Anda di halaman 1dari 44

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM RANGKA
KELOMPOK 1

DISUSUN OLEH

Erwanda Eka Prastika P2.31.33.1.14.018

Geby Aulia P2.31.33.1.14.024

Hadis Akbari P2.31.33.1.14.025

TINGKAT 1 D IV-A

KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA 2

JAKARTA, 2015

A. Organisasi Sistem Rangka


Rangka manusia dewasa tersusun dari tulang-tulang (sekitar 206 tulang ) yang
membentuk suatu kerangka tubuh yang kokoh.walaupun rangka terutama tersusun dari
tulang, rangka di sebagian tempat di lengkapi dengan kartilago. Rangka kemudian di
golongkan menjadi rangka aksial (tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada, tulang
rusuk), rangka apendikular (gelang bahu, tulang anggota gerak atas, gelang panggul,
tulang anggota gerak bawah) dan persendian antara tulang.

1. Rangka aksial terdiri dari 80 tulang yang membentuk aksis panjang tubuh dan
melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan torso.
2. Rangka apendikular terdiri dari tulang yang membentuk lengan tungkai,dan
tulang pektoral serta tojolan pelvis yang menjadi tempat melekatnya lengan dan
tungkai pada rangka aksial.
3. Persendian adalah artikulasi dari dua tulang atau lebih.

B. Fungsi sistem rangka


1. Tulang memberi topangan dan bentuk pada tubuh

2. Pergerakan

3. Perlindungan

4. Pembentukan sel darah (hematopoiesis)

5. Tempat penyimpanan mineral (kalsium dan fosfor)

6. Melekatnya otot-otot rangka

7. Memungkinkan organisme untuk bergerak

C. Komposisi jaringan tulang


1. Tulang terdiri dari sel-sel dan matriks ekstraselular. Sel-sel tersebut adalah
osteosit,osteoblas, dan osteoklas.

a. Osteosit adalah sel-sel matang yang mengisi lacuna dalam mettriks

b. Osteoblas adalah menyintesis unsur-unsur organik tulang. Sel ini bertanggung


jawab untuk pembentukan tulang-tulang baru selama pertumbuhan , perbaikan, dan
membentuk kembali tulang.

c. Osteoklas adalah sel-sel yang bertanggung jawab untuk menghancurkan dan


membentuk kembali tulang.

2. Matriks tulang tersusun dari serat-serat kolagen organik yang tertanam pada substansi
dasar dan garam-garam anorganik tulang seperti fosfor dan kalsium.

a. Substansi dasar

b. Garam-garam tulang

c. Persenyawaan antara kolagen dan Kristal hidroksiapatit bertanggung jawab atas


daya regang dan daya tekan tulang yang besar.

3. Kedua jenis jaring tulang, tulang cancellus (berongga) dan tulang kompak, kedua jenis
tulang ini memiliki komposisi yang sama, tetapi porositasnya berbeda

a. Tulang kompak

b. Tulang cancellus

c. Jumlah tulang cancellus dan tulang kompak relatif bervariasi bergantung pada
jenis tulang dan bagian yang berbeda dari tulang yang sama

D. Macam & Jenis Tulang Berdasarkan Bentuknya


Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi empat jenis / macam meliputi
tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek, dan tulang tak beraturan.

Tulang-tulang dalam tubuh manusia lebih kurang berjumlah 200 buah. Komponen
– komponen penyusun tulang adalah air (25%), zat organic berupa serabut (30%), dan zat
mineral terutama kalsium fosfat dan sedikit garam magnesium ( 45%).

 Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan sebagai berikut:


1. Tulang Pipa (Tulang Panjang)

Tulang pipa berbentuk seperti tabung yang kedua ujungnya bulat (epifisis) dan
bagian tengah silindris (diafisis). Hampir seluruh bagian terdiri-dari tulang kompak
(tulang padat) dengan sedikit komponen tulang spongiosa (tulang berongga-rongga).
Pada bagian dalam terdapat rongga berisi sumsum tulang. Contoh: Tulang paha,
tungkai bawah, serta lengan atas dan lengan bawah.

2. Tulang Pendek

Tulang pendek berbentuk seperti seperti kubus atau pendek tidak beraturan. Tulang
ini mempunyai inti tulang spongiosa yang dikelilingi tulang kompak. Contoh: tulang
telapak tangan dan kaki, serta ruas-ruas tulang belakang.
3. Tulang Pipih

Tulang pipih bentuk gepeng dan berupa lempengan lempengan lebar. Tulang pipih ini
tersusun atas dua lapisan tulang kompak yaitu lamina eksterna dan interna ossis karnii.
Di antara dua lapisan ini terdapat lapisan spongiosa yang dinamakan diploe. Peran
tulang pipih adalah melindungi struktur tubuh yang berada di bawahnya. Contoh
tulang pipih adalah tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang belikat.

4. Tulang Tak Beraturan


Dari namanya saja kita tentu tahu, bila tulang ini memiliki bentuk tidak beraturan.
Contohnya dapat kita temukan pada tulang rahang dan ruas tulang belakang.

 Berdasarkan jenisnya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang

keras :

1. Tulang Rawan (Kartilago)


Tulang rawan terdiri-dari sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks disebut kondrin
yang dihasilkan oleh kondroblast (sel-sel pembentuk kartilago). Lama kelamaan
kondroblast terkurung oleh matriksnya sendiri dalam ruang yang disebut lacuna.
Kondroblast dalam lacuna bersifat tidak aktif dan disebut kondrosit (sel tulang rawan).
Matriks pada tulang rawan umumnya adalah hialin yang homogen dan jernih. Matriks
yang berserabut lebih banyak mengandung zat kalogen (zat perekat logam).

2. Tulang Keras (Osteon)


Tulang keras merupakan kumpulan sel-sel tulang yang mengeluarkan matriks yang
mengandung senyawa kapur dan fosfat. Kedua senyawa ini menyebabkan tulang
menjadi keras. Osteoblast pada lacuna menjadi tidak aktif dan disebut osteosit (sel
tulang).

Tulang keras dibedakan menjadi dua , yaitu tulang kompak dan tulang spons
(tulang berongga). Pada tulang keras atau tulang kompak, matriks tulang rapat dan
padat, misalnya pada tulang pipa.

Pada tulang spons matriksnya berongga. Rongga-rongga pada tulang spons diisi
oleh jaringan sumsum tulang. Apabila berwarna merah, berarti mengandung sel-sel
darah merah, misalnya pada epifisis tulang pipa. Apabila berwarna kuning, berarti
mengandung sel-sel lemak, misalnya pada diafisis tulang pipa.

E. Rangka Aksial dan Rangka Apendikular


 Rangka Aksial
Rangka aksial merupakan rangka yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang, tulang
dada dan tulang rusuk.

1. Tulang Tengkorak
Gambar 1. Tulang tengkorak

Tengkorak manusia sebagian besar tersusun atas tulang-tulang yang berbentuk


pipih (Gambar 1.). Tulang-tulang tersebut bersambungan sedemikian rupa sehingga
membentuk rongga. Di antara tulang-tulang tengkorak terdapat hubungan antar tulang
(sendi) yang merupakan sendi mati atau disebut sutura.

Tengkorak manusia tersusun atas 23 buah tulang yang merupakan gabungan


tulang-tulang tempurung kepala (os. cranium) dan tulang muka/tulang wajah. (os.
splanchocranium). Tulang tempurung kepala yang berbentuk pipih dan membentuk
rongga berfungsi untuk melindungi otak. Tulang tempurung kepala terdiri dari 1 tulang
dahi (os. frontale), 1 tulang kepala belakang (os. occipitale), 2 tulang ubun-ubun (os.
parietale), 2 tulang baji (os. sphenoidale), tulang 2 tapis (os. ethmoidale) dan 2 tulang
pelipis (os. temporale). Di bagian bawah tempurung kepala terdapat rongga khusus
yang disebut foramen magnum. Foramen magnum berfungsi sebagai tempat masuk dan
keluarnya pembuluh saraf dan pembuluh darah yang kemudian menuju ke sumsum
tulang belakang.

Tulang muka terdapat pada bagian depan kepala. Tulang-tulang muka membentuk
rongga mata untuk melindungi mata, membentuk rongga hidung dan memberi bentuk
wajah. Tulang muka terdiri dari 2 tulang rahang atas (os. maxilla), 2 tulang rahang
bawah (os. mandibula), 2 tulang pipi (os. zygomaticum), 2 tulang air mata (os.
lacrimale), 2 tulang hidung (os. nasale), 2 tulang langit-langit (os. pallatum) dan 1
tulang lidah (os. hyoideum)

2. Tulang Belakang (Os. Vertebrae)


Gambar 2. Ruas-ruas tulang belakang

Tulang belakang berada di bagian tengah tubuh yang berfungsi untuk menopang
seluruh tubuh, melindungi organ dalam tubuh serta merupakan tempat pelekatan tulang
rusuk. Tulang belakang tersusun dari 33 ruas tulang tidak beraturan (Gambar 2.). Setiap
segmen atau ruas tulang belakang dapat bergerak sedikit. Seluruh gerakan tiap segmen
dapat digabung sehingga memungkinkan seseorang untuk membungkukkan tubuh.
Tulang belakang terdiri dari:

a. Tujuh (7) ruas tulang leher (os. cervical)

Ruas pertama dari tulang leher (tulang atlas) berhubungan dengan tempurung
kepala karena adanya persendian yaitu sendi putar, sedangkan ruas kedua berupa tulang
pemutar atau poros. Bentuk dari tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan
gerakan ke atas dan ke bawah serta gerakan menggeleng.

b. Dua belas (12) ruas tulang punggung (os. thoraxalis)

Pada bagian kiri dan kanan ruas-ruas tulang punggung merupakan tempat
melekatnya tulang rusuk.

c. Lima (5) ruas tulang pinggang (os. lumbar)

Ukuran tulang pinggang lebih besar dibandingkan tulang punggung. Ruas-ruas


tulang pinggang menahan sebagian besar berat tubuh dan banyak dilekati otot-otot.

d. Tulang kelangkang (os. sacrum)

Tulang kelangkang merupakan fusi dari 5 segmen tulang belakang, membentuk


segitiga tidak beraturan yang terletak di bawah ruas-ruas tulang pinggang.

e. Tulang ekor (os. cocigeus)

Tulang ekor merupakan fusi dari 4 segmen terakhir tulang belakang.

3. Tulang Dada (Os. Sternum)

Gambar 3. Tulang dada dan tulang rusuk

Tulang dada berbentuk pipih seperti pisau belati (Gambar 3.). Pada tulang dada terdiri
dari 3 bagian, yaitu:

a. Bagian hulu (os. manubrium sterni)


Os. manubrium sterni bersambungan dengan tulang selangka (klavikula) dan tulang
rusuk pertama.

b. Bagian badan (os. corpus sterni)

Os. corpus sterni merupakan tempat melekatnya 9 pasang tulang rusuk berikutnya (6
pasang tulang rusuk sejati dan 3 pasang tulang rusuk palsu).

c. Bagian bawah/taju pedang (os. xiphoid processus)

Os. xiphoid processus merupakan bagian paling bawah dari tulang dada. Tulang ini
terbentuk dari tulang rawan.

4. Tulang Rusuk/Iga (Os. Costae)

Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. Bersama-sama dengan tulang
dada, tulang rusuk membentuk rongga dada untuk melindungi jantung, hati dan paru-
paru. Tulang rusuk pada manusia berjumlah 12 pasang yang dapat digolongkan menjadi 3
kelompok, yaitu:

a. Tulang rusuk sejati (os costae vera)

Tulang rusuk sejati berjumlah 7 pasang. Ujung depan tulang rusuk sejati melekat
pada tulang dada, sedangkan ujung belakang melekat pada segmen tulang punggung.

b. Tulang rusuk palsu (os costae sporia)

Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Ujung depan tulang rusuk palsu melekat
pada tulang rusuk di atasnya, sedangkan ujung belakang melekat pada segmen tulang
punggung.

c. Tulang rusuk melayang (os costae fluctuantes)

Tulang rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Ujung depan tulang rusuk melayang
tidak melekat pada tulang manapun, sedangkan ujung belakang melekat pada
segmen tulang punggung.

 RANGKA APENDIKULAR
 Tulang anggota gerak atas (extremitas superior)
Tulang penyusun anggota gerak atas tersusun atas:

Humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang /pipa, ujung
atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. Pada bagian bawah memiliki
dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna

Radius dan ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran lebih besar
dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Tulang radius memiliki
kontribusi yang besar untuk gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.

Karpal / pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan
oleh ligamen

Metakarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas
berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan
dengan tulang-tulang jari (palanges)

Palanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga
buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang.
A. Girdel Pektoral/Gelang bahu

Setiap girdel pektoral memiliki dua tulang-klavikula dan skapula-dan berfungsi


untuk melekatkan tulang lengan ke rangka aksial.
1. Skapula (tulang belikat) adalah tulang pipih triangular dengan tiga tepi:
tepivertebra (medial) yang panjang terletak pararel dengan kolumna vertebrata;
tepi superior yang pendek melandai keujung bahu; tepi lateral (merupakan tepi
ketiga pelengkap segitiga) mengarah ke lengan.
a. Bagian spina pada skapula adalah bubungan tulang yang berawal dari
tepi vertebra dan melebar saat mendekati ujung bahu
b.Spina berakhir pada prosesus akromion, yang berartikulasi dengan
klavikula: bagian ini menggantung persendian bahu.
c. Prosesus koroid adalah tonjolan berbentuk kait pada tepi superior yang
berfungsi sebagai tempat perlekatan sebagian otot dinding dada dengan
lengan.
d. Rongga glenoid (fosa glenoid) adalah suatu ceruk dangkal yang ditemukan
pada persendian tepi superior dan lateral. Bagian ini mempertahankan letak
kepala humerus (tulang lengan)
2. Klavikula (tulang kolar) adalah tulang berbentuk S, yang secara lateral
berartikulasi dengan prosesus akromion pada skapula dan secara medial dengan
manubrium pada takik klavikular untuk membentuk sendi sternoklavikular
a. Dua pertiga bagian medial dari tulang klavikula berbentuk konveks, atau
melengkung ke depan
b. Sepertiga bagian lateral tulang klavikula berbentuk konkaf, atau
melengkung ke belakang
c. Klavikula berfungsi sebagai tempat pendekatan sebagian otot leher, toraks,
punggung dan lengan.

B. Lengan atas

Lengan atas tersusun dari tulang lengan, tulang lengan bawah dan tulang tangan.
1. Humerus adalah tulang tunggal pada lengan. Humerus terdiri dari bagian kepala
membulat yang masuk dengan pas ke dalam rongga glenoid, bagian leher anatomis,
dan bagian batang yang memanjang ke arah distal.
a. Dua elevasi, tuberkel besar dan tuberkel kecil, terletak di ujung atas batang
tulang dan memberikan tempat untuk pelekatan otot.
b. batang tulang di bawah tuberkel menyempit menuju suatu bidang yang di
sebut leher surgikal karena kecenderungan humerus untuk mengalami
fraktur di area ini.
c. bagian tengah batang tulang ke bawah adalah tuberositas deltoid kasar
yang berfungsi untuk tempat perlengkapan otot deltoid.
d. bagian ujung bawah dari tulang humerus melebar dan masuk ke dalam
tonjolan epikondilus medial dan lateral tempat asal otot –otot lengan atas
dan tangan. Saraf ulnar memenjang di belakang epikondilus medial dan
responsive terhadap tiupan atau tekanan, sehingga mengakibatkan “ sensasi
kesemutan pada tulang”.
e. permukaan artikuler tersusun dari kapitulum lateral (kepala kecil), yang
menerima tulang radius lengan bawah, dan troklea(pullet), tempat tulang
ulna lengan bawah bergerak.
f. prosesus koronoid terletak di atas troklea pada permukaan anterior, sedang
prosesus olekranom juga terletak di atas troklea, tetapi di permukaan
posterior. Indentasi ini berfungsi untuk menerima bagian – bagian dari tulang
lengan bawah saat tulang-tulang tersebut bergerak.

2. Tulang – tulang ari lengan bawah adalah ulna sisi medial dan tulang radius
disisi lateral ( sisi ibu jari) yang di hubungkan denagn suatu jaringan ikat fleksibel,
membrane interoseus.
a. ulna
(1) ujung proksimal ( ujung atas ) tulang ulna tampak seperti pilinan yang terurai.
Bagian atas pilinan tersebut adalah prosesus elekranon, yang masuk dengan
pas ke dalam fosa elekranon humerus saat lengan bawah berekstensi penuh.
Bagian bawah pilinan adalah prosesus kolonoid,yang masuk dengan pas
kedalam fosa koronoid humerus saat lengan bawah berfleksi penuh.Takik
radial,yang terletak dibawah prosesus koronoid,mengakomudasi bagian kepala
dari tulang radius.
(2) Ujuang distal (Bawah) tulang ulna memiliki perpanjangan pilinan batang yang
di sebut kepala. Bagian ini beratikulasi dengan prosesus ulnar tulang
radius.Bagian kepala memanjang keatas prosesus stiloid tulang ulna.
b. radius
(1) Ujung proksimal tulang radius adalah kepala berbentuk diskus yang berarti
kulasi dengan kapitulum humerus dan takik radial tulang ulna.
(2) Tuberositas radial untuk tempat perlekatan otot biseps terletak pada batang
radius tepat dibawah bagian kepala
(3) Ujung distal tulang radius memiliki permukaan karpal konkaf yang berarti
kulasi dengan tulang pergelangan tangan,sebuah takik ulnar pada permukaan
medialnya untuk berartikulasi dengan tulang ulna, dan sebuah prosesus stiloid
disisi lateral.

3. Tulang pergelangan tangan (karpus). Pergelangan tangan terbentuk dari


delapan tulang karpal ireguler yang tersusun dalam dua baris,setiap baris berisi
empat tulang.
a. Barisan tulang karpal proksimal dari sisi ibu jari dalam posisi anatomis terdiri
dari tulang berikut ini :
(1) Navikular (skafoid), dinamakan demikian karena bentuknya menyerupai
perahu
(2) Lunatum dinamakan demikian karena bentuknya seperti bulan sabit
(3) Trikuetral (triangular), dinamakan demikian memiliki tiga sudut
(4) Pisiform, yang berarti kacang, dinamakan demikian karena ukuran dan
bentuknya menyerupai kacang.
b. Barisan tulang karpal distal terdiri dari :
(1) Trapesium, sebelumnya disebut tulang multangular besar karena
permukaannya yang banyak
(2) Trapezoid, berukuran lebih kecil, tetapi multi-sisi juga
(3) Kapitatum, dinamakan demikian karena kepala tulang yang bulat dan
besar
(4) Hamatum, berarti kait, dinamakan demikian karena ada tonjolan
menyerupai kait, yang meluas pada sisi medial pergelangan tangan.

4. Tangan (metacarpus) tersusun dari lima tulang metacarpal.


a. Semua tulang metakarpal sangat serupa, kecuali untuk ukuran panjang
metacarpal pertama pada ibu jari.
b. Setiap tulang metacarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang
berartikulasi dengan barisan distal tulang karpal pergelangan tangan.
Sebuah batang, dan sebuah kepala terpilin yang berartikualsi dengan
sebuah tulang falang, atau tulang jari, kepala tulang metacarpal membentuk
buku jari yang menonjol pada tangan.
5. Tulang-tulang jari disebut phalanges, tulang tunggalnya lebih sering disebut
tulang falang.
a. Setiap jari memiliki tiga tulang, yaitu tulang falang proksimal, medial, dan
falang distal.
b. Ibu jari hanya memiliki tulang falang proksimal, dan medial

C. Girdel pelvis

Girdel pelvis mentransmisikan berat trunkus ke bagian tungkai bawah dan


melindungi organ-organ abdominal dan pelvis. Bagian ini terdiri dari dua tulang
panggul (disebut juga oksa kaksa, tulang tanpa nama, atau tulang pelvis) yang
bertemu pada sisi anterior simfisis pubis dan berartikulasi di sisi posterior dengan
sacrum.
1) Setiap tulang panggul menyerupai bentuk kipas angin listrik dengan sebuah
poros pemegang serta dua baling-baling.
a. Poros tersebut adalah suatu kantong seperti cangkir, disebut asetabulum,
yang menerima kepala femur, atau tulang paha, di persendian panggul.
b. Ilium adalah lempeng tulang lebar, yang menjulang ke atas dan keluar
asetabulum. Bagian ini naik posisinya sampai mencapai Kristal iliaka tebal
yang dapat teraba pada posisi tangan di panggul.
1. Ujung anterior Krista adalah pada spina iliaka anterior superior
dan ujung posteriornya pada spina iliaka posterior superior. Spina ini
menjadi tempat pelekatan otot dan ligament.
2. Spina iliaka anterior inferior adalah suatu tonjolan besar di bawah
spina iliaka anterior superior. Sedangkan yang tepat berada di bawah
spina iliaka posterior superior adalah spina iliaka posterior inferior.
3. Dibawah spina iliaka posterior inferior, tepi posterior tulang ilium
membentuk lekukan yang dalam disebut takik skiatik besar.

c. Tulang iskium merupakan baling-baling posterior dan inferior dari kipas.


Tepi medialnya turut membentuk takik skiatik besar.
1. Pada sisi inferior takik skiatik besar adalah bagian spina iskial yang
menonjol, yang menjadi tempat melekatnya ligamen dari sacrum.
2. Bagian inferior dari spina iskial adalah takik skiatik kecil.
3. Tuberositas iskial adalah tonjolan besar tulang iskium yang
menyongkong tubuh dalam posisi duduk. Tulang ini berfungsi sebagai
tempat perlekatan otot paha posterior.
4. Dibagian anterior tuberositas iskial, terdapat ramus iskial ramping
yang memanjang kea rah depandan ke atas untuk menyatu dengan
ramus pubis inferior, yang memanjang ke bawah dari tulang pubis.

d. Tulang pubis melengkapi baling-baling anterior dan inferior tulang panggul.


Bagian ini terutama terdiri dari dua batang tulang ramus pubis superior dan
inferor.
1. Ramus pubis superior dan ramus pubis inferior menyatu dengan
pasangannya dari sisi lain di garis tengah simfisis pubis.
2. Lengkung pubis adalah sudut yang terbentuk pada persambungan
tulang pubis dibawah simfisis.
3. Foramen obturator adalah pembukaan besar yang dibatasi ramus
isikal, ramus pubis inferior, dan ramus pubis superior. Foramen ini
merupakan foramen terbesar pada rangka dan selama hidup dilapisi
dengan membrane obturator.

 Perbedaan pelvis menurut jenis kelamin


a. Berdasarkan pengukuran dimensi rata-rata pelvis laki-laki dan perempuan, maka
sekitar 50% perempuan memiliki ginekoid, atau pelvis sejati perempuan, yang
diameternya lebih lebar dan lebih lapang dibandingkan pelvis laki-laki, yang
memiliki android, pelvis sejati laki-laki.
b. Pengukuran pelvis menunjukkan berbagai variasi; sebenarnya, ada banyak variasi
bentuk dan ukuran pelvis di antara sesame perempuan, dan juga antara perempuan
dan laki-laki.

 Hubungan anatomis pelvis


a. Pelvis semu (besar) terikat dengan bagian atas yang menjulang dari kedua ilia dan
konkavitasnya, serta dengan dua sayap pada dasarsakrum.
b. Pelvis sejati (kecil) terbentuk dari sacrum dan koksiks, serta ilium, pubis, dan
iskium pada kedua sisinya.
(1) Pembatas pada pembukaan pelvis sejati, atau inlet pelvis, disebut brim pelvis.
Dimeter rongga pelvis berkaitan erat dengan proses melahirkan.
(2) Diameter dari outlet pelvis, yang dibatasi tuberositas iskial, rim bawah
simfisis pubis, dan ujung koksiks, secara obsterik juga penting.
(3) Saat lahir, ilium, iskium,dan pubis yang tersusun terutama dari jaringan
kartilago, terurat dan mulai terpisah, iskiumdan pubis mulai mengeras menjadi
jaringan tulang yang menyatu pada usia 7 sampai 8 tahun; osifikasi total dari
semua jaringan kartilago belum selesai sampai mencapai usia antara 17 dan 25
tahun.
D. Tungkai bawah

Secara anatomis, bagian proksimal dari tungkai bawah antara


girdel pelvis dan lutut adalah paha; bagian antara lutut dan pergelangan kaki adalah
tungkai.
1. Femur, bahasa latin yang berarti paha, adalah tulang terpanjang, terkuat dan
terberat dari semua tulang pada rangka tubuh
a. Ujung proksimal femur memiliki kepala yang membulat untuk artikulasi
dengan asetabulum. Permukaan lembut dari bagian kepala mengalami depresi,
fovea kapitis, untuk tempat perlekatan ligamen yang menyangga kepala
tulang agar tetap di tempatnya dan membawah pembuluh darah ke kepala
tersebut.
(1) Femur tidak berada pada garis vetrikel tubuh. Kepala femur masuk dengan
pas ke asetabulum untuk membentuk sudut sekitar 125 derajat dari bagian
femur, dengan demikian, batang tulang paha dapat bergerak bebas tanpa
terhalang pelvis saat bergerak.
(2) Sudut femoral pada wanita biasanya lebih miring (kurang dari 125 derajat)
karena pelvis lebih lebar dan femur lebih pendek.
b. Di bawah bagian kepala yang terus adalah bagian leher yang tebal yang terus
memanjang sebagai batang. Garis intertrokanter pada permukaan posterior
tulang membatasi bagian leher dan bagian batang.
c. Ujung atas batang memliki dua prosesus yang menonjol trokanter besar dan
trokanter kecil, sebagai tempat perlekatan otot untuk menggerakkan persendian
panggul.
d. Bagian batang permukaannya halus dan memiliki satu tanda saja linea aspera
yaitu lekuk kasar untuk perlekatan beberapa otot.
e. Ujung bawah batang melebar ke dalam kondilus medial dan kondilus lateral
1. Pada permukaan posterior, dua kondilus tersebut membesar dengan fosa
Interkondilar yang terletak diantara keduanya. Area triangular di atas fosa
interkondilar disebut permukaan popliteal.
2. Pada permukaan anterior, epikondilus medial dan lateral berada di atas
dua kondilus besar. Permukaan artikular halus yang terdapat diantara kledua
kondilus adalah permukaan patelar, yang berbentuk konkaf untuk
menerima patela (tempurung lutut)
2. Tulang Tungkai adalah tulang tibia medial dan tulang fibula lateral
a. Tibia adalah tulang medial yang besar : tulang ini membagi berat tubuh dari
femur ke bagian kaki.
1. Bagian kepala tulang tibia melebar ke kondilus medial dan lateral, yang
berbentuk konkaf untuk berartikulasi dengan kondilus femoral.
2. Kartilago pipih berbentuk baji, kartilago semilunar (meniskus) medial
dan lateral (meniskus), barada di pinggir kondilus untuk memperdalam
permukaan artikular.
3. Tonjolan interkondilar terletak diantara dua kondilus.
4. Kondilus lateral menonjol untuk membentuk faset fibula, yang menerima
bagian kepala fibula.
5. Tuberositas tibial, yang berfungsi untuk tempat perlekatan ligamen
patela, menonjol pada permukaan anterior diantara dua kondilus.
6. Krista Tibial (anterior), lebih umum disebut tulang kering, adalah
punggung batang tulang dengan permukaan anterior yang tajam dan
melengkung ke bawah.
7. Ujung bawah tibia melebar untuk berartikulasi dengan tulang talus
pergelangan kaki. Maleolus medial adalah tonjolan yang membentuk
benjolan (mata kaki) pada sisi medial pergelangan kaki.

b. Fibula adalah tulang yang paling ramping dalam tubuh. Panjangnya


proporsional, dan tidak turut menopang berat tubuh. Kegunaan tulang ini
adalah untuk menambah area yang tersedia sebagai tempat perlekatan otot
pada tungkai.
1. Bagian kepala fibula berartikulasi dengan faset fibular di bawah kondilus
lateral tulang tibia.
2. Ujung bawah batang berartikulasi secara medial dengan takik fibular pada
tulang tibia, dan memanjang ke arah leteral menjadi maleolus lateral,
yang seperti maleolus tibia lateral, dapat di raba di pergelangan kaki.

3. Pergelangan kaki dan kaki tersusun dari 26 tulang yang diatur dalam tiga
rangkaian. Tulang Tarsal menyerupai tulang karpal pergelangan tangan, tetapi
berukuran lebih besar : tulang metatarsal juga menyerupai tulang metakarpal
tangan, dan falang pada jari kaki juga menyerupai falang jari tangan.
a. Ada tujuh tulang tarsal
1. Tulang Talus berartikulasi dengan maleolus medial tibia dan dengan
maleolus lateral fibula untuk membentuk persendian pergelangan kaki.
Oleh karena itu, bagian ini menopang seluruh berat tungkai, yang
tersebar setengah kebawah ke arah tumit dan setengah lagi kedepan
pada tulang – tulang pembentuk lengkung kaki.
2. Tulang kalkaneus terletak di bawah talus dan menonjol di belakang
talus menjadi tulang tumit. Tulang ini menopang talus dan meredam
goncangan saat tumit menginjak tanah.
3. Tulang navikular memiliki permukaan posterior berbentuk konkaf
untuk berartikulasi dengan talus dan permukaan arterior berbentuk
konveks untuk berartikulasi dengan tiga tulang tarsal.
4. Ketriga tulang kuneiform yang berbentuk baji, diberi nomor dari sisi
medial ke sisi lateral, sebagai kuneiform pertama, kedua, dan ketiga.
Masing – masing tulang berartikulasi dengan tulang tarsal bernomor
sama: tulang kunieform ketiga juga berartikulasi denga tulang tarsal
ketujuh, yaitu tulang kuboid. Tulang kuneiform ini berbentuk arkus
transversa yang terdapat di bawah permukaan kaki.
5. Tulang kuboid berartikulasi di sisi anterior dengan tulang metatarsal
keempat dan kelima: di sisi posterior, tulang ini berartikulasi dengan
kalkaneus.
b. Telapak kaki dan arkus longitudinal terbentuk dari lima tulang metatarsal
yang ramping. Setiap metatarsal memiliki bagian dasar batang, dan bagian
kepala.
1. Tulang – tulang metatarsal dikenali dengan urutan nomor danri satu
sampai lima, mulai dari sisi medial ibu jari kaki.
2. Bagian dasar metatarsal berartikulasi dengan tarsal. Bagian kepalanya
berartikulasi degan falang.
3. Bagian kepala dari dua metatarsal pertama membentuk tumit kaki.
4. Bagian kepala metatarsal pertama memiliki dua tulang sesamoid yang
melekat pada permukaan platarnya.
c. Ke-14 falang pada jari – jari kaki, seperti halnya falang jari tangan, tersusun
dalam barisan proksimal, medial, dan distal. Ibu jari kaki hanya memiliki
falang proksimal dan distal.

F. Klasifikasi Strukturan dan Fungsional Persendian


 Klasifikasi umum persendian.

Suatu artikulasi atau persendian, terjadi saat permukaan dari dua tulang bertemu,
adanya pergerakan atau tidak bergantung pada sambungannya. Persendian dapat
diklasifikasi menurut struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara
tulang – tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan yang berhubungan dengan
persendian tersebut): dan menurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan
yang mungkin dilakukan pada persendian).

 Klasifikasi struktural persendian

1. Persendian Fibrosa tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan
ikat fibrosa.

2. Persendian kartilago tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan
kartilago.

3. Persendian sinovial memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan
ligamen artikular yang membungkusnya.

 Klasifikasi fungsional persendian

1. Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara struktural, persendian ini di bungkus
dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.

a. Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan jaringan ikat fibrosa
rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh sutura adalah sutura
sagital dan sutura parietal.

b. Sinkondrosis adalah sendi yang tulang – tulangnya dihubungkan dengan


kartilago hialin. Salah satu contohnya adalah lempeng epifisis sementara antara
epifisis dan diafisis pada tulang panjang seorang anak. Saat sinkondrosis
sementara berosifikasi, maka bagian tersebut dimanakan sinostosis.

2. Amfiartosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan


terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.

a. Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus


kartilago. Yang menjadi bantalan sendi yang memungkinkan terjadinya sedikit
gerakan. Contoh simfisis adalah simfisis pubis antara tulang – tulang pubis dan
diskus intervebralis antar badan vertebra yang berdekatan.

b. Sindesmosis terbentuk saat tulang – tulang yang berdekatan dihubungkan


dengan serat – serat jaringan ikat kolagen. Contoh sindesmosis dapat
ditemukan pada tulang yang terletak bersisian dan dihubungkan dengan
membran interoseus, seperti pada tulang radius dan ulna, serta tibia dan fibula.

c. Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas
dalam kantong tulang. Seperti pada gigi yang tertanam pada alveoli (kantong)
tulang rahang. Pada contoh tersebut, jaringan ikat fibrosa yang terlihat adalah
ligamen peridontal.

3. Diartrosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas , disebut juga sendi sinovial
(berasal dari kata yunani yang berarti “ dengan telur”). Sendi ini memiliki rongga
sendi yang berisi cairan sinovia, suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung
kedua tulang, dan ujung tulang pada sendi sinovial dilapisi kartilago artikular.

a.Lapisan terluar kapsul sendi terbentuk dari jaringan ikat fibrosa rapat berwarna
putih yang memanjang sampai bagian periosteum tulang yang menyatu pada
sendi.

1. Ligamen adalah penebalan kapsul yang berfungsi untuk menopang kapsul


sendi dan memberikan stabilitas.

2. Ligamen dapat menyatu dalam kapsul atau terpisah dari kapsul melalui
envaginasi kapsul.

b.Lapisan terdalam kapsula sendi adalah membran sinovial yang melapisi


keseluruhan sendi, kecuali pada kartilago artikular.

1. Membran synovial mensekresi cairan sinovial, materi kental yang jernih


seperti putih telur. Materi ini terdiri dari 95% air dengan Ph 7,4 dan
merupakan campuran polisakarida (sebagian besar asam hialuronat),
protein, dan lemak.

2. Cairan Sinovial berfungsi untuk melumasi dan memberikan nutrisi pada


kartilago artikular. Cairan ini juga mengandung sel fagosit untuk
mengeluarkan fragmen jaringan mati (debris) dari rongga sendi yang cidera
atau terinfeksi.

3. Pada beberapa sendi synovial, seperti persendian lutut, terdapat diskus


artikular (meniskus) fibrokartilago.

 Diskus artikular memodifikasi bentuk permukaan tulang yang


berartikulasi untuk mempermudah gerakan, memperbesar stabilitas atau
untuk meredam goncangan
 Cedera pada diskus artikular lutut biasanya disebut robekan kartilago

4. Bursa adalah kantong tertutup yang dilapisi membran synovial, dan


ditemukan diluar rongga sendi. Kantong ini terletak dibawah tendon atau
otot dan mungkin juga dapat ditemukan di area percabangan tendon atau
otot diatas tulang yang menonjol atau secara subkutan jika kulit terpapar
pada friksi, seperti pada siku atau tempurung lutut.

G. Klasifikasi Dan Pergerakan Pada Persendian Synovial


 Klasifikasi
1. Sendi Luncur : Sendi yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar. Contoh:
hubungan tulang pergerlangan kaki.

2. Sendi Peluru : Sendi yang memungkinkan pergerakan ke segala arah. Contoh: hubungan
tulang lengan atas dengan tulang belikat, dan tulang paha dengan gelang panggul

3. Sendi Gulung : Hanya terjadi sedikit gerakan dan dapat mengitari poros.

Contoh : Tulang pengumpul dengan hasta

4. Sendi Engsel : Sendi yang memungkinkan gerakan satu arah. Contoh: sendi siku antara
tulang lengan atas dan tulang hasta.

5. Sendi Putar : Sendi yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi). Contoh: hubungan
tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas).

6. Sendi Pelana : Sendi yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke segala
arah. Contoh: hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan.

 Pergerakan

Pergerakan pada sendi sinovial merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada tulang-
tulang yang membentuk artikulasi. Otot tersebut memberikan tenaga, tulang berfungsi
sebagai pengungkit, dan sendi berfungsi sebagai penumpu.

1. Fleksi adalah gerakan yang memperkecil sedut antara dua tulang atau duan
bagian tubuh, seperti saat menekuk siku (menggerakkan lengan kea rah depan),
menekuk lutut (menggerakkan tungkai kearah belakang), atau juga menekuk torso
kea rah samping.
a. Dorsofleksi adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kea rah depan
(meninggikan bagian dorsal kaki)

b. Plantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki

2. Ekstensi adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang atau dua
bagian tubuh.

a. Ekstensi bagian tubuh kembali ke posisi anatomis, seperti gerak meluruskan


persendian pada siku dan lutut setelah fleksi.

b. Hiperekstensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada bagian-


bagian tubuh melebihi 180%, seperti gerakan menekuk torso atau kepala kea
rah belakang.

3. Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti saat
lengan berabduksi, atau menjauhi aksis longitudinal tungkai. Seperti gerakan
abduksi jari tangan dan jari kaki.

4. Aduksi kebalikan dari abduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis
utama tubuh atau aksis longitudinal tungkai.
5. Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu sendiri
tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala untuk
menyatakan “tidak”.

a. Pronasi adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang
mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang.

b. Supinasi adalah rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak


tangan menghadap ke depan.

6. Sirkumduksi adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk
membuat ruang berbentuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan membentuk
putaran. Gerakan seperti ini dapat berlangsung pada persendiaan panggul, bahu,
trunkus, pergelangan tangan, dan persendian lutut.
7. Inversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kai
menghadap ke dalam atau kea rah medial.

8. Eversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki
menghadap kea rah luar. Gerakan inversi dan eversi pada kaki sangat berguna
untuk berjalan diatas daerah yang rusak dan berbatu-batu.

9. Protaksi adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang bawah
ke depan, atau memfleksi girdel pektoral ke arah depan.

10. Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh kea rah belakang, seperti saat
meretraksi girdle pektoral untuk membusungkan dada.
11. Elevasi adalah pergerakan struktur kea rah superior, seperti saat mengatupkan
mulut (mengelevasi mandibula) atau mengangkat bahu (mengelevasi skapula).

12. Depresi adalah menggerakkan suatu struktur ke arah inferior, seperti saat
membuka mulut.

H. Gangguan Pada Tulang dan Persendian

 Gangguan Pada Tulang

a. Kifosis (bungkuk)

Penyebab tulang bungkuk biasanya disebabkan oleh beberapa hal misalnya : Ruas-
ruas tulang belakang pada dada terlalu melengkung ke sebelah dalam karena selalu
mendapat tekanan yang berat dari atas.

Pencegahan : Melakukan terapi latihan fisik : Latihan fisik bisa dilakukan dengan
latihan yang kadarnya adalah ringan sesuai kemampuan tulang punggung anda.
Anda bisa melakukan peregangan secara sederhana, latihan berenang, olahraga
fitness dengan gerakan seated cable row. Anda bisa mencari referensinya dari
internet atau buku-buku olahraga untuk kesehatan tulang punggung anda. Jangan
pernah melakukan latihan fisik melebihi batas kemampuan anda.

Rajin minum susu dan mengkonsumsi makanan tinggi kalsium sejak dini :
Mengkonsumsi makanan yang berkalsium tinggi dan rajin meminum susu sejak
dini juga bisa mencegah terjadinya kifosis di usia lanjut.
Berkonsultasi ke dokter : Jika anda telah merasakan kifosis bisa juga dengan
langsung berkonsultasi ke dokter spesialis tulang punggung. Dokter akan
memberikan saran dan mungkin juga obat serta terapi yang tepat untuk kondisi
kifosis anda.

b. Lordosis (tenggeng) : ruas-ruas tuiang punggung di daerah pinggang terlalu ke


depan.

Penyebab kelainan tulang lordosis ini biasanya karena kebiasaan waktu kanak-
kanak tidur dengan bantal di bawah pinggang.

Pencegahan : mengubah posisi duduk yang benar, mengurangi ketegangan pad


punggung, mengatur kaki dalam keadaan relax sesering mungkin, menyesuaikan
kursi sesuai dengan posisi postur tubuh anda, meletakkan benda ditempat yang
mudak terjankau agar jika ingin mengambil barang tersebut posisi tubuh tidak
menyusahkan atau tidak ribet, menghindari penyebab rasa sakit pada pergelangan,
berolahraga secara teratur, serta mengatur diet yang cukup kalsium dan vitamin D.
c. Scholiosis (bahu miring) : ke kiri — ke kanan.

Penyebab bahu miring adalah membiasakan menyandang beban yang berat pada
bahu sebelah kanan saja.

Pencegahan : Pertama, hindari kebiasaan yang tidak seimbang. Skoliosis bisa


timbul akibat gaya hidup yang salah. Seperti dicontohkan di atas yang tentu saja
bisa memicu terjadinya penyakit ini. Hindatilah kebiasaan-kebiasaan kurang baik
tersebut. Misalnya, Anda biasa duduk dengan melipat satu kaki, maka seringlah
menggantinya atau melakukannya dengan seimbang. Jika sebelumnya melipat kaki
kanan, maka dalam beberapa menit lipat kaki kiri Anda.

Kedua, renang
Salah satu olahraga yang bisa dilakukan secara fun dan enjoy adalah renang.
Renang yang dilakukan adalah gaya bebas. Kuncinya, Anda harus menjaga
keseimbangan antara penggunaan bagian kanan dan kiri diri Anda.

d. Layuh semu
Layuh semu adalah infeksi sifilis pada anak dalam kandungan yang mengakibatkan
rusaknya cakra epifisa sehingga tulang-tulang anggota geraknya menjadi layuh.

f. Fraktura

Fraktura adalah patahnya tulang-tulang pipa, dapat dibedakan menjadi : patah


tuiang tertutup; apabila tuiang tidak merobek kulit pembungkusnya dan patah
tuiang terbuka apabila sampai mencuat keluar dan hal ini akan mudah
menimbulkan infeksi.

g. Fisura
Fisura adalah tulangnya retak dan kalus (sambungan tuiang) dibentuk dengan
cepat.

Pencegahan : Tingkatkan konsumsi makanan berserat. Tingkatkan asupan cairan


ke dalam tubuh minimal 8 gelas sehari (2 gelas saat bangun pagi, 4 gelas
sepanjang hari, 2 gelas saat akan tidur). Konsumsi makanan yang kaya akan
serat harus diimbangi dengan minum cairan dalam jumlah banyak. Peningkatan
asupan cairan ke dalam tubuh tanpa diikuti oleh peningkatan asupan serat tidak
akan memberikan pengaruh yang bermakna mencegah dan mengatasi konstipasi
yang dapat memicu kekambuhan fisura ani. Menghindari konsumsi kafein, teh
atau alkohol yang berlebihan menghindari kebiasaan menunda buang air besar
h. Nekrosa

Nekrosa adalah rusaknya peristonium (selaput tuiang) yang dapat


mengakibatkan tuiang tidak memperoleh makanan sahingga tuiang akan
mengering dan mati.
i. Achondroplasia

Ini adalah gangguan autosomal dominan yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan tulang panjang. Hal ini ditandai dengan deformasi tulang, yang
menyebabkan sesak proporsional ekstremitas (kaki, tangan, jari tangan dan kaki)
relatif terhadap batangnya.

j. Clubfoot

Juga dikenal sebagai talipes equinovarus, itu adalah kelainan bawaan yang
paling umum yang mempengaruhi sendi kaki. Pada bayi yang lahir dengan
gangguan ini, satu kaki atau kedua kaki titik ke bawah kemudian ke dalam,
sehingga sulit bagi mereka untuk berjalan dan bergerak.

Penatalaksanaan CTEV bertujuan untuk mencegah terjadinya disabilitas


sehingga penderita dapat melakukan aktifitas secara normal baik ketika anak-
anak maupun setelah tumbuh dewasa. Penatalaksanaan CTEV harus dapat
dilakukan sedini mungkin, minimal pada beberapa hari setelah lahir, meliputi
koreksi pasif, mempertahankan koreksi untuk jangka panjang dan pengawasan
sampai akhir pertumbuhan anak. Pada beberapa kasus diperlukan tindakan
pembedahan. Penatalaksanaan rehabilitasi medis pada penderita CTEV sangat
penting dalam hal mencegah terjadinya disabilitas secara dini maupun setelah
dilakukan tindakan koreksi secara operatif.
k. Osteogenesis Imperfecta

Juga dikenal sebagai penyakit tulang rapuh, anomali genetik ini menyebabkan
rendahnya produksi tulang rawan menyebabkan tulang rapuh, sendi longgar, dan
sklera biru. Hal ini juga diwariskan dalam pola autosomal dominan.

l. Osteoporosis

Ini adalah kelainan bawaan langka dimana tulang reabsorpsi diubah karena
osteoklas disfungsional. Hal ini menyebabkan peningkatan kepadatan tulang dan
pengerasan tulang.

Pecegahan: Cara mencegah osteoporosis sejak dini bukan hanya mengonsumsi


kalsium saja. Namun juga mengonsumsi kalium. Kalium sitrat yang jumlahnya
diseiimbangkan dengan suplemen atau vitamin D dan juga kalsium adalah salah
satu jalan alternatif yang sangat baik dan murah, dan selain itu juga sangat baik
dalam membantu meningkatkan kepadatan massa tulang dan membantu
meningkatkan mikro-arsitektur dari tulang pada lansia yang sehat dengan jumlah
massa tulang yang normal. Sementara olahraga beban akan merangsang tulang
menjadi kuat.
m. Displasia fibrosa
Ini adalah mutasi gen, yang tidak turun-temurun dan terjadi selama
perkembangan janin dalam rahim ibu. Fibrous dysplasia adalah suatu kondisi
dimana jaringan berserat mulai tumbuh di tempat tulang normal. Jaringan
fibrosa berkembang selama pertumbuhan tulang membuat mereka lebih lemah
dan lebih lemah. Jika mutasi terjadi pada tahap awal perkembangan janin itu
mempengaruhi jaringan yang lebih Namun, jika terjadi akhir sangat sedikit
terpengaruh. Karena mutasi terjadi sebelum kelahiran itu dianggap sebagai
kelainan genetik tetapi tidak turun-temurun karena sperma atau sel telur tidak
lulus pada mutasi ke janin.

n. Kanker osteosarcoma

Ini adalah jenis kanker tulang yang melibatkan pertumbuhan tumor kanker di
daerah yang tumbuh cepat tulang. Hal ini sebagian besar terjadi selama masa
kanak-kanak dan remaja, dengan usia rata-rata diagnosis adalah 15 tahun.

Pencegahan sebaiknya Anda memeriksakan tubuh ke otoritas medis secara


berkala dan konsisten untuk mencegah kemungkinan sekecil apapun
terjangkitnya osteosarkoma atau penyakit lainnya. pola makan dan gaya hidup
yang sehat, rajin berolahraga, terutama di bawah sinar matahari pagi, sangat baik
untuk menjaga kesehatan tulang.
o. Rickets

Gangguan ini melibatkan pelunakan dan melemahnya tulang akibat kekurangan


vitamin D, kalsium dan fosfat. Gejala-gejala termasuk nyeri dan nyeri tulang,
kram otot, kelainan bentuk gigi dan tulang, dll

Pencegahan pada penyakit rickets, sebaiknya Anda memeriksakan tubuh ke


otoritas medis secara berkala dan konsisten untuk mencegah kemungkinan
sekecil apapun terjangkitnya osteosarkoma atau penyakit lainnya.

p. Poliomielitis

Juga disebut polio, penyakit ini sangat menular dan menular dan disebabkan
oleh tiga jenis virus polio. Ini mempengaruhi sistem saraf yang dihasilkan
menjadi kelumpuhan parsial atau total. Hal ini sering menular melalui hubungan
fecal-oral. Sedangkan 90-95% dari orang mungkin tidak menunjukkan gejala
apapun, ada beberapa orang yang mengalami gejala ringan seperti mual, demam,
nafsu makan menurun, sembelit, dll Ada tiga jenis penyakit polio-Abortive
poliomyelitis, Non-paralitik poliomyelitis dan paralitik poliomyelitis .
Pencegahan Penyakit Polio Pada Bayi dapat dilakukan sedini mungkin dengan
memberikan imunisasi secara simultan kepada bayi. Yaitu di mana imunisasi
diberikan secara langsung dalam satu kali pertemuan, namun dengan beberapa
suntikan. Mungkin banya orang tua yang merasa tidak tega dengan pemberian
imunisasi simultan ini, karena bayi akan disuntik beberapa kali dalam jarak yang
pendek. Tetapi tidak perlu khawatir karena cara ini sangat aman.

 .Gangguan pada persendian

1. Terkilir

Terkilir adalah cedera sendi yang dapat meregangkan atau mungkin melukai
ligamen atau tendon yang membungkus sendi. Hal ini biasanya terjadi akibat
berputar dengan tiba-tiba atau tubrukan pada sendi. Terkilit jarang terjadi pada
lutut, pergelangan tangan, atau pergelangan kaki. Terkilir adalah cedera ringan
yang tidak menyebabkan rupture jaringan.

PENCEGAHAN
Pada orang yang mudah terkilir, cedera berikutnya dapat dicegah dengan
memakai ankle brace dan memasang suatu alat di sepatu untuk menstabilkan
kaki dan pergelangan kaki

2. Dislokasi.
Dislokasi, juga disebut luksasi, mengacu pada keadaan dimana terjadi kesalahan
letak permukaan artikulasi suatu persendiaan. Persendiaan lutut dan bahu
merupakan sendi rawan terhadap terjadinya dislokasi.

3. Bursitis,

Peradangan pada bursa yang menyatu dengan sendi, terjadi akibat eksersi sendi
yang berlebihan atau karena infeksi. Peristiwa ini paling sering terjadi pada
bursa subakromial di bahu dan mengakibatkan nyeri dan pergerakan sendi bahu
yang terbatas atau pada bursa antara Prosesus olekranon dan kulit (tennis
elbow). Bursitis prepatelar (biasa disebut “ housemaid’s knee) mungkin terjadi
akibat sering berlutut.
4. Artritis

Sebutan umum untuk semua jenis penyakit persendian, semua penyakit


persendian ditandai dengan nyeri, pembengkakan, dan peradangan, serta
semuanya mengakibatkan derajat kepincangan yang bervariasi.

5. Osteoartritis

adalah suatu penyakit persendian degeneratif yang kelihatannya berkaitan


dengan proses penuaan, obesitas, atau trauma persendian.

1. Gejala penyakit ini jarang muncul pada usia 40 tahun, dan pada akhirnya
setiap orang akan mengalami osteoartritis sampai derajat keparahan tertentu.

2. Kartilago hialin artikular hancur dan pertumbuhan tulang yang berlebihan


pada tepi-tepi artikular ditambah dengan hilangnya ruang sendi
mengakibatkan nyeri, terutama setelah beraktivitas. Penyakit ini bukanlah
penyakit yang menyababkan kepincangan, kecuali jika persendian panggul
terserang.

6. Artritis Gouti, yang menyerang sebagian besar laki-laki dewasa adalah akibat
kelainan metabolisme asam nukleat, yang menyebabkan penumpukan asam urat
dalm persendian tertentu.

7. Artritis infeksius terjadi saat bakteri atau produk bakteri tersebut berdiam dalam
persendian dan mengakibatkan peradangan.
1. Artritis Gonokokus menyebabkan nyeri akut dan terjadi akibat invasi
organisme penyebab gonore ke dalam sendi.

2. Infeksi Stafilokokus juga dapat menyebakan gejala artritis.


Daftar Pustaka

Aryulina, Diah, dkk.. 2007. Biologi 2 SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Esis.

Istamar Syamsuri, dkk. (2004). Biologi SMA XI. Jakarta: Erlangga.

Pratiwi, dkk. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Soewolo, dkk. 2003. Fisiologi Manusia. Maalang: JICA.

http://dianhusadaalimaniamj.blogspot.com/p/articaltion-dan-body-movement.html

http://www.materibiologi.com/kelainan-pada-tulang-manusia-dan-penyebabnya/

http://www.sridianti.com/gangguan-penyakit-kelainan-sistem-rangka-manusia.html

https://mansurmok.wordpress.com/ilmu-pengetahuan/sistem-rangka/

http://dianhusadaalimaniamj.blogspot.com/p/struktur-anatomi-axial-skeleton.html

http://ridhohandoko.blogspot.com/2013/04/makalah-sistem-rangka-organisasi-sistem.html

http://dianhusadaalimaniamj.blogspot.com/p/struktur-anatomi-appendicular-skeleton.html

Anda mungkin juga menyukai