Anda di halaman 1dari 62

DERMATOMIKOSIS

dr. Meidyta SW., Sp.KK


Dermatomikosis
• Mikosis Superfisial
• Dermatofitosis
• Pitiriasis versikolor
• Kandidiasis

• Deep Fungal Infections


• Mikosis Sistemik
• Mikosis Subkutan 
Mycetoma, Sporotrichosis,
Basidiobolomycosis, Chromoblastomycosis
MIKOSIS SUPERFISIALIS

Infeksi jamur pada kulit, rambut, kuku dan


mukosa

SERING :
Dermatofitosis
Pitiriasis versikolor
Kandidiasis superfisialis
DERMATOFITOSIS
= TINEA, RING-WORM

Infeksi jamur dermatofit (spesies


Microsporum, Trichophyton dan
Epidermophyton) pada jaringan yang
mengandung keratin (stratum korneum
kulit, rambut dan kuku)
PENULARAN
ANTROPOFILIK ( pada manusia ke manusia )
 reaksi radang ringan dan kronis/ kambuh-
kambuhan

ZOOFILIK ( pada binatang ke manusia )


reaksi radang hebat/akut, sembuh jarang
kambuh

GEOFILIK ( pada tanah ke manusia )


 reaksi radang hebat/akut, sembuh jarang
kambuh
Genus jamur dan area predileksi infeksi :

•Microsporum rambut, kulit


•Trichophyton rambut, kulit, kuku
•Epidermophyton kulit, kuku
PATOGENESIS

1. Perlekatan  sel jamur btk artrokonidia di


keratinosit epidermis (2-3jam) setelah terjadi
kontak  replikasi dan pemanjangan hifascr
radial gambaran infeksi muncul di lap. St.
korneum
2. Penetrasi /invasi dermatofita pd keratinosit
diantara sel2 (melibatkan prod.enz proteolitik
(protease)).
3. Respon imun
FAKTOR PREDISPOSISI DERMATOFITOSIS

1. Hygiene sanitasi yang jelek


2. Daerah tropis
3. Faktor-faktor yg menyebabkan maserasi pada
daerah pelipatan :
- Kegemukan
- Pakaian ketat
4. Penderita sakit parah
5. Mempunyai penyakit tertentu :
- Diabetes melitus
- Neurodermatitis
Gambaran Klinis :
( Berdasarkan anatomi tubuh)
• Tinea Kapitis
• Tinea Favosa (tidak ada di Indonesia)
• Tinea Korporis
• Tinea Imbrikata
• Tinea Kruris
• Tinea Unguium
• Tinea Barbae (jarang ditemukan lagi)
• Tinea Manuum
• Tinea Pedis
• Tinea Incognito
TINEA KAPITIS
• Predileksi: Gray Patch
– Rambut Kepala
– Alis
– Bulu mata
• Umumnya pada
anak-anak
• Terdapat 3 bentuk
alopesia : Kerion
– Gray Patch
– Kerion
 Infeksi Ektotrik
– Black Dot
 Infeksi Endotrik

Black Dot
Diagnosis Banding :
• Alopecia areata
• Trikotilomania
• Dermatitis Seboroik
• Folikulitis
• Psoriasis pustular
TINEA
KORPORIS
• Infeksi dermatofit pada kulit
halus (glabrous skin)

• Gambaran Klinis :
- gatal
- Makula eritematus berbatas
jelas
-Tepi polisiklis
Aktif (meninggi, ada papul,
vesikel, meluas)
- Sembuh di tengah (central
healing)
- Tertutup skuama.
Diagnosis Banding :
• Eritema Anulare Sentrifugum
• Dermatitis Numularis
• Psoriasis Vulgaris
• Pitiriasis rosea
• Morbus Hansen
TINEA KRURIS
Infeksi dermatofit pada sela
paha, perineum, dan daerah
perianal dapat meluas ke
gluteus dan pubis.
Efloresensi = Tinea korporis
bilateral tetapi tidak simetris,
 kambuh-kambuhan.
Diagnosis Banding :
•Kandidiasis intertriginosa
•Dermatitis seboroik
•Eritrasma
•Dermatitis kontak
Diagnosis Banding:

Erythrasma (Klinis)

Erythrasma (Lampu Wood


berpendar warna merah bata /
tembaga)
TINEA IMBRIKATA
Bentuk Tinea Korporis karena
Trichophyton concentricum.
Terdapat di daerah tertentu
(Pasifik, Asia Tenggara, Amerika
Tengah dan Selatan).
Khas :
–polisiklik
–makula papulo skuamous
–tersusun cincin / lingkaran
konsentris
–meluas ke seluruh badan
–stratum korneum terlepas
dan tepi bebasnya
menghadap tengah
TINEA
UNGUIUM
= Onychomikosis

 Invasi dermatofit pada


lempeng kuku  kuku a.
berubah warna dan rusak
 2 bentuk
a. Leukonikhia
mikotika
= “Superfisial white
onychomycosis”
b. Invasi / subungual
dermatofitosis b.
Faktor Predisposisi:

•Kelembaban
•Oklusi
•Trauma berulang pada kuku
•Kerusakan kuku oleh sebab lain:
penurunan imunitas, pertumbuhan kuku
yg lambat, faktor genetik
•Gaya hidup
TINEA BARBAE
• Infeksi dermatofit di daerah janggut pada muka dan
leher, terbatas pada laki-laki dewasa
• 2 bentuk:
a. Bentuk superfisial
b. Bentuk folikulitis berat

a. b.
Diagnosis Banding:
•Folikulitis
•Acne Vulgaris
•Rosacea
•Dermatitis Kontak
TINEA MANUUM
• Infeksi dermatofit pada daerah
interdigitalis, permukaan
palmar dan dorsum manus.

• 2 bentuk:
dishidrotik/eksematoid &
Hiperkeratosis difusa (>>)

• Unilateral.
• Dapat disertai 1 atau 2 kaki
terkena (Tinea pedis).
• Kuku tidak/dapat terkena.
Diagnosis Banding :
•Dermatitis Kontak Iritan
•Psoriasis Pustular
•Dishidrosis (pomfoliks)
•Skabies
TINEA PEDIS
= foot ringworm, athlete’s foot

 Infeksi dermatofit pada kaki, sela


jari dan telapak kaki
4 bentuk :
• Intertriginosa kronis (>>)  sela jari ke-4 dan ke-
3, telapak kaki ,bau dermatofitosis kompleks
(athlete’s foot)
• Hiperkeratotik kronik  bilateral telapak kaki,
tumit/ difus seluruh telapak“Moccasin foot” +
tinea unguium
(T. manum unilateral + T. pedis bilateral  two feet-
one hand syndrome)
• Bentuk vesikuler
• Bentuk akut ulseratif (jarang)
Intertriginosa kronis Vesikuler

Moccasin type

Akut Ulseratif
Moccasin type
Diagnosis Banding:
• Kandidiasis
• Keratoderma plantaris
• Dishidrosis
• Pustulosis palmoplantar

Prognosis: kronik dan rekuren  faktor predisposisi


+, sumber penularan +
TINEA INKOGNITO
Infeksi dermatofit yang berubah
karena kortikosteroid sistemik
atau topikal yang diberikan
karena kelainan yang telah ada
atau salah diagnosis.

Gambaran klinis :
Klinis tidak khas
Tepi aktif berupa papule
dengan skuama dan tanda
radang menghilang
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK

A. PENGUMPULAN BAHAN
1. Kulit  Tepi kulit
Vesikel  Atap sisi dalam
2. Kuku  Bagian dalam
3. Kepala-Rambut  Cabut
Basal rambut
REAGEN
1. Sol. KOH 10% - 20%
2. Sol. KOH 10%-20% 9 bagian +
tinta Parker Super Quink permanent
Blue Black 1 bagian
CARA
- Swab hapus / Cotton bud (-)
1. Spesimen di slide
2. Tutup Cover glass
3. + 1 tetes Sol. KOH pada tepi Cover glass
4. Panaskan 15-20 detik
Rebus (-) / gelembung (-)
5. Periksa : - Objektive 10X
- Objektive 40x
- Kondensor mikroskop rendah
- Diaphragma  kecil
KULTUR JAMUR
MEDIA ISOLASI PRIMER
1. Non Selektif
SDA
2. Selektif
SDA + AB
SDA + AB + Cycloheximide
- Mycobiotic® / Mycosel®

LAMPU WOOD
- Tinea Capitis
Microsporum  Hijau biru terang

HISTOPATOLOGI
Impregnasi silver (Gomori)
- Mikosis superfisialis  stratum corneum
PENATALAKSANAAN DERMATOFITOSIS

A. Basah :  kompres + antibiotika


B. Obat topikal :  lesi tidak luas dan ringan
1. Salep Whitfield (AAV I)
2. Siklopiroks olamine krim
3. Imidasol krim  mikonazol, ketokonazol
4. Allilamin krim terbinafin
C. Obat Oral :
1. Griseofulvin (kulit 10mg/kgbb/hari; T. Kapitis
20mg/kgbb/hari)
2. Ketokonazole ,
3. Itrakonazole
4. Flukonazole
5. Terbinafin (fungisidal) 250mg (2mgg)
PENCEGAHAN

•Daerah yg terdapat lesi dikeringkan betul


sesudah mandi
•Pakaian dan handuk sering ganti dan cuci
•Hindari penggunaan pakaian ketat
•Menggunakan kain berbahan katun
•Hewan peliharaan yang terinfeksi harus
diobati jg.
PITIRIASIS VERSIKOLOR (PV)

= Tinea versikolor, tinea flavea, tinea alba, panu

Infeksi jamur superfisialis yang kronis dan


asimptomatis karena Malassezia furfur
menyerang lapisan stratum korneum dari
epidermis kulit atau area kulit yang kaya sebum.
FAKTOR PREDISPOSISI
•Hamil
•pil KB
•Genetik
•Penyakit kronis/menahun
•Malnutrisi
•Kortikosteroid sistemik jangka panjang
•Udara yg panas dan lembab
GEJALA KLINIS
 Gatal bila berkeringat
 Lokasi lesi  badan (dada, punggung),
leher, lengan atas, selangkang, atau di wajah
 Warna lesi bervariasi dg tertutup skuama
 Depigmentasi residual tanpa skuama dlm
bbrp bulan sebelum kembali N post tx
 Terdapat 3 bentuk lesi :
a. Makular
b. Papuler
c. Campuran lesi makular dan papular
Diagnosis Banding:
•Lesi Hiperpigmentasi: pitiriasis rosea, MH
tipe MB, Dermatitis seboroik, Tinea Korporis,
melasma
•Lesi Hipopigmentasi: pitiriasis alba, vitiligo,
MH tipe PB, PIH
LABORATORIUM
Pemeriksaan mikologis kerokan kulit : KOH
10-20%
Hasil positif : mirip seperti sphaghetti and
meatballs. Hifa pendek seperti huruf I,J,V

Kultur: SDA + Olive Oil

Lampu Wood
Hasil positif: terlihat fluoresensi berwarna
kuning emas pada lesi tersebut.
KOH : Sphagetty and Meatballs
Wood’s lamp : positive
Kuning Emas
PENATALAKSANAAN
A. OBAT TOPIKAL (lesi terbatas)
- Solusio Selenium Sulfat 1,8%
- Solusio Prophilen Glikol 50%
- Derivat azol: Mikonazole krim 1-2%
- Ketokonazole shampoo 1-2%

B. OBAT ORAL (rekalsitran, lesi luas)


- Ketokonazol 200mg (7-10 hari)
- Itrakonazol 200-400mg/hari (3-7hari); 400mg
dosis tunggal

Pengobatan min. 2mgg  hasil cukup baik


Edukasi : repigmentasi bbrp bulan
KANDIDIASIS
 Infeksi dengan manifestasi klinis Candida
albicans (>>) atau Candida lain
 Dapat mengenai lokal di mulut,
tenggorokan, kulit, kepala, vagina, jari-jari
tangan, kuku, bronkhi, paru-paru /sal.
pencernaan makanan atau sistemik seperti
septisemia, endokarditis dan meningitis.
 C. albicans (spesies endogen) 
penyakitnya infeksi oportunistik (karena
menurunnya pertahanan tubuh pejamu).
FAKTOR PREDISPOSISI KANDIDIASIS

1. Faktor mekanis
 Trauma (luka bakar, luka lecet dll)
 Keadaan tertutup stempat, kelembaban dan
maserasi (gigi palsu, bebat tertutup, popok,
pakaian ketat, kegemukan)

2. Faktor nutrisi
 Avitaminosis
 Defisiensi berat
 Malnutrisi
FAKTOR PREDISPOSISI KANDIDIASIS

3. Perubahan fisiologis
 Ketuaan, bayi
 Kehamilan
 Menstruasi

4. Penyakit sistemik
 Sindroma Down
 Akrodermatitis enteropathika
 Diabetes melitus dan endokrinopathi
lainnya
 Uremia
 Keganasan
 Keadaan imunodefisiensi intriensik (AIDS)
FAKTOR PREDISPOSISI KANDIDIASIS

5. Iatrogenik
 Faktor-faktor barier yang lemah (Kateter,
pemakaian obat iv.)
 Radiasi sinar X
 Obat-obatan :
 Kortikosteroid dan obat imunosupresi
 Antibiotika (spektrum luas, Metronidazol)
 Penenang (Transquillzer)
 Koelkhesin
 Fenilbutason
KANDIDIASIS MUKOSA
• Mengenai mukosa:
Kandidiasis oral ( KO )
Kandidiasis pseudomembran akut (= thrush )
Lesi putih tebal pada mukosa bukal, gusi atau lidah, plaknya
dapat dikerok, terasa nyeri, eritem dan dapat berdarah.
Kandidiasis eritema
Nampak eritema berbatas tidak tegas dan oedema di perm.
Dorsal tengah lidah, papila lidah (-):
- Kandidiasis atrofi akut ( = stomatitis antibiotik )
- Kandidiasis atrofi kronis (= stomatitis gigi palsu dan glossitis)

Kandidiasis hiperplastik kronis


(=Kandida leukoplakia)
Bercak putih, dapat diraba sampai
plak kasar melekat erat dan tidak
dapat dikerok, pada lidah, palataum
atau mukosa bukal. Sering pada
perokok .
Angular kheilitis (= Perleche, Kandida kheilosis )
Eritema,maserasi, fisura dan pedih pada ujung mulut, pada
pemakai gigi palsu yang tidak tepat, biasa menjilat bibir,
usia lanjut dengan kulit kendor pada lubang mulut.
• Kandidiasis mukosa genital
Kandidiasis vulvovaginalis
gatal disertai keluar cairan berwarna putih (krim
susu/keju/kuning tebal)
Eritema di perineum, vulva, inguinal
Wanita hamil (>>)
BalanoPostitis/Kandida balanitis

• Balantis = infeksi di glans penis


• Postitis = infeksi di prepusium
• Balanitis  sulkus koronarius
• Balanopostitis  prepusium penis yang tidak
disirkumsisi
KANDIDIASIS KUTIS & KUKU
Bentuk tersering
a. Kandidiasis intertriginosa
b. Kandidiasis diaper/popok
c. Congenital cutaneous candidiasis
d. Kandidiasis interdigitalis
= Erosio interdigitalis blastomisetika
e. Kandida paronikhia
f. Kandida onikhia
GEJALA KLINIS

a. Gatal
b. Satelite papule / pustule
c. Interdigitalis, jari 3 & 4
d. Tepi kuku - kantong merah
e. Kuku : diskhromia, hiperplasia
nail plate, onikolisis, distrofik &
dapat disertai paronikhia
Kandidiasis intertrigo (inguinal)
Kandidiasis intertrigo (infra mamae)
Kandidiasis popok
Kandida paronkhia
dan Kandida Onikhia
LABORATORIUM

1. Pemeriksaan langsung dengan KOH 10-20% (dapat


ditambah tinta)  - “budding yeast cells”
- blastospora = blastoconidia
- pseudohyphae
- hyphae
2. Pengecatan Gram.
Dilakukan pada kandidiasis mukosa.
3. Kultur
Dalam 2-3 hari akan tumbuh
4. Histopatologi
Pilihan untuk kandida leukoplakia dan bila diperlukan
pada kandidiasis kutis.
5. Glukose darah dan reduksi urine untuk melihat diabetes
mellitus.
Kultur jamur

•Media non selektif dan selektif


•Differential Media:
- Yeast Assimilation Media
- Sporalition Media
- Cornmeal Agar
- Potato Dextrose Agar
- Yeast Ectract Agar
PENATALAKSANAAN
A. Mengoreksi & memperbaiki faktor predisposisi
B. Infeksi  Antibiotika
c. Obat topikal
1. Sol Gentian Violet 1-2%
2. Nistatin krim/supp, nistatin suspensi oral
3. Imidasol krim
4. Alilamin krim
D. Obat oral
1. Ketokonasol 200-400mg/hari
2. Itrakonasol 100-200mg/hari
3. Flukonasol (3mg/kgbb/hari)
PENATALAKSANAAN

Terapi Denyut
(“Pulse treatment”)

1. Dosis tinggi - waktu cepat


2. Fungisidal sekunder
3. Penderita lebih patuh  kesembuhan lebih
besar  kekambuhan jarang
4. Yang dipakai obat itrakonazol
PENATALAKSANAAN

Itrakonazol
1. Tinea korporis / 200mg/hari - 1 minggu
Tinea kruris
2. Tinea pedis 2xII/hari - 1 minggu (400mg/hr)
Tinea manuum
3. Onikomikosis
- tangan 400 mg/hari - 1 minggu
2 x selang 3 minggu
- kaki 400mg/hari - 1 minggu
3 - 4 x selang 3 minggu
4. Pityriasis versikolor 200mg/hari - 1 minggu

Anda mungkin juga menyukai