Preskas SH
Preskas SH
Pembimbing
Prof. Dr. OS. Hartanto,dr.,Sp.S(K)
2
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. P W
• Umur : 82 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Petani
• Alamat : Tawangmangu, Karanganyar
• No. RM : 01425xxx
• Status : Menikah
• Masuk Bangsal : 15 Juli 2018
• Pemeriksaan : 18 Juli 2017
3
• Keluhan Utama :
Kejang
• Riwayat Penyakit Sekarang :
(Autoanamnesis dan alloanamnesis dari keluarga)
Pasien mengalami kejang sejak kurang lebih 2,5 jam
SMRS. Saat pasien sedang berjalan tiba-tiba pasien jatuh.
Sebelum kejang pasien masih sadar tidak mengeluhkan nyeri
kepala, mual, muntah, dan mata silau. Saat kejang pasien
tidak sadar, kedua mata melirik ke atas, mulut nggeget, mulut
keluar busa (-), lidah tergigit (-), kedua tangan kaku kelojotan,
ngompol (-). Setelah kejang pasien sadar bingung. Kejang
baru pertama kali ini, lama kejang kurang lebih 5 menit.
Kelemahan satu sisi (-), rasa tebal atau kesemutan satu sisi (-),
bicara pelo (-), wajah perot (-), muntah (-), nyeri kepala (-),
pandangan hilang atau buta sementara (-). BAB dan BAK
tidak ada keluhan.
4
• Riwayat Kebiasaan
Riwayat makan : pasien makan 3x sehari
dengan porsi sedikit
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum minuman keras: disangkal
Riwayat olah raga teratur : jarang
STATUS NEUROLOGIS
• MOTORIK
Tonus : Normotonus │ Normotonus
Normotonus │ Normotonus
• REFLEKS FISIOLOGIS
Refleks Biceps : +2/+2 • SENSORIK
Refleks Triceps : +2/+2 Dalam batas normal
Refleks Patella (KPR) : +2/+2
Refleks Achilles (APR) : +2/+2 • FUNGSI KOORDINASI
Dalam batas normal
• REFLEKS PATOLOGIS
Babinski : -/- • FUNGSI COLLUMNA VERTEBRALIS
Chaddock : -/-
Patrick : (-)
Schaeffer : -/-
Contrapatrick : (-)
Openheim : -/-
Laseque :
Gordon : -/-
(-)
Stranski : -/-
Contralaseque : (-)
Gonda : -/-
Kernig : (-)
Hoffman-Trommer : -/-
• FUNGSI OTONOM
Miksi : tidak ada
gangguan
Defekasi : tidak
ada gangguan
10
SIRIRAJ SCORE
• = (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) +
(0,1 x diastol) – (3 x ateroma) – 12
• = (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 100) – (3 x 1) – 12
• = -5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
11
HEMATOLOGI RUTIN
Hct 39 % 33 – 45
HEMOSTASIS
INR 1,020
KIMIA KLINIK
SGOT 17 /L < 35
SGPT 14 /L < 45
ELEKTROLIT
KIMIA KLINIK
HDL 48 mg/dl 31 – 75
PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
• Foto Thorax AP (inspirasi kurang)
• Cor : Bentuk dan ukuran normal,
tampak kalsifikasi arcus aorta.
• Pulmo : Tak tampak infiltrat di kedua
lapang paru, corakan
bronchovaskular normal
• Sinus costrophrenicus kanan kiri tajam
• Hemidiaphragma kanan kiri normal
• Trakea di tengah
• Sistema tulang baik
• Kesimpulan :
• Cor dan paru tak tampak kelainan
• Aortoschlerosis
14
CT SCAN KEPALA
• MSCT kepala irisan axial tanpa kontras
• Tampak lesi hiperdens densitas darah (80 HU)
ukuran 1.57x1.75x1.59 cm volume (2.3 cc) di lobus
temporalis kiri disertai perfokal edema di sekitarnya.
• Midline shifting (-)
• Sulci dalam dan gyri prominent
• Sistem ventrikel dan sisterna tak tampak kelainan
• Pons, cerebellum dan cerebellopontine angle tak
tampak kelainan
• Tak tampak kalsifikasi abnormal
• Orbita, sinus paranasalis dan mastoid kanan kiri tak
tampak kelainan
• Carniocerebral space tak tampak melebar
• Calvaria intak
•
• Kesimpulan:
• 1. ICH lobus temporalis kiri
• 2. Brain atrophy
15
• ASSESSMENT • Terapi
• Klinis: tonic clonic 1. Head up 30o
general seizure 2. Diet lunak RC 1500 kkal
• Topis : korteks 3. Infus NaCl 0,9% 20 tpm
cerebri 4. Inj. citidiolin 250
• Etiologi : acute mg/12jam
symptomatic seizure 5. Inj. mecobalamin 500
suspek epilepsi mg/12jam
simtomatik ec. stroke 6. Inj. diazepam 5 mg ??
jika kejang
FOLLOW UP 16
17
18
DEFINISI
• Tanda-tanda klinis yang berkembang dengan
cepat yang berkaitan dengan fungsi cerebral
secara fokal (atau global), yang menetap selama
lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian,
dengan tidak adanya penyebab lain selain
karena gangguan vaskuled
KLASIFIKASI
19
Stroke
Hemoragik Infark
ICH Trombotik
SAH Emboli
20
Setyopranoto, 2011
21
DIAGNOSIS
• Anamnesis
- riwayat penyakit pribadi dan keluarga (riwayat
dulu dan sekarang)
- adanya stroke atau TIA di masa lampau dan sifat
stroke masa lalu
-aktivitas saat onset stroke
- gejala yang menyertainya seperti sakit kepala,
muntah, dan penurunan tingkat kesadaran.
• Pemeriksaan Fisik
22
DIAGNOSIS
• Diagnosis Radiografi
- CT atau MRI dapat melokalisasi daerah infark otak dan
perdarahan
- Pencitraan arteri dan vena serviks dan intrakranial dapat
mengidentifikasi lesi vaskular oklusif dan menunjukkan
malformasi vaskular dan aneurisma
DIAGNOSIS
• Sistem Scoring
1.Siriraj Score
Siriraj score = (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (0,1 x diastolik) –
(3 x atheroma) -12
DIAGNOSIS
2.The National Institute of
Health Stroke Scale (NIHSS)
25
DIAGNOSIS
3. Skor Gadjah Mada
26
TATALAKSANA
PERDOSSI 2014
1. Stadium Hiperakut
- dilakukan di Instalasi Rawat Darurat
- tindakan resusitasi serebro-kardio-pulmonal
- oksigenisasi 2 L/menit
- cairan kristaloid/koloid; hindari pemberian cairan dekstrosa atau salin
dalam H2O.
- Pemeriksaan CT scan otak, elektrokardiografi, foto toraks, darah perifer
lengkap dan jumlah trombosit, protrombin time/INR, APTT, glukosa darah,
kimia darah (termasuk elektrolit); jika hipoksia, dilakukan analisis gas darah
- dukungan mental dan penjelasan pada keluarganya agar tetap
tenang
Setyopranoto, 2011
28
TATALAKSANA
2. Stadium Akut
- Penanganan faktor-faktor etiologik maupun penyulit
- Tindakan terapi fisik, okupasi, wicara dan psikologis
serta telaah sosial untuk membantu pemulihan pasien
- Penjelasan dan edukasi tentang dampak stroke
terhadap pasien dan keluarga serta tata cara
perawatan pasien yang dapat dilakukan keluarga
Setyopranoto,
2011
29
TATALAKSANA
3. Stadium Subakut
- Melanjutkan terapi sesuai kondisi akut sebelumnya
- Penatalaksanaan komplikasi
- Restorasi/rehabilitasi (sesuai kebutuhan pasien), yaitu
fisioterapi, terapi wicara, terapi kognitif, dan terapi
okupasi
- Prevensi sekunder
- Edukasi keluarga dan Discharge Planning
Setyopranoto,
2011
30
TATALAKSANA
Stroke Iskemik
- Antiplatelet, aspirin
- Anti koagulan atau yang dianjurkan dengan trombolitik
rt-PA (recombinant tissue Plasminogen Activator)
- Agen neuroproteksi, yaitu sitikolin atau pirasetam (jika
didapatkan afasia).
Setyopranoto,
2011
31
TATALAKSANA
Stroke Hemoragik
- Neuroprotektor kecuali yang bersifat vasodilator.
- Tindakan bedah mempertimbangkan usia dan letak perdarahan
-kondisinya kian memburuk
-perdarahan serebelum berdiameter >3 cm3
-hidrosefalus akut akibat perdarahan intraventrikel atau serebelum,
dilakukan VP-shunting
-perdarahan lobar >60 mL dengan tanda peningkatan tekanan
intrakranial akut dan ancaman herniasi.
- Pada perdarahan subaraknoid
-antagonis Kalsium (nimodipin)
-tindakan bedah (ligasi, embolisasi, ekstirpasi, maupun gamma knife)
jika penyebabnya adalah aneurisma atau malformasi arteri-vena
(arteriovenous malformation, AVM)
Setyopranoto, 2011
32
PROGNOSIS
Tujuan penatalaksanaan komprehensif pada kasus stroke akut
(1) meminimalkan jumlah sel yang rusak melalui perbaikan
jaringan penumbra dan mencegah perdarahan lebih lanjut
pada perdarahan intraserebral
(2) mencegah secara dini komplikasi neurologik maupun
medik
(3) mempercepat perbaikan fungsi neurologis secara
keseluruhan
Jika secara keseluruhan dapat berhasil baik, prognosis pasien
diharapkan akan lebih baik
Setyopranoto,
2011
33
Terimakasih