Jantung Koroner
Jantung Koroner
OLEH
Dra. SUHATRI .MS. Apt
Jantung Koroner
Untaian proses aterosklerosis
Komposisi plak dan sumbatan: LDL-C, sel2 radang dan bekuan darah ( trombus )
Vulnerable plaque
Key role of the macrophage in vascular wall
inflammation
Vulnerable plaque
Key role of the macrophage in the degradation of the
fibrous cap
• Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan otot
jantung terhadap oksigen dengan penyediaan yang
di pasok oleh pembuluh darah koroner.
• Dapat disebabkan oleh penyumbatan atheroma (plak)
pada dinding bagian dlm pembuluh darah koroner.
• Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit
Jantung Koroner :
• Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi
• Kadar Kolesterol HDL rendah
• Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
• Merokok
• Diabetes Mellitus
• Kegemukan
• Riwayat keturunan penyakit jantung dalam
keluarga
• Kurang olah raga
• Stress
Apakah akibatnya bila pembuluh darah koroner
tersumbat?
• Mendadak, tidak dapat segera diganti fungsinya
oleh pembuluh darah koroner yang lain maka
otot jantung yang dialirinya akan mengalami
nekrosis.
• Gejalanya sangat bergantung berapa persen
penyumbatan terjadi dan berapa banyak
pembuluh darah yang terkena.
GEJALA ( mulai dari yang paling ringan
sampai terberat ):
• Nyeri dada (Angina pectoris)
• Nyeri dada yang tidak stabil (Unstable
Angina pectoris)
• Nekrosis (matinya) sebagian otot jantung
(Infark Myocard)
• Mati Mendadak
ANGINA
Penyebab/pencetus Angina paling sering adalah
1. Obstruksi (penyumbatan) oleh ateroma
pembuluh darah koroner besar (Angina
aterosklerosklerotik/A Pektoris)
2. Spasme(kejang) pembuluh koroner
(A angiospastik/A varian/Prinsmetal)
3. Hipertensi
4. Hipertiroid
5. Anemia berat
Aliran darah koronaria iskemia &
infark
• Iskemia Koronaria akibat
atherosklerosis, & menyebabkan nyeri
angina.
• Iskemia mendadak disebabkan oleh
terbentuk trombosis & dapat
menyebabkan infark miokadium
• Angina timbul akibat tidak seimbang
antara kebutuhan oksigen otot jantung
dengan yg disuplai melalui pembuluh
koroner
diagnosa
• Deteksi Penyakit Jantung Koroner
Adanya penyakit Jantung Koroner antar lain : EKG, Treadmill,
Echokardiografi dan Arteriorgrafi Koroner (yang sering dikenal
sebagai Kateterisasi).
• ECG dapat diketahui kemungkinan adanya kelainan pada jantung
dengan tingkat ketepatan 40%.
• Bila dianggap perlu dianjurkan melakukan pemeriksaan Treadmill
Echokardiografi.
• Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut akan dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan Arteriografi Koroner (Kateterisasi) yang
mempunyai tingkat ketepatan paling tinggi (99 - 100%) untuk
memastikan apakah Anda mempunyai Penyakit Jantung koroner.
• Apakah Kateterisasi Jantung?
Kateterisasi Jantung merupakan pemeriksaan yang
bertujuan untuk memeriksa struktur serta fungsi jantung,
termasuk ruang jantung, katup jantung, otot jantung,
sserta pembuluh darah jantung termasuk pembuluh
darah koroner, terutama untuk mendeteksi adanya
pembuluh darah jantung yang tersumbat.
• Prosedur dilakukan oleh Dokter Spesialis dengan
menggunakan alat Angiografi. Dengan pemberian zat
kontras melalui kateter, dokter dapat mengetahui
secara tepat letak, luas, serta berat atau derajat
penyempitan pembuluh darad koroner.
• Hasil akan di rekam secara jelas di dalam film atau CD
(Compact Disc)
• Bagaimana dengan hasil Kateterisasi Jantung?
Dokter akan menjelaskan hasil film yang direkam selama
tindakan dan kemungkinan pengobatan selanjutnya.
• Bila hasil dari film diketahui adanya penyempitan
pembuluh koroner, maka dokter akan mengobati dengan
obat atau dengan tindakan pelebaran bagian pembuluh
darah jantung yang menyempit atau tersumbat dengan
menggunakan alat alat tertentu atau ditiup,
• Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty, di
singkat PTCA atau akhir akhir ini disebut
Percutaneous Coronary intervention yang disingkat
PCI
• Atau dilakukan Operasi Jantung Terbuka (Open Heart
Surgery) untuk memasang pembuluh darah baru
menggantikan pembuluh darah jantung yang tersumbat
Coronary Artery Bypass Surgery disingkat CABG.
• Bagaimana dengan resiko Kateterisasi Jantung?
Peralatan Angiografi dan berkembangnya teknik teknik
baru, pada umumnya tindakan kateterisasi secara
praktis dianggap tidak ada resiko.
• Menurut data statistik dari ribuan pasien yang telah
menjalankan kateterisasi di RS Medistra menunjukkan
bahwa angka keberhasilannya amat tinggi, setingkat
dengan yang dilakukan di Amerika Serikat.
• Tindakan "Peniupan" (PTCA-PCI)
Tindakan "peniupan" atau "balonisasi" atau "Angioplasti"
bertujuan untuk melebarkan penyempitan pembuluh
koroner dengan menggunakan kateter khusus yang
ujungnya mempunyai balon. Balon dimasukkan dan
dikembangkan tepat ditempat penyempitan pembuluh
darah jantung. Dengan demikian penyempitan tersebut
menjadi terbuka.
• Untuk menyempurnakan hasil peniupan ini, kadang -
kadang diperlukan tindakan lain yang dilakukan dalam
waktu yang sama, seperti pemasangan ring atau
cincin penyanggah (Stent), pengeboran kerak di
dalam pembuluh darah (Rotablation) atau
pengerokan kerak pembuluh darah (Directional
Atherectomy).
Apa yang harus dilakukan bila terkena penyakit
jantung koroner ?
• Hindari faktor resiko yang bisa dihindari
• Bila sudah terkena, harus disiplin berobat.
• Dengan memahami bahwa penyakit kardiovaskuler
(pembuluh darah jantung) merupakan proses
pengobatan seumur hidup, maka diperlukan beberapa
komponen terapi seperti pendidikan kesehatan,
bimbingan tentang pola makan dan metabolisme tubuh,
serta bimbingan psikologis untuk membantu
penyembuhan pasien.
Congestive Heart Failure
(CHF)
• A. Definisi
• Congestive Heart Failure (CHF) atau
gagal jantung adalah ketidakmampuan
jantung untuk memompa darah secara
adekuat ke seluruh tubuh (sel-sel seluruh
tubuh) (Ebbersole, Hess,1998).
Klasifikasi
• 1. Gagal jantung akut -kronik
• Gagal jantung akut terjadinya secara tiba-tiba
• Gagal jantung kronik terjadinya secara perlahan
2. Gagal Jantung Kanan- Kiri
• Gagal jantung kiri terjadi karena ventrikel kiri gagal untuk
memompa darah secara adekuat sehingga
menyebabkan kongesti (bendungan) pulmonal,
hipertensi dan kelainan pada katub aorta/mitral
• Gagal jantung kanan, disebabkan peningkatan tekanan
pulmo akibat gagal jantung kiri yang berlangsung cukup
lama sehingga cairan yang terbendung akan
berakumulasi secara sistemik di kaki, asites,
hepatomegali, efusi pleura, dll.
3.Gagal Jantung Sistolik-Diastolik
• Sistolik terjadi karena penurunan
kontraktilitas ventrikel kiri sehingga
ventrikel kiri tidak mampu memompa
darah akibatnya kardiak output menurun
dan ventrikel hipertrofi
• Diastolik karena ketidakmampuan
ventrikel dalam pengisian darah akibatnya
stroke volume cardiac output turun.
B. Etiologi
Penyebab gagal jantung kongestif yaitu:
• Kelainan otot jantung
• Aterosklerosis koroner
• Hipertensi sistemik atau pulmonal
• Peradangan dan penyakit miokardium
• Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar,
tamponade perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis
katup AV
• Faktor sistemik seperti demam, tirotoksikosis, hipoksia,
anemia.
C. Patofisiologi
Penyebabnya
• Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan
asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
• terjadi infark miokardium dan terjadinya gagal jantung.
• Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)
meningkatkan beban kerja jantung dan mengakibatkan hipertrofi
serabut otot jantung. (sebagai mekanisme kompensasi terjadi
peningkatan kontraktilitas jantung/takiaritmia sehingga kebutuhan
oksigen otot jantung meningkat dan dapat terjadi hipoksia dan
asidosis akibat penumpukan asam laktat).
• .
• hipertrofi otot jantung (tidak dapat berfungsi secara
normal), dan akhirnya akan terjadi gagal jantung