Anda di halaman 1dari 24

TETANUS

Ana permatasari ( I7360288)

Dr. Beren R Sembiring, Sp. B Finacs


WTetanushat is Tetanus?

Penyakit infeksi yang disebabkan


oleh kontaminasi luka dari bakteri
Clostridium tetani, atau spora yang
mereka hasilkan yang hidup di tanah,
dan kotoran hewan.
Bahasa Yunani - "tetanosand
teinein", yang berarti kaku dan
meregang, yang menggambarkan
kondisi otot-otot yang terkena
toksin, tetanospasmin, diproduksi
oleh Clostridium tetan
Sporulated Vegetative
Causes
Spora tetanus ditemukan di seluruh lingkungan,
biasanya di tanah, debu, dan kotoran hewan.

Tetanus diperoleh melalui kontak dengan


lingkungan; tidak ditransmisikan dari orang ke
orang. Infectious but not Contagious
Tetanus Prone Wound

Fraktur terbuka
Luka tembus
Luka dengan berisi benda asing
Luka bakar luas grade II & III
Gangren
abses
Luka superficial yang nyata berkontaminasi dan terlambat > 4
jam baru mendapat topical desinfektansi atau pembersihan
secara bedah
Pada neonatal biasanya melalui tali pusat
Abortus dengan septis
Gigitan hewan dg banyak jaringan nekrotik
epidemiology

Tetanus adalah masalah kesehatan dunia. Penyakit ini


terjadi hampir secara eksklusif pada orang yang tidak
divaksinasi atau tidak diimunisasi secara memadai

Tetanus terjadi di seluruh dunia tetapi lebih sering


terjadi pada iklim yang panas dan basah dengan tanah
yang kaya bahan organik. Lebih banyak pada negara
berkembang terutama pada daerah pertanian

Tetanus neonatorum is common due to lack of MCH care.


Manifestasi Klinis
Ada tiga bentuk Karakteristik dari tetanus
Kejang bertambah berat selama
tetanus yang 3 hari pertama, menetap selama
5 -7 hari. Setelah 10 hari kejang
dikenal secara berkurang frekuensinya , Setelah
Masa inkubasi 2 minggu kejang mulai hilang.
klinis, yakni: Tegangaan otot terutama pada
5-14 hari, rahang dari leher. Kemudian
tetapi bisa timbul trismua
kuduk kaku
lebih pendek (1 Localited tetanus ( Risus sardonicus
Gambaran Umum yang khas
hari atau lebih Tetanus Lokal ) berupa badan kaku dengan
lama 3 atau Cephalic Tetanus opistotonus, tungkai dengan
eksistensi, lengan kaku dengan
beberapa Generalized tetanus mengepal
(Tetanus umum) Karena kontraksi otot yang
minggu) sangat kuat, dapat terjadi
Dan ada Neonatal asfiksia dan sianosis, retensi
tetanus. urin, bahkan dapat terjadi fraktur
collumna vertebralis ( pada anak
).
Risus sardonicus: Contraction of
the muscles at the angle of mouth
and frontalis
Trismus (Lock Jaw): Spasm of
Masseter muscles.
Opisthotonus: Spasm of extensor
of the neck, back and legs to form
a backward curvature.
Signs and Symptoms
Other symptoms include:
Drooling
Excessive sweating
Fever
Hand or foot spasms
Irritability
Swallowing difficulty
Uncontrolled urination or defecation
Patomekanisme
Derajat menurut klasifikasi
Albleets
IV : derajat III dengan gangguan otonomik berat melibatkan sistem
kardiovaskular. hipertensi berat dan takikardia terjadi berselingan dengan
hipotensi dan bradikardia, salah satunya dapat menetap

III : trismus berat, spastisitas generaisata, spasme reflex berkepanjangan,


frekuensi pernafasan lebih dari 40, serangan apnea, disfagia berat dan
takikardia lebih dari 120

II : trismus sedang, rigiditas yang tampak jelas, spasme yang singkat


sampai sedang, gangguan pernafasan sedang dengan frekuensi
pernafasan lebih dari 30, disfagia ringan.

I : trismus ringan sampai sedang, spastisitas generalisata, tanpa


gangguan pernafasan, tanpa spasme, sedikit atau tanpa disfagia
Keempat Tolok Ukur dan Besarnya Angka Nilai (Phillips)
Nilai
Tolok Ukur
Masa Inkubasi Kurang 48 jam 5
2 5 hari 4
6 10 hari 3
11 14 hari 2
Lebih 14 hari 1
Lokasi Infeksi Internal / umbilikal 5
Leher, kepala, dinding tubuh 4
Ekstremitas proksimal 3
Ekstremitas distal 2
Tidak diketahui 1
Imunisasi Tidak ada 10
Mungkin ada / ibu mendapat 8
Lebih 10 tahun yang lalu 4
Kurang 10 tahun 2
Proteksi lengkap 0
Faktor Yang Memberatkan Penyakit atau trauma yang membahayakan jiwa 10
Keadaan yang tidak langsung membahayakan jiwa 8
Keadaan yang tidak membahayakan jiwa 4
Trauma atau penyakit ringan 2
A.S.A ** derajat 1
** Sistem penilaian untuk menentukan resiko penyulit yang disusun oleh American Society
of Anesthesiologists (lihat 12.1.1 Anestesi. Hal. 301 302)
Kesimpulan :
tetanus ringan (jumlah<9), tetanus sedang (jumlah 9-16), dan tetanus berat (jumlah>16)
Diagnosis
Diagnosis tetanus dapat diketahui berupa :
1.Gejala klinik
- Kejang tetanic, trismus, dysphagia, risus sardonicus ( sardonic
smile ).
2. Adanya luka yang mendahuluinya
3. Kultur: C. tetani (+).
4. Lab : SGOT, CPK meninggi serta dijumpai myoglobinuria.

Tes Spatula:
Dilakukan secara bedside
Tes sederhana ini dilakukan dengan cara menempelkan tongue
spatula ke orofaring.
Prinsipnya, tes ini merangsang reflex gag, dan pasien mencoba
untuk memuntahkan spatula (Tes negatif).
Pada tetanus, pasien mengalami spasme reflex dari masseter dan
menggigit spatula (Tes positif).
Dari 400 pasien, tes ini memiliki sensitivitas 94% dengan spesifisitas
100%.
Principle of Treatment
1. Netralisasi toxin yang tidak terikat
dengan Human tetanus immunoglobulin (IM)
Orang dewasa : 250 u 500 u
Anak di atas 10 tahun : 250 u
Anak 5 10 tahun : 125 u
Anak di bawah 5 tahun : 75 u

2. Pencegahan produksi toxin lebih lanjut


-debridement luka
-Antibiotics
Antibiotik :
Peniciline 1,2juta unit / hari selama 10 hari, IM.
Sedangkan tetanus pada anak dapat diberikan 50.000
Unit / KgBB/ 12 jam secafa IM diberikan selama 7-10
hari. Bila tersedia Peniciline intravena, dapat digunakan
dengan dosis 200.000 unit /kgBB/ 24 jam, dibagi 6 dosis
selama 10 hari.
Bila penderita alergi penisilin.
Tertasiklin : 30-50 mg/kgbb/hari dalam 4 dosis
Eritromisin : 50 mg/kgbb/hari dalam 4 dosis, selama
10 hari.
Metronidazole loading dose 15 mg/KgBB/jam
selanjutnya 7,5 mg/KgBB tiap 6 jam
3. Atasi Kejang
- Antikonvulsan
Diazepam 0,5 1,0 mg/kg Berat badan / 4 jam (IM)
Meprobamat 300 400 mg/ 4 jam (IM)
Klorpromasin 25 75 mg/ 4 jam (IM)
Fenobarbital 50 100 mg/ 4 jam (IM)

- Rawat di lingkungan yang tenang


- hindari stimulus yang tidak perlu
- jaga jalan napas

4. Supportive care
- terapi cairan
- Nutrisi
- Treatment of secondary infection
- prevention of bed sores.
Prevention
Tetanus benar-benar dapat dicegah
dengan imunisasi tetanus aktif.

Imunisasi dianggap memberikan


perlindungan selama 10 tahun.

Dimulai pada masa bayi dengan seri


tembakan DPT. Vaksin DPT adalah
vaksin "3-in-1" yang melindungi
terhadap difteri, pertusis, dan
tetanus
Prevention
Dapat dicapai dengan imunisasi aktif oleh tetanus
toksoid (5 dosis - 0 hari, 1 bulan, 6 bulan, 1 tahun, 1
tahun).
Remaja yang lebih tua dan orang dewasa yang
menderita luka, terutama luka tipe tusukan, harus
menerima imunisasi penguat untuk tetanus jika
lebih dari 10 tahun telah berlalu sejak penguat
terakhir.
Tetanus klinis tidak menghasilkan kekebalan
terhadap serangan lebih lanjut. Oleh karena itu,
bahkan setelah pasien pemulihan harus menerima
imunisasi penuh toksoid tetanus
Komplikasi
Pada saluran pernapasan
- asfiksia
- pneumonia aspirasi
- atelektasis
- Pneumothoraks dan mediastinal
Pada kardiovaskular
- takikardia
- hipertensi
- vasokonstriksi perifer dan rangsangan miokardium.
Pada tulang dan otot
- perdarahan dalam otot
- fraktur columna vertebralis
- myositis occificans circumskripta.
Komplikasi yang lain :
Laserasi lidah akibat kejang
Dekubitus karena penderita berbaring satu posisi saja
Panas yang tinggi karena infeksi sekunder atau
toksin yang menyebar luas dan mengganggu pusat
pengatur suhu.
Penyebab kematian pada tetanus ialah akibat
komplikasi yaitu : bronkopneumonia, cardiac
arrest, septicemia dan pneumothoraks.
PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada masa inkubasi,
waktu dari inokulasi spora sampai timbul gejala
awal dan waktu dari timbulnya gejala awal
sampai spasme tetanik awal. Secara umum,
interval yang lebih pendek menunjukkan tetanus
yang lebih berat dan prognosis yang lebih buruk
Thank You

Anda mungkin juga menyukai