A. Identifikasi pasien
Nama : Tn. A
Umur : 77 th
Alamat : Singkawang Timur
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pekerja Mandiri
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Sesak sejak ± 5 bulan SMRS
Keluhan Tambahan :
Batuk hilang timbul, disertai kedua kaki
bengkak
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak ± 5 bulan SMRS pasien mengeluh sesak napas. Sesak muncul
pertama kali saat pasien sedang melakukan aktifitas sehari-hari. Di
malam hari os sering terbangun tiba-tiba karena sesak nafas, lebih
nyaman menggunakan 2 bantal saat tidur.
Sejak ± 4 bulan SMRS pasien mengeluhkan kedua kaki membengkak
namun tidak ada nyeri maupun kemerahan.
Sejak ± 1 minggu SMRS sesak napas semakin bertambah berat. Os
sudah tidak melakukan akitifitas apapun tetapi sesak napas tetap ada
meskipun os beristirahat. Os tidak bisa tidur karena sesak semakin
bertambah jika posisi berbaring, os tidur dengan posisi setengah
duduk. Sesak tidak dipengaruhi cuaca, debu dan emosi. Bunyi mengi
(-), nyeri dada (-), Batuk (+) berdahak, bengkak pada kaki (+), demam
(-), nafsu makan menurun (+), BAK dan BAB normal.
Riwayat Penaykit Dahulu
Riwayat nyeri dada sebelumnya disangkal
Riwayat penyakit jantung dan hipertensi sebelumnya disangkal
Riwayat penyakit pernafasan (asma) disangkal.
Riwayat kencing manis seblumnya disangkal.
Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok sejak ± 60 th yll menggunakan rokok tembakau
gulung ± 5 batang perhari namun berhenti sejak ± 1 th yll karena os
sering batuk.
Riwayat minum alkohol ± 6o th yll namun berhenti sejak ± 1 th yll
karena os sering batuk.
STATUS GENERALIS
Keadaan Umun : Tampak sesak
Keadaan sakit : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TTV
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 69 kali per menit, reguler
Respiratori : 27 kali per menit
Temp : 36,6 C
Spo2 : 94% dengan O2 nasal kanul 3 lpm 97%
Kepala
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-)
Bibir : Sianosis (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak kelainan efloresensi
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) hepar tidak teraba. Lien tidak teraba.
Perkusi : Thympani, shifting dullness (-)
Ekstremitas : Akral hangat (+), CRT <2s, Edema tungkai bawah :
pretibia dan pergelangan kaki (+/+)
LAB 26/06/2018
Tes Hasil Unit Nilai Rujukan
KESAN:
• KARDIOMEGALI (LV)
• PULMO BRONKHITIS
• EFUSI PLEURA KANAN
EKG
Follow up H+1, 27 juni 2018
S O A P
pasien sesak (+) • Kesadaran : Compos mentis CHF e.c • Aff infus ganti venflon
sudah mendingan dari • Suhu :36,6° C HHD, • Oksigen 3 lpm
sebelumnya, nyeri • Nadi: 88 x/menit (kuat, teratur) Efusi • Inj. Furosemid 2 x 2 amp
dada (-), lemas (+), • Laju napas : 22 x/menit pleura, (pagi dan sore)
Batuk (+) berdahak, • Tekanan darah : 120/60 mmHg Bronkhitis, • Spironolakton 1 x 25 mg
kedua tungkai bawah • spO2 : 97% CAD • Captopril 2 x 6,25 mg
bengkak, BAB dan • Mata : konjungtiva anemis -/-, • ISDN 3 x 5 mg
BAK tidak ada sklera ikterik -/- • Aspilet 1 x 80 mg
keluhan • Leher : JVP 5+2 , KGB tidak • Aspar K 1 x 1 tab
ditemukan kelainan
• Cor/pulmo : Bunyi jantung I – II reguler,
gallop (-), murmur (-)
Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternalis
kanan
Batas jantung kiri : linea axilaris
anterior sinistra ICSV.
Batas atas jantung : ICS II linea sternalis
sinistra.
suara nafas vesikuler +/+, Rhonki +/+, Wheezing -/-.
• Abdomen : supel, hepar tidak teraba,
lien tidak teraba , bising usus (+) nyeri tekan
epigastrium (+)
• Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 sec,
edema tungkai bawah +/+
Follow up H+2, 28 juni 2018
S O A P
Sesak (-), nyeri dada • Kesadaran : Compos mentis CHF e.c • Aff venflon
(-), lemas (-), Batuk • Suhu :36,5° C HHD, • Inj. Furosemid 2 x 2 amp
(+) berdahak, kedua • Nad: 96 x/menit (kuat, teratur) Efusi (pagi dan sore)
tungkai bawah • Laju napas : 20 x/menit pleura, • Spironolakton 1 x 25 mg
bengkak, BAB dan • Tekanan darah : 130/70 mmHg Bronkhitis, • Captopril 2 x 6,25 mg
BAK tidak ada • spO2 : 97 CAD • ISDN 3 x 5 mg
keluhan • Mata : konjungtiva anemis -/-, • Aspilet 1 x 80 mg
sklera ikterik -/- • Aspar K 1 x 1 tab
• Leher : JVP 5+2 , KGB tidak • + N-AC 3 x 200mg
ditemukan kelainan
• Cor/pulmo : Bunyi jantung I – II reguler,
gallop (-), murmur (-)
Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternalis
kanan
Batas jantung kiri : linea axilaris
anterior sinistra ICSV.
Batas atas jantung : ICS II linea sternalis
sinistra.
suara nafas vesikuler +/+, Rhonki +/+, Wheezing -/-.
• Abdomen : supel, hepar tidak teraba,
lien tidak teraba , bising usus (+) nyeri tekan
epigastrium (+)
• Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 sec,
edema tungkai bawah +/+
Follow up H+3, 29 juni 2018
S O A P
Jackson G, Gibbs CR, Davies MK, Lip GYH. ABC of heart failure: pathophysiology. BMJ 2000;320:167-70
Fox KF, Cowie MR, Wood DA, et al. Coronary artery disease as the cause of incident heart disease in the population. Eur Heart J 2001;22;228-236
Mekanisme kompensasi dari jantung
peningkatan beban
Jackson G, Gibbs CR, Davies MK, Lip GYH. ABC of heart failure: pathophysiology. BMJ 2000;320:167-70. 94 J Peny Dalam,
Volume 8 Nomor 3 Bulan September 2007 7
Result of
Compensatory
Mechanisms >
Klasifikasi Gagal Jantung menurut ACC/AHA vs NYHA
Dickstein K, et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Europian Society of
Cardiology.2008: 29;2388-442.
DIAGNOSIS GAGAL JANTUNG
Kriteria mayor Kriteria minor
Paroxysmal nocturnal dyspnea Edema tungkai
TN.A
PND + ; Kardiomegali + ; ronkhi basah+
Edema tungkai + ; Batuk malam hari + ; DOE + ; efusi pluera +
Dickstein K, et al. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Europian Society of
Cardiology.2008: 29;2388-442.
PROGNOSIS
Prognosis gagal jantung yang tidak mendapat terapi tidak diketahui. Sedangkan
prognosis pada penderita gagal jantung yang mendapat terapi yaitu:
Hanon O et al. Consensus of the French Society of Gerontology and Geriatrics and the French Society of Cardiology for the management of
coronary artery disease in older adults. Archives of Cardiovascular Disease 2009:102:829-4
Light RW. 2002. Pleural effusion. New england journal medicine, vol 346, no 25.