Anda di halaman 1dari 41

IZIN PRAKTIK

DAN PELAKSANAAN
PRAKTIK KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011
Landasan Hukum
• sebagai pelaksanaan Pasal 38 ayat (3) dan Pasal
43 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran,
• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
• Undang–Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
• Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 299/Menkes/
Per/II/2010 tentang Penyelenggaraan Program
Internsip Dan Penempatan Dokter Pasca Internsip
Surat Izin Praktik
 Setiap dokter yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib
memiliki surat izin praktik. [Psl 36]

 Surat izin praktik adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah


kepada dokter yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah
memenuhi persyaratan. [Psl 1(7)]

 Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam


pasal 36, dokter harus
a. Memiliki surat tanda registrasi dokter yang masih berlaku
b. Mempunyai tempat praktik
c. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi

 Surat izin praktik masih tetap berlaku sepanjang


a. STR dokter masih berlaku
b. Tempat praktik masih sesuai dengan yang tercantum dalam surat
izin praktik
REGISTRASI
UUPK 29 /2004

• Setiap dokter yang melakukan praktik kedokteran di


Indonesia wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Dokter
• Surat Tanda Registrasi Dokter adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada
dokter yang telah diregistrasi
• Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap dokter
yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah
mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui
secara hukum untuk melaksanakan tindakan profesinya
Persyaratan Registrasi
(UU 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran)

Persyaratan untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter


(1) Memiliki ijazah dokter ( Institusi Pendidikan Kedokteran)
(2) Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji
dokter ( Institusi Pendidikan Kedokteran)
(3) Memiliki Surat Keterangan sehat fisik dan mental (
dikeluarkan oleh dokter yg memiliki Surat Izin Praktek)
(4) Memiliki Sertifikat Kompetensi ( Kolegium Dokter
Indonesia / KDI)
(5) Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi
Sertifikat Kompetensi

UUPK 29/2004
Sertifikat Kompetensi (dokter) adalah surat tanda
pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter untuk
menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia
setelah lulus uji kompetensi

Perkonsil No 1 / 2005 – Registrasi, Bab I, Pasal 1


(7) Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan
terhadap kemampuan seorang dokter atau dokter gigi
untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh
Indonesia setelah lulus uji kompetensi yang dikeluarkan
oleh kolegium terkait
Sertifikasi – Registrasi – SIP Dokter
Lulusan Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia 1994

FK KDDKI KKI IDI Dinkes


Cabang Kab/Kota
Pend Ijazah UKDI Sert STR Rekomendasi SIP
Ked Dokter Komp

PPDS
Praktik Mandiri
Layanan Primer
Sert
Komp

Re-sertifikasi P2KB

KDDKI : Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia


Sertifikasi – Registrasi – SIP Dokter
Lulusan Kurikulum Berbasis Kompetensi 2005

FK KDDKI KKI IDI Dinkes


Cabang Kab/Kota
Pend Ijazah UKDI Sert STR Rekomendasi SIP
Ked Dokter Komp Internsip
KBK Internsip

KIDI Provinsi

Surat Tanda STR Rekomendasi SIP


Internsip Selesai
Internsip
Praktik Mandiri
Layanan Primer
Sert PPDS
Komp

Re-Sertifikasi P2KB
Ijazah
pengakuan terhadap prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu
jenjang pendidikan [UU 20/2003 Sisdiknas psl 61]

Sertifikat Kompetensi
pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan
tertentu setelah lulus uji kompetensi [UU 20/2003 Sisdiknas psl
61, UUPK 29/2004]

Surat Tanda Registrasi / STR


pemberian kewenangan [UU 29/2004 Praktik Kedokteran] psl 35

Surat izin praktik


bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter yang akan
menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi
persyaratan. [UUPK 29/2004, Psl 1(7)]
UUPK 29/2004 psl 35

Dokter atau Dokter Gigi yang telah memiliki surat tanda regsitrasi
mempunyai wewenang melakukan praktik kedokteran sesuai dengan
pendidikan dan kompetensi yang dimiliki, yang terdiri atas:

a. Mewawancarai pasien
b. Memeriksa fisik dan mental pasien
c. Menentukan pemeriksaan penunjang
d. Menegakkan diagnosis
e. Menentukan penataklaksanaan dan pengobatan pasien
f. Melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
g. Menulis resep obat dan alat kesehatan
h. Menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi.
i. Menyimpan obat dalam jumlah dan jenis yang diizinkan
j. Meracik dan menyerahkan obat kepada pasien, bagi yang
praktik di daerah terpencil yang tidak ada apotik.
KETENTUAN UMUM (BAB I)
• Praktik kedokteran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
dokter dan dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya
kesehatan.

• Dokter dan Dokter Gigi adalah lulusan pendidikan kedokteran atau


kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui
oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundangundangan.

• Dokter dengan kewenangan tambahan adalah dokter dan dokter


gigi dengan kewenangan klinis tambahan yang diperoleh melalui
pendidikan dan pelatihan yang diakui organisasi profesi untuk
melakukan praktik kedokteran tertentu secara mandiri.
• Surat Izin Praktik, selanjutnya disingkat SIP adalah bukti
tertulis yang diberikan dinas kesehatan kabupaten/kota
kepada dokter dan dokter gigi yang akan menjalankan
praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan.

• Surat Tugas adalah bukti tertulis yang diberikan dinas


kesehatan provinsi kepada dokter atau dokter gigi dalam
rangka pelaksanaanpraktik kedokteran pada fasilitas
pelayanan kesehatan tertentu.

• Surat Tanda Registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah


bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran
Indonesia kepada dokter dan dokter gigi yang telah
diregistrasi.
• Pelayanan kedokteran adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh dokter dan dokter gigi sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya yang dapat berupa pelayanan promotif, preventif,
diagnostik, konsultatif, kuratif, atau rehabilitatif.
• Standar pelayanan adalah pedoman yang harus diikuti oleh dokter
atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran.
• Standar profesi adalah batasan kemampuan (knowledge, skill and
professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang
dokter atau dokter gigi untuk dapat melakukan kegiatan
profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh
organisasi profesi.
• Standar prosedur operasional adalah suatu perangkat
instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan
suatu proses kerja rutin tertentu yang memberikan langkah yang
benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang
dibuat oleh fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan standar
profesi.
• Organisasi profesi adalah Ikatan Dokter Indonesia untuk
dokter dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia untuk dokter
gigi.
• Konsil Kedokteran Indonesia, selanjutnya disingkat KKI
adalah suatu badan otonom, mandiri, non struktural, dan
bersifat independen yang terdiri atas Konsil Kedokteran
dan Konsil Kedokteran Gigi.
• Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia,
selanjutnya disingkat MKDKI adalah lembaga yang
berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan
yang dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penerapan
disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, dan
menetapkan sanksi.
• Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
IZIN PRAKTIK
• Setiap Dokter dan Dokter Gigi yang menjalankan praktik kedokteran
wajib memiliki SIP.
– dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
– mempertimbangkan keseimbangan antara jumlah Dokter dan Dokter
Gigi dengan kebutuhan pelayanan kesehatan
1. SIP bagi Dokter dan Dokter Gigi dapat berupa SIP dokter, SIP dokter
gigi, SIP dokter spesialis, dan SIP dokter gigi spesialis.
2. SIP bagi dokter peserta program internsip berupa SIP Internsip dengan
kewenangan yang sama dengan dokter.
3. SIP bagi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) atau
peserta Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) berupa
SIP dokter atau SIP dokter gigi dengan kewenangan sesuai
kompetensi yang ditetapkan oleh Ketua Program Studi (KPS).
4. SIP bagi peserta program dokter dengan kewenangan tambahan yang
memperoleh penugasan khusus di fasilitas pelayanan kesehatan
tertentu berupa SIP dokter dengan kewenangan sebagaimana
tercantum dalam surat keterangan kompetensi yang dikeluarkan oleh
Kolegium.
SURAT KEPUTUSAN PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA
No. 342.A/PB/A.4/03/2009
TENTANG PROGRAM INTERNSIP, 30 MARET 2009

Mengesahkan Program Internsip sebagai pelatihan yang wajib


diikuti oleh dokter yang akan melakukan praktik mandiri guna
memperoleh sertifikat kompetensi dokter layanan primer.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
NO. 299/MENKES/PER/II/2010
TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM
INTERNSIP DAN PENEMPATAN DOKTER PASCA
INTERSNIP
Permenkes No. 299/Menkes/Per/II/2010

Bab I, Ketentuan Umum, Pasal 1


(1) Internsip adalah proses pemantapan mutu profesi dokter
untuk menerapkan kompetensi yang diperoleh selama
pendidikan, secara terintegrasi, komprehensif, mandiri, serta
menggunakan pendekatan kedokteran keluarga, dalam
rangka pemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan
dengan praktik di lapangan
(2) Peserta program internsip adalah dokter baru lulus Program
Pendidikan Dokter berbasis kompetensi yang akan
menjalankan praktik kedokteran dan/atau mengikuti
pendidikan dokter spesialis
Permenkes No. 299/Menkes/Per/II/2010

Bab I, Ketentuan Umum, Pasal 1

5. Surat Tanda Registrasi Untuk Kewenangan Internsip adalah


bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia
kepada dokter yang akan menjalankan praktik kedokteran
selama internsip.
6. Surat izin praktik internsip, selanjutnya disebut SIP Internsip,
adalah bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter
yang akan menjalankan praktik kedokteran selama internsip
setelah memiliki STR untuk kewenangan internsip.
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
INDONESIA
NOMOR: 1/KKI/PER/2010

TENTANG
REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP
Perkonsil No.1/KKI/Per/2010 tentang Registrasi Dokter
Program Internsip
Menimbang :
a. bahwa terhadap dokter lulusan program pendidikan kedokteran
dengan kurikulum berbasis kompetensi diperlukan proses pemahiran
setelah lulus dari program pendidikan;
b. bahwa proses pemahiran tersebut dilakukan melalui program
internsip setelah memperoleh sertifikat kompetensi dari kolegium
terkait;
c. bahwa program internsip yang dilakukan harus tetap
memperhatikan perlindungan masyarakat sebagai pengguna jasa
pelayanan profesi kedokteran; ( pendampingan, evaluasi)
d. bahwa di dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 42
tentang Tata Cara Registrasi, Registrasi Ulang, Registrasi Sementara
dan Registrasi Bersyarat Bagi Dokter dan Dokter Gigi belum
mengatur tentang Registrasi Bagi Dokter Peserta Internsip;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, c dan d perlu ditetapkan Peraturan Konsil
Kedokteran Indonesia yang mengatur Registrasi Bagi Dokter Peserta
Internsip.
Perkonsil No.1/KKI/Per/2010 tentang Registrasi Dokter Program
Internsip
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
(5) Internsip adalah pelatihan keprofesian berbasis kemandirian pada
pelayanan primer guna memahirkan kompetensi, meningkatkan
kinerja, dan menerapkan standard profesi pada praktik kedokteran
setelah selesai pendidikan dokter dan uji kompetensi.
(6) Peserta Internsip adalah dokter yang telah lulus program studi
pendidikan dokter dan telah lulus uji kompetensi namun belum
mempunyai kewenangan untuk praktik mandiri.
(7) Surat Tanda Registrasi (STR) dokter adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter sesuai
ketentuan perundang-undangan.
(8) Surat Tanda Registrasi Untuk Kewenangan Internsip adalah Surat
Tanda Registrasi untuk menjalankan kewenangan sebagai dokter
dalam rangka Internsip yang kedudukannya berbeda dengan Surat
Tanda Registrasi Dokter sebagaimana yang dimaksud ketentuan
angka 7 di atas.
Perkonsil No.1/KKI/Per/2010 tentang Registrasi Dokter Program
Internsip

BAB III SURAT TANDA REGISTRASI PESERTA INTERNSIP


Persyaratan Internsip, Pasal 4

(4) Surat Tanda Registrasi sebagaimana dimaksud ...... adalah Surat


Tanda Registrasi dengan catatan khusus hanya untuk
menjalankan kewenangan sebagai dokter dalam rangka
internsip.
(5) Dokter peserta internsip yang telah memiliki STR sebagaimana
ayat ... diatas diberikan kewenangan untuk melakukan praktik
pelayanan primer dan terbatas di tempat pelaksanaan
internsip.
Permenkes No. 299/Menkes/Per/II/2010

Bab II, Internsip Dokter, Bagian Kesatu, Umum, Pasal 2


(1) Setiap dokter yang baru lulus program pendidikan dokter berbasis
kompetensi yang akan menjalankan praktik kedokteran dan/atau
mengikuti pendidikan dokter spesialis harus mengikuti program
internsip.
(2) Dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus telah memiliki STR
Untuk Kewenangan Internsip yang dikeluarkan oleh Konsil Kedoktera
Indonesia
(3) STR Untuk Kewenangan Internsip sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) merupakan persyaratan untuk memperoleh SIP Internsip.
(4) SIP Internsip sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Permenkes No. 299/Menkes/Per/II/2010

Bab II, Internsip Dokter, Bagian Kesatu, Umum, Pasal 3

(1) STR Untuk Kewenangan Internsip dan SIP Internsip hanya


berlaku selama menjalani internsip
(2) Setiap dokter yang telah menyelesaikan program Internsip
memperoleh Surat Tanda Selesai Internsip.
Perkonsil No.1/KKI/Per/2010 tentang Registrasi Dokter
Program Internsip

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1


(11) Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) adalah
lembaga yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan
bertanggung jawab kepada Menteri melalui Kepala
Badan Pusat Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
yang bertugas menjalankan program internsip di
Indonesia.
Permenkes No. 299/Menkes/Per/II/2010

Bab I, Ketentuan Umum, Pasal 1

(7) Komite Internsip Dokter Indonesia, selanjutnya


disingkat KIDI, adalah lembaga non-struktural di
dalam Badan Pengembangan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan yang melaksanakan
program internsip
KEPMENKES NO. 1227/MENKES/SK/XII/2009
TENTANG PEDOMAN INTERNSIP DOKTER INDONESIA

Pedoman Internsip Dokter Indonesia terdiri dari (1) Buku Pedoman


Pelaksanaan Internsip Dokter Indonesia, (2) Buku Pedoman Peserta
Internsip Dokter Indonesia, (3) Buku Pedoman Pendamping Internsip
Dokter Indonesia, (4) Buku Pedoman Wahana Internsip Dokter
Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;

Pedoman Internsip Dokter Indonesia sebagaimana dimaksud dalam


diktum kedua disusun oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Konsil Kedokteran Indonesia, Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga
Indonesia (KDDKI), Asosiasi Institusi Kedokteran Indonesia (AIPKI);

Pedoman Internsip Dokter Indonesia sebagaimana dimaksud dalam


diktum kedua merupakan acuan dan diperuntukkan bagi semua pihak
yang terkait dalam peyelenggaraan Internsip Dokter Indonesia;
Alur Kegiatan Peserta

KIDI WILAYAH / PROPINSI Penetapan peserta


Pembekalan peserta (3 hari)

Hari I :
o Lapor ke Koordinator Wahana
o Orientasi lapangan (RS, Puskesmas,
WAHANA Masyarakat)
Hari II, dst :
o Rotasi sesuai dengan jadwal dari wahana
o Pengisian log book dan penyusunan
portofolio sesuai kasus yang didapat
o Konsultasi dengan pendamping sesuai
jadwal
o Presentasi kasus
Hari terakhir rotasi di 1 wahana:
Memberikan laporan kepada koordinator berupa
:
o Buku log yang sudah ditanda tangani
pendamping
o Portofolio
o Borang-borang laporan
o Daftar hadir

 Verifikasi hasil pelaksanaan


KIDI  Surat Laporan Pelaksanaan
WILAYAH/PROPINSI Internsip
Penunjukkan Wahana dan SIP Internsip
A. Penunjukan wahana untuk kepentingan pengurusan Surat Ijin
Praktek (SIP) di wahana Internsip :
1. Wahana ditentukan oleh Komite Internsip Dokter Indonesia
(KIDI)
2. Setiap peserta mendapat 2 wahana (Rumah Sakit dan
Puskesmas atau tempat lain)
B. Surat Ijin Praktik (SIP) Internsip
1. Sebelum memperoleh SIP Internsip, peserta mengajukan
permohonan secara kolektif kepada KIDI Pusat melalui KIDI
Propinsi untuk pengurusan STR Internsip di Konsil
Kedokteran Indonesia.
2. SIP Internsip disesuaikan dengan wahana yang akan
ditempati peserta
3. SIP Internsip diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota setempat dikoordinasi oleh KIDI Propinsi
4. SIP Internsip sudah harus diterima peserta sekurang-
kurangnya 1 minggu sebelum program internsip dimulai
Penjadwalan kegiatan
Kegiatan dilakukan selama 12 bulan di wahana Internsip yang telah
ditentukan berupa kegiatan di ruang rawat inap, poliklinik, UGD Rumah
Sakit, dan di Puskesmas
1. Rumah Sakit
Rawat Jalan & Rawat Inap  4 bulan
1. Medik
2. Bedah
3. Kejiwaan
2. Rumah Sakit
UGD  4 bulan
3. Puskesmas  4 bulan
Rawat Jalan/Inap
1. Poli umum
2. Kunjungan rumah
3. Paliatif
4. Ceramah kesehatan
5. Dinas luar
Kegiatan Peserta
Lingkup
o Melakukan layanan primer dengan pendekatan Dokter
Keluarga pada pasien secara pofesional yang meliputi kasus
medik dan bedah, kedaruratan dan kejiwaan baik pada anak,
dewasa dan lanjut usia
1. Melakukan konsultasi dan rujukan
1. Melakukan kegiatan ilmiah medik
2. Melakukan kegiatan kesehatan masyarakat
Bentuk
o Praktik
o Presentasi
o Pengisian buku log
o Laporan kasus
Laporan dan Presentasi Peserta
(1) Laporan kasus
Laporan kasus dituliskan dalam bentuk portofolio. Kasus yang
dilaporkan dalam bentuk portofolio adalah kasus untuk suatu
penyakit, jadi untuk kasus yang sama tidak perlu dibuat portofolio
lagi
(2) Presentasi kasus
Presentasi kasus dibuat seperti laporan
(3) Laporan pelayanan
Laporan pelayanan dibuat setiap hari berdasarkan kasus yang
diperoleh. Semua kasus yang dikerjakan harus dituliskan didalam
laporan pelayanan
(4) Laporan penyuluhan
Laporan penyuluhan dibuat untuk kegiatan klinis kepada individu
dan kesehatan masyarakat kepada kelompok masyarakat.
Perkonsil No. 1/KKI/PER/I/2010 tentang Registrasi Dokter Program
Internsip

BAB IV JANGKA WAKTU PROGRAM INTERNSIP


Pasal 6
(1) Jangka waktu pelaksanaan program internsip
dilaksanakan dalam waktu 1 (satu) tahun. Apabila
kompetensi belum dapat dicapai sesuai ketentuan maka
dapat diperpanjang sesuai waktu yang dibutuhkan untuk
mencapainya.
(2) Apabila setelah melewati jangka waktu tertentu peserta
internsip tidak memenuhi persyaratan sesuai ketentuan,
maka dinyatakan tidak dapat melanjutkan program
internsip dan tidak boleh berpraktik profesi dokter
Perkonsil No. 1/KKI/PER/I/2010 tentang Registrasi Dokter Program
Internsip

BAB V WAHANA PELATIHAN INTERNSIP Pasal 7

(1) Agar kegiatan internsip dapat terlaksana dengan baik harus tersedia
wahana atau tempat pelaksanaan internsip yang terakreditasi dan
memenuhi syarat agar peserta internsip dapat mecapai kompetensi
sesuai yang diinginkan.
(2) Yang dimaksud dengan wahana sebagaimana disebutkan ayat (1)
adalah:
a. Rumah sakit;
b. Klinik dokter keluarga;
c. Pusat Kesehatan Masyarakat;
d. Balai Kesehatan Masyarakat; dan
e. Klinik layanan primer lainnya milik pemerintah dan swasta.
Wahana Pelatihan Internship

Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Wahana Internship Dokter

 Rumah Sakit Kelas C dan D, dilakukan pada


• Unit yang memberikan pelayanan kedokteran primer secara
komprehensif (4 bulan)
• Unit Gawat Darurat (4 bulan)
 Puskesmas dan/atau puskesmas dengan perawatan (4 bulan)
(Klinik Layanan Primer lainnya milik Pemerintah dan Swasta)
Perkonsil No. 1/KKI/PER/I/2010 tentang Registrasi Dokter
Program Internsip
BAB V WAHANA PELATIHAN INTERNSIP Pasal 7

(3) Layanan yang dilakukan wahana pelatihan meliputi:


a. Setiap hari memberikan layanan kesehatan dan kedokteran kepada
masyarakat, termasuk layanan kedaruratan medik dan bedah
sederhana;
b. Setiap hari sekurang-kurangnya melayani 20 pasien atau kasus,
dengan jenis yang bervariasi, serta ada sebaran umur dan sebaran
jenis kelamin
c. Memiliki sarana klinik laboratorium dan sarana farmasi sendiri yang
cukup memadai; dan
d. Tersedia tenaga dokter yang menjadi pendamping.

(4) Wahana yang dipergunakan internsip sebagaimana disebutkan dalam


ayat (1) harus memenuhi standard yang ditentukan dan terakreditasi
oleh badan akreditasi/KIDI yang terdiri dari sekelompok pakar guna
mempertahankan dan meningkatkan mutu program internsip.
PENDAMPINGAN
o Setiap peserta Internsip mendapat pendamping seorang dokter yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:

• Dokter yang masih aktif praktek minimum 2 tahun


• Bersedia mengikuti pelatihan menjadi pendamping
• Bersedia secara aktif melakukan tugas pendamping
o Peran pendamping adalah sebagai
• Role model
• Motivator
• Teman sejawat untuk berkonsultasi
• Penilai

o Seorang pendamping diperkenankan mendampingi paling banyak 5


peserta

o Pendamping akan memperoleh Sertifikat Pendamping.


Penerbitan Surat Tanda Registrasi
• Pada akhir penugasan, Pendamping melakukan penilaian
untuk memastikan pencapaian tujuan program internsip.
• Peserta yang telah menyelesaikan seluruh internsip akan
mendapatkan Surat Laporan Pelaksanaan Internsip yang:
o ditandatangani oleh Pendamping dan Koordinator Wahana
o ditujukan kepada KIDI Pusat yang akan menerbitkan Surat
Tanda Selesai Internsip (STSI)
• Komite Internsip Dokter Pusat mengirimkan STSI ke KKI
dengan tembusan ke Kolegium Dokter Indonesia.
• Berdasarkan STSI dan Sertifikat Kompetensi yang telah
diterbitkan Kolegium Dokter Indonesia, Konsil Kedokteran
Indonesia akan menerbitkan Surat Tanda Registrasi.
Permenkes No. 299/Menkes/Per/II/2010
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai