikan keadaan gizi pasien; dehidrasi, kelaparan,
dan ketidakseimbangan elektrolit.
Psikoterapi :
Terapi Prilaku-Kognitif efektif untuk mencetuskan peningkatan BB
Psikoterapi Dinamik Psikoterapi ekspresif-suportif yang dinamik kadang-kadang
digunakan untuk terapi pasien AN pasien resistensi sulit dilakukan
Terapi Keluarga
Farmakoterapi :
Obat pasti belum ditemukan, namun obat-obat dibawah ini dilaporkan pernah
digunakan :
Cyproheptadine
Amytriptilin
Clomipramine
Pimozide
Chlorpromazine
Fluoxetine
Terapi Bulimia Nervosa
Sebagian besar tidak membutuhkan rawat inap, terapi
rawat jalan tidak sulit
Psikoterapi :
Terapi prilaku kogniitif
Psikoterapi dinamik
F51 Gangguan Tidur Non-Organik
F51.0 Insomnia non-organik
F51.1 Hipersomnia non-organik
F51.2 Gangguan jadwal tidur-jaga-non-organik
F51.3 Somnambulisme (sleep walking)
F51.4 Teror tidur (night terors)
F51.5 Mimpi buruk (nightmares)
F51.8 Gangguan tidur non organik lainnya
F51.9 Gangguan tidur non organik YTT
Kelompok gangguan ini termasuk :
dyssomnia: kondisi psikogenik primer dimana
gangguan utamanya adalah jumlah, kualitas atau
waktu tidur yang disebabkan oleh hal-hal emosional
(insomnia, hipersomnia, dan gangguan jadwal tidur-
jaga)
parasomnia: peristiwa episode abnormal yang terjadi
selama tidur (somnambolisme, teror tidur, dan mimpi
buruk)
F51.0 Insomnia non-organik
Diagnosis pasti :
Kesulitan masuk tidur/mempertahankan tidur, atau
kualitas tidur yg buruk
gangguan terjadi min 3x/minggu selama min. 1 bulan
Adanya preokupasi dg tdk bisa tidur & peduli yang
berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari &
sepanjang siang hari
Ketidakpuasan thdp kuantitas &/kualitas tidur
menyebabkan penderitaan yang cukup berat &
mempengaruhi fungsi dalam sosial & pekerjaan
F51.1 Hipersomnia non-organik
Diagnosis pasti :
Rasa kantuk pada siang hari yg berlebihan/adanya
serangan tidur (tidak disebabkan oleh jumlah tidur yg
kurang), dan atau transisi yang memanjang dari saat mulai
bangun tidur s.d. sadar sepenuhnya.
Gangguan. Tidur terjadi setiap hari >1 bulan/berulang
dengan kurun waktuyang lebih pendek, menyebabkan
penderitaan yang cukup berat & mempengaruhi fungsi
sosial
Tidak ada gejala tambahan “nacrolepsy” atau bukti klinis
“sleep apnoe”
Tidak ada kondisi neurologis atau medis yg menunjukkan
gejala rasa kantuk pd siang hari
F51.2 Gangguan jadwal tidur-jaga-
non-organik
Diagnosis pasti :
Pola tidur-jaga dari individu tidak seirama dengan
pola tidur-jaga yang normal bagi masyarakat setempat
Insomnia pada waktu orang-orang tidur dan
hipersomnia pada kebanyakan orang jaga, yang
dialami hampir setiap hari utk sedikitnya 1
bulan/berulang dengan kurun waktu yang lebih
pendek
Ketidakpuasan dalam kuantitas, kualitas, dan waktu
tidur menyebabkan penderitaan yang cukup berat &
mempengaruhi fungsi dalam sosial & pekerjaan
F51.3 Somnambulisme (sleep
walking)
Diagnosis pasti :
Gejala utama: 1/> episode bangun dari tempat tidur,
biasanya pada 1/3 awal tidur malam, & terus berjalan-jalan
(kesadaran berubah)
Selama 1 episode, individu menunjukkan wajah bengong,
relatif tidak memberi respon terhadap upaya orang lain
untuk mempengaruhi keadaan & hanya dapat
disadarkan/dibangunkan dari tidurnya dg susah payah
Pd waktu sadar/bangun (setelah 1 episode/besok paginya),
individu tidak ingat apa yg terjadi
Dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun, tidak
ada gg. Aktivitas mental
Tidak ada bukti adanya GMO
F51.4 Teror tidur (night terors)
Diagnosis pasti :
Gejala utama : 1/> episode bangun tidur, mulai berteriak
karena panik, disertai anxietas yang hebat, seluruh tubuh
bergetar, dan hiperaktivitas otonomik spt jantung
berdebar-debar, napas cepat, pupil melebar, & berkeringat
Episode berulang, lamanya 1-10 menit, & terjadi pd 1/3 awal
tidur malam
Secara relatif tidak bereaksi thd berbagai upaya org lain
utk mempengaruhi keadaan teror tidurnya, setelah bangun
terjadi disorientasi & gerakan berulang
Tidak ada bukti adanya GMO
F51.5 Mimpi buruk (nightmares)
Diagnosis pasti :
Terbangun dari tidur berkaitan dengan mimpi yang
menakutkan yang dapat diingat kembali dengan rinci
dan jelas
Biasanya mimpi berkisar ancaman kelangsungan
hidup, keamanan, ataupun harga diri
Setelah terbangun dari mimpi, individu segera sadar
penuh dan mampu mengenali lingkungannya
Pengalaman mimpi buruk biasanya menyebabkan
penderitaan yang cukup berat bagi individu
F51.8 Gangguan tidur non organik lainnya
F51.9 Gangguan tidur non organik YTT
Etiologi Insomnia
Lingkungan
Higiene tidur yang buruk, perubahan zona waktu, perubahan
pola tidur, pergantian waktu kerja
Fisiologis
Kehilangan kerabat, ujian, pindah rumah
Psikiatrik
Ansietas akut, depresi, mania,sindrom otak organik
Fisik
Nyeri, arthritis, nokturia, gangguan GIT track
Farmakologis
Kafein, alkohol, stimulan
Parasomia
Apnea tidur
Terapi Gangguan Tidur
Insomnia Primer
Mendengarkan musik relaksasi
Meditasi
Tearpi obat : benzodiazepin, zolpidem, zaleplon serta
hipnotik lainnya
Obat tidur seperti flurazepam,triazolam.
Hipersomnia Primer
Terdiri atas obat-obatan stimulan, seperti
amfetamin,yang diberikan pagi atau sorehari. Obat
antidepresan nonsedasi seperti buproprion
(wellbutrin)
Dan stimulan baru modafinil ((provigil.
F52 Disfungsi Seksual Bukan Disebabkan
Oleh Gangguan atau Penyakit Organik
F52.0 Kurang atau hilangnya nafsu seksual
F52.1 Tidak menyukai dan tidak menikmati seks
F52.2 Kegagalan dari respon genital
F52.3 Disfungsi orgasme
F52.4 Ejakulasi dini
F52.5 Vaginismus nonorganik
F52.6 Dispareunia nonorganik
F52.7 Dorongan seksual yang berlebihan
F52.8 Disfungsi seksual lainnya, bukan disebabkan
oleh gangguan atau penyakit organik
F52.9 Disfungsi seksual YTT, bukan disebabkan oleh
gangguan atau penyakit organik
Disfungsi Seksual
Berbagai cara dimana individu tidak dapat melakukan
hubungan seksual sebagaimana yang diharapkan
Hal ini dapat berupa:
Kurangnya minat
Kurangnya kenikmatan
Kegagalan respon fisiologis yang perlu diperhatikan untuk
interaksi seksual (ex: ereksi)
Ketidakmampuan untuk mengendalikan orgasme
F52.0 Kurang atau hilangnya nafsu seksual
Merupakan masalah utama & bukan gangguan
sekunder dari kesulitan seksual lainnya
F52.1Tidak menyukai dan tidak menikmati seks
F52.10 Penolakan seksual, adanya perasaan negatif
terhadap interaksi seksual, sehingga aktifitas seksual
dihindarkan
F52.11 Kurangnya kenikmatan seksual, respon seksual
berlangsung normal & mengalami orgasme, tetapi
kurang ada kenikamatan yg memadai
F52.2 Kegagalan dari respon
genital
Masalah utama pada pria disfungsi ereksi, misalnya
kesukaran untuk terjadinya atau mempertahankan
ereksi yg memadai utk suatu hub. Seksual yg
memuaskan
Pada wanita adalah kekeringan vagiana atau kegagalan
lubrikasi
F52.3 Disfungsi orgasme
Baik orgasme tidak terjadi sama sekali maupun yg sangat
terlambat. Termasuk: “psychogenic anorgasmy”
F52.4 Ejakulasi dini
Ketidakmampuan mengendalikan ejakulasi sedemikian rupa
sehingga masing-masing menikmati hubungan seksual
F52.5 Vaginismus nonorganik
Spasme dari otot sekitar vagina, yang menyebabkan
tertutupnya liang vagina , masuknya penis menjadi sulit,
atau berasa nyeri
F52.6 Dispareunia nonorganik
Rasa nyeri yang berhubungan seksual yang terjadi pada
wanita maupun pria. Diagnosis dibuat bila tidak ada
kelainan seksual primer lainnya (vaginismus atau
keringnya vagina)
F52.7 Dorongan seksual yang berlebihan
Dorongan seksual yang berlebihan (hiperseks) yang timbul
biasanya pada akhir masa remaja atau pada dewasa muda
F52.8 Disfungsi seksual lainnya, bukan disebabkan
oleh gangguan atau penyakit organik
F52.9 Disfungsi seksual YTT, bukan disebabkan oleh
gangguan atau penyakit organi
Etiologi Disfungsi Seksual