,MT
KIMIA INSTRUMENTASI
KIMIA ANALISA INSTRUMENT
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang
berfokus pada analisis cuplikan material untuk
mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi
kimiawinya.
Secara tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua
jenis, kualitatif dan kuantitatif.
a. Analisis kualitatif untuk mengetahui
keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik
organik maupun inorganik,
b. Analisis kuantitatif untuk mengetahui jumlah
suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan.
Kimia analitik modern dikategorisasikan melalui dua
pendekatan, target dan metode.
KIMIA ANALISA INSTRUMENT
• Berdasarkan targetnya dibagi menjadi kimia
bioanalitik, analisis material, analisis kimia, analisis
lingkungan, dan forensik.
• Berdasarkan metodenya dibagi menjadi
spektroskopi, spektrometri massa, kromatografi dan
elektroforesis, kristalografi, mikroskopi, dan
elektrokimia.
• Meskipun kimia analitik modern didominasi oleh
instrumen-instrumen canggih, akar dari kimia analitik
dan beberapa prinsip yang digunakan dalam kimia
analitik modern berasal dari teknik analisis
tradisional yang masih dipakai hingga sekarang.
• Contohnya adalah titrasi dan gravimetri.
KIMIA ANALISA INSTRUMENT
1. Sumber radiasi
sumber energy cahaya untuk daerah tampak dari
spectrum, daerah ultraviolet dan inframerah
adalah sebuah lampu pijar dengan kawat ranbut
terbuat dari wolfram. Pada kondisi operasi biasa,
lampu wolfram dari 235 atau 350 nm ke sekitar 3
µm. energy yang dipancarkan olah kawat yang
dipanaskan itu beragam menurut panjang
gelombangnya. Panas dari lampu wolfram
menggangu; tempat lampu itu diselubungi air atau
didinginkan dengan suatu penghembus angin
untuk mencegah agar sampel ataupun komponen
lain dari instrument itu menjadi hangat.
2. Wadah sampel
spektrofotometri melibatkan larutan,
kebanyakan wadah sampel adalah sel untuk
menaruh cairan ke dalam berkas cahaya
spektrofotometer.
Sel meneruskan energy cahaya dalam daerah
spektral yang diminati: jadi sel kaca untuk
daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silica
untuk daerah ultraviolet.
Dalam instrument, tabung reaksi silindris
kadang-kadang diginakan sebagai wadah sampel.
Penting bahwa tabung-tabung itu diletakkan
secara reprodusibel dengan membubuhkan
tanda pada salah satu sisi tabung dan tanda itu
selalu tetaparahnya tiap kali ditaruh dalam
instrument.
Sel-sel lebih baik bila permukaan optisnya
datar. Sel-sel harus diisi sedemikian rupa
sehingga berkas cahaya menembus larutan,
3. Monokromator
Monokromator ini adalah piranti optis untuk
memencilkan suatu berkas radiasi dari sumber
berkesinambungan, berkas mempunyai kemurnian
spectral yang tinggi dengan panjang
gelombang yang diinginkan.
Radiasi dari sumber difokuskan ke celah masuk,
kemudian disejajarkan oleh sebuah lensa atau
cermin sehingga suatu berkas sejajar jatuh ke
unsure pendispersi, berupa prisma atau suatu
kisi difraksi.
Dengan memutar prisma atau kisi itu secara
mekanis, spectrum yang dihasilkan oleh insur
disperse dipusatkan pada celah keluar, dari
situ, lewat jalan optis lebih jauh, porsi-porsi itu
menjumpai sampel.
4. Detektor
Detector dapat memberikan respons terhadap
radiasi pada berbagai panjang gelombang untuk
mendeteksi substansi yang telah melewati kolom.
Jika menyinarkan sinar UV pada larutan yang
keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada
sisi yang berlawanan, akan mendapatkan
pembacaan langsung berapa besar sinar yang
diserap.
Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung
pada jumlah senyawa tertentu yang melewati
berkas pada waktu itu.
Misalnya, metanol, menyerap pada panjang
gelombang dibawah 205 nm dan air pada
gelombang dibawah 190 nm. Jika anda
menggunakan campuran metanol-air sebagai
pelarut, anda sebaiknya menggunakan panjang
gelombang yang lebih besar dari 205 nm untuk
mencegah pembacaan yang salah dari pelarut.
5. Rekorder
Dan di dalam rekorder signal
tersebut direkam sebagai
spektrum yang berbentuk puncak-
puncak. Spektrum absorpsi
merupakan plot antara
absorbans sebagai ordinat dan
panjang gelombang sebagai absis.
PRINSIP KERJA UV-VIS
Pada prinsipnya spektroskopi UV-Vis menggunakan
cahaya sebagai tenaga yang mempengaruhi substansi
senyawa kimia sehingga menimbulkan cahaya.
Cahaya yang digunakan merupakan foton yang
bergetar dan menjalar secara lurus dan merupakan
tenaga listrik dan magnet yang keduanya saling tagak
lurus.
Tenaga foton bila mempengaruhi senyawa kimia,
maka akan menimbulkan tanggapan (respon),
sedangkan respon yang timbul untuk senyawa organik
ini hanya respon fisika atau Physical event.
Tetapi bila sampai menguraikan senyawa kimia maka
dapat terjadi peruraian senyawa tersebut menjadi
molekul yang lebih kecil atau hanya menjadi radikal
yang dinamakan peristiwa kimia atau Chemical event.
Spektroskopi UV-Vis digunakan untuk cairan berwarna.
Larutan sample diperoleh dilakukan preparasi tahap
berikutnya dengan pereaksi tertentu untuk memisahkan unsur
satu dengan lainya, misal analisis Pb dengan ekstraksi
dithizon pada pH tertentu. Sampel Pb direaksikan dengan
amonium sitrat dan natriun fosfit, pH disesuaikan dengan
penambahan amonium hidroksida kemudian ditambah KCN
dan NH2OH.HCl dan ekstraksi dengan dithizon.
Cara kerja alat spektrofotometer UV-Vis yaitu sinar dari
sumber radiasi diteruskan menuju monokromator, Cahaya
dari monokromator diarahkan terpisah melalui sampel
dengan sebuah cermin berotasi, Detektor menerima cahaya
dari sampel secara bergantian secara berulang – ulang, Sinyal
listrik dari detektor diproses, diubah ke digital dan dilihat
hasilnya, perhitungan dilakukan dengan komputer yang
sudah terprogram.
APLIKASI DARI UV-VIS
1. Studi Fotoelektrokimia Lapisan Tipis CdS Hasil Deposisi
Metode CBD
Lapisan tipis CdS dideposisi pada substrat gelas berlapis TCO dengan
metode CBD (Chemical Bath Deposition) menggunakan bahan dasar
CdCl2 sebagai sumber ion Cd2+ dan (NH2)2 SC (Thiourea) sebagai
sumber ion S2-. Karakterisasi XRD lapisan tipis yang diperoleh
memperlihatkan puncak-puncak karakteristik CdS polikristal dengan
struktur kubik (zincblende). Absorbansi dan transmitansi optik dengan
spektroskopi UV-VIS memperlihatkan daerah absorbsi pada rentang
cahaya tampak (300 nm - 500 nm) dengan maksimum pada sekitar 330
nm. Karakterisasi fotoelektrokimia dilakukan di dalam sel elektrokimia
yang berisi elektrolit 1M NaOH dan elektrolit mengandung kompleks
iodida. Respon arus foto (photocurrent) elektroda CdS di dalam sel
fotoelektrokimia memperlihatkan kebergantungan pada panjang
gelombang cahaya datang dan bersesuaian dengan absorbansi optik
spektroskopi UV-VIS.
2. Meneliti Pengaruh Kelembaban Terhadap Absorbansi Optik Lapisan
Gelatin
Detektor pada GC :
1. Thermal Conductivity Detector (TCD)
2. Flame Ionization Detektor (FID)
3. Thermionic Detector (TD)
4. Electron Capture Detector (ECD)
5. Detektor Fotometri Nyala
6. Detektor Fotoionisasi.
7. Detektor Mass Spectroscopy (MS)
8. Nitrogen Phosphor Detector (NPD)
Instrumen Spektrofotometer Infra Merah