PRAKTIK-PRAKTIK AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Kendaraan 80.000.000
Total Aktiva 840.000.000 Total Pasiva 840.000.000
PEMERINTAH KABUPATEN INDONESIA RAYA (ENTITAS PELAPORAN)
NERACA
Per 1 Januari 2006
AKTIVA PASIVA
Kas di Kas 620.000.000 Ekuitas Dana 840.000.000
Daerah Investasi
Kendaraan 80.000.000
Total Aktiva 220.000.000 Total Pasiva 220.000.000
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemkab
Indonesia raya dan SKPD Disparda (entitas
akuntansi) Pemkab Indonesia Raya.
PEMDA KABUPATEN INDONESIA RAYA (ENTITAS PELAPORAN)
APBD
TAHUN ANGGARAN 2006
Uraian Disparda Pemkab BPKD
PENDAPATAN
Retribusi Daerah 240.000.000 240.000.000 0
BELANJA
Gaji dan Tunjangan Pegawai 166.000.000 166.000.000 0
PEMBIAYAAN
Penerimaan: Penerimaan Pinjaman 0 3.500.000 0
SiLPA 0 0 0
Keterangan:
Guna penyederhanaan, diasumsikan bahwa Pemkab Indonesia
Raya hanya memiliki dua SKPD, yaitu BKPD dan Disparda.
Untuk memudahkan pula, diasumsikan bahwa tidak ada
transaksi pada BKPD (transaksi hanya pada SKPD Disparda).
Hal ini disebabkan karena fokus pembicaraan ada pada
kedudukan BPKD sebagai bendahara umum daerah (BUD)
SKPD, bukan pada kedudukan BPKD sebagai SKPD.
PEMERINTAH KABUPATEN INDONESIA RAYA
DINAS PARIWISATA DAERAH
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SKPD
TAHUN ANGGARAN 2006
Uraian Jumlah
PENDAPATAN
Retribusi Wisata Daerah 240.000.000
BELANJA
Gaji dan Tunjangan Pegawai 166.000.000
Belanja Bahan Pakai Habis Kantor 4.000.000
Belanja Bimbingan Teknik Akuntansi: 9.500.000
Belanja Pegawai 5.500.000
Belanja Barang & Jasa 4.000.000
Belanja modal komputer 55.000.000
Jumlah Belanja (234.500.000)
Surplus (Defisit) 5.500.000
3. Transaksi BPKD Pemkab Indonesia Raya, SKPD Disparda
(entitas akuntansi) Pemkab Indonesia Raya, dan timbal balik.
Nomor* Uraian
1. SKPD Disparda mengajukan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) sebesar Rp 120 juta
untuk membayar gaji dan tunjangan bulan Mei para pegawai.
2. Bendahara Pengeluaran SKPD Disparda menerima Surat Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2D)
sebesar Rp 120 juta dari kuasa BUD atas SPM-LS yang diajukan pada nomor 1. SP2D ini dicairkan
pada hari itu juga dan langsung dibayarkan kepada para pegawai.
3. SKPD Disparda mengajukan Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) sebesar Rp 15
juta untuk membeli bahan pakai habis kantor berupa peralatan kebersihan dan bahan pembersih pada
transaksi nomor 14 dibawah.
4. Bendahara pengeluaran SKPD Disparda menerima Surat Perintah Pencairan Dana Uang Persediaan
(SP2D-UP) sebesar Rp 15 juta dari kuasa BUD atas SPM-UP yang diajukan pada nomor 3 di atas
dan langsung mencairkannya ke bank.
5. Bendahara Pengeluaran SKPD Disparda mengajukan SPP-LS sebesar Rp 9 juta untuk penyelenggaraan
bimbingan teknis (bintek) keuangan daerah.
6. BUD/Kepala SKPKD (atas nama Pemkab Indonesia Raya) meminjam dana berupa utang jangka panjang
sebesar Rp 3.500.000,00 dari Bank BNI Kantor Cabang Indonesia Raya.
7. Bendahara Pengeluaran SKPD Disparda menerima SP2D-LS Rp 9 juta atas SPP pada nomor 5 dan langsung
mencairkannya ke bank.
8. Bendahara Pengeluaran SKPD Disparda menerima SPP-LS dari PPTK sebesar Rp 9 juta untuk
penyelenggaraan bintek keuangan daerah.
9. Bendahara Pengeluaran SKPD Disparda mengirimkan uang tunai Rp 9 juta ke PPTK untuk penyelenggaraan
bintek keuangan daerah.
10. Bendahara Pengeluaran SKPD Disparda mengajukan SPP-LS Rp 55 juta untuk pembelian 10 unit komputer
(termasuk objek belanja modal komputer) untuk kepentingan fasilitas administrasi.
11. Kuasa BUD (atas nama Pemkab Indonesia Raya) mengeluarkan kas Rp 9 juta untuk penyertaan di Bank
Mandiri Kantor Cabang Indonesia Raya dalam bentuk Deposito Berjangka 12 bulan.
12. Kepala SKPD Disparda menerima 10 unit komputer dari Toko Sarana Informatika disertai dokumen yang
menyatakan bahwa harga komputer langsung dibayar oleh bendahara pengeluaran SKPKD Disparda. Harga
komputer Rp 55 juta sesuai dengan SPP yang diajukan.
13. Bendahara Penerimaan SKPD Disparda menerima uang tunai dari pendapatan retribusi yang terdiri atas
Retribusi Wisata Candi sebesar Rp 100 juta dan Retribusi Wisata pantai sebesar Rp 85 juta. Penerimaan ini
disetor ke Bank pemegang kas daerah pada hari itu juga.
14. Bendahara Pengeluaran SKPD Disparda membeli bahan pakai habis kantor berupa peralatan kebersihan dan
bahan pembersih sebesar Rp 4 juta, semuanya dibayar tunai. Pembayaran dilakukan dengan menggunakan
kas yang diisi pada nomor 3 diatas.
15. SKPD Disparda menerima komputer (termasuk objek aktiva Komputer) dari bagian perlengkapan, yang
merupakan sumbangan dari IDB. Harga pasar wajar alat tersebut adalah Rp 9 juta.
16. Pejabat Pengelola Keuangn (PPK) SKPD Disparda menerima SPJ Rp 9 juta dari PPTK atas penyelenggaraan
bintek akuntansi dengan perincian BOP sebagai berikut: belanja pegawai Rp 5.000.000,00 serta belanja
barang dan jasa Rp 4.000.000,00.
4. Informasi untuk penyesuaian:
Dari peralatan kebersihan dan bahan pembersih yang
dibeli selama bulan Mei, pada akhir tahun anggaran ternyata
masih ada yang tersimpan di gudang senilai Rp 400.000,00.
5. Asumsi
Pembukuan di Pemkab Indonesia Raya menggunakan
sistem desentralisasi,
SPJ disampaiakan segera setelah dilakukan pengeluaran
uang untuk membayar belanja.
DIMINTA ???
Masing-masing untuk BPKD sebagai BUD SKPKD yang
bertugas menyusun laporan keuangan Pemkab Indonesia Raya
dan SKPD Disparda:
Buatlah jurnal transaksi.
Postinglah jurnal tersebut.
Buatlah neraca saldo per 31 Desember 2006.
Buatlah jurnal penyesuaian.
Buatlah neraca saldo setelah penyesuaian per 31 Desember 2006.
Susunlah laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja
daerah/dinas tahun anggaran 2006.
Susunlah jurnal penutup dan neraca saldo setelah tutup buku per
31 Desember 2006.
Susunlah neraca per 31 Desember 2006.
Susunlah laporan arus kas untuk periode yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2006.