Anda di halaman 1dari 16

DISUSUN OLEH ;

Kelompok 6

1. Marthinus Engge (15023000056)


2. Adelaide Do Rego Gadom (15023000084)
3. Lidia Nau (15023000086)
4. Listiana Henda (15023000087)
5. Yohana Ledyani Juita (15023000099)
6. Royani Rambu K L (15023000101)
7. Yohana Fransiska Tamar (15023000152)
8. Stefanus Ola Bolen 15023000120
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur
pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian
laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil
perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994
menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) tahun 1984. Standar
Akuntansi di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standard
akuntansi yang ada seperti:
IAS (International Accounting Standards)
IFRS ( International Financial Reporting Standards)
GAAP (Generally Accepted Accounting Principles)
ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik)
PSAK syariah dan juga SAP ( Standar Akuntansi Pemerintahan)
Selain untuk keseragaman laporan keuangan, Standar akuntansi juga
diperlukan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan,
memudahkan auditor serta memudahkan pembaca laporan keuangan
untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan
entitas yang berbeda. PSAK-IFRS, SAK ETAP ditetapkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK Syariah
diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Syariah sedangkan SAP oleh Komite
Standar Akuntansi Pemerintah.
Standar akuntansi diperlukan untuk memudahkan
penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta
Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan
keuangan entitas yang berbeda. Di Indonesia SAK yang
diterapkan akan berdasarkan IFRS pada tahun 2012
mendatang. Pada PSAK-IFRS, SAK ETAP ditetapkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia. PSAK Syariah diterbitkan oleh Dewan
Akuntansi Syariah sedangkan SAP oleh Komite Standar
Akuntansi Pemerintah.
Adapun tujuan standar akuntansi keuangan yang baku adalah:
1. Dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan
perusahaan, prestasi dan kegiatan perusahaan, informasi yang
disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim diharapkan
mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya dan dapat
diperbandingkan.
2. Memberikan pedoman dan peraturan kerja bagi akuntan publik
agar mereka dapat melaksanakan tugas dengan hati-hati,
independen dan dapat mengabdikan keahliannya dan
kejujurannya melalui penyusunan laporan akuntansi setelah
melalui pemeriksaan akuntan.
3. Memberikan database pada pemerintah tentang berbagai
informasi yang dianggap penting dalam perhitungan pajak,
peraturan tentang perusahaan, perencanaan, dan pengaturan
ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan makro
lainnya.
4. Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi dibidang teori dan
prinsip akuntansi.
SAK ETAP adalah Standard akuntansi keuangan untuk Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik. ETAP yaitu Entitas yang tidak
memiliki akuntabilitas publik yang signifikan serta menerbitkan
laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.
ETAP menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium
Enterprises. SAK-ETAP diterbitkan pada tahun 2009 dan berlaku
efektif 1 Januari 2011 dan mulai diterapkan pada 1 Januari 2010.
SAK ini diterapkan secara retrospektif namun jika tidak praktis
dapat diterapkan secara prospektif yang berarti mengakui semua
asset dan kewajiban sesuai SAK ETAP juga tidak mengakui asset
dan kewajiban jika tidak diizinkan oleh SAK-ETAP, selain itu
Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK
lama menjadi pos-pos sesuai SAK-ETAP juga menerapkan
pengukuran asset dan kewajiban yang diakui SAK ETAP.
Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP maka Standar ini dimaksudkan untuk
digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang
dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general 6 purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang
tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat
kredit.

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan
memiliki akuntabilitas publik signifikan jika : proses pengajuan pernyataan pendaftaran,
pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal;
atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun,
reksa dana dan bank investasi.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK


ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan standar
tersebut. Hal ini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang merasa
ketentuan pelaporan dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biayanya ataupun terlalu
rumit untuk entitas yang mereka awasi.
Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat untuk
menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,
sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana
untuk pengembangan usahanya.

Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :

1. Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih sederhana


2. Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal dalam
penyajian laporan keuangan
3. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi di
Indonesia serta dibuat lebih ringkas
4. SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak untuk
PSAK-IFRS
5. Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun ada beberapa
hal yang diadopsi/modifikasi dari IFRS/IAS
1. SAK ETAP : Standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
2. ETAP adalah entitas yang:

a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial


statement) bagi pengguna eksternal.

3. Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.

4. Lebih sederhana antara lain:

a. Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan.

b. Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
c. Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan

5. Kualitatif Informasi Dlm Laporan Keuangan

6. SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak memenuhi
definisi aset atau kewajiban dengan mengabaikan apakah pos-pos tersebut merupakan
hasil dari penerapan “matching concept”.

7. Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban, atau penghasilan
dengan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh SAK ETAP.
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang
diterbitkan oleh International Accounting Standard
Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional
(International Accounting Standards/IAS) disusun
oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan
Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi
Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional
Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi
Internasioanal (IFAC).IFRS adalah standar yang
disusun dengan basis transaksi dan perlakukan khusus
elemen laporan keuangan bukan industri, sehingga
semua standar yang terkait dengan industri dihapus.
1. Memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan
keuangan interim perusahaan untuk periode-periode
yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan.
2. Mengandung informasi berkualitas tinggi yang
transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan
sepanjang periode yang disajikan.
3. Menyediakan titik awal yang memadai untuk
akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
4. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi
manfaat untuk para pengguna.
1. Meningkatkan daya banding laporan keuangan

2. Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal


Internasional

3. Menghilangkan hambatan arus modal Internasional dengan


mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan

4. Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional


dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis

5. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice


1. IFRS menggunakan “Principles Base “ :
2. Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.

3. Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah


presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.

4. Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

5. Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus
melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai

6. Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif


maupun kualitatif
Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah yang ditujukan untuk
entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga
syariah maupun lembaga non syariah. Pengembangan SAS
dilakukan dengan mengikuti model SAK umum namun berbasis
syariah dengan mengacu kepada fatwa MUI.

PSAK Syariah berada dalam PSAK 100-106 yang terdiri dari :


a. Kerangka Konseptual
b. Penyajian Laporan Keuangan Syariah
c. Akuntansi Murabahah
d. Musyarakah
e. Mudharabah
f. Salam
g. Istishn
A. PSAK 101 - Penyajian Laporan Keuangan Syariah
B. PSAK 102 – Akuntansi Murabahah
C. PSAK 103 - Akuntansi Salam
D. PSAK 104 – Akuntansi Istishna’
E. PSAK 105 – Akuntansi Mudharabah
F. PSAK 106 - Akuntansi Musyarakah
G. PSAK 107 - Akuntansi Ijarah
H. PSAK 108 – Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam
prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam
penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada
tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) tahun 1984.
Standar Akuntansi di Indonesia merupakan terapan dari beberapa
standard akuntansi yang ada seperti:IAS (International Accounting
Standards), IFRS ( International Financial Reporting Standards), GAAP
(Generally Accepted Accounting Principles), ETAP (Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik) dan PSAK syariah dan juga SAP ( Standar Akuntansi
Pemerintahan).
Sejarah Standar Akuntansi Syariah yang Berlaku di Indonesia
Terhitung Sejak 1992-2002 atau 10 tahun lembaga keuangan baik bank
syariah maupun entitas syariah yang lain tidak memiliki PSAK khusus
yang mengatur transaksi dan kegiatan berbasis syariah. PSAK 59 sebagai
produk pertama DSAK – IAI untuk entitas syariah perlu diajungkan
jempol dan merupakan awal dari pengakuan dan eksistensi keberadaan
akuntansi syariah di Indonesia. PSAK ini disahkan tanggal 1 Mei 2002,
berlaku mulai 1 Januari 2003 atau pembukuan yang berakhir tahun 2003 .
hanya berlaku hanya dalam tempo 5 tahun.
Jenis SAK yang dijalankan di Indonesia saat ini, antara lain: PSAK- IFRS,
SAK ETAP, PSAK Syariah dan SAP.
Dalam perkembangannya PSAK sudah menjadi panduan wajib bagi
masyarakat maupun instansi-instansi yang mempelajari, mengelola, dan
menggunakan sistem keuangan. PSAK mendefinisikan dan
mendeskripsikan secara teliti tentang rincian sistem keuangan dan
produk-produk komersial yang digunakan dalam perbangkan syariah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai