Anda di halaman 1dari 37

TONSILITIS

DIFTERI
FITRIANI DANISHA
102117098
Anatomi Tonsil
O Tonsil terbagi menjadi 3 bagian yaitu tonsila
faringeal, tonsila palatina dan tonsila lingual
O Terletak di rongga faring (nasofaring dan
orofaring)
O Ke 3 bagian tonsil tersebut membentuk
sebuah bangunan berbentuk cincin yang
dinamakan Cincin Waldeyer (Waldeyer’s
Ring)
Terletak di lateral orofaring dibatasi oleh :
-Lateral : M. konstriktor faring superior
-Anterior : M. palatoglosus
-Posterior : M. Palatofaringeus
-Superior : Palatum mole
-Inferior : Tonsil lingual
Tonsila Faringeal (Adenoid)
O Masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari
jaringan limfoid yang sama dengan yang
terdapat pada tonsil.
O Pada umumnya adenoid akan mencapai
ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun
kemudian akan mengalami regresi.
Tonsila Palatina
Merupakan massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan
ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus di dalamnya.

Tonsila palatina (tonsil) terletak dalam fosa


tonsil

Kutub atas tonsil  didapatkan celah intratonsil


yang merupakan sisa kantong faring yang kedua

Kutub bawah  melekat pada dasar lidah

Permukaan medial tonsil  kriptus


Fossa Tonsil
Dibatasi oleh arkus faring anterior dan posterior

Batas lateral adalah m. konstriktor faring superior

Batas atas terdapat kutub atas (upper pole) yang


berisi fosa supra tonsil (jaringan ikat jarang)

Fossa tonsil diliputi oleh fasia yang merupakan


bagian dari fasial bukofaring
Tonsila Palatina
Tonsila Lingual
O Tonsil Lingual terdiri dari sejumlah penonjolan
yang bulat dan terdapat jaringan limfoid
disekelilingnya.
O tonsil tak bertangkai yang terletak pada dasar
lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum
glosoepiglotika.
O Tonsila Lingual Berfungsi untuk mengatur udara
yang masuk atau keluar melalui tenggorokan
dan membantu untuk proses menelan.
Histologi Tonsil
O Mengandung 3 unsur utama yaitu:
O jaringan ikat atau trabekula (sebagai
rangka penunjang pembuluh darah, saraf
dan limfa)
O folikel germinativum (sebagai pusat
pembentukan sel limfoid muda)
O jaringan interfolikel (jaringan limfoid dari
berbagai stadium).
Histologi Tonsil
Perdarahan Tonsil
Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang
A. carotis eksterna, yaitu :
O A. Maksilaris eksterna (A. Facialis) dengan
cabangnya A. Tonsilaris dan A. Palatina
asenden.
O A. Maksilaris interna dengan cabangnya A.
Palatina desenden.
O A. Lingualis dengan cabangnya A. Lingualis
dorsal
O A. Faringeal asenden.
Perdarahan Tonsil
persarafan
Tonsil bagian atas mendapat sensasi dari serabut
saraf V melalui ganglion sfenopalatina dan
bagian bawah dari saraf glossofaringeus (N.IX).
Fungsi Tonsil
Tonsilitis
O Definisi:

Merupakan peradangan umum dan


pembengkakan dari jaringan tonsila
palatina yang biasanya disertai dengan
pengumpulan leukosit, sel-sel epitel mati,
dan bakteri patogen dalam kripta.
Tonsilitis Akut
Berdasarkan penyebabnya, tonsilitis akut
dibagi menjadi dua penyebab yaitu:
O Tonsilitis Viral
O Tonsilitis Bakterial
Tonsiltis Viral
•Penyebab paling sering  virus Epstein Barr.
Haemophilus influenza juga merupakan salah
satu penyebab. Gejala tonsilitis viral
menyerupai dengan gejala common cold
disertai dengan nyeri tenggorok.
Tonsilitis Bakterial
•Penyebab tersering  group A Streptokokus B
hemolitikus atau strept throat. Infiltrasi bakteri
pada lapisan epitel jaringan tonsil akan
menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya
leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk
detritus.
Patofisiologi
Bakteri menginfiltrasi
lapisan epitel jaringan Reaksi radang
tonsil

Detritus Keluarnya leukosit


terbentuk polimorfonuklear

Detritus merupakan
kumpulan leukosit, Detritus
bakteri yang mati dan mengisi kripta
epitel yang terlepas
Gejala dan Tanda
O Nyeri tenggorok Pada pemeriksaan
O Nyeri menelan ditemukan:
O Pembengkakan tonsil
O Demam dengan
O Tonsil terlihat
suhu tubuh tinggi
hiperemis dan adanya
O Rasa lesu detritus berbentuk
O Tidak nafsu makan folikel/lakuna/tertutup
O Nyeri telinga (otalgia) membran semu
O Nyeri tekan dan
bengkak pada kelenjar
submandibula
Tonsilitis Kronik
Merupakan peradangan kronis Tonsila
Palatina setelah serangan akut yang berulang
atau infeksi subklinis. Tonsilitis berulang
banyak terdapat pada anak-anak, yang
diantara serangan infeksi tonsil dapat terlihat
sehat atau dapat juga terlihat membesar.
Tonsilitis Kronik
Etiologi
• 25% disebabkan oleh streptokokus B
hemolitikus grup A
Faktor Predisposisi
• Rangsangan menahun dari rokok
• Beberapa jenis makanan yang dapat
menyebabkan serangan berulang
• Pengaruh cuaca
• Kelelahan fisik
• Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
Patologi
Epitel mukosa
Proses radang
tonsil dan jaringan
berulang
limfoid terkikis

Jaringan parut akan Jaringan limfoid


mengkerut dan kripti diganti oleh
akan melebar jaringan parut

Kripti akan terisi Proses terus berlanjut


dengan detritus hingga menembus kapsul
tonsil

Perlekatan dengan
jaringan sekitar fosa
tonsilaris
Gejala dan Tanda
O Rasa mengganjal di O Pada pemeriksaan
tenggorok didapatkan:
O Rasa kering di O Tonsil membesar
tenggorokan dengan permukaan
O Nafas berbau yang tidak rata,
O Tidur mengorok
kriptus melebar dan
beberapa kripti terisi
oleh detritus
Diagnosis
O Anamnesis=
Adanya keluhan rasa sakit di tenggorok, nyeri
menelan, rasa mengganjal pada tenggorok,
nafas berbau, terkadang ada demam, malaise
O Pemeriksaan Fisik=
Tampak tonsil membesar dengan adanya
hipertrofi dan jaringan parut. Tampak kripti
melebar dan terisi oleh detritus
O Pemeriksaan Penunjang=
Kultur dan uji resistensi dari sediaan apus
tonsil
Diagnosis Banding
• Tonsilitis Difteri
Tonsilitis • Angina Plaut-
vincent
Membranosa • Mononucleosis
infeksiosa

• Faringitis
Penyakit tuberkulosa
Kronik Faring • Faringitis Luetika
Granulomatus • Aktinomikosis
faring
Tatalaksana
Tirah baring

Pemberian cairan adekuat

Diet ringan

Analgetika

Antivirus (jika diperlukan)


Tatalaksana
O Pengobatan pasti untuk tonsilitis kronik
adalah dengan pengangkatan tonsil
(tonsilektomi diseksi), dengan atau tanpa
pengangkatan adenoid.
O Dilakukan apabila terapi konservatif
maupun terapi medikamentosa dengan
antibiotika spektrum luas tidak berhasil.
Tonsilektomi
Berdasarkan AAO-HNS tahun 1995, indikasi
tonsilektomi dibagi menjadi dua:
O Indikasi Absolut = Tonsil yang besar hingga
mengakibatkan gangguan pernafasan, nyeri telan
yang berat, gangguan tidur atau komplikasi penyakit-
penyakit kardiopulmonal.
O Abses peritonsiler (Peritonsillar abscess) yang tidak
menunjukkan perbaikan dengan pengobatan
O Tonsillitis yang mengakibatkan kejang demam.
O Tonsil yang diperkirakan memerlukan biopsi jaringan
untuk menentukan gambaran patologis jaringan.
Indikasi Relatif
O Jika mengalami tonsilitis 3 kali atau lebih dalam satu tahun
dan tidak menunjukkan respon sesuai harapan dengan
pengobatan medikamentosa yang memadai.
O Bau mulut atau bau nafas tak sedap yang menetap pada
tonsillitis kronis yang tidak menunjukkan perbaikan dengan
pengobatan.
O Tonsillitis kronis atau tonsilitis berulang yang diduga
sebagai carrier kuman Streptokokus yang tidak
menunjukkan repon positif terhadap pengobatan dengan
antibiotika.
O Pembesaran tonsil di salah satu sisi (unilateral) yang
dicurigai berhubungan dengan keganasan (neoplastik)
Tonsilektomi
Kontraindikasi
Radang akut tonsil.

Demam, albuminuria.

Penyakit paru-paru

Hipertensi.

Poliomielitis epidemic
Komplikasi
Komplikasi sekitar tonsil Komplikasi organ jauh

Peritonsilitis Demam rematik dan PJR

Abses Peritonsilar (Quinsy) Glomerulonefritis

Abses Parafaringeal Artritis dan fibrositis

Abses Retrofaring Episekleritis

Kista tonsil Konjungtivitis berulang


Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai