Anda di halaman 1dari 29

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA

DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN


Jl. Mayjend Panjaitan No.8 Telp (0286) 591011 Fax. 591298
Banjarnegara 53415

DISKUSI
Tujuan
Out Line
1
1. Komitmen Internasional, bahwa penanganan kumuh sebagai
perwujudan Kota Layak Huni, merupakan salah satu komitmen
internasional dari Agenda Habitat, MDGs, dan SDGs, dimana
Indonesia
Adanya termasuk
Rencana negara yang
Pembangunan ikut
Jangka meratifikasi
Menengah agenda
Daerah
internasional tersebut;
(RPJMD) Kota
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 20111 tentang Perumahan dan
Tangerang
Kawasan Tahun 2014-2018
Permukiman, yang memuat
Kabupaten agenda wewenang
mempunyai
menyusun peraturan
pembangunan berbagaidaerah
bidang terkait dengan bidang perumahan
dan kawasan
termasuk bidangpermukiman (Pasal 18 huruf
sosial kemasyarakatan, b).ini dapat
selama
3. Muatan pokok RP4D (RP3KP) di tingkat Kabupaten/ Kota
menjadi panduan
merupakan acuandalam
untuk mengatur penyelenggaraan
pembangunan
melaksanakan perumahan
program dan permukiman
pembangunan. Namun secara
dokumen teratur,
ini
terencana,
perlu didukungdan terorganisasi.
oleh
4. Untuk mengoptimalkan capaian pemenuhan kebutuhan
sebuah kajian dan analisis mendalam untuk mengantisipasi
perumahan dan permukiman yang layak bagi warganya, serta
berbagai kekurangan
memberikan arah yang jelas dalam pencapaian kebijakan
perumahan
dan perubahan dan permukiman
serta sebagaimana
dapat memetakan aspek yang diamanahkan
kebutuhan
dalamsosial
bidang RPJP, RPJM, dan RTRW Kabupaten Banjarnegara, maka
diperlukan kajian akademis rancangan peraturan daerah tentang
kemasyarakatan
Perumahan dandiKawasan
Kota Tangerang dalam jangka
Permukiman, menengah.
yang muatan
substansinya telah menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

PENDAHULUAN HAL 1
Penyusunan Kajian Naskah Akademik sebagai landasan
ilmiah dalam Reperda Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman sebagai suatu dokumen yang mengikat pihak-
pihak terkait.

1. Menyusunan Naskah Akademik Reperda Tentang


Perumahan dan Kawasan Permukiman, sesuai kajian dan
pertimbangan akademis dan peraturan perundang-
undangan.
2. Melakukan sosialisasi dan pembahasan Raperda
Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman di
Kabupaten Banjarnegara dengan instansi pemerintah / tim
teknis.
3. Menyempurnakan Reperda Tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman berdasarkan hasil kegiatan
sosialisasi.
Tersusunnya Naskah Akademis
Reperda Tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman (PKP)
sebagai arahan dan dasar
pedoman pelaksanaan PKP di
Kabupaten Banjarnegara.

Memperoleh masukan di
dalam penyempurnaan
penyusunan Reperda Tentang
Perumahan dan Kawasan
Permukiman di Kabupaten
Banjarnegara
KELUARAN DAN LINGKUP KEGIATAN

1. Tersusunnya kajian akademis Reperda


Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
(PKP) sebagai Pedoman Pelaksanaan.
2. Tersusunnya Draft Raperda Tentang Perumahan
dan Kawasan Permukiman.

1. Melaksanakan Koordinasi dan konsultasi


dengan instansi terkait pada waktu melaksanakan
pekerjaan.
2. Melakukan penyusunan Naskah Akademik
Reperda Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
3. Menyusun laporan akhir Naskah Akademik
Reperda Perumahan dan Kawasan Permukiman
(PKP).
2
1. PENGERTIAN NA
Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil
penelitian lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut dalam
suatu Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Daerah Provinsi, Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, sebagai solusi terhadap permasalahan dan
kebutuhan hukum masyarakat
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG
UNDANGAN TERKAIT
BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP
MATERI MUATAN UNDANG-UNDANG, PERATURAN DAERAH PROVINSI, ATAU PERATURAN
DAERAH KABUPATEN/KOTA
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN: RANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011


Tentang Pembentukan Peraturan Perundang–Undangan
3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penyusunan Naskah Akademis Rancangan Peraturan
Daerah ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Naskah Akademik
berusaha mengetahui baik masa lalu, saat ini, maupun prediksi masa yang adan
datang secara mendalam tentang berbagai aspek terkait dengan Pengelolaan Barang
Milik Daerah. Bentuk dan isi naskah akademik memuat gagasan pengaturan secara
holistik memuat berbagai macam aspek pendekatan yaitu: urgensi, konsepsi,
landasan, dasar hukum dan prinsip-prinsip yang digunakan serta pemikiran tentang
norma-norma yang dituangkan dalam bentuk pasal-pasal dengan menunjuk beberapa
alternatif yang disajikan dalam bentuk uraian sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmu hukum sesuai dengan politik hukum yang ad

Penyusunan NA dilakukan dengan metode pengumpulan data dan analisis data.


Data yang diperlukan dapat berupa data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama. Sedangkan, data
sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil penelusuran pustaka, yang terdiri atas
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Metode
pengumpulan data dilakukan secara kualitatif yaitu melalui studi
kepustakaan/literatur, workshop, focus group discussion (FGD), diskusi panel,
seminar, dan wawancara

Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011


Tentang Pembentukan Peraturan Perundang–Undangan
3
URGENSITAS PERDA PKP
Perda PKP merupakan ruh utama sebagai
payung hukum penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman di daerah, walaupun tidak
secara eksplisit disebutkan dalam UU No 1/2011
yang mengamanatkan agar daerah segera
menyusun perda PKP, namun untuk menangani
persoalan yang disebutkan diatas pemerintah
daerah secara hirarki dan kekuatan hukumnya
perlu menyusun dan segera melegalisasi perda
PKP (sebagai payung hukum bidang/urusan
PKP).

PERDA PKP MENGATUR


Penyelenggaraan Perumahan,
Penyelenggaraan Kawasan
Permukiman, Keterpaduan PSU,
Pemeliharaan dan Perbaikan,
Pencegahan dan peningkatan kualitas,
Konsolidasi Tanah dan Rumah Susun.
LANDASAN HUKUM PENYELENGGARAAN PERUMAHAN

UUD 1945
Ps. 28 H, “ Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan”.

UU No. 1/ 2011 Tentang Perumahan dan “Setiap


Kawasan Permukiman Orang/Keluarga/Rumah
Ps. 5 ayat (1), “Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan Tangga Indonesia
perumahan dan kawasan permukiman yang pembinaannya
dilaksanakan oleh pemerintah”. Menempati Rumah
UU No. 20/ 2011 Tentang Rumah Susun Yang Layak Huni”
Ps. 5 ayat (1), “Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan
rumah susun yang pembinaannya dilaksanakan oleh
pemerintah”.

Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2016


tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Timeline Penyelenggaraan PKP
RP4D, RP3KP hingga PP 14/2016
Kepmen Perkim UU No. 1 Tahun 2011 Peraturan Menteri Negara Peraturan Pemerintah 14 Tahun 2016
No.9/KPTS/M/IX/1999 tentang Perumahan dan Perumahan Rakyat No.12 tentang Penyelenggaraan Perumahan
tentang Pedoman Kawasan Permukiman Tahun 2014 tentang dan Kawasan Permukiman, penyusunan
Penyusunan RP4D Pedoman Penyusunan RKP dan RP3
RP3KP

1999 2011 2014 2016

1 2 3 4
Daerah menyusun
Daerah menyusun
RP3KP sesuai Permen
Daerah menyusun RP4D RP3KP berdasarkan Daerah RKP dan RP3
Pera
UU 1/2011
No. 12/ 2014
PENGEMBANGAN LINGKUNGAN
HUNIAN Target, Ps 59 ayat (2)

Perencanaan Lingkungan hunian baru


skala besar dengan KASIBA

KAWASAN PERMUKIMAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN Perencanaan Lingkungan hunian baru


HUNIAN BARU skala besar dengan PSU
Pengembangan yang telah ada
Pengembangan Baru
Penyediaan Lokasi Permukiman
Pembangunan Kembali

Penyediaan lokasi pelayanan jasa


pemerintahan, sosial & kegiatan ekonomi

Rehabilitasi

PEMBNGUNAN KEMBALI Rekonstruksi


LINGKUNGAN HUNIAN

Peremajaan

HIRARKI PENANGANAN / PERENCANAAN PKP


SKEMA SATUAN UNIT PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN SESUAI UU NOMOR 1 TAHUN 2011

PERUMAHAN
Adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari
permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan yang Lingkungan Hunian Skala Besar/Kasiba
dilengkapi dengan PSU sebagai hasil upaya pemenuhan
rumahl ayak huni (UU PKP Pasal1 angka 2)
Permukiman/Lisiba

Perumahan Skala
Besar

Perumahan
mendukung Kawasan
Fungsi Lain
PERMUKIMAN LINGKUNGAN HUNIAN KAWASAN PERMUKIMAN
adalah bagian dari lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan Adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan
yang terdiri atas lebih dari satu satuan permukiman yang terdiri atas lindung baik berupa kawasan perkotaan maupun
perumahan yang mempunyai PSU serta lebih dari satu satuan permukiman kawasan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
mempunyai penunjang kegiatan fungsi (UU PKP Pasal 1 angka 4) tempat tinggal atau lingkungan hunian dantempat
lain dikawasan perkotaan atau kawasan kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
perdesaan (UU PKP Pasal 1 angka 5) penghidupan (UU PKPpasal 1 angka 3 )
KONSEPTUALISASI SISTEM PKP
TANTANGAN PENYELENGGARAAN PKP

1 Dukungan Kebijakan Bidang PKP Belum


Memadai
 UU 1/2011 dan UU 20/2011 belum implementatif karena peraturan
2 Lemahnya Koordinasi dan Kelembagaan Pembangunan PKP
 Ketidakjelasan pembagian peran dan kewenangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah
perundangan turunannya belum selesai
 Lemahnya koordinasi dan sinkronisasi antar pelaku pembangunan PKP
 Belum tersedia kebijakan dan strategi nasional dalam penyelenggaraan PKP
 Belum optimalnya pemberdayaan dan peningkatan kapasitas bagi pemangku
yang terpadu dengan perencanaan pembangunan nasional dan kebijakan
kepentingan
lintas sektor
 Belum optimalnya dukungan kelembagaan dalam pembangunan PKP
 Lemahnya perencanaan kebijakan karena tidak didukung oleh data yang
memadai

3 8
Lemahnya Pengawasan dan Terbatasnya dan Mahalnya
Pengendalian dalam Bahan Bangunan untuk
Penyelenggaraan Pembangunan Pembangunan PKP
PKP
BACKLOG
RTLH

4 Minimnya Pengembangan dan


Pemanfaatan Teknologi untuk
Pembangunan PKP
dan
KUMUH
Tidak Efisiennya Proses dan
Mahalnya Biaya Perizinan
untuk Pembangunan PKP
7

5
Belum Optimalnya Pemanfaatan Pendanaan
Pembangunan PKP serta Terbatasnya Akses untuk
Pembiayaan Pembangunan PKP Khususnya Bagi MBR
Terbatasanya dan Mahalnya
Harga Lahan untuk
Pembangunan PKP
6
PERMASALAHAN & PENANGANAN PKP

Perumahan
FORMAL  perlu Lokasi
BACKLOG Rumah
Baru
Perumahan
SWADAYA  perlu Lokasi

RTLH Peningkatan Kualitas Rumah

a. pemugaran;
KUMUH b. peremajaan; atau
c. pemukiman kembali  perlu
Lokasi
SQUATTE
RS RELOKASI  perlu Lokasi
20
Lingkup Kegiatan Penyelenggaraan Perumahan
(PP 14 Tahun 2016)

Perencanaan Pembangunan Pemanfaatan Pengendalian


PENYELENGGARAAN Perencanaan &
PERUMAHAN Perancangan Rumah
PERENCANAAN DOKUMEN RP3 Perencanaan PSU
Perumahan
Pembangunan Rumah & Hunian Berimbang
PEMBANGUNAN PSU
BAB II (Badan Hukum)
PENYELENGGARAAN
PERUMAHAN
Peningkatan Kualitas
Perumahan
Tindak Lanjut:
1. Peraturan Menteri tentang Tata Pemanfaatan Rumah
Cara Penyusunan Dokumen RP3 PEMANFAATAN
2. Peraturan Menteri tentang Pemanfaatan PSU
Perencanaan dan Perancangan
Rumah Pelestarian Rumah, Perumahan, dan PSU
3. Peraturan Menteri tentang
Penyerahan PSU yang dibangun oleh Pengendalian Perencanaan
setiap orang kepada pemerintah PENGENDALIAN
kabupaten/kota (Permen Dagri) Pengendalian Pembangunan
4. Peraturan Menteri tentang
Penghunian Rumah dengan cara Pengendalian Pemanfaatan
cara sewa menyewa atau dengan
cara bukan sewa menyewa KEMUDAHAN &/
5. Peraturan Menteri tentang Tata cara BANTUAN Bentuk Kemudahan Bagi MBR
dan persyaratan kemudahan PEMBANGUNAN &
persyaratan kemudahan perolehan PEROLEHAN RUMAH Pengalihan Kepemilikan Rumah Umum
rumah bagi MBR BAGI MBR

Sumber : Bangkim PUPR 2016


ANALSIS BACKLOG (KEBUTUHAN RUMAH)

Rumah 2012 RT 2012 backlog 2012 2025


Kecamatan Unit KK Unit Unit Backlog Backlog total
01. Susukan 12.679 15.875 3.196 20.720 4.845 8.041
02. Purwareja Klampok 9.475 11.611 2.136 15.155 3.544 5.680
03. Mandiraja 17.011 16.936 -75 22.105 5.169 5.094
04. Purwanegara 19.308 21.576 2.268 28.161 6.585 8.853
05. Bawang 13.246 15.066 1.820 19.664 4.598 6.418
06. Banjarnegara 15.363 14.966 -397 19.533 4.567 4.170
07. Pagedongan 7.170 8.893 1.723 11.607 2.714 4.437
08. Sigaluh 7.083 8.495 1.412 11.088 2.593 4.005
09. Madukara 8.387 10.292 1.905 13.433 3.141 5.046
10. Banjarmangu 10.706 12.303 1.597 16.058 3.755 5.352
11. Wanadadi 7.754 8.346 592 10.893 2.547 3.139
12. Rakit 11.981 14.817 2.836 19.339 4.522 7.358
13. Punggelan 20.055 18.338 -1.717 23.935 5.597 3.880
14. Karangkobar 6.128 7.564 1.436 9.872 2.308 3.744
15. Pagentan 9.096 10.050 954 13.117 3.067 4.021
16. Pejawaran 10.223 11.144 921 14.545 3.401 4.322
17. Batur 6.790 9.752 2.962 12.728 2.976 5.938
18. Wanayasa 12.664 12.845 181 16.765 3.920 4.101
19. Kalibening 9.222 11.362 2.140 14.830 3.468 5.608
20. Pandanarum 5.364 6.461 1.097 8.433 1.972 3.069
Jumlah 219.705 246.692 26.987 321.980 75.288 102.275
NO KECAMATAN LUAS (Ha) PERSENTASE
Wanayasa 615.42
1 Banjarmangu 500,35 3,26%
Wanadadi 825.07 2 Banjarnegara 682,61 4,45%
Susukan 700.01 3 Batur 212,36 1,38%
Sigaluh 176.92 4 Bawang 2291,28 14,94%
Rakit 1731.85 5 Kalibening 256,75 1,67%
Purworejo Klampok 480.77 6 Karangkobar 289,50 1,89%
Purwonegoro 2603.57 7 Madukara 606,93 3,96%
Punggelan 1473.97 8 Mandiraja 1231,71 8,03%
Pejawaran 240.17 9 Pagedongan 343,07 2,24%
Pandanarum
Pagentan
14.60
63.36
10
11
12
Pagentan
Pandanarum
Pejawaran
63,36
14,60
240,17
0,41%
0,10%
1,57%
DAYA
Pagedongan 343.07
Mandiraja
Madukara 606.93
1231.71 13 Punggelan
14 Purwonegoro
1473,97
2603,57
9,61%
16,97%
TAMPUNG
Karangkobar 289.50 15 Purworejo Klampok 480,77 3,13%
Kalibening 256.75 16 Rakit 1731,85 11,29%
Bawang 2291.28 17 Sigaluh 176,92 1,15%
18 Susukan 700,01 4,56%
Batur 212.36
19 Wanadadi 825,07 5,38%
Banjarnegara 682.61
20 Wanayasa 615,42 4,01%
Banjarmangu 500.35 JUMLAH 15340,29 100,00%
4
TERIMA KASIH
Matur Nuwun

Anda mungkin juga menyukai