Anda di halaman 1dari 66

KONSEP DASAR

KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
Sejarah perkembangan pelayanan
Kesehatan Mental Psikiatri
Masa peradaban
Dimulai tahun 1770 – 1880
Penyebab : Dosa, makhluk halus, roh. Disebut Orang Gila
Leluhur Yunani, Romawi dan Arab : gangguan jiwa karena
tak berfungsinya organ otak
Hipocrates (abad 7 SM) : disebabkan 4 cairan tubuh
(hormon). Aristoteles menambahkan hati.
Galen (dr. Yunani) : hub. Otak
Penyembuhan dengan menggunakan kuil sbg RS, udara
bersih, sinar matahari, air bersih, olah raga, mendengarkan
suara air terjun, ritual adat, ramuan, do’a, mantra,
dilakukan di kuil.
Masa pertengahan
Klien di rawat di asylum (RSJ pertama Bethlehem
Royal Hospital Inggris)
Masa pengasingan, dikucilkan, dan dikurung.
Asylum mjd tempat klien kronik, krn tdkbisa
diobati. Kebutuhan Dasar tdk diperhatikan.
Dokter menjelaskan gejala depresi, paranoia,
delusi, histeria, mimpi buruk.
Abad 18 : masa dari analisa dan observasi (dr.
Pinel, Perancis & dr. Weyer, Jerman)
Abad 18 - 19
• Mulai psikoterapi dan klasifikasi gg jiwa
• B. Rush : Bapak psikiatrik AS (Tulis buku dan tindakan kemanusiaan)
• Th. 1783 : masa tindakan moral & RS Pennsylvania
• Th. 1843 : Thomas Kirkbridge
• Th. 1872 : di Inggris didirikan Sekolah Perawat, tokoh pengajar jiwa
Dorothea Lynde Dix
• Th. 1882 : Pend. Kep. Jiwa I di Belmont
• Th. 1890 : perawat di Rumah Sakit Jiwa (membantu dokter, mengelola
obat penenang, hidroterapi). Dari Eropa sampai Amerika mendirikan
RS, memperkerjakan pasien di kebun RS, membentuk American
Psikiatric Association, diterbitkan buku kedokteran jiwa I, bangunan RS
diletakkan diluarkota, moral treatmen, humanistik, penyadaran
masyarakat, deteksi dini gangguan mental, klasisfikasi gannguan
mental, muncul istilah skizophrenia. Sigmun Freud : Teori psiko
analisa,psikoseksualitas, neurosis, perkemb. kepribadian, psikoanalika
terapi
Abad 20
Era Psikiatri : USA : Meningk sikap masy ttg kesht mental,
meningk studi sain dan klinis, studi lingkungan holistik,
Psikological dan dinamika pelay psikiatrik, teori interpersonal
dan pendekatan multidisiplin
Th. 1909 : National Society for Mental Hygiene, sekarang
National Association for Mental Health, bangun RSJ di
pedesaan.
Th. 1915 : Linda Richards perawat psikiatri pertama AS,
pelayanan penyakit jiwa sama dengan penyakit fisik.
Th. 1915 – 1935 : Diploma Keperawatan Psikiatri oleh National
League for Nursing.
Th. 1937 : Standarisasi pelayanan RSJ.
Th. 1939 - 1955 : Kep. Psi. masuk kurikulum tp belum diakui.
Th. 1963 : Gerakan kesehatan mental masyarakat (KGD Psikiatri,
hospitalisasi, terapeutik, post perawatan).
SEJARAH KEPERAWATAN JIWA DILUAR NEGERI
• Sblm th 1860
perawatan klien jiwa dgn costudial care (tertutup &
isolatif)
• Th 1873
Linda Richards mengembangkan perawatan mental di
RSJ & mengorganisasi pelayanan & pendidikan
keperawatan jiwa di RSJ
• Th 1883
didirikan sekolah perawat yg berorientasi pd fisik & mental
di Mclean Hospital
• Th 1913
John Hopkins mendirikan sekolah perawat &
memasukkan keperawatan psikiatri dlm kurikulum.
Muncul berbagai hal, antara lain terapi somatik & ECT
• Th 1950
peran perawat psikiatri mulai berkembang
• Th 1951
Mellow mengembangkan hubungan perawat-klien mrpk
proses terapeutik
• Th 1952
Peplau mengembangkan hubungan interpersonal dlm
keperawatan
• Th 1960
fokus keperawatan psikiatri yaitu prevensi primer,
implementasi perawatan, & konsultasi dlm komunitas
• Th 1970
pengembangan kerangka kerja praktik keperawatan, yaitu
proses keperawatan & standar praktek keperawatan
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA DI INDONESIA

Th 1882 dibuka RSJ pertama di Indonesia yaitu di


Bogor

Sampai sekarang telah berdiri 34 RSJ di Indonesia. Pd


awal praktek keperawatan jiwa dilakukan dgn cara
costudial care, lalu berkembang terapi kejang listrik, dll

Dgn berkembangnya ilmu, perawatan dgn costudial care


berubah. Pasien mulai dilatih bekerja sesuai kemampuan,
walaupun ruangan masih dikunci & pasien tdk boleh
keluar ruangan.
PENGERTIAN
Kesehatan Jiwa mrpk :
1. WHO
• Kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa,
melainkan mengandung berbagai karakteristik yang
positif yang menggambarkan keselarasan dan
keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadiannya.
2. UU Kesehatan Jiwa No 3 tahun 1996
• Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual, emosional secara optimal dari seseorang dan
perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain
3. Stuart & Laraia
• Indikator sehat jiwa meliputi sifat yang positif
terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang,
memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan
diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan dan
kecakapan dalam beradaptasi dengan
lingkungan
4. Rosdahl
• Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh
berkembang dan mempertahankan keselarasan,
dalam pengendalian diri serta terbebas dari
stress yang serius.
Kriteria Sehat Jiwa,antara lain:
1. WHO, mengemukakan bahwa kriteria sehat jiwa terdiri dari:
a. Sikap positif terhadap diri sendiri
hal ini dapat dipercayai jika melihat diri sendiri secara utuh/total
b. Tumbuh dan berkembang baik fisik dan psikologis dan
puncaknya adalah aktualisasi diri
c. Integrasi
Harus mempunyai satu kesatuan yang utuh.
d. Otonomi
orang dewasa harus mengambil keputusan untuk diri sendiri dan
menerima masukan dari orang lain dengan keputusan sendiri.
e. Persepsi sesuai dengan kenyataan
Stressor sering dimulai secara tidak akurat.
Menurut Marie Yahoda ciri – ciri sehat jiwa sbb:
1. Bersikap positif terhadap diri sendiri
2. Mampu tumbuh, berkembang dan mencapai
aktualisasi diri
3. Mampu mengatasi stress atau perubahan pada
dirinya
4. Bertanggung jawab terhadap keputusan dan
tindakan yang diambil
5. Mempunyai persepsi yang realistik dan menghargai
perasaan serta sikap orang lain
6. Mampu menyesuaikan diri dengan
Menurut UU no.3 th 1966 ttg Kesehatan Jiwa
→ GANGGUAN JIWA adl keadaan adanya gangguan pd
fungsi kejiwaan, yaitu proses pikir, emosi, kemampuan &
perilaku psikomotorik, termasuk bicara

Dlm PPDGJ III gangguan jiwa :


adanya kelompok gejala atau perilaku yg ditemukan scr
klinis, yg disertai adanya penderitaan pd kebanyakan
kasus dgn terganggunya fungsi seseorang
Gejala Gangguan Jiwa
A. Gangguan Pikiran
1. Pikiran melompat (Flying of idea)
2. Pikiran melambat
3. Pikiran terhalang (Thought Blocking)
4. Perseverasi
5. Inkoherensi
Isi pikiran:
1. Obsesi
2. Konvulsi
3. Waham
a. Waham curiga:
- waham kejaran
- waham cemburu
- waham dituduh
b. Waham kebesaran
c. Waham cinta
d. Waham nihilistik
e. Waham dikendalikan
f. Waham dosa
4. Thought insertion
5. Thought Drawl
6. Thought Broadcasting
B. Gangguan persepsi
1. Ilusi
2. Halusinasi
a. Halusinasi pendengaran
b. Halusinasi penglihatan
c. Halusinasi penciuman
d. Halusinasi taktil
e. Halusinasi somatik
c. Gangguan Kesadaran
1. Clouding of conseiusnous
2. Dreamy state
3. Confusional state
4. Delirium
5. Somnolen
6. Sopor
7. Koma
d. Gangguan Perhatian
e. Gangguan Orientasi
1. Disorientasi waktu
2. Disorientasi personal
3. Disorientasi tempat
f. Gangguan Ingatan
1. Amnesia
- Amnesia Psikogenik
a. Katathymic
b. Histerical
- Amnesia Organik
a. Retrograde
b. Antegrade
2. Dysmnesia
.a. De javu
b. Konfabulasi
g. Gangguan emosi
1. Afek
a. Afek tumpul
b. Afek datar
c. Afek inappropriate
2. Mood
a. Euphoria
b. Depresi
H. Gangguan bicara
1. Gagap
2. Mutisma
3. Neologism
I. Gangguan Motorik
1. Retardasi psikomotorik
2. Stupor katatonik
3. Agitasi psikomotorik
4. Katalepsi
5. Fleksibilitas cerea
6. Stereotipi
F A K T O R PENYEBAB
GANGGUAN JIWA

• A.Penyebab umum gangguan jiwa


• 1. Faktor-faktor somatik (somatogenik) atau organobiologis
• a. Neuroanatomi
• b. Neurofisiologi
• c. neurokimia
• d. tingkat kematangan dan perkembangan organik
• e. faktor-faktor pre dan peri - natal
• 2. Faktor-faktor psikologik
• a.Interaksi ibu –anak
• b. Peranan ayah
• c. Persaingan antara saudara kandung
• d. inteligensi
• e. hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik) atau sosiokultural.
• a. Kestabilan keluarga
• b. Pola mengasuh anak
• c. Tingkat ekonomi
• d. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan
• e. Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan
fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak
memadai.
• F. Pengaruh rasial dan keagamaan
• g. Nilai-nilai
Proses Perjalanan Penyakit
Gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal
sampai dengan umur pertengahan dengan melalui beberapa fase
antara lain :
1. Fase Prodomal
• Berlangsung antara 6 bulan sampai 1 tahun
• Gangguan dapat berupa Self care, gangguan dalam akademik,
gangguan dalam pekerjaan,gangguan fungsi sosial, gangguan pikiran
dan persepsi.
2. Fase Aktif
• Berlangsung kurang lebih 1 bulan
• Gangguan dapat berupa gejala psikotik; Halusinasi, delusi,
disorganisasi proses berfikir, gangguan bicara, gangguan perilaku,
disertai kelainan neurokimiawi
3. Fase Residual
• Klien mengalami minimal 2 gejala; gangguan afek dan gangguan
peran, serangan biasanya berulang.
PENGERTIAN

• Keperawatan kesehatan jiwa adl:


1. Menurut Dorothy, Cecelia
Proses dimana perawat membantu individu/kelompok
dalam mengembangkan konsep diri yang positif,
meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih
harmonis serta agar berperan lebih produktif di
masyarakat.
2. Menurut ANA
Area khusus dalam praktek keperawatan yang
menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar
dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik dalam
meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan
mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana
klien berada
3. Menurut Kaplan Sadock
Proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan
dan mempertahankan prilaku yang akan mendukung
integrasi.
4. Caroline dalam Basic Nursing, 1999
Merawat seseorang dengan penyimpangan mental, dimana
memberikan kesempatan kepada perawat untuk
mengoptimalkan kemampuannya, harus peka, memiliki
kemampuan untuk mendengar, tidak hanya menyalahkan
dan memberikan dorongan.
5. Menurut Stuart Sundeen
Keperawatan mental adalah proses interpersonal dalam
meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang
berpengaruh pada fungsi integrasi
Konseptual Model Keperawatan
1. Psychoanalitycal (Freud, Erickson)
• Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada
seseorang apabila ego (akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id
(kehendak afsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang dalam
menggunakan akalnya untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma,
agama, maka mendorong terjadinya penyimpangan perilaku.
• Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi
bebas dan analisa mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatik masa
lalu
• Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan
mimpinya, sedangkan terapist berusaha untuk menginterprestasi pikiran
dan mimpi pasien.
• Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian
melalui keadaan-keadaan traumatik atau stressor yang dianggap
bermakna pada masa lalu dengan menggunakan pendekatan komunitasi
terapeutik setelah terjalin trust.
2. Interpersonal (Sullivan, Peplau)
• Menurut model konsep ini, kelainan jiwa sesorang bisa muncul akibat
adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan.
Ansietas timbul dan dialami seseorang akibat adanya konflik saat
berhubungan dengan orang lain (interpersonal).
• Proses terapi menurut konsep ini adalah build feeling security
(berupaya membangun rasa aman bagi klien), trusting relationship
and interpersonal satisfaction (menjalin hubungan yang saling
percaya) dan membina kepuasan dalam berrgaul dengan orang lain
dehingga klien merasa berharga dan dihormati.
• Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya
melakuan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang
biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain),
therapist use empathy and relationship (perawat berupaya bersikap
empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien)
3. Social (Caplan, Szasz)
• Menurut konsep ini, seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau
penyimpangan perilaku apabila banyaknya faktor sosial dan faktor
lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang
(social and environmental factors create stress, which cause anxiety
and symptom).
• Prinsif proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini
adalah environmen manipulation and social support (pentingnya
modifikasi lingkungan dan adanya dukungan sosial).
• Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah
paien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada
di masyarakat melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau
suami-istri. Sedangkan terapist berupaya: menggali sistem sosial
klien seperti suasana di rumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat
atau tempat kerja.
4. Existensial (Ellis, Rogers)
• Menurut teori model eksistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa
terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya.
Individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya. Membenci diri sendiri
dan mengalami gangguan dalam body image-nya.
• Prinsip dalam proses terapinya adalah: mengupayakan individu agar
berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup
orang lain yang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan,
memperluas kesadaran diri dengan cara intropeksi, bergaul dengan
kelompok sosial dan kemanusiaan, mendorong untuk menerima jati
dirinya sendiri dan menerima kritik atau feed back tentang perilakunya
dari orang lain.
• Prinsip keperawatannya adalah: klien dianjurkan untuk berperan serta
dalam memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya
dan mendapatkan feed back dari orang lain, misalnya melalui terapi
aktivitas kelompok. Terapist beruapaya untuk memperluas kesadaran
diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment
5. Supportive Therapy (Wermon, Rockland)
• Penyebab gangguan jiwa dalam konsep model ini adalah: faktor
biopsikososial dan respon maladaptif saat ini
• Aspek biologisnya menjadi maslah seperti: sering sakit maag,
migrain. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti
:mudah cemas, kurang percaya diri. Aspek sosialnya memiliki
masalah seperti: susah bergaul, menarik diri, tidak disukai,
bermusuhan.
• Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon coping adaptif,
individu diupayakan mengenal terlebih dahulu kekuatan-kekuatan
apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai
alternatif pemecahan masalahnya.
• Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi
coping yang dimiliki dan yang biasa yang digunakan klien. Terapist
berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien
untuk menyiapkan coping klien yang adaptif.
6. Medical (Meyer, Kraeplin)
Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul
akibat multifactor yang komplek meliputi: aspek fisik,
genetik, lingkungan dan faktor sosial. Sehingga focus
penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan
diagnostik, terapi somatik, farmakologik dan teknik
interpersonal.
Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis
dalam melakukan prosedur diaognostik dan terapi jangka
panjang, terapist berperan dalam pemberian terapi, laporan
mengenai dampak terapi, menetukan diagnosa, dan
menentukan jenis pendekatan tarapi yang digunakan.
(therapy, repport effects, diagnose illness, therapeutic
approach)
MODEL VIEW OF THERAPEUTIC ROLES OF PATIENT
BEHAVIORAL PROCES & THERAPIST
DEVIATION
Psychoanalitycal · Ego tidak mampu · Asosiasi bebas & · Pasien:
(Freud, Erickson) mengontrol ansietas, analisis mimpi mengungkapkan semua
konflik tidak selesai · Transferen untuk pikiran dan mimpi
memperbaiki traumatik · Terapist:
masa lalu menginterpretasi pikiran
dan mimpi pasien

Interpersonal Ansietas timbul & Build feeling security Patient: share anxieties
(Sullivan, peplau dialami secara Trusting relationship & Therapist : use empathy
interpersonal, basic fear interpersonal & relationship
is fear of rejection satisfaction

Social Social & environmental Environment Pasien: menyampaikan


(caplan,szasz) factors create stress, manipulation & social masalah menggunakan
which cause anxiety support sumber yang ada di
&symptom masyarakat
Terapist: menggali
system social klien
MODEL VIEW OF BEHAVIORAL THERAPEUTIC ROLES OF PATIENT &
DEVIATION PROCES THERAPIST

Existensial Individu gagal Experience in Klien: berperan serta


(Ellis, Rogers) menemukan dan relationship, conducted dalam pengalaman yang
menerima diri sendiri in group berarti untuk
Encouraged to accept mempelajari diri
self & control behavior Terapist: memperluas
kesadaran diri klien

Supportive Therapy Faktor biopsikososial & Menguatkan respon Klien: terlibat dalam
(Wermon,Rockland) respon maladaptive saat koping adaptif identifikasi coping
ini Terapist: hubungan yang
hangat dan empatik

Medical Combination from Pemeriksaan diagnostic, Klien: menjalani


(Meyer,Kreaplin) physiological, genetic, terapi somatic, prosedur diagnostic &
environmental & social farmakologik & teknik terapi jangka panjang
interpersonal Terapist : Therapy,
Repport
effects,Diagnose illness,
Therapeutic Approach
TUJUAN
• Menolong klien agar dpt kembali ke masyarakat
sbg individu yg mandiri & berguna
• Pencegahan mrpk tujuan utama yg terdiri dr 3
tingkat pencegahan, yaitu : primer, sekunder
dan tertier
• Perawatan umum → titik berat pd fisik, tp tdk
mengabaikan psikososial/mentalnya
• Perawatan kesehatan mental → titik berat pd
mental/psikiatri, tdk mengabaikan masalah
fisik
DERAJAT KESEHATAN JIWA

Sangat Sehat Cukup Kurang Sakit


sehat sehat sehat

Sehat jiwa Sakit jiwa

• Tdk ada batasan yg tegas antara orang yg sehat dgn


orang yg tidak sehat atau terganggu kesejahteraan jiwanya
• Tdk seorang pun selalu merasa sehat jiwa sepanjang
hidupnya. Suatu saat mereka dpt mengalami stres &
aneka gangguan kesehatan jiwa lainnya
DASAR-DASAR KESEHATAN JIWA
1. Kesehatan jiwa tdk dpt dipisahkan dr masalah
kepribadian manusia
2. Kesehatan jiwa ditentukan oleh faktor intrinsik (organo-
biologik, keturunan) & ekstrinsik (keluarga, masyarakat, &
lingkungan)
3. Kesehatan jiwa tdk terjadi dgn sendirinya, perlu
usaha/waktu utk mengembangkan & membinanya
4. Dasar-dasar pembinaan jiwa yg sehat diletakkan di
lingkungan keluarga
5. Komunikasi yg sehat, suasana keluarga yg harmonis &
bahagia mrpk syarat berkembangnya jiwa anak yg sehat
6. Keluarga yg sehat jiwa berawal dr orang tua atau
perkawinan yg sehat jiwa pula
7. Orang tua perlu memahami dasr-dasar kesehatan jiwa
& berusaha mencapai kondisi jiwa yg sehat

Mengapa diperlukan yg sehat jiwa ?


karena keluarga adl lembaga terkecil dlm masyarakat,
dimana tdpt interaksi/hubungan psikososial antar
individu scr khusus & bermakna

Keluarga yg sehat jiwa menentukan masyarakat yg


sejahtera jiwa
PERAN PERAWAT KESEHATAN JIWA
1. Pelaksana asuhan keperawatan
bertanggung jawab melaksanakan asuhan
keperawatan scr komprehensif
2. Pengelola keperawatan
bertanggung jawab dlm administrasi keperawatan,
seperti menerapkan teori manajemen dan
kepemimpinan dlm mengelola askep, mengorganisasi
pelaksanaan terapi modalitas, dll
3. Pendidik keperawatan
bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan
kepada individu, keluarga, komunitas shg mampu
merawat diri sendiri
4. Peneliti
bertanggung jawab dlm penelitian utk meningkatkan
praktek keperawatan jiwa
FUNGSI PERAWAT KESEHATAN JIWA
1. Memberikan lingkungan terapeutik
2. Bekerja utk mengatasi masalah klien “here and now”
3. Sebagai model peran
4. Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan
klien
5. Memberikan pendidikan kesehatan
6. Sebagai perantara sosial
7. Kolaborasi dgn tim lain
8. Memimpin dan membantu tenaga perawatan
9. Menggunakan sumber di masyarakat sehubungan dgn
kesehatan mental
RENTANG ASUHAN
Tatanan tradisional dr keperawatan jiwa mencakup fasilitas
psikiatri, pusat kesehatan mental masyarakat, unit
psikiatri di RSU, fasilitas tempat tinggal dan praktek
pribadi.

Dgn diprakarsainya bentuk baru pelayanan kesehatan,


timbul suatu tatanan penanganan alternatif.
Meliputi : pelayanan dirumah, pelayanan rawat inap,
pusat-pusat penitipan, panti asuhan atau rumah
kelompok, asosiasi perawat kunjungan, unit
kedaruratan, klinik pelayanan utama, sekolah, penjara,
industri, fasilitas pengelolaan perawatan, organisasi
pemeliharaan kesehatan
PUSAT KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT YG IDEAL
(mnrt Presiden John F. Keneddy)
1. Rawat inap
2. Patient hospitalization
3. Pengobatan
4. Emergency
5. Konsultasi dan edukasi utk komuniti
6. Diagnostic service → apa perlu dirawat atau tidak
7. Rehabilitasi service dan konseling
8. Screening follow up
9. Training utk semua personil kesehatan mental
10. Research dan evaluasi

Setiap orang pasti akan mengalami stres dan sering kali individu
tdk dpt mengatasinya sendiri → minta bantuan pd pusat
kesehatan mental seperti di atas
• Ruang lingkup
• masalah kesehatan jiwa
Ruang lingkup Keswa:
Masalah gangguan jiwa (PPDGJ III/ICD 10)
Masalah psikososial (gelandangan psikotik, anak
jalanan, penyalahgunaan napza, tindak kekerasan
sosial, dll)
Masalah perkembangan mns yg harmonis dan
peningkatan kualitas hidup (siklus hidup: menikah,
usila; peny. Menahun; pemukiman sehat; pindah
tpt tinggal)
aiko_wati 48

MASALAH KESWA
Kriminal/kekerasan
Kecelakaan/bunuh diri
Perceraian/masalah
RT
Penganiayaan anak
Perjudian/sex bebas
Konflik/bencana
Individu Kenakalan remaja
Keluarga Narkoba/HIV/AIDS
Masyarakat Tawuran
Ekonomi sulit
EKONOMI K

GANGGUAN
KESEHATAN JIWA

PRODUKTIVITAS K
TINGKAT PENCEGAHAN

1. Upaya promotif/preventif (pencegahan primer)


Usaha-usaha ini meliputi usaha promosi dan pencegahan terjadinya
gangguan mental dengan kegiatan-kegiatan berikut:
• Pendidikan kesehatan tentang prinsip-prinsip kesehatan mental
• Usaha-usaha untuk meningkatkan kondisi kehidupan, bebas dari
kemiskinan dan peningkatan pendidikan kesehatan
• Pengkajian terhadap stres-stres yang potensial dari perubahan-
perubahan kehidupan dimana dapat menimbulkan gangguan mental
serta merujuk ke unit pelayanan yang sesuai
• Berperan serta dalam kegiatan masyarakat dan politik yang ada
kaitannya dalam bidang kesehatan jiwa.
2. Upaya kuratif (pencegahan sekunder)
Usaha yang meliputi pengurangan, jumlah angka kesakitan dengan
deteksi dini dan pengobatan, dengan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
• Menyelenggarakan skrining test dan mengevaluasi hasil
• Kunjungan rumah untuk persiapan perawatan dan pemberian
pengobatan
• Pelayanan pengobatan gawat darurat dan pelayanan psikiatri di
rumah sakit umum
• Supervisi pada pasien yang mendapatkan pengobatan
• Pelayanan pencegahan bunuh diri
• Memberikan konseling terbatas/sederhana
• Menyelenggarakan intervensi krisis
• Pelayanan psikoterapi kepada individu, keluarga, kelompok dari
berbagai tingkatan umur
• Berintegrasi dengan organisasi-organisasi dan masyarakat dalam
mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan jiwa
3. Upaya rehabilitatif (pencegahan tertier)
• Yaitu usaha untuk mengurangi gejala sisa dan atau
bahaya akibat adanya penyakit/gangguan dengan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
• Peningkatan latihan vokasional dan rehabilitasi
• Penyelenggaraan program latihan (after care) bagi pasien
setelah pulang dirawat ke masyarakat
• Menyelenggarakan ”partial hospitalization”
Gangguan jiwa
Sindroma atau pola perilaku yang secara klinis bermakna
yang berkaitan langsung dengan distress dan menimbulkan
hendaya pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia.
Dipengaruhi/disebabkan oleh 3 faktor: organobiologi,
psikoedukatif, sosiokultural.
Jenis: 100 (F.00 – F 99)
Prevalensi gangguan jiwa
Di dunia: 400 juta penderita gangguan kesehatan jiwa
Di Indonesia: 264 / 1000 anggota rumah tangga.
Merupakan masalah kesehatan masyarakat (prevalensi >
100/1000)
Akan bertambah seiring peningkatan stresor kehidupan
Kebijakan strategis
Program keswamas blm prioritas
Pembiayaan keswa <<<
Sentraliasasi administrasi dan struktur manajemen
progkeswa < fleksibel
Blm ada PP keswa
Tenaga profesional terbatas dan tdk merata.
Kebijakan “financial” terhadap klien selalu di RS, keluarga
& masyarakat perlu dikembangkan
Perlunya kebijakan perlindungan & peningkatan kualitas
hidup klien gangguan jiwa
Penyediaan fasilitas perawatan kesehatan mental di
masyarakat yang berkesinambungan
Community Health Monitoring
Perawatan komprehensif sampai ke keluarga, masyaakat
dan LSM
Penelitian kesehatan mental masyarakat
Orientasi pelayanan Keswa
DULU:
Fokus pelayanan prevensi sekunder dan tertiary
Upaya kuratif dan rehabilitatif
Daya jangkau terbatas
Biaya relatif mahal
Y.A.D:
Fokus prevensi primer
Upaya preventif, promotif
Jangkauan luas
Murah, daya ungkit tinggi
Mutu pelayanan
DULU:
Tenaga non profesional
Jumlah terbatas
Mutu seadanya
Pelayanan berdasarkan rutinitas
Y.A.D:
Profesionalisasi tenaga
Jumlah dicukupi
Mutu selalu ditingkatkan
Pelayanan profesional
Kebijakan kesehatan jiwa
In patient
Peran petugas penting
Kuratif dan rehabilitatif
Pembiayaan masyarakat kecil
Tenaga apa adanya
• Out patient
• Peran masyarakat utama
• Preventif dan promotif
• Oleh masyarakat
• JPKM
• Tenaga profesion
KOLABORASI
• Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin
keperawatan jiwa merupakan pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh sekolompok tim
kesehatan profesional (perawat, dokter, tim
kesehatan lainnya maupun pasien dan keluarga
pasien sakit jiwa) yang mempunyai hubungan
yang jelas, dengan tujuan menentukan diagnosa,
tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan
kepedulian khususnya kepada pasien sakit jiwa.
3 KUNCI KOLABORASI
1. Kontribusi aktif dan asertif dr masing-masing
individu
2. Menghargai dan menerima kontribusi orang
lain
3. Negosiasi yang dibangun dari tiap anggota
untuk membentuk suatu pemahaman baru
terhadap masalah
Perawat bisa menjadi anggota dari 3 tipe
kelompok :
1. Unidisiplin : semua anggota tim dlm disiplin
ilmu yg sama
2. Multidisiplin : anggota dari berbagai disiplin
ilmu
3. Interdisiplin : anggota dari berbagai disiplin
ilmu yg terlibat dalam pengaturan khusus utk
pelayanan thd pasien dan juga utk
memaksimalkan pertukaran ilmu. Misalnya
pada tatanan pelayanan kesehatan
MENTAL HEALTH PERSONNEL
• PERAWAT JIWA
• PSIKIATER
• PEKERJA SOSIAL
• PSIKOLOG
• TERAPIS AKTIVITAS
• CASE WORKER
• KONSELOR PENYALAHGUNAAN ZAT
KOLABORASI PERAWAT JIWA

PASIEN DAN
KELUARGA

TIM TIM
KEPERAWAT KESEHATAN
AN LAIN
PENUTUP
Kolaborasi interdisiplin tdk selalu bisa
dikembangkan dengan mudah. Ada banyak
hambatan antara anggota interdisiplin, meliputi
ketidaksesuaian pendidikan dan latihan anggota
tim, struktur organisasi yg konvensional, konflik
peran dan tujuan, kompetisi interpersonal, status
dan kekuasaan, dan individu itu sendiri
TUGAS
Membikin makalah asuhan keperawatan dari diagnosa
penyakit dari film beautiful mind.
Diagnosa: skizofrenia paranoid

Anda mungkin juga menyukai