Anda di halaman 1dari 27

REFERAT

INVERTED PAPILOMA HIDUNG

Pembimbing : dr. Hendro Dwi Purwanto, Sp. THT-KL

Oleh : Meta Andharasta (09700108)

I Gede Made Biomantara R. S. (09700148)

Wenas Arjanggi Hartas (07700239)


• Tumor jinak sering ditemukan, sedangkan
tumor ganas jarang ± 3% dari tumor
kepala leher & 1% dari seluruh
keganasan.

• Gejala klinis tumor jinak dan tumor ganas


dini mirip dengan rinitis atau sinusitis,
yang menentukan jenisnya histopatologi.
Anatomi
TUMOR JINAK
Polip
Papiloma
Hemangioma
Osteoma
Papiloma
• Lokasi : - Nasal vestibuli

- Mukosa hidung

- Bawah konka

• Tidak bertangkai

• Konsistensi :

- Keras

- Lunak ( Inverted papilloma )

Seperti polip

Epistaksis

Dapat menjadi maligna


Definisi

Inverted papilloma adalah tumor


jinak primer dari hidung dan sinus
paranasal yang jarang terjadi. Papilloma
inverted merupakan tumor jinak yang
berasal dari pseudostratified ciliated
columnar epithelium regio sinonasal,
umumnya dinding lateral rongga hidung
kebanyakan pada meatus media, jarang
dari septum nasi ataupun sinus paranasa
Etiologi
Penyebab pasti papiloma inverted belum
diketahui. Beberapa teori telah diajukan, meliputi
alergi, inflamasi kronik dan karsinogen
berhubungan dengan pajanan serta infeksi virus
papiloma. Virus Human Papiloma (HPV)
merupakan epiteliotropik virus yang berimplikasi
pada kehamilan dan lesi malignansi pada traktus
anogenital. HPV 11, HPV 6, HPV 16, dan HPV 18
telah dapat diidentifikasi pada papiloma inverted.
Klasifikasi

Secara Anatomi

1. Papiloma dinding lateral mengenai beberapa tempat


seperti dasar dari kavum nasi, sinus para nasalis dan
duktus nasolakrimalis. Bentuk keganasan sering
dijumpai pada jenis ini

2. Papiloma septal berada di septum nasi dan jarang


melibatkan kavum nasalis
Klasifikasi
Secara histologi
1. Bentuk papillary atau bentuk fungiform, tipe ini menunjukkan
proliferasi epitel dengan jaringan ikat sebagai intinya, inversi
dari epitel tidak terlihat pada jenis ini
2. Inverted papilloma (klasik) pada tipe ini pertumbuhan epitel
dominan berada di bawah stroma
3. Papiloma sel kolumnar, merupakan varian dari papiloma yang
ada di kavum nasi, sel pada tipe ini adalah sel kolumnar dan
pada tipe ini angka rekurensi dan keganasannya lebih tinggi dari
tipe lain
Patologi
• Permukaan tumor ditutupi secara berganti-ganti
oleh epitel skuamosa dan epitel thorak, karena
itu tumor ini juga disebut papilloma sel
transisional.
• Tumor berbatas tegas, unilateral, non translusen,
masa polipoid dengan permukaan tidak rata,
berbenjol-benjol dan mempunyai vaskularisasi
yang lebih banyak daripada polip biasa
Patologi

• Perluasan tumor lebih sering ke sinus


maxilla, sinus ethmoidalis anterior dan
posterior. Bersifat sangat invasif, dapat
merusak tulang dan jaringan sampai
dapat menyebabkan kematian.
Gejala klinis

a. Rinore

b. Epistaksis

c. Sakit kepala

d. Sinusitis dan bengkak pada kedua hidung

e. Anosmia
f. Gangguan pendengaran

g. Epifora

h. Kaku pada wajah

i. Gangguan berbicara

j. Proptosis
Diagnosis

• Anamnesa : Keluhan utama penderita umumnya berupa


hidung tersumbat unilateral

• Pemeriksaan fisik :

1. Perhatikan wajah pasien apakah ada asimetri atau


distorsi

2. Jika ada proptosis, perhatikan arah pendorongan bola


mata. Jika mata terdorong ke atas berarti tumor yang
berasal dari sinus maksila, jika ke bawah dan lateral berarti
tumor berasal dari sinus frontal atau etmoid.
3. Dijumpai massa polipoid unilateral yang
mengisi kavum nasi .
4. Periksa dengan seksama kavum nasi dan
nasofaring melalui rinoskopi anterior dan
posterior. Deskripsi massa apakah
permukaannya licin, merupakan pertanda
tumor jinak atau permukaan berbenjol-benjol,
rapuh dan mudah berdarah merupakan pertanda
tumor ganas.
5. Untuk memeriksa rongga oral, di samping
inspeksi lakukanlah palpasi dengan
menggunakan sarung tangan. Palpasi gusi,
rahang atas, dan palatum. Apakah ada
penonjolan, nyeri tekan, atau gigi goyah
6. Pemeriksaan nasoendoskopi dan
sinoskopi dapat membantu menemukan
tumor
Pemeriksaan Penunjang

- Histopatologi
Biopsi tumor sinus maksila, dapat dilakukan
melalui tindakan sinoskopi atau melalui operasi
Caldwel-Luc
Radiologi
CT Scan
MRI
Penatalaksanaan

Terdapat berbagai macam penatalaksanaan pada


lesi tumor jinak, mulai dari terapi medikamentosa,
radioterapi dan terapi operasi. Namun pada inverted
papilloma dianjurkan hanya terapi pembedahan.
Tindakan bedah yang akan dipilih dapat diputuskan
dengan adanya sistem staging dari Krouse yang
berdasarkan temuan radiologi dan endoskopi
preoperasi
Staging Krouse

• Tumor terbatas pada satu sisi kavum nasi tanpa perluasan ke


sinus paranasal.
• Tumor melibatkan dinding medial dan superior sinus maksila
dengan atau tanpa keterlibatan kavum nasi. Jika menenai
kavum nasi, sinus etmoid juga terlibat.
• Tumor meluas ke inferior, posterior, anterior atau dinding
lateral sinus maksila, sinus frontal atau sinus spenoid.
• Tumor perluasan ke ekstrasinonasal atau tumor berubah
ganas. Sistem ini secara primer berdasarkan lokasi dan
perluasan dari inverted papiloma.
Kategori ini sangat menolong pada
perencanaan pendekatan bedah.
• Kelompok 1 dapat diangkat secara
endoskopik tanpa reseksi tulang.
• Kelompok 2 pendekatan masih secara
endoskopik dengan mereseksi stuktur
tulang.
• Pada pasien dengan keterlibatan sinus
frontal atau kelompok 3 endoskopi masih
bisa dipakai jika visualisasi
memungkinkan, pendekatan maksilektomi
medial bisa digunakan.
• Pada kelompok 4 direkomendasikan open
surgical untuk mendapatkan maksimal
eksposur.
Teknik Pembedahan

Insisi rinotomi lateral Moore Insisi rinotomi lateral Weber-Fergusson


Teknik Degloving A. Insisi Sublabial B. Insisi Transfiksi
C. Insisi interkartilago D. Degloving komplit
Daerah kuning menunjukkan daerah reseksi tulang
pada masilektomi medial
Prognosis

Dubia at malam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai