Anda di halaman 1dari 32

SISTEM DARAH

Kelompok 4

Nama anggota:
1. Diana Oktarijani (P23133114014)
2. Fitri Fajriyah Nur Ubay (P23133114023)
3. Jenny Teresia (P231331140
Sistem Sirkulasi

Penghubung antara lingkungan eksternal dan


lingkungan cairan internal tubuh. Sistem ini
membawa nutrien dan gas ke semua sel, jaringan,
organ dan sistem organ serta membawa produk akhir
metabolik keluar darinya.
Komponen sirkulasi darah
1. Sistem kardiovaskuler, terdiri dari jantung,
pembuluh darah (arteri, kapilar dan vena) dan
darah yang mengalir di dalamnya.
a. Jantung adalah pompa muskular untuk
menggerakkan darah.
b. Pembuluh darah adalah serangkaian tuba tempat
darah mengalir.
c. Darah adalah cairan mengalir dalam pembuluh.
2. Sistem limfatik teridiri dari pembuluh darah
limfe dan nodus limfe yang terletak dalam
pembuluh limfe besar.
3. Organ pembentuk dan penyimpan darah
seperti limfe,hati, sumsum tulang,kelenjar
timus, dan jaringan limfe,juga berhubungan
dengan system sirkulasi
Fungsi Sistem Sirkulasi Darah

1. Transpor
2. Mempertahankan suhu tubuh.
3. Perlindungan.
4. Pendaparan (buffering).
Darah
Karakteristik darah Komponen darah
• Darah adalah sejenis jaringan ikat yang
sel-selnya atau (element pembentuk ) • Plasma darah adalah cairan
tertahan dan dibawa dalam matriks bening kekuningan yang unsur
cairan (plasma).
• Darah lebih berat dibandingkan air dan pokoknya sama dengan
lebih kental. Cairan ini memiliki rasa dan sitoplasma.
bau yang khas, serta pH 7,4 (7,35-7,45).
• Warna darah berfariasi dari merah
terang sampai merah tua kebiruan,
bergantung pada kadar oksigen yang
dibawa sel darah merah.
• Volume darah total sekitar 5 liter pada
laki-laki dewasa berukuran rata-rata,
dan kurang sedikit pada perempuan
dewasa. Volume ini bervariasi sesuai
ukuran tubuh dan berbanding terbalik
dengan jumlah jaringan adipose dalam
tubuh. Volume ini juga bervariasi sesuai
perubahan cairan darah dan konsentrasi
elektrolitnya
Sel Darah Merah
Karakteristik Jumlah
• Eritrosit merupakan diskus
bikonkaf, bentuknya bulat dengan • Jumlah sel darah merah pada laki-
lekukan pada sentralnya dan laki sehat rata-rata 4,2 – 5,5 juta
berdiameter 7,65 µm. sel per millimeter kubik (mm3).
• Eritrosit terbungkus dalam Pada perempuan sehat rata-rata
membran sel dengan
permeabilitas tinggi. Membran ini 3,2 – 5,2 juta sel per mm3.
elastic dan fleksibel, sehingga • Hematokrit adalah presentase
memungkinkan eritrosit volume darah total yang
menembus kapilar (pembuluh
darah terkecil). mengandung eritrosit. Presentase
• Setiap eritrosit mengandung ini ditentukan dengan melakukan
sekitar 300 juta molekul sentrifugasi sebuah sampel darah
hemoglobin, sejenis pigmen dalam tabung khusus yang
pernapasan yang mengikat mengukur kerapatan sel pada
oksigen. Volume hemoglobin
mencapai sepertiga volume sel. bagian dasar tabung.
Fungsi Produksi
• Sel-sel darah merah mentranspor • Produksi eritrosit diatur
oksigen keseluruh jaringan melalui eritroprotein, suatu hormon
pengikatan hemoglobin terhadap glikoprotein yang diproduksi
oksigen. terutama oleh ginjal. Kecepatan
• Hemoglobin sel darah merah produksi eritprotein berbanding
berikatan dengan karbon dioksida terbalik dengan persediaan
untuk ditranspor ke paru-paru, tetapi oksegen dalam jaringan.
sebagian besar karbon dioksida yang
dibawa plasma berada dalam bentuk • Faktor apapun yang menyebabkan
ion bikarbonat. Suatu enzim (karbonat jaringan menerima volume
anhidrase) dalam eritrosit oksigen yang kurang (anoksia)
memungkinkan sel darah merah akan mengakibatkan peningkatan
bereaksi dengan karbon dioksida produksi eritprotein, sehingga
untuk membentuk ion bikarbonat. Ion semakin menstimulasi produksi sel
bikarbonat berdifusi keluar dari sel darah merah
darah merah dan masuk kedalam
plasma. • Hormon lain seperti kortison,
• Sel darah merah berperan penting hormone tiroid dan hormone
dalam pengaturan pH darah karena pertumbuhan juga memengaruhi
ion bikarbonat dan hemoglobin produksi sel darah merah
merupakan buffer asam-basa.
Kelainan Sel Darah Merah
Anemia adalah defisiensi sel
darah merah atau kekurangan
hemoglobin. Hal ini
mengakibatkan penurunan
jumlah sel darah merah, atau
jumlah sel darah merah tetap
normal tetapi jumlah
hemoglobinnya subnormal.
Karena kemampuan darah
untuk membawa oksigen
berkurang, maka individu
akan terlihat pucat atau
kurang
tenaga.
1. Anemia hemoragi terjadi akibat kehilangan darah akut.
Sumsum tulang secara bertahap akan memproduksi sel
darah merah baru untuk kembali ke kondisi normal.
2. Anemia defisiensi zat besi terjadi akibat penurunan asupan
makanan, penurunan daya absorpsi, atau kehilangan zat besi
secara berlebihan.
3. Anemia aplastik (sumsum tulang tidak aktif) ditandai dengan
penurunan sel darah merah secara besar-besaran. Hal ini
dapat terjadi karena pajanan radiasi yang berlebihan,
keracunan zat kimia atau kanker.
4. Anemia pernicious karena tidak ada vitamin B12
5. Anemia sel sabit (sickle cel anemia) adalah penyakit
keturunan dimana molekul hemoglobin yang berbeda dari
hemoglobin normalnya karena penggantian salah satu asam
amino pada rantai polipeptida beta. Akibatnya, sel darah
merah terdistorsi menjadi berbentuk sabit dalam kondisi
konsentrasi oksigen yang rendah. Sel-sel terdistorsi ini
menutup kapilar dan mengganggu aliran darah.
2 3

4 5
Polisitemia adalah
peningkatan jumlah sel
darah merah dalam
sirkulasi yang
mengakibatkan viskositas
dan volume darah. Aliran
darah yang mengalir
melalui pembuluh darah
terhalang dan aliran
kapilar darah tertutup.
1. Polisitemia kompensatori (sekunder) dapat terjadi
akibat hipoksia (kekurangan oksigen) karena hal
berikut ini:
• Kediaman permanen didataran tinggi
• Aktivitas fisik berkepanjangan
• Penyakit paru atau penyakit jantung
2. Polisitemia vera adalah gangguan pada sumsum
tulang.
Sel Darah Putih/Leokosit
Karakteristik Klasifikasi
• Jumlah • Ada lima jenis leukosit dalam
1. Jumlah normal sel darah putih sirkulai darah yang dibedakan
adalah 7.000 sampai 9.000 per mm3 berdasarkan ukuran, bentuk
2. Infeksi atau kerusakan jaringan nucleus dan ada tidaknya
mengakibatkan peningkatan jumlah granula sitoplasma. Sel yang
total leukosit.
memiliki granula sitoplasma
• Fungsi
1. Leukosit berfungsi untuk
disebut granulosit: sel tanpa
melindungi tubuh terhadap invasi granula disebut agranulosit.
benda asing, termasuk bakteri
dan virus.
2. Sebagian besar aktivitas leukosit
berlangsung dalam jaringan dan
bukan dalam aliran darah.
Kelainan Sel Darah Putih
1. Leukemia adalah sejenis kanker yang ditandai dengan
poliferasi sel darah putih yang tidak terkendali. Jenis
leukemia ditentukan berdasarkan jenis sel yang
dominan, seperti mielositik (granulosit), limfosit atau
leukemia monositik atau akut.
2. Mononukleosis infeksius, disebabkan oleh virus
Epstein-Barr yang ditandai dengan adanya
peningkatan jumlah limfosit dan ketidakseimbangan
jumlah sel yang abnormal dan tidak mantang.
3. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS)
disebabkan human immunodeficiency virus (HIV),
merusak system kekebalan tubuh dengan cara
menyerang rangkaian limfosit tertentu yang disebut
sel T.
1 2

3
Trombosit/keping darah

Trombosit (keping darah)


berjumlah 250.000 sampai
400.000 per mm3. Bagian
ini merupakan fragmen sel
tanpa nucleus yang berasal
dari megakariosit raksasa
multinukleus dalam
sumsum tulang.
Struktur Fungsi
• Ukuran trombosit mencapai • Trombosit berfungsi dalam
setengah ukuran sel darah hemostasis (penghentian
merah. Sitoplasmanya pendarahan) dan perbaikan
terbungkus suatu membran pembuluh darah yang robek.
plasma dan mengandung
berbagai jenis granula yang
berhubungan dengan proses
koagulasi darah.
Pembentukan bekuan darah
1. Mekanisme ekstrinsik
• Tromboplastin (membran lipoprotein) yang dilepas
oleh sel-sel jaringan yang rusak mengaktivasi
protrombin (protein plasma) dengan bantuan ion
kalsium untuk membentuk thrombin.
• Trombin mengubah fibrinogen yang dapat larut
menjadi fibrin yang tidak dapat larut. Benang-benang
fibrin membentuk bekuan atau jaring-jaring fibrin
yang menangkap sel darah merah dan trombosit serta
menutup aliran darah yang melalui pembuluh yang
rusak.
2. Mekanisme intrinsik
Berlangsung dalam cara yang lebih sederhana.
Mekanisme ini melibatkan 13 faktor pembekuan yang
hanya ditemukan dalam plasma darah. Setiap factor
protein (ditunjukan dengan angka Romawi) berada dalam
kondisi tidak aktif; jika salah satu diaktivasi, maka aktivasi
enzimatiknya akan mengaktivasi factor selanjutnya dalam
rangkaian dengan demikian akan terjadi suatu rangkaian
Reaksi (cascade of reaction) untuk membentuk bekuan.
Sirkulasi Pulmonal (peredaran darah kecil)

• Sirkulasi pulmonal atau


disebut juga sistem
peredaran darah kecil
adalah sirkulasi darah
antara jantung dan paru-
paru. ( Jantung - Paru paru
- Jantung lagi).
Sirkulasi sistemik (peredaran darah besar)

• Sirkulasi sistemik atau


peredaran darah besar /
Magna sirkulatoria adalah
srikulasi darah dari jantung
(ventrikel kiri) ke seluruh
tubuh (kecuali paru-paru).
(Jantung - Tubuh -
Jantung).
Vena (pembuluh balik)
Pembuluh darah yang mengalirkan darah
menuju jantung. Mengandung CO² sedikirt O² dan
makanan kecuali pada pembuluh balik paru-paru.
Peredaran darah vena:
Pembuluh kapiler venolus vena pulmonalis
jantung
Golongan darah dan tipe darah
Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan
secara genetic disebut antigen muncul di permukaan
membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B
beraksi dengan antibody pasangannya yang dimulai
terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir
• Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi
(penggumpalan) sel darah merah, maka antigen disebut
aglutinogen dan antibody pasangannya disebut
agglutinin.
• Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A, maupun
B atau hanya mewarisi salah satunya atau bahkan
keduanya sekaligus.
Klasifikasi golongan darah

• Klasifikasi golongan darah


ABO ditentukan
berdasarkan ada tidaknya
aglutinogen (antigen tipe A
dan tipe B) yang ditemukan
pada permukaan eritrosit
dan agglutinin (antibodi),
anti-A dan anti-B yang
ditemukan dalam plasma
darah.
Transfusi darah
1. Saat transfuse darah diberikan, plasma donor akan
diencerkan oleh plasma resipien, sehingga agglutinin donor
tidak dapat menyebabkan aglutinasi.
2. Aglutinogen pada sel donor penting untuk transfuse. Jika
golongan darah donor berbeda dengan darah resipen, maka
agglutinin dalam plasma resipien akan mengaglutinasi sel
darah merah asing donor.
3. Reaksi transfuse disebabkan oleh aglutinasi sel darah merah
donor.
• Aliran darah dalam pembuluh kecil terhalang oleh gumpalan
sel.
• Hemolisis (rupture) sel darah merah menyebabkan terlepasnya
hemoglobin ke dalam aliran darah.
• Hemoglobin yang terbawa ke tubulus ginjal mengendap,
menutup tubulus dan mengakibatkan ginjal tidak berfungsi.
4. Pencocokan silang pada golongan darah resipien
dan donor dilakukan sebelum pemberian transfuse
untuk memastikan kecocokan darah.
5. Konsep donor universal dan resipien universal.
• Donor universal. Darah golongan O tidak memiliki
aglutinogen untuk diaglutinasi sehingga dapat
diberikan pada resipien manapun, asalkan volume
transfusinya sedikit. Golongan O disebut donor
universal.
• Resipien universal. Individu dengan golongan
darah AB tidak memiliki aglutinin dalam plasmanya
sehingga dapat menerima eritrosit donor apapun.
Darah golongan AB disebut resipien universal.
Sistem RH
Sistem RH adalah kelompok antigen lain yang
diwariskan dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan
dan diberi nama berdasarkan Rhesus monyet. Antigen
RhD adalah antigen terpenting dalam reaksi imunitas
tubuh.
1. Jika factor RhD ditemukan, individu yang memilikinya
Rh positif. Jika faktor tersebut tidak ditemukan maka
individunya disebut Rh negatif. Individu dengan Rh
positif lebih banyak dibandingkan yang ber-Rh negatif.
2. Sistem ini berbeda dengan golongan ABO dimana
individu ber-Rh negative tidak memiliki aglutinin anti-
Rh dalam plasmanya.
3. Jika seseorang dengan Rh negative diberikan darah ber-Rh positif
maka aglutinin anti-Rh akan diproduksi. Walaupun transfusi awal
biasanya tidak membahayakan, pemberian darah Rh positif
selanjutnya akan mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor.
4. Eritoblastosis fetalis atau penyakit hemolisis pada bayi baru lahir,
dapat terjadi setelah kehamilan pertama ibu ber-Rh negative dengan
janin ber-Rh positif.
• Pada saat lahir (atau abortus spontan atau induksi), ibu akan
terpapar beberapa antigen Rh positif janin sehingga ibu akan
membentuk antibody untuk menolak antigen tersebut.
• Jika antibodi lawan faktor Rh telah diproduksi ibu maka pada
kehamilan selanjutnya, antibodi tersebut akan menembus plasenta
menuju aliran darah janin dan menyebabkan hemolisis sel darah
merah janin. Bayi yang mengalaminya akan terlahir dengan anemia.
• Pencegahan
Jika ibu ber-Rh negative mendapat injeksi antibodi berlawanan
dengan faktor Rh positif dalam waktu 72 jam setelah melahirkan,
keguguran, atau setelah abortus janin ber-Rh positif, mareka antigen
tidak akan teraktivasi. Ibu akan memproduksi antibodi lawannya.
Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai