KEBIJAKAN KESEHATAN Disusun oleh : Iman Sugesti Lutfiana Hani Sarah Laila M SuspaYendri Apa itu Admnistrasi dan kebijakan kesehatan ?
• Administrasi kebijakan kesehatan adalah administrasi yang diterapkan pada upaya
kesehatan demi terciptanya suatu keadaan yang sehat . ( Maidin alimin, 2004) Unsur pokok dalam administrasi kebijakan • Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkanuntuk dapat melaksanakan pekerjaan administrasi. • Proses (process) adalah langkah-langkah yang harus mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini dikenal dengan nama fungsi administrasi (function of administration). • Keluaran (output) adalah hasil dari suatu pekerjaan administrasi. • Sasaran (target) adalah kepada siapa keluaran yang dihasilkan, yakni upaya kesehatan tersebut ditujukan. • Dampak (impac) adalah akibat yang ditimbulakn oleh keluaran, untuk administrasi kesehatan, dampak yang diharapkan adalah makin meningkatnya derjat kesehatan. Fungsi dinamis administrasi • Perencanaan (planning) yang didalamnya termasuk penyusun anggaran belanja. • Pengorganisasian (organizing) yang didalamnya termasuk penyusunan staf. • Pelaksanaan (implementing) yang didalamnya termasuk pengarahan, pengkoordinasian,bimbingan, penggerakan dan pengawasan. • Penilaian (evaluation) yang didalamnya termasuk penyusunan laporan. (Azwar Azwar,1993) Manfaat Administrasi Kesehatan • Dapat dikelola sumber, tata cara, dan kesanggupan secara efektif dan efissien • Dapat dipenuhi kebutuhan dan tuntutan secara tepat dan sesuai mengenal kebutuhan dan tuntutan • Dapat disediakan dan diselenggarakan upaya kesehatan sebaik-baiknya karena upaya kesehatan dapat mengatur pemanfaatan sumber, tata cara, dan kesanggupan yang dimiliki dengan baik, serta dapat menetukan kebutuhan dan tuntutan dengan tepat, maka dapat diharapkan tersedia dan terselenggaranya upaya kesehatan yang sebaik-baiknya. Ruang lingkup administrasi kebijakan kesehatan secara umum meliputi : 1. Kebijakan kesehatan (health policy) Kebijakan kesehatan membahas tentang penggarisan kebijaksanaan pengambilan keputusan, kepemimpinan, public relation, penggerakan peran serta masyarakat dalam pengelolaan program – program kesehatan. 2. Hukum Kesehatan (health law) Hukum kesehatan membahas tentang peraturan atau perundangan di bidang kesehatan meliputi : undang – undang kesehatan, hospital by law, informed consent, dan sebagainya. 3. Ekonomi kesehatan (health economic) Ekonomi kesehatan membahas tentang konsep pembiayaan kesehatan, asuransi kesehatan, analisis biaya, dan sebagainya. Ruang lingkup administrasi kebijakan kesehatan secara umum (II) 4. Manajemen tenaga kesehatan (health man power) Manajemen tenaga kesehatan membahas tentang perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan, motivasi tenaga kesehatan, kinerja tenaga kesehatan , dan sebagainya. 5. Administrasi rumah sakit (hospital administration) Administrasi rumah sakit membahas tentang organisasi dan manajemen rumah sakit, manajemen SDM rumah sakit, manajemen keuangan rumah sakit, manajemen logistic, dan sebagainya. Kebijakan pemerintah dalam penetapan kelas dan registrasi contohnya di rumah sakit (RS) diarahkan untuk meningkatan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan yang aman di RS melalui pembangunan sarana dan prasarana RS di daerah sesuai dengan standar. Kebijakan di bidang kesehatan merupakan Tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk menyelamatkan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Adapun kebijakan yang di berikan yaitu: 1. Kepmenkes RI 450/MENKES/SK/IV 2004 tentang pemberian ASI secara eklusif bagi bayi di Indonesia sejak lahir sampai usia 6 bulan dan dianjurkan sampai anak berusia 2 tahun. Yaitu dengan pemberian makanan tambahan yg sesuai dan semua tenaga kesehatan yang bekerja disarana kesehatan agar menginformasikan kepada semua ibu melahirkan agar memberikan ASI eklusive dengan mengacu pada 10 langkah keberhasilan menyusui. 2. Target MDG4 adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi menjadi 2/3 dalam kurun waktu 1990 – 2015. Penyebab utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50% kematian balita didasari oleh kurang gizi. Pemberian ASI secara eklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai usia 2 tahun disamping pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) secara adekuat terbukti merupakan salah satu intervensi efektif dapat menurunkan AKB. 3. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, terutama dalam Bab V. Perlindungan kesehatan reproduksi sebagai pencegahan penyakit infeksi menular pada ibu dan anak. Visi dan Misi Departemen Kesehatan yaitu meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, upaya yang dilakukan seperti:
1. Pelayanan Kesehatan Dasar (Pelayanan Kesehatan ibu dan anak )
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) 3. Pelayanan Imunisasi Faktor yang mempengaruhi kemunduran pelaksanaan kebijakan misalkan pada pelayanan kesehatan ibu dan anak :
a) Pemda Dinas kesehatan
Contohnya Tidak semua pemda menindaklanjuti secara kongkrit peraturan tentang pemberian ASI eklusif melalui 10 langkah keberhasilan menyusui. b) Petugas kesehatan (bidan, perawat, dokter) Masih banyak petugas kesehatan yang belum menjalankan kebijakan ini. Contohnya seperti kurang berperannya petugas kesehatan dalam menjalankan kewajibannya dalam kontek ASI ekslusif c) Promosi produsen susu formula. Gencarnya promosi produsen susu formula baik untuk publik maupun untuk petugas kesehatan (dengan memberikan bantuan untuk kegiatan ilmiah) menghambat pemberian ASI ekslusif. d) Ibu bekerja Semakin banyaknya prosentasi ibu menyususi yang bekerja akan menghambat praktek pemberian ASI ekslusif. e) Ibu yang positif HIV Pemberian ASI dari ibu dengan HIV positif didasarkan kalkulasi antara kerugian dan manfaat penghentian atau melanjutkan pemberian ASI, yaitu kemungkinan anak tertular/ terinfeksi virus HIV dari ASI dan kerugian akibat anak tidak mendapat ASI syang berakibat meningkatkan risiko terjadinya diare, pneumonia, kurang gizi dan infeksi lain. f) Kondisi darurat misalnya bencana. Bila mendapat sumbangan susu formula, maka distribusi maupun penggunaannya harus di monitor oleh tenaga yang terlatih, dan hanya boleh diberikan pada keadaan sangat terbatas, yaitu: telah dilakukan penilaian terhadap status menyusui dari ibu, dan relaktasi tidak memungkinkan, diberikan hanya kepada anak yang tidak dapat menyusu, misalnya: anak piatu, bagi bayi piatu dan bayi yang ibunya tidak lagi bisa menyusui Upaya Kebijakan dan Strategi Nasional dalam Kesehatan Reproduksi di Indonesia Upaya Kebijakan Umum a) Menempatkan upaya kesehatan reproduksi menjadi salah satu prioritas Pembangunan Nasional. b) Melaksanakan percepatan upaya kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak reproduksi ke seluruh Indonesia. c) Melaksanakan upaya kesehatan reproduksi secara holistik dan terpadu melalui pendekatan siklus hidup. d) Menggunakan pendekatan keadilan dan kesetaraan gender di semua upaya kesehatan reproduksi. e) Menyediakan pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas bagi keluarga miskin. Upaya Strategi Umum a) Menempatkan dan memfungsikan Komisi Kesehatan Reproduksi (KKR) pada tingkat Menteri Koordinator serta membentuk KKR di provinsi dan kabupaten/kota. b) Mengupayakan terbitnya peraturan perundangan di bidang kesehatan reproduksi. c) Meningkatkan advokasi, sosialisasi dan komitmen politis di semua tingkat. d) Mengupayakan kecukupan anggaran dana pelaksanaan kesehatan reproduksi. e) Masing-masing penanggungjawab komponen mengembangkan upaya kesehatan reproduksi sesuai ruang lingkupnya dengan menjalin kemitraan dengan sektor terkait, organisasi profesi dan LSM. Dasar hukum yang terkait a) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran h) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi b) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Rumah Sakit di Lingkungan Kementerian Kesehatan; c) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah i) Kepmenkes 922/Menkes/SK/X/2008 tentang Pedoman Sakit Teknis Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan antara Pemerintah, Pemda Propinsi dan Pemda d) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Kab/Kota Tenaga Kesehatan j) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara e) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Pembagian Kewenangan antara Pemerintah, Pemerintah Organisasi Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian; f) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang k) Permenkes No. 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Klasifikasi Rumah Sakit; g) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 /Menkes/Per/ l) Permenkes No.147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Rumah Sakit. Kesehatan, Thank you♥