Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

KATARAK

1
Disusun Oleh :
Kelompok 1 :
1. ALFIAN (16010 004)
2. ALFA TABANGGE (16010 005)
3. ANGELIN TANCARO (16010 006)
4. ASMI GEU (16010 007)
5. BOBBY PELOWE (16010 009)
6. CHRISTANTI PONTOH (16010 010)
7. DEBI BULAGE (16010 011)
8. ELSYE VERONIKA TEHAMPA (16010 012)
9. FRISKA APRILLIA MANDIKE (16010 015)
10. GUS JIBERHAN LANDEGAWA (16010 016)

2
ANATOMI MATA

3
Definisi Katarak

Katarak adalah setiap


keadaan kekeruhan pada
lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi
(penambahan cairan )
lensa, denaturasi protein
lensa terjadi akibat kedua-
duanya (llyas & Yulianti,
2014).

4
Etiologi
Diabetes

Radang Trauma
mata mata

Riwayat keluarga Terpajan banyak


dengan katarak sinar ultra violet

Pemakaian steroid
lama ( oral ) atau
Merokok
tertentu lainnya

Pembedahan mata
(Nurarif & Kasuma, 2015)
lainnya
5
Manifestasi klinik
1) Penglihatan akan suatu ojek benda atau cahaya
menjadi kabur, buram.
2) Kesulitan melihat ketika malam hari.
3) Mata terasa sensitif ketika terkena cahaya
4) Bayangan cahaya yang di tangkap seperti sebuah
lingkaran
5) Membutuhkan pasokan cahaya yang cukup terang
untuk membaca atau beraktifitas lainnya.
6) Sering mengganti kacamata atau lensa kontak
karena merasa sudah tidak nyaman
menggunakannya
7) Warna cahaya memudar dan cenderung berubah
warna saat melihat, misalnya cahaya putih yang
ditankap menjadi cahaya kuning.
8) Jika melihat hanya dengan satu mata, bayangan
benda atau cahaya terlihat ganda

(Nurarif & Kasuma, 2015)

6
Patofisiologi

7
Klasifikasi Katarak
Berdasarkan usia katarak dapat
diklasifikasikan dalam :
• Katarak kongenital, katarak
yang sudah terlihat pada
usia di bawah 1 tahun.

• Katarak juvenil, katarak yang


terjadi sesudah usia 1 tahun.

• Katarak sensil, katarak


sesudah usia 50 tahun. (llyas
& Yulianti, 2014).

8
KATARAK PADA DEWASA DIKELOMPOKAN MENJADI :

• Katarak immatur: lensa masih memiliki bagian


yang jernih

• Katarak matur: lensa sudah seluruhnya keruh

• Katarak hipermatur: bagian permukaan lensa yang


sudah merembes melalui kapsul lensa dan bisa
menyebabkan peradangan pada struktur mata
lainnya.

9
PEMERIKSAN PENUNJANG
1. Kartu mata snellen\mesin
telebinoler : mungkin
terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa,
akueus\vitreushumor,
kesalahan refreaksi,
penyakit sistem saraf,
penglihatan ke retina.

10
2. Lapang penglihatan : penurunan mungkin karena
massa tumor, karotis glikoma
3. Pengukuran tonografi : TIO (12-25 mmHg)
4. Pengukuran gonioskopi membedakan sudut terbuka
dari sudut tertutup glukoma.
5. Tes profokatif : menentukan adanya \tipe glaukoma
6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler,
atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan
7. Darah lengkap, LED menunjukan anemi
sistemik\infeksi
8. EKG, kolestrol serum, lipid, testoleransi glukosa :
kptrol DM

(Nurarif & Kasuma, 2015)

11
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Non-Bedah
1. Terapi penyebab katarak
2. Pengontrolan diabetes melitus, menghentikan
konsumsi obat obatan yang bersifat
kataraktogenetik seperti kortikosteroid,
fenotiasin, dan miotik kuat,mencegah iradiasi
(inframerah atau sinar X) dapat
memperlambat atau mencegah terjadinya
proses kataraktogenesis.
3. Memperlambat progresivitas
4. Penilaian terhadap perkembangan visus pada
katarak insipien dan imatur

12
PEMBEDAHAN KATARAK

Indikasi penatalaksanaan bedah pada kasus


katarak mencangkup :
1. Indikasi visus merupakan indikasi paling
sering
2. Indikasi medis
3. Indikasi kosmetik

(Nurarif & Kasuma, 2015)

13
ASUHAN
KEPERAWATAN
KATARAK

14
Pengkajian Keperawatan
A. Pengkajian Fokus
1. Biodata : Identitas klien (nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register
2. Riwayat kesehatan
• Keluhan utama : Penurunan ketajaman penglihatan dan silau.
• Riwayat kesehatan dahulu :Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil
untuk menemukan masalah primer pasien, seperti: kesulitan membaca,
pandangan kabur, pandangan ganda, atau hilangnya daerah penglihatan
soliter
• Riwayat kesehatan sekarang
• Riwayat kesehatan keluarga
3. Pemeriksaan fisik : Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti
mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop.

15
Perubahan pola fungsi
 Persepsi tehadap kesehatan : Bagaimana manajemen pasien dalam memelihara kesehatan

 Pola aktifitas dan latihan : Bagaimana kemampuan pasien dalam melakukan aktifitas atau
perawatan diri.

 Pola istirahat tidur :Berapa lama waktu tidur pasien, apakah ada kesulitan tidur seperti
insomnia atau masalah lain.
 Pola nutrisi metabolic : Adakah diet khusus yang dijalani pasien, jika ada anjuran diet apa
yang telah diberikan

 Pola eliminasi : Kaji kebiasaan BAK dan BAB pasien, apakah ada gangguan atau kesulitan.

 Pola kognitif perseptual : Status mental pasien atau tingkat kesadaran, kemampuan bicara.

 Pola konsep diri : Bagaimana pasien mampu mengenal diri dan menerimanya seperti harga
diri, ideal diri pasien dalam hidupnya, identitas diri dan gambaran akan dirinya.

16
 Pola koping :Masalah utama pasien masuk rumah
sakit, cara pasien menerima dan menghadapi
perubahan yang terjadi pada dirinya dari sebelum
sakit hingga setelah sakit.
 Pola seksual reproduksi : Pola seksual pasien
selama di rumah sakit, menstruasi terakhir dan
adakah masalah saat menstruasi.
 Pola peran hubungan : Status perkawinan pasien,
pekerjaan, kualitas bekerja, sistem pendukung
dalam menghadapi masalah, dan bagaiman
dukungan keluarga selama pasien dirawat di
rumah sakit.
 Pola nilai dan kepercayaan : Apa agama pasien,
sebagai pendukung untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan atas sakit yang diderita.

17
Diagnosa
Keperawatan
1. Ketakutan kehilangan pandangan komplet,
jadwalpembedahan atau ketidak mampuan
mendapatkan pandangan
2. Resiko infeksi pertahanan primer dan
prosedur invasif (bedah pengangkatan
katarak)
3. Resiko cidera peningkatan tekanan intra
orbital (TIO)
4. Resiko jatuh
5. Defisiensi pengetahuan terbatasnya informasi
atau kesalahan interpetasiinformasi yang
sudah di dapat sebelumnya.

18
No Dx Keperawatan NIC NOC Rasional
1 Ketakutan b.d kriteria hasil : 1.Gunakan pendekatan yang 1.Agar dapat membuat pasien tenang
kehilangan pandangan -Tingkat ketakutan : tenang dan meyakinkan
2.Berusaha untuk memahami 2.sebagai profilaksi untuk dapat
komplit, jadwal keparahan manifestasi rasa
perspektif pasien dari situasi membuat pasien mengetahui dampak
pembedahan, atau takut,ketegangan,atau stress setress
ketidakmampuan kegelisahan berasal dari 3.Memberikan informasi yang 3.agar pasien mengetahui tentang
mendapatkan sumber yang di ketahui actual tentang penyakit,serta komplikasi yang akan
pandangan diagnosis,pengobatan,dan terjadi,jadwal pengobatan dan
-Pengendalian diri terhadap prognosa keberhasian pengobatan

ketakutan : tindakan
4.Tetap dengan pasien untuk 4.agar pasien terhindar dari cedera
individu untuk mengurangi meningkatkan keselamatan dan dan membantu dalam mengatasi
atau menurunkan tidak mengurangi rasa takut cemas akibat penyakit ataupun
mampu akibat rasa pengobatan yang akan di lakukan
takut.ketegangan atau
kegelisahan berasal dari 5.Dorong keluarga untuk tinggal 5.membantu dalam mengurangi
dengan pasien cidera
sumber yang di kenali
-Mencari informasi untuk 6.Menyediakan benda yang 6.penurunan terhadap kecemasan
menurunkan ketakutan melambangkan saat pasien membutuhkan bantuan
keselamatan/keamanan tenaga kesehatan
-Menghindari sumber 7.Mendengarkan dengan 7.mengurangi kecemasan
ketakutan bila mungkin perhatian

-Menggunakan teknik
relaksasi untuk
menurunkan ketakutan

19
2 Resiko cidera b.d kriteria hasil : 1.Sediakan lingkungan 1.membantu pasien
peningkatan -Klien terbebas dari cidera yang aman untuk untuk untuk tetap merasa aman
tekanan intra pasien dan tenang
okuler (TIO) -Klien mampu menjelaskan
cara/metode untuk 2.Identifikasi kebutuhan 2.penurunan kecemasan
mencegah cidera keamanan pasien

-kllien mampu menjelaskan 3.Menghindari lingkung 3.menurunkan cidera


factor resiko dari an yang berbahaya akibat pengobatan
lingkungan/perilaku personal
4.Memasang side rall 4.mengurangi cidera
-Mampu memodifikasi gaya tempat tidur
hidup untuk mencegah cidera
5.Menyediakan tempat 5.membantu dalam
-Mampu mengenali tidur yang nyaman dan mengurangi cidera dan
perubahan status kesehatan bersih membuat pasien merasa
nyaman

6.Membatasi 6.membantu pasien


pengunjung dalam meningkatkan
istirahat

20
3 Gangguan sensori kriteria hasil : 1.Tentukan ketajaman 1.Kebutuhan individu dan pilihan
persepsi: Mengenal gangguan penglihatan, catat apakah satu intervensi bervariasi,sebab
penglihatan sensori dan atau kedua mata terlibat. kehilangan penglihatan terjadi
berhubungan berkompensasi secara lambat dan
dengan terhadap peru progresif.
gangguan bahan,
penerimaan mengidentifikasi atau 2.Orientasikan pasien terhadap 2.Memberikan peningkatan
sensori/ memperbaiki lingkungan, staf, orang lain kenyamanan dan
perubahan status potensial bahaya disekitarnya. kekeluargaan,menurunkan cemas
organ indera dalam lingkungan dan disorientasi pasca operasi.

3.Observasi tanda dan gejala 3.Terbangun dalam lingkungan tidak


disorientasi. Pertahankan pagar dikenal dan keterbatasan
tempat tidur sampai benar- penglihatan dapat mengakibatkan
benar sembuh. bingung pada orang tua.

4.Pendekatan dari sisi yang 4.Meningkatkan resiko jatuh bila


tidak dioperasi, bicara dan bingung/tidak tahu ukuran tempat
menyentuh sering, dorong tidur Memberikan rangsang sensori
orang terdekat tinggal dengan tepat terhadap isolasi dan
pasien. menurunkan bingung.
5.Perhatikan tentang suram 5.Gangguan penglihatan/ iritasi
atau penglihatan kabur dan dapat berakhir 1-2 jam setelah
iritasi mata tetesan mata tetapi secara bertahap
dimana dapat terjadi bila menurun dengan penggunaan
menggunakan obat teles mata
21
Reference
llyas, S., & Yulianti, S. R. (2014). ILMU PENYAKIT MATA. Jakarta:
Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia.
Nurarif, A. H., & Kasuma, H. (2015). ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction.

22

Anda mungkin juga menyukai