His menyebabkan pembukaan dan penipisan disamping tekanan air ketuban pada permulaan
kala I dan selanjutnya oleh kepala janin yang makin masuk ke rongga panggul dan sebagai
benda keras yang mengadakan tekanan kepada serviks hingga pembukaan menjadi lengkap.
Pada kala II ibu menambah kekuatan uterus yang sudah optimum dengan peningkatan
tekanan intraabdomen akibat ibu melakukan kontraksi diafragma dan otot-otot dinding
abdomen yg akan lebih efisien jika badan ibu berada dalam keadaan fleksi dan glotis tertutup.
Dagu ibu di dadanya, badan dalam keadaan fleksi dan kedua tangan menarik pahanya dekat
pada lutut. Dengan demikian kepala/bokong janin didorong membuka diafragma pelvis dan
vulva, setelah anak lahir, kekuatan his tetap ada untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta.
Di tingkat sel, mekanisme kontraksi ada 2, yaitu akut dan kronik. Akut, mengakibatkan
masuknya ion Calsium ke dalam sel yg dimulai dengan depolarisasi membran sel. Meningkatnya
konsentrasi Ca bebas dalam sel memicu satu reaksi berantai yg menyebabkan pembentukan
hubungan antara filamen aktin dan miosin, sehingga sel berkontraksi. Mekanisme kronik,
diakibatkan pengaruh hormon yg memediasi transkripsi gen yg meningkatkan kontraktilitas sel
yaitu CAP (Contraction Associated Protein)
Apa yg menyebabkan uterus mulai berkontraksi sampai saat ini masih belum diketahui dengan
pasti. Diperkirakan adanya sinyal biomolekuler dari janin yg diterima otak ibu akan memulai
kaskade penurunan progesteron dan estrogen, peningkatan prostaglandin dan oksitosin
sehingga terjadi tanda-tanda persalinan.