Rhabdoviridae & Retroviridae
Rhabdoviridae & Retroviridae
Hello!
We are :
●
Nurlatifah Fitrianingsih
● Dheanna Putri Shafa R
Virologi :
Rhabdoviridae &
Retroviridae
3
penyakit
Rhabdoviridae
Let’s start with the first set of
slides
6
“ Rabies Meningkat di
Poso, 317 orang
positif dan 3 orang
meninggal
7
Rabies adalah
penyakit
hewan menular
yang
What is disebabkanoleh
virus dan dapat
menular pada
Rabies? manusia.
9
Rabies Information
10
Mempunyai 2 komponen
utama :
Nukleokapsid atau
Ribonukleoprotein
(RNP), tersusun atas
nukleoprotein,
phosphoprotein, RNA
polimerase dan genom
RNA yang berbentuk
rantai heliks.
Amplop atau virion yang
berasal dari membran
sel hospes.
12
Replikasi Virus
1. Proses infeksi melalui pengikatan virus pada
reseptor spesifik di permukaan membran sel
2. Virus mengalami endositosis, yaitu suatu proses
internalisasi ke dalam endosom yang diperantarai
protein clathrin melalui kompartemen yang disebut
Clathrin-coated pits.
3. Terjadi disosiasi dan pelepasan protein M dari RNP
4. RNP dilepaskan ke sitoplasma, 5 gen struktural
disalin ke dalam 5 untai mRNA monosistronik
berpolaritas positif dan antigenom RNA berpolaritas
positif.
13
Lanjutan...
5. Protein N, P, M, dan L disintesis dari mRNA pada ribosom yang
tidak terikat membran retikulum endoplasmik, sedangkan G
disintesis dari G mRNA pada ribosom yang terikat pada
membran retikulum endoplasmik kasar.
6. Molekul N dan P memproduksi Negri bodies pada sitoplasma
secara in vivo.
7. Kompleks NP membungkus untai negatif viral RNA, digabung
dengan L protein membentuk RNP.
8. M protein mengikat RNP dan memadatkan ke struktur kerangka,
yang akan berinteraksi dengan G trimeric dan merakit partikel
virus menjadi virion.
9. Terjadi proses budding dari membran plasma sel ke dalam
adjacent extracellular
14
Replikasi virus
1. Pelekatan pada membran sel
2. Endositosis
3. Uncoating melepaskan protein
M
4. Pelepasan RNP ke sitoplasma
(transkripsi 5 gen struktural)
5. Translasi gen struktural di
tempat yang berbeda.
6. Protein NP membentuk Negri
bodies.
7. Pembentukan RNP
8. Pembentukan virion
9. Budding
Patogenesis 15
Epidemiologi negara
17
Penyebaran Di Indonesia
● Di Jawa Barat pada ● Di Kalimantan Timur
tahun 1884, pada tahun 1974 ● Provinsi Bali pada
tahun 2008
● Di Jawa Tengah, ● Di Pulau Flores pada
Jawa Timur dan akhir tahun 1997 ● Saat ini lima provinsi
Sumatra Barat yaitu
● Provinsi Maluku pada • Kepulauan Riau,
pada tahun 1953 tahun 2003. • Kepulauan
● Di Sulawesi Selatan ● Tahun 2005, rabies Bangka Belitung
dan Sulawesi Utara muncul kembali di • Nusa Tenggara
pada tahun 1958 Kabupaten Garut, Barat,
● Di Daerah Istimewa Provinsi Jawa Barat • Papua
(DI) Yogyakarta 1971 ● Provinsi Maluku Utara • Papua Barat
● Daerah Khusus pada tahun 2005 masih berstatus
Ibukota (DKI) sebagai daerah
● Tahun 2008 di bebas rabies secara
Jakarta pada tahun Provinsi Banten.
1972. historis.
18
Pada Manusia
a. Stadium c. Stadium Eksitas
Prodromal d. Stadium Paralisis
b.Stadium Sensoris
Pada Hewan
a. Stadium c. Stadium
Prodromal Paralisis
b. Stadium Eksitasi
Diagnosis 19
Pencegahan
Suckling Mice Purified Vero SAR (Serum
Brain Veccine (SMBV) Rabies Vaccine Anti Rabies)
Dewasa, dasar 2 ml, diberikan (PVRV) Dosis 40 IU/Kg BB
7x setiap hari sub cutan
didaerah sekitar Diberikan 2 dosis @ 0,5 ml Jika skin test positif tidak
pusar/umbillus. diberikan deltoideus boleh diberikan
Ulangan 0,25 ml diberikan ke kanan/kiri.
11,15,30 dan 90 secara intra Hari ke 7 dan 21 diberikan
cutan dibagian fleksor lengan 0,5 ml lagi secara intra
Eliminasi hewan
bawah muskuler di deltoideus terinfeksi rabies
kanan/kiri.
Anak 3 tahun ke bawah, dasar 1 ● Memusnahkan hewan
ml diberikan 7x setiap hari sub Apabila VAR Verorab + SAR yang terinfeksi rabies
cutan disekitar daerah sekitar perlu diberikan booster
pusar/umbillus. pada hari ke 90
● Melakukan medical check
up di rumah sakit hewan
Ulangan 0,1 ml diberikan hari ke
secara teratur
11,15,30,dan 90 secara intra
cutan dibagian fleksor lengan ● Selalu mengikat hewan
bawah. saat akan berjalan-jalan
21
Penatalaksanaan
22
Retroviridae
Let’s start with the first set of
slides
23
Klasifikasi
Retroviridae adalah keluarga menyelimuti (+)
rasa ssRNA virus yang telah intens dipelajari
karena hubungan mereka dengan kanker,
leukemia dan sindrom AIDS
.
24
HIV adalah
Virus yang masuk ke
What is
retrovirus yang
HIV ?
dalam tubuh akan
termasuk menghancurkan dan
golongan virus merusak sistem
RNA sebagai kekebalan tubuh,
molekul pembawa sehingga orang yang
informasi genetik terinfeksi akan
mengalami defisiensi
imun secara
bertahap
25
“
STUDI KASUS INFEKSI HIV PADA BAYI
oleh: boris januar, sjawitri p siregar
Ringkasan Jurnal
● Pasien menderita demam yang sifatnya terus menerus dan tidak terlalu
tinggi. Tiga minggu kemudian pasien menderita kejang disertai
demam tinggi.
● Selama hamil ibu pasien sering menderita demam disertai sariawan
yang terus menerus.
● Pemeriksaan foto rontgen dada di dapatkan kardiomegali ringan dan
gambaran infiltrat pada kedua lapangan paru.
● Pasien didiagnosis terinfeksi HIV kategori C tanpa penekanan sistim
imun, dan diberikan terapi Zidovudin 4 x 10 mg, Lamivudine 2 x 20 mg,
tranfusi sel darah merah, trimetophrin sulfametoksasol 2 x 20 mg(TMP).
● Pasien dianjurkan untuk konseling dan kontrol setiap bulan untuk
dilakukan pemeriksaan terhadap gejala klinis, darah tepi, fungsi hati
dan pemeriksaan CD4+ setiap tiga bulan.
27
Hasil Laboratorium
● Pemeriksaan ● Pemeriksaan ● Pemeriksan
hematologi urinalisis dalam lumbal pungsi
didapatkan : batas normal : didapatkan:
○ Hb 9.4 g/dL ○ SGOT 1800 m/L ○ Sel 3/mL
○ Ht 26,7 vol% ○ SGPT 440 m/L. ○ Protein 120 mg/dL
○ leukosit 8000/mL ○ Uji protein likuor
○ trombosit ● Hasil biakan protein None dan
313000/ mL darah di Pandy negatif
○ LED 50 mm/jam
dapatkan kuman ● Pemeriksaan
○ hitung jenis (%):
■ basofil 0 ○ Serratia imunoserologi :
■ eosinofil 1 marcescens, ○ Viral Load (VL) PCR
■ batang 0 sensitif terhadap
RNA 3.034.420 kopi
■ segmen 61 amikasin,
RNA/ml
■ limfosit 37 ceftazidime dan
○ HIV Elisa reaktif
■ monosit 1 trimetoprim.
○ HIV Dipstik reaktif.
28
Replikasi virus
1. Penempelan
2. Penetrasi
3. Pelepasan bungkus
4. Integrasi
5. Tahap Sintesis
6. Assembly
7. Maturasi
Patogenesis Virus HIV 31
Tuan Rumah
Virus Sel
Respon imun
32
Transmisi infeksi
Virus HIV masuk ke dalam tubuh Di Indonesia
manusia melalui tiga jalan utama : kasus HIV paling
Secara vertikal dari ibu yang sering menular
terinfeksi HIV ke anak (selama melalui :
mengandung, persalinan, dan Hubungan
menyusui) seksual
Secara transeksual Penyalahgunaan
(homoseksual maupun jarum suntik
heteroseksual) Perinatal
Secara horizontal yaitu kontak Melalui transfusi
darah atau produk darah yang darah
terinfeksi).
Geografi HIV
34
Gejala Klinis
● AIDS ditandai dengan ● Pada orang ● Jangka waktu
infeksi oportunistik dewasa sering antara infeksi
yang berat. didahului primer dengan
● Gejala penyakit pada prodromal: HIV dan
saluran pencernaan ○ Diare penampakan
mulai dari esophagus ○ Penurunan gejala klinik yang
sampai kolon berat badan pertama biasanya
merupakan penyebab ○ Rasa Lelah cukup lama pada
utama kelemahan. ○ Malaise orang dewasa,
○ Demam rata-rata sekitar
○ Sesak nafas
10 tahun.
○ Diare kronik
○ Bercak putih ● Kematian terjadi
pada lidah sekitar 2 tahun
○ limfadenopati kemudian.
.
36
Diagnosis AIDS
Isolasi dan Serologi Deteksi anti-HIV
Identifikasi virus
Uji antibody virus HIV dapat secara
Reaksi rantai polymerase dilakukan dengan metode
dapat digunakan untuk ELISA. Hasil yang didapat Imunofluoresensi
mendeteksi DNA HIV dalam harus dilakukan uji ulang Adanya radioaktifitas yang
uji coba. HIV dapat dibiakan untuk konfirmasi. tinggi pada presipitat
dari limfosit di daerah tepi. menandakan adanya anti
HIV.
Cara sederhana
pemeriksaan anti- Cara reaksi PCR
Pada Teknik ini, DNA untaian
HIV ganda sel monuklear darah
Antara lain adalah cara penderita dipisahkan menjadi
aglutinasi gelatin, aglutinasi dua rantai dengan cara
lateks, dan dot enzyme pemanasan.
immunoassay.
37
Pengobatan
Antiretroviral (ARV) yang berfungsi untuk :
Menurunkan morbiditas dan mortalitas yang
berhubungan dengan HIV
Memperbaiki kualitas hidup penderita HIV Antiretroviral
Menekan replikasi virus secara maksimal
Memulihkan atau memelihara fungsi kekebalan tubuh
(ARV
Mencegah dan mengobati infeksi oportunistik
Memulihkan sistem kekebalan tubuh
Mengurangi biaya rawat inap dan terjadinya kematian
Pengobatan HIV harus seumur hidup dan sebelum memulai terapi ARV perlu
di lakukan pemeriksaan psikologi dengan tujuan untuk mengetahui status
mental dan menilai kesiapan menerima pengobatan jangka panjang
38
Pencegahan HIV
Thanks!
Any questions?